Anda di halaman 1dari 50

PONDASI TIANG

Oleh :
Ir. Geni Firuliadhim, MT.
NIP : 196401141988031002
Jurusan Teknik Sipil Polban
1
Tujuan Perkuliahan :
Memberikan pengetahuan tentang berbagai
jenis pondasi, daya dukung, penurunan,
perilaku pondasi, dan mampu menerapkannya
dalam perencanaan bangunan rekayasa sipil.
Mata Kuliah Prasyarat :
1. Mekanika Tanah 1
2. Mekanika Tanah 2
3. Praktikum Lab. Uji Tanah
4. Rekayasa Pondasi 1
Pokok Bahasan
1. Pengantar Pondasi Dalam
2. Pondasi Tiang & Kapasitas Axial
3. Tahanan Lateral Tiang
4. Group Tiang
5. Metoda Perpindahan
6. Pondasi Sumuran dan Kaison
7. Pengantar Turap
8. Turap dengan Strut
9. Turap Berkonsol
10. Turap Berjangkar
11. Perencanaan Jangkar
Daftar Pustaka
1. "Foundation Analysis and Design", J.E. Bowless.
2. "Principles of Foundation Engineering", Braja M. Das.
3. "Construction and Geotechnical Method in Foundation
engineering", Robert M. Koerner.
4. "Foundation Design and Construction", M.J.
Tomlinson,
5. "Pile Foundation Analysis and Design", Poulos &
Davis.
6. "Bridge Substructure", Japan International Cooperation
Agency.
7. "Teknik Pondasi", Suhardjito Pradoto.
8. "Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi", Suyono
Sosrodarsono, dkk.
PRINSIP UMUM
PERENCANAAN FONDASI
DEFINISI UMUM:
Fondasi adalah suatu konstruksi bagian dasar bangunan yang
berfungsi sebagai penerus beban dari struktur atas ke lapisan
tanah di bawahnya yang diharapkan bisa menghindari
terjadinya:
Keruntuhan geser
Penurunan yang berlebihan
Penyimpangan tiang dari kedudukan rencana
h
Deformasi Tiang Terpasang
Galian dalam, adanya tekanan
air tanah karena air dipompa.
Galian dalam, adanya
tekanan tanah aktif
P
all
= ( P
positive
+P
end

bearing
P
negative
)/SF
P
positif

P
positif

P
all

Very soft
soil
Sand
P
end bearing

Beban timbunan
P
positif

P
negatif

P
all

Sand
Very soft
soil
P
end bearing

During Construction Post Construction
Pembebanan di Sekitar Tiang
Stock Pile
Muka Tanah Semula
Muka Galian
Gambaran Setelah Pemancangan Tiang
Gambaran Setelah Penggalian Tanah di sekitar Tiang
PEMBAGIAN JENIS FONDASI:
1. Fondasi Dangkal lapisan tanah keras dangkal
Fondasi tapak (segi empat, lingkaran)
Fondasi menerus
Fondasi rakit (mat foundation)
2. Fondasi Dalam lapisan tanah keras dalam
Fondasi tiang pancang
Fondasi sumuran (dengan dan tanpa casing)
Fondasi coisson
KRITERIA PERENCANAAN FONDASI:
1. Daya dukung sistem fondasi harus lebih besar daripada
beban yang bekerja pada fondasi

2. Penurunan yang terjadi akibat pembebanan tidak melebihi
dari penurunan yang diijinkan
HAL-HAL YANG BERPENGARUH TERHADAP
DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN SISTEM FONDASI:
1. Kondisi pelapisan tanah dasar dimana fondasi bertumpu

2. Fondasi: bentuk, dimensi, dan elevasi
PARAMETER TANAH DASAR PENDUKUNG FONDASI:
1. Index properties:

Berat volume: ,
sat
,
d
,

Angka pori:

Prositas:



2. Engineering Properties:
Sudut geser dalam: |
Cohesi: c
Indeks Compresi Cc
Coefisien konsolidasi: Cv
s
v
V
V
e =
n 1
n
e

=
V
V
n
v
=
e 1
e
n
+
=
s
w
W
W
w =
v
w
V
V
S =

Kadar air:

Derajat kejenuhan:

Atterberg Limit: LL, PL, dan PI

INVESTIGASI TANAH UNTUK
PERENCANAAN FONDASI:
1. Test pit
2. Boring (tangan atau mesin)
3. CPT (sondir)
4. SPT (Standard Penetration Test)
5. Vane Shear
6. Sampling: disturbed (DS) atau undisturbed (UDS)
7. Plate bearing test
8. Uji laboratorium: index dan engineering properties
CONTOH STRATIGRAFI TANAH:
BERDASARKAN PERPINDAHAN TANAH
a. Large displacement piles
KLASIFIKASI FONDASI TIANG:
Yang termasuk dalam kategori ini adalah tiang masif atau
pun tiang berlubang dengan ujung tertutup.
Pelaksanaan di lapangan dapat dengan dipancang atau
ditekan sampai elevasi yang dituju, sehingga terjadi
perpindahan tanah yang cukup besar dari tempatnya
semula.
British Standard Code of Practical for Foundation (CP. 2004)
b. Small displacement piles
Tiang dipancang atau ditekan ke dalam tanah sampai pada
elevasi yang diinginkan.
Perbedaan dengan tipe tiang yang pertama adalah, bahwa
tiang tipe small displacement mempunyai penampang yang
lebih kecil.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah tiang baja
penampang H atau I, tiang pipa atau box, dengan ujung
terbuka, yang memungkinkan tanah masuk melalui
penampang yang berlubang.
Tiang pancang berulir juga termasuk dalam kategori ini .
KLASIFIKASI FONDASI TIANG:
c. Non displacement piles
Tiang tipe ini ditanamkan ke dalam tanah dengan cara
pemindahan tanah terlebih dahulu (dibor, digali secara
manual atau dengan mesin). Setelah lubang selesai
dibuat baru dilaksanakan pengisian lubang dengan tiang
(dicor).
Dengan demikian mobilisasi friksi tidak sebesar friksi
pada displacement piles
KLASIFIKASI FONDASI TIANG:
MATERIAL
a. Tiang kayu
b. Tiang baja
c. Tiang beton
d. Tiang composite

JENIS MATERIAL DAN PENGGUNAAN
PEMILIHAN MATERIAL TIANG DIDASARKAN:
a. Lokasi dan tipe bangunan
b. Keadaan lapisan tanah (subsurface condition)
c. Ketahanan tiang

1. Bangunan Kelautan (dermaga, platform, jetty, dll.)
a. Perairan Dangkal
FAKTOR LOKASI DAN TIPE BANGUNAN
Dapat digunakan tiang pracetak (precast solid piles) atau
tiang pratekan. Sedang untuk konstruksi sementara (tak
permanen) digunakan tiang pancang kayu.
b. Perairan Dalam
Penggunaan tiang pancang beton masif tidak begitu
menguntungkan, karena bobot tiang yang terlalu besar
sehingga susah saat dipancangkan.
Tiang yang sering dipergunakan adalah profil H atau pipa.
Tiang pipa lebih banyak dipergunakan karena tiang pipa akan
menerima gaya friksi (drag forces akibat gelombang dan arus)
yang lebih kecil.
1. Bangunan Darat
FAKTOR LOKASI DAN TIPE BANGUNAN
Penggunakan ketiga kategori tiang (displacement dan non displacement)
bisa dilakukan
Biasanya tiang bor (bored & Cast in Situ Piles) merupakan alternatif yang
lebih murah. Diameter tiang bor bisa dibuat cukup besar. Untuk
mendapatkan daya dukung ujung yang lebih besar bisa dilakukan
pembesaran pada ujung bawah tiang. Tiang jenis ini sangat cocok untuk
daerah perkotaan, karena bisa mengurangi kemungkinan terangkatnya
tanah (ground heave), kebisingan dan getaran.
Untuk beban upper structure yang cukup berat bisa digunakan driven &
cast in situ piles. Meskipun demikian tiang pancang mempunyai harga lebih
mahal daripada tiang bored & cast in situ piles.
Tiang pancang kayu dipergunakan untuk upper structure yang relatif
ringan.
Tiang baja dan beton yang dimasukkan dengan cara ditekan biasanya
dipergunakan untuk pekerjaan penompangan (under pinning work).
FAKTOR KEADAAN LAPISAN
Bored pile biasanya digunakan untuk tanah liat yang keras sampai
sangat keras. Bored pile tidak digunakan pada tanah liat lunak atau
pada tanah berbutir lepas (pasir). Tiang dengan dasar yang
membesar hanya bisa diletakkan pada tanah liat keras atau pada
lapis batuan lunak.
Tiang pancang tidak bisa digunakan pada tanah berbatu atau pada
lapisan dimana terdapat lensa tanah keras
Cast in situ piles tidak bisa digunakan untuk penetrasi yang dalam,
karena keterbatasan dari penyambungan dan penarikan
(pengangkatan) casing.
Pemancangan tiang pada tanah berbutir kasar atau yang banyak
mengandung bongkahan batu akan lebih cocok dengan
menggunakan tiang dengan dinding tipis atau profil H dibandingkan
dengan penggunaan tiang pancang beton massif.
Tiang Kayu
FAKTOR KETAHANAN TIANG
Perlu diperhatikan masalah pembusukan, terutama untuk tiang yang
terletak di atas muka air tanah
Tiang Pancang Beton
Tidak terserang korosi dan dapat tahan terhadap konsentrasi sulfat
tinggi yang terdapat dalam tanah
Cast in situ concrete piles
Apabila kurang padat dapat diserang zat-zat agresif yang dapat
merusak beton. Meskipun demikian untuk mengurangi ekses di atas
bisa dibuat selimut (lining) sebagai perlindungan terhadap korosi
Tiang Baja
Akan dapat memberikan pelayanan yang lama pada tanah biasa, tetapi
akan sangat mudah terkorosi apabila berhubungan dengan air laut.
Untuk itu diperlukan perlindungan dengan system Cathodic Protection
atau Anoda System-Impressed Current.
DAYA DUKUNG AXIAL
Tiang ditanam masuk sampai
lapisan tanah keras, sehingga
daya dukung tanah untuk
fondasi ini lebih ditekankan
untuk tahanan ujungnya.
Tiang pancang type ini disebut
end bearing piles atau point
bearing piles.
Yang perlu diperhatikan pada
tiang type ini adalah, bahwa
ujung tiang harus terletak pada
lapisan tanah keras.
Point Bearing Piles:
Q
Tanah
lunak
Tanah
keras
DAYA DUKUNG AXIAL
Apabila tiang tidak mencapai
lapisan tanah keras, maka
untuk menahan beban yang
diterima tiang, mobilisasi
tahanan sebagian besar
ditimbulkan oleh gesekan
tiang dengan tanah (skin
friction).
Tiang pancang seperti ini
disebut friction piles.
Friction Piles:
Q
Tanah
lunak
Tanah
keras
DAYA DUKUNG AXIAL
Daya dukung ujung (Q
e
)
Daya dukung friksi (Q
s
)
Daya dukung tiang dibedakan atas:
Q
ult
= Q
e
+ Q
s


Q
all
= Q
ult
/ SF


Q
ult
: Daya dukung maximum
Q
e
: Daya dukung ujung
Q
s
: Daya dukung friksi
Q
all
: Daya dukung ijin
SF : Faktor keamanan = 2,5 4,0
DAYA DUKUNG UJUNG
tanah kohesif (c-soils)
Meyerhof:
Q
e
= A
p
. c . N
c

Terzaghi:
Q
e
= A
p
. q
ult

q
ult
= 1,3 c N
c
+ q N
q

Tomlinson:
Q
e
= A
p
. c . N
c

A
p
: Luas penampang tiang
c : Kohesi tanah bagian ujung (sebaiknya dari test UU)
N
c
: Faktor daya dukung (untuk tanah berbutir halus = 9)
N
q
: Faktor daya dukung, bila | = 0 maka N
q
= 1
DAYA DUKUNG UJUNG
faktor daya dukung & kedalaman kritis
10
1
2
4
6
8
1000
200
400
600
800
100
20
40
60
80
10 20 30 40 0
C
r
i
t
i
c
a
l

d
e
p
t
h
,

(
L
b
/
D
)
c
r

Soil friction angle, | (deg)
10
1
2
4
6
8
20
B
e
a
r
i
n
g

c
a
p
a
c
i
t
y

f
a
c
t
o
r
s
,

N
q

&

N
c

Nc
Nq
Clay
Sand
DAYA DUKUNG UJUNG
tanah granular (|-soils)
Meyerhof:
Daya dukung membesar
dengan bertambahnya
kedalaman pemancangan,
dan mencapai max. pada
(L
b
/D)=(L
b
/D)
cr

q
p

L
b
/D=L/D
(L
b
/D)
cr

Pada tanah homogen: L
b
= L

Pada tanah tak homogen: umumnya L
b
< L
L
L
b
L=L
b
DAYA DUKUNG UJUNG
tanah granular (|-soils)
Meyerhof:
Q
e
= A
p
. q
p
= A
p
( c. N
c
+ q . N
q
)


Karena c = 0 Q
e
= A
p
. q
p
= A
p
. q . N
q
s A
p
. q
l

q
l
= 50 . N
q
. tan|

Q
e max
. = A
p
. q
l
= A
p
. 50 . N
q
. tan|
DAYA DUKUNG UJUNG
tanah granular (|-soils)
Terzaghi:
Q
e
= A
p
(q N
q
a
q
+ B N

)
Tomlinson:
Q
e
= A
p
q N
q

: berat volume tanah di ujung tiang
a
q
& a

: Faktor penampang
a
q
= 1 untuk penampang persegi dan bulat
a

= 0,4 untuk penampang persegi


a

= 0,3 untuk penampang bulat


DAYA DUKUNG FRIKSI
Pada tanah homogen:
Q
S
= A
S
. f = p . L . f
A
s
: Luas selimut tiang
P : Keliling penampang
L : Panjang tiang
f : tahanan friksi
L
Pada tanah berlapis:
Q
S
= E(p . AL . f)
D: konstan
Q
S
= p . E(AL . f )
AL
2
AL
1
AL
3
DAYA DUKUNG FRIKSI
tanah kohesif
1. -Method:
f = (o
v
+ 2. C
u
)
o
v
: Tekanan vertikal efektif
C
u
: undrained shear strength
= f(L), dibaca dari nomogram
2. o-Method: (untuk | = 0)
f = o . C
u

o :faktor adhesi empiris, nomogram
untuk tanah NC dengan C
u
<50 kN/m2, o = 1
3. |-Method:
f = | . o
v

| = K . tan|
R

|
R
: drained friction angle of remolded clay
K = 1 - sin|
R
tanah NC
K = (1 - sin|
R
) . tanah OC
OCR
DAYA DUKUNG FRIKSI
tanah kohesif
Variasi dan o
DAYA DUKUNG FRIKSI
tanah kohesif
4. Dari test tarik tiang (pull out test):
Q
s
= p . L . (z + q) . K . tano
z : kedalaman titik pusat tekanan vertikal tanah
q = beban yang bekerja di permukaan
K = koefisien tekanan tanah lateral, umumnya diambil K = 1,75
p = keliling penampang tiang
tanah kepasiran yang keras
tanah kepasiran
A
s
K q
sin( + )
cos . cos
L
e o
e o
A
Qs =
o : sudut gesek tiang-tanah, umum-nya diambil o = 0,67 |
K : koef. Tekanan tanah lateral
K = (1,5 sampai 2,2) K
0
e : sudut runcing tiang
L

q
z
DAYA DUKUNG FONDASI SUMURAN
Q
u
= Q
e
+ Q
s

Prinsip: sama dengan fondasi tiang pancang
Daya Dukung Ujung
Q
e
= A
e
( c . N
c
+ q . N
q
+ 0,3 . . D . N

)
Karena umumnya D << L maka D bisa diabaikan, sehingga:
Q
e
= A
e
( c . N
c
+ q . N
q
)
L/D 0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 4.0
N
c
6.2 7.1 7.7 8.1 8.4 8.6 8.8 9.0
DAYA DUKUNG FONDASI SUMURAN
Daya Dukung Friksi
}
=
L
0
s
dL . f . p Q
Tomlinson (tiang pancang):
} }
o + o =
o + o =
L
0
L
0
s
s s s
dL . p . tan . q . k dL . p . c . Q
A . tan . q . k A . c . Q
Tomlinson (sumuran):
C direduksi menjadi 0,30 c (Tomlinson)
C direduksi menjadi 0,45 c (Skempton untuk long pile)
C direduksi menjadi 0,30 c (Skempton untuk short pile)
K direduksi menjadi 0,70 k

s s s
A . tan . q . k . 0.70 A . c . . 0,45) (0.3 Q o o + =
GAYA GESER NEGATIF
(Negative Skin Friction)
f
e

tanah
asli
padat
f
n

f
S

D
n

timbunan
Q
Kondisi terjadinya
negative skin friction
f
e

tanah
asli
padat
f
n1

f
e

D
1

timbunan
Q
f
n2

D
2

tanah
asli
lunak
F
n
= (c
a
+ o
0
. tano ) As
= ( c
a
+ k
0
. . D
n
. tano ) D
n
. p
GAYA GESER NEGATIF
(Negative Skin Friction)
Tanah kohesif: F
n
= c
a
. D
n
. p (| = 0)

Tanah granular: F
n
= k
0
. . D
n2
. tano . p (c = 0)

Timbunan di atas tanah lunak:
F
n
= ( c
a1
+ o
01
. tano
1
) D
1
. p + ( c
a2
+ o
02
. tano
2
) D
2
. P


Faktor Keamanan:
n
s e
F Q
Q Q
SF
+
+
=
DAYA DUKUNG AXIAL BERDASARKAN
DATA LAPANGAN
(Berdasarkan Hasil Sondir )
Metoda ini cukup aplikatif apabila digunakan untuk menghitung daya
dukung tiang pancang pada tanah pasir. Pada kerikil, metoda ini tidak
layak untuk digunakan, karena daya dukung ujung tiang pada kerikil
kenyataannya lebih kecil dibanding nilai tahanan konus (q
c
) hasil uji
sondir sendiri.
Daya Dukung Ujung

Dimana :
Q
e
= q
e
. A
e


2
q q
q
2 c 1 c
e
+
=
DAYA DUKUNG AXIAL BERDASARKAN
DATA LAPANGAN
(Berdasarkan Hasil Sondir )
Rentang harga q
c
untuk
perhitungan daya dukung
DAYA DUKUNG AXIAL BERDASARKAN
DATA LAPANGAN
(Berdasarkan Hasil Sondir )
Untuk lapisan tanah pasir lepas
tertentu yang terletak antara 4d
sampai 10d di bawah ujung tiang,
harga q
e
juga masih perlu
direduksi.
DAYA DUKUNG AXIAL BERDASARKAN
DATA LAPANGAN
(Berdasarkan Hasil Sondir )

Tomlinson (1975) juga merekomendasikan formula praktis daya
dukung ujung tiang pancang, sebagai:
Q
e
= 10 . C
kd
. A
e
[ton]
C
kd
= q
c rata-rata
dari 1d di bawah dan 3d
di atas elevesi ujung tiang
(Gambar)

Satuan:
Q
e
[ton], q
c
[kg/cm
2
], dan A
e
[m
2
]
3d
d
d
Rentang harga q
c
untuk daya
dukung ujung (Tomlinson)
DAYA DUKUNG AXIAL BERDASARKAN
DATA LAPANGAN
(Berdasarkan Hasil Sondir )
Daya Dukung Friksi


A = A =
L
0
s 1
L
0
s s
L d f S L d q Q t t
q
s
= daya dukung friksi
L = panjang tiang yang tertanam dalam pasir
Dimana :
nilai q
s
dibatasi sampai 0.12 MN/m
2

DAYA DUKUNG AXIAL BERDASARKAN
DATA LAPANGAN
(Berdasarkan Hasil Sondir )
Nilai S
1
untuk perhitungan daya dukung friksi
Tipe fondasi tiang S
1


Kayu
Beton/baja penampang segi empat:
- Ujung flat
- Ujung lancip
Driven cast in-situ
Pipa baja/profil H

1.2

0.6
1.1
1.3
0.7
DAYA DUKUNG AXIAL BERDASARKAN
DATA LAPANGAN
(Berdasarkan Hasil Sondir )
Berdasarkan nilai tahanan konus q
c
, Tomlinson
merekomendasikan daya dukung friksi sebagai berikut:
Q
s
= 0,05 . q
c
. A
s
tanah homogen

=
n
1 i=
i ci s
l . q
20
p
Q tanah berlapis
Satuan:
Q
s
[ton], q
c
[kg/cm
2
], dan A
e
[m
2
]
DAYA DUKUNG AXIAL BERDASARKAN
DATA LAPANGAN
(Berdasarkan Hasil Sondir )
l
1

l
2

l
3

q
c1
q
c2
q
c3

q
c

z
Pengambilan harga q
c
untuk daya dukung friksi
DAYA DUKUNG AXIAL BERDASARKAN
DATA LAPANGAN
(Berdasarkan Hasil SPT )
5
A N
A N 40 F Q Q
s s
e e s a u
+ = =
Q
u
dan Q
a
dalam [ton]
N
e
= Nilai SPT rata-rata dihitung dari ujung tiang sampai 2 kali
diameter di bawahnya
N
s
= Nilai SPT rata-rata sepanjang selimut tiang
A
e
= Luas penampang tiang [m
2
]
A
s
= Luas selimut [m
2
]
Fs = 4
Dimana :

Anda mungkin juga menyukai