Anda di halaman 1dari 26

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Percobaan Kelompok Nama


1. 2. 3. 4. 5.

: PELAPISAN LOGAM : VII A :


May Saktianie N. Evi Maya Odelia Dicky Dwi Randika Bun Yan Marshush A. W. Brima Dewantoro NRP. NRP. NRP. NRP. NRP. 2313 030 029 2313 030 039 2313 030 045 2313 030 077 2313 030 085

Tanggal Percobaan Tanggal Penyerahan Dosen Pembimbing

: 2 Desember 2013 : 9 Desember 2013 : Nurlaili Humaidah, S.T, M.T

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

ABSTRAK
Tujuan melakukan percobaan ini adalah untuk melapisi logam besi (Fe) yang mudah mengalami korosi dengan logam tembaga (Cu) menggunakan metode elektroplating, sehingga dapat meningkatkan ketahanan produk terhadap gesekan dan dapat memperbaiki penampilan. Prosedur percobaan ini dimulai dengan membersihkan lempengan besi dengan menggunakan larutan HCl pekat. Menimbang lempengan besi dengan menggunakan neraca elektrik untuk mengetahui berat mula-mulanya (Wo). Menuangkan larutan CuSO4 0,3 N pada suatu wadah. Mencelupkan lempengan besi dan tembaga pada wadah yang telah berisi larutan CuSO4. Menghubungkan lempengan besi dan tembaga ke amperemeter pada variabel kuat arus 100 mA dan 500 mA. Menghitung dengan stopwatch untuk reaksi selama 5 menit. Menimbang lempengan besi dengan menggunakan neraca elektrik untuk mengetahui berat akhir (W). Mengulangi langkahlangkah tersebut sesuai dengan variabel waktu yang telah ditentukan. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan menyatakan bahwa proses elektroplating menghasilkan peningkatan berat pada logam yang dilapisi atau yang kali ini digunakan adalah logam besi. Dalam percoban ini hasil elektropaliting optimum ditunjukkan pada konsentrasi larutan 0,5 N dengan arus 500mA dan waktu 25 menit, sedangkan hasil minum ditunjukkan pada konsentrasi 0,5 N dengan arus 300 mA dan waktu 5 menit.

DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR....................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iv DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ............................................................................................... I-1 I.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... I-1 I.3 Tujuan Percobaan ........................................................................................... I-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kesetimbangan Heterogen ............................................................................ II-1 II.2 Hukum Distribusi dan Koefisien Distribusi.................................................. II-2 II.3 Ekstraksi ........................................................................................................ II-7 II.4 Ttitrasi ........................................................................................................... II-8 II.5 Indikator ........................................................................................................ II-8 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN III.1 Variabel Percobaan ...................................................................................... III-1 III.2 Bahan Percobaan ......................................................................................... III-1 III.3 Alat Percobaan ............................................................................................. III-1 III.4 Prosedur Percobaan ..................................................................................... III-1 III.5 Diagram Alir Percobaan .............................................................................. III-2 III.6 Gambar Alat Percobaan ............................................................................... III-7 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan ........................................................................................... IV-1 IV.2 Pembahasan ................................................................................................. IV-2 BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan ................................................................................................... V-1 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... vi DAFTAR NOTASI ......................................................................................................... vii APPENDIKS ................................................................................................................... viii LAMPIRAN: -.LAPORAN SEMENTARA -.FOTOKOPI LITERATUR -.LEMBAR REVISI

ii

DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Skema Elektroplating.. .......................................................................... II-5

iii

DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Tabel pengertian Reduksi dan oksidasi ....................................................... II-1 Tabel II.2 Tabel perbedaan oksidator dan reduktor...................................................... II-1 Tabel IV.1 Hasil Perhitungan ........................................................................................ IV-1 Tabel IV.2 Hasil perhitungan ....................................................................................... IV-1

iv

DAFTAR GRAFIK
Grafik IV.1 Hubungan waktu dan selisih berat pada proses elektroplating...IV-2 Grafik IV.2 Hubungan waktu dan selisih berat pada proses electroplating...IV-3

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang Untuk mempelajari kimia fisika lebih mendalam, kita tidak hanya bisa teori saja, namun kita harus dapat mengaplikasikannya melalui praktik secara nyata. Di sisi lain, kita adalah mahasiswa D3 yang lebih dituntut untuk bekerja di lapangan atau praktiknya. Kimia fisika merupakan cabang ilmu kimia yang mengkaji hubungan antara sifat kimia dan sifat fisika suatu zat berdasarkan pada gejala fisik, dan atau perubahan energinya. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses Electroplating termasuk ke dalam proses pengerjaan akhir (metal finishing). Pengolahan akhir logam sangat menentukan kualitas produk. Teknik produksi komponen logam pada umumnya dilakukan dengan pengecoran, pembentukan, penyambungan, dan permesinan. Output langsung dari dari teknik-teknik produksi tersebut masih memiliki sifat-sifat mekanik, sifat kimia, dan penampilan akhir logam atau finishing logam adalah dengan pelapisan logam (metalic coatings). Proses pelapisan logam merupakan proses pelapisan permukaan logam dengan logam yang dicairkan, dilebur atau diberi arus listrik dengan perantara larutan elektrolit dengan tujuan utama untuk memperbaiki sifat fisik dan sifat mekanik suatu material, ada bermacammacam proses pelapisan logam, salah satunya adalah proses Electroplating merupakan proses pelapisan logam dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu yang digunakan untuk memindahkan partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapisi. Fungsi utama dari pelapisan logam adalah memperbaiki penampilan, misalnya: pelapisan emas, perak, kuningan, dan tembaga, memperbaiki kehalusan atau bentuk permukaan. Selain yang disebutkan diatas electroplating juga digunakan untuk melindungi logam dasar dari korosi. I.2 Rumusan Masalah Bagaimana reaksi redoks yang terjadi pada elektroda? I.3 Tujuan Percobaan Mengamati reaksi redoks pada elektroda.

I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Dasar Teori II.1.1 Pengertian Reaksi Redoks Suatu reaksi oksidasi reduksi ditandai adanya perubahan bilangan oksidasi unsurunsur tertentu yang terlibat dalam reaksi. Pengertian reaksi reduksi oksidasi : Tabel II.1 Tabel pengertian Reduksi dan oksidasi Oksidasi Pengertian Klasik Reaksi antara suatu zat dengan oksigen Pengertian Modern Reaksi dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi Reaksi dimana terjadi pelepasan electron Tabel II.2 Tabel perbedaan oksidator dan reduktor Oksidator Zat yang dalam reaksinya mengalami reduksi Reduktor Zat yang dalam reaksinya mengalami oksidasi Reduksi Reaksi antara suatu zat dengan hidrogen Reaksi dimana terjadi penurunan bilangan oksidasi Reaksi dimana terjadi penangkapan elektron

Zat yang dalam reaksinya mengalami Zat yang dalam reaksinya mengalami penurunan bilangan oksidasi Zat yang mampu mengoksidasi zat lain kenaikan bilangan oksidasi Zat yang mampu mereduksi zat lain

Zat yang dapat menangkap elektron dari Zat yang dapat memberikan elektron pada zat lain
(Edumedia IPIEMS group Surabaya, 1982-1983)

zat lain

II-1

II-2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1.2 Pengertian Elektroplating Electroplating adalah proses pelapisan logam yang menggunakan prinsip elektrokimia. Dalam metode ini komponen bersama dengan batangan atau lempengan logam yang akan dilapisi, direndam dalam suatu larutan elektrolit yang mengandung garam-garam logam pelapis. Apabila suatu potensial diberikan ke dalam sel itu sehingga komponen menjadi katoda dan batangan atau lempengan logam penyalut menjadi anoda, ion-ion logam penyalut dari larutan akan mengendap ke permukaan komponen sementara dari anoda ionion juga terus terlarut. Dalam metode ini kita mengenal istilah throwing power yang diartikan dengan kemampuan logam penyalut untuk menghasilkan ketebalan merata sejalan dengan terus berubahnya panjang lintasan antara anoda dan permukaan komponen selama pelapisan.
(http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/)

II.1.3 Metode-metode Pelapisan dengan Logam A. Pencelupan Panas (hot dipping) Dalam metode ini, struktur dicelupkan ke dalam bak berisi lelehan logam pelapis. Antara logam pelapis dan logam yang dilindungi terbentuk ikatan metalurgi yang baik karena terjadinya proses perpaduan antar muka (interface alloying). Pengaturan tebal lapisan dalam proses ini cukup sulit karena lapisan cenderung tidak merata, yaitu tebal pada permukaan sebelah bawah tetapi tipis pada permukaan sebelahatas. Meskipun demikian, seluruh permukaan yang terkena lelehan logam itu akan terlapisi. Proses ini terbatas untuk logam-logam yang memiliki titik lebur rendah misalnya timah, seng dan aluminium. B. Pelapisan dengan Penyemprotan Logam pelapis berbentuk kawat diumpankan pada bagian depan penyembur api, dan begitu meleleh segera dihembus dengan tekanan tinggi menjadi butir-butir yang halus. Butir-butir halus yang terlempar dengan kecepatan 100 hingga 150 meter perdetik itu menjadi pipih ketika membentur permukaan logam dan melekat disitu. Sampai ketebalan tertentu, lapisan dengan cara ini lebih berpori dibanding yang diperoleh dari pencelupan atau penyaluran listrik. Tetapi dengan penyemprotan lapisan yang tebal lebih mudah dibuat. Proses pelapisan dapat dilakukan di tempat (on site) yaitu sesudah struktur selesai didirikan. Logam pelapis biasanya bersifat anodik terhadap logam yang dilindungi, aluminium atau seng dapat dilapiskan pada baja dengan metode ini. Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

II-3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA C. Pelapisan dengan Penempelan (clad coating) Kulit dari logam yang tahan korosi dapat dilapiskan ke logam lain yang sifatsifat rekayasanya dibutuhkan untuk struktur tetapi tidak mempunyai ketahanan terhadap korosi dilingkungan kerjanya. Kulit tadi dipasang dengan cara rolling, dan membuat lapisan pengelasan diatas logam, suatu proses yang disebut buttering. Biasanya, difusi yang meliputi daerah antar muka antara kedua logam menghasilkan suatu lapisan paduan yang adhesinya baik sekali. Kesulitan utama dalam mendapatkan ikatan yang baik adalah kurangnya difusi bila permukaan logam masih kotor, kebanyakan oleh kotoran berupa oksida. Tekanan yang diberikan oleh roda penggiling dalam metode rolling harus cukup besar untuk memecahkan oksida. D. Pelapisan Difusi Kita mengenal sejumlah cara untuk mendifusikan logam pelapis, atau pelapis bukan logam, kedalam lapisan permukaan logam yang dilindungi untuk membuat selapis logam paduan pada komponen. Ikatan yang terjadi kuat sekali, tetapi proses ini hanya untuk benda-benda yang relatif kecil. Komponen yang hendak diproses mula-mula dibersihkan dari kotoran dan lemak, kemudian dipanaskan entah dalam keadaan kontak dengan tepung pelapis diudara lembab (solid route), atau dalam aliran gas senyawa mudah menguap dari logam pelapis (gaseous route). Dalam teknik solid route, komponen dan tepung logam dicampur dengan pasir dan ditutup rapat dalam sebuah drum. Kemudian semua itu dipanaskan sampai sedikit diatas titik didih logam pelapis dan diputar selama beberapa jam. Teknik ini digunakan untuk melapisi baja dengan seng. Teknik gaseous route menggunakan senyawa-senyawa halida untuk melapisi baja dengan krom (suatu proses yang disebut cromizing), atau dengan silicon. Kedua macam pelapisan ini meningkatkan ketahanan terhadap korosi; krom juga meningkatkan ketahanan terhadap keausan sedangkan silicon menambah ketahanan terhadap serangan asam. E. Pelapisan Logam dengan Listrik (Electroplating) Electroplating adalah proses pelapisan logam yang menggunakan prinsip elektrokimia. Dalam metode ini komponen bersama dengan batangan atau lempengan logam yang akan dilapisi, direndam dalam suatu larutan elektrolit yang mengandung garam-garam logam pelapis.Apabila suatu potensial diberikan ke dalam sel itu sehingga komponen menjadi katoda dan batangan atau lempengan logam penyalut menjadi anoda, ion-ion logam penyalut dari larutan akan mengendap ke permukaan komponen sementara dari anoda ion-ion juga terus terlarut. Dalam metode ini kita mengenal istilah throwing Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

II-4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA power yang diartikan dengan kemampuan logam penyalut untuk menghasilkan ketebalan merata sejalan dengan terus berubahnya panjang lintasan antara anoda dan permukaan komponen selama pelapisan (http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/).

Gambar II.1. skema electroplating Pada electroplating terdapat dua buah elektroda, dimana elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif disebut anoda dan elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif disebut katoda. Ciri ciri dari elektroda tersebut sebagai berikut : a. Anoda b. Katoda Kutub negatif. Terjadi reaksi reduksi Menerima elektron dari sirkuit luar. Kutub positif Terjadi reaksi oksidasi Terjadi pelepasan elektron keluar sirkuit.

Arus yang digunakan pada proses pelapisan listrik adalah arus searah (Direct Current/DC). Arus ini didapat dari sumber arus yang bermacam-macam, yaitu Baterai kering, Accumulator, DC Power Supply. Ditinjau dari kestabilan arus yang dibutuhkan maka sumber arus yang paling baik adalah DC Power Supply (Catu daya Arus searah). Anoda yang sering digunakan dalam proses electroplating ada dua macam yaitu anoda yang dapat larut dan anoda yang tidak dapat larut. Maksud anoda yang dapat larut adalah anoda yang selama proses memberikan ion-ion logamnya kepada katoda. Sehingga anoda jenis ini makin lama makin habis terkikis. Contoh anoda jenis ini adalah tembaga Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

II-5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Cu), seng (Zn), nikel (Ni), timah putih (Sn), perak (Ag), dll. Penggunaan anoda jenis ini mempunyai keuntungan yaitu membantu pengoperasian dalam menjaga konsentrasi larutan agar tetap dalam batas yang diinginkan secara otomatis. Akan tetapi anoda jenis ini mempunyai kelemahan yaitu dalam jangka waktu yang relatif panjang akan menghasilkan kotoran dan memerlukan pengontrolan kondisi apakah anoda masih berfungsi dengan baik untuk pegoperasian. Sedangkan anoda yang tidak dapat larut adalah anoda yang selama proses tidak terkikis. Contoh anoda jenis ini adalah karbon (C), platina (Pt), timah hitam (Pb), dll. Penggunaan anoda jenis ini tidak membutuhkan pengontrolan kondisi anoda secara khusus. Katoda adalah logam yang akan dilapisi yaitu baja (besi = Fe). Logam-logam dapat disusun dalam suatu deret menurut kenaikan potensial elektrodenya yang disebut Deret Volta yaitu : Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Ni Sn Pb H Cu Hg Ag Pt Au Semakin kekiri posisi logam dalam deret volta potensial elektrodenya makin kecil. Makin kecil potensial elektrode suatu logam makin mudah logam itu mengalami oksidasi,sebaliknya makin besar potensial elektrode suatu logam makin mudah logam itu mengalami reduksi. Dalam suatu reaksi elektrokimia potensial elektrode didapatkan dari potensial reduksi dikurangi potensial oksidasi.
(http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/)

II.1.4 Pelapisan Logam Ditinjau Dari Sifat Elektrokimia Bahan Pelapis A. Pelapisan Anodik Pelapisan anodik merupakan pelapisan dimana potensial listrik logam pelapis lebih anodik terhadap substrat. Contohnya pelapisan pada baja yang memiliki potensial listrik 0,04 Volt yang dilapisi dengan logam Seng yang memiliki potensial listrik -0,0762 Volt. Logam seng bersifat lebih anodik terhadap baja sehingga logam Seng akan mengorbankan dirinya dalam bentuk korosi sehingga logam yang lebih katodik terhindar dari reaksi korosi. Pelapisan ini termasuk dalam jenis pelapisan protektif. Keunggulan dari pelapisan ini adalah sifat logam pelapis yang bersifat melindungi logam yang dilapisi sehingga walaupun terjadi cacat pada permukaan pelapis karena sebab seperti tergores, retak, terkelupas dan lain-lain sehingga terjadi eksposure terhadap lingkungan sekitarnya, sampai batas tertentu tetap terproteksi oleh logam pelapis. B. Pelapisan Katodik Pelapisan katodik merupakan pelapisan dimana potensial listrik logam pelapis lebih katodik terhadap substrat. Contohnya pelapisan pada tembaga yang memiliki potensial Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

II-6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA listrik +0,34 Volt yang dilapisi dengan logam Emas yang memiliki potensial listrik +1,5 Volt. Logam Emas bersifat lebih mulia dibandingkan dengan logam tembaga, maka apabila logam pelapis mengalami cacat, logam yang dilapisi akan terekspose ke lingkungan dan bersifat anodik sehingga akan terjadi korosi lokal yang intensif terhadap substrat. Pelapisan katodik sangat cocok digunakan pada pelapisan dekoratif karena umumnya aksesoris dan perhiasan dari bahan-bahan imitasi tidak dikenai gaya-gaya dari luar sehingga kecil kemungkinan untuk mengalami cacat lokal pada permukaan.
(http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/)

II.1.5 Fungsi Elektroplating Dalam teknologi pengerjaan logam, proses lapis listrik termasuk ke dalam proses pengerjaan akhir (metal finishing). Adapun fungsi dan tujuan dari pelapisan logam adalah sebagai berikut : 1. Memperbaiki tampak rupa (dekoratif) misalnya : pelapisan emas, perak, kuningan, dan tembaga. 2. Melindungi logam dan dekorasi, yaitu : a) Melindungi logam dasar dengan logam yang lebih mulia, misalnya : pelapisan platina, emas dan baja. b) Melindungi logam dasar dengan yang kurang mulia, misalnya : pelapisan seng dan baja. 3. Meningkatkan ketahanan produk terhadap gesekan (abrasi), misalnya : pelapisan krom keras. 4. Memperbaiki kehalusan /bentuk permukaan toleransi logam dasar misalnya : pelapisan nikel, krom dan lain sebagainya. 5. Elektroforming, yaitu : membentuk benda kerja dengan cara endapan.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/)

II.1.6. Hukum-hukum yang mendasari A. Hukum Faraday Michael Faraday menemukan hubungan antara produk suatu endapan dengan jumlah arus dan waktu yang digunakan, yaitu : 1. Berat dari logam yang diendapkan (w) pada saat berlangsung proses elektrolisa berbanding lurus dengan jumlah kuat arus (I) dan waktu (t). 2. Untuk jumlah arus yang sama, berat dari logam yang diendapkan berbanding lurus dengan ekivalen kimianya. Pernyataan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut : Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

II-7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dengan :

I t A zF

W = berat logam yang diendapkan (gr) I = arus yang digunakan (Ampere) t = waktu (detik) A = berat atom (gr/mol) z = valensi F = bilangan Faraday = 96500 Coulomb/mol Dari rumus diatas, ketebalan deposit dapat diperoleh dengan asumsi deposit sepanjang permukaan seragam (Sanders,1950:7). Untuk mengetahui ketebalan deposit maka kita harus mengetahui volume dari logam, dan hubungan tersebut sebagai berikut: Dengan :

Density = kerapatan logam pelapis (gr/cm3) Ketebalan endapan dapat ditentukan sebagai berikut:

Hukum Faraday dapat menjelaskan pengaruh penambahan waktu pada proses pelapisan logam dengan listrik. Semakin lama waktu yang digunakan, maka deposit logam yang dihasilkan juga semakin besar (http://repository.usu.ac.id/bitstream/).

Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN


III.1 Variabel Percobaan Kuat arus : 100 mA dan 500 mA Waktu : 7 menit, 10 menit, 13 menit, 16 menit, 19 menit, 22 menit

III.2 Alat Percobaan 1. Amperemeter 2. Gelas beaker 3. Gelas ukur 4. Kaca arloji 5. Labu ukur 6. Neraca elektrik 7. Pipet tetes 8. Spatula 9. Stopwatch III.3 Bahan Percobaan 1. Larutan CuSO4 0,3 N 2. Larutan HCl pekat 3. Lempengan besi 4. Lempengan tembaga III.4 Prosedur Percobaan 1. Membersihkan lempengan besi dengan menggunakan larutan HCl pekat 2. Menimbang lempengan besi dengan menggunakan neraca elektrik untuk mengetahui berat mula-mulanya (Wo) 3. Menuangkan larutan CuSO4 0,3 N pada suatu wadah 4. Mencelupkan lempengan besi dan tembaga pada wadah yang telah berisi larutan CuSO4 5. Menghubungkan lempengan besi dan tembaga ke amperemeter pada variabel kuat arus 100 mA dan 500 mA 6. Menghitung dengan stopwatch untuk reaksi selama 7 menit 7. Menimbang lempengan besi dengan menggunakan neraca elektrik untuk mengetahui berat akhir (W) 8. Mengulangi langkah-langkah tersebut sesuai dengan variabel waktu yang telah ditentukan

III-1

III-2 BAB III Metodologi Percobaan III.5 Diagram Alir Percobaan MULAI

Membersihkan lempengan besi dengan menggunakan larutan HCl pekat

Menimbang lempengan besi dengan menggunakan neraca elektrik untuk mengetahui berat mula-mulanya (Wo)

Menuangkan larutan CuSO4 0,3 N pada suatu wadah

Mencelupkan lempengan besi dan tembaga pada wadah yang telah berisi larutan CuSO4

Menghubungkan lempengan besi dan tembaga ke amperemeter pada variabel kuat arus 100 mA dan 500 mA

Menghitung dengan stopwatch untuk reaksi selama 7 menit

Menimbang lempengan besi dengan menggunakan neraca elektrik untuk mengetahui berat akhir (W)

Mengulangi langkah-langkah tersebut sesuai dengan variabel waktu yang telah ditentukan

SELESAI

III-3 BAB III Metodologi Percobaan III.6 Gambar Alat Percobaan

Amperemeter

Gelas beaker

Gelas ukur

Kaca arloji

Labu ukur

Neraca elektrik

Pipet tetes

Spatula

Stopwatch

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


IV.1 Hasil Percobaan Tabel IV.1 Hasil Perhitungan Selisih Berat dengan Variabel Kuat Arus Tetap 100 mA Berat awal Berat akhir Selisih berat Kuat Arus Waktu (Wo) (W) (W) (I) 7 menit 10 menit 13 menit 16 menit 19 menit 22 menit 15,5 gram 16 gram 16 gram 16 gram 16 gram 16 gram 16,5 gram 0,5 gram 0,5 gram 0,5 gram 0,5 gram 0,5 gram 1 gram 60 A 60 A 60 A 60 A 58 A 62 A

Tabel IV.2 Hasil Perhitungan Selisih Berat Dengan Variabel Arus Tetap 500 mA Berat awal Berat akhir Selisih berat Kuat Arus Waktu (Wo) (W) (W) (I) 7 menit 10 menit 13 menit 16 menit 19 menit 22 menit 12 gram 12,5 gram 12,5 gram 13 gram 13 gram 13 gram 13 gram 0,5 gram 0,5 gram 1 gram 1 gram 1 gram 1 gram 280 A 280 A 240 A 265 A 250 A 340 A

IV.2 Hasil Perhitungan Untuk mengetahui perhitungan massa secara teoritis dapat menggunakan rumus Hukum Faraday I , yaitu

m=

IV- 1

IV-2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.2 Grafik dan Pembahasan Elektroplating adalah proses pelapisan logam yang menggunakan prinsip

elektrokimia. Akibat aliran listrik searah dalam larutan elektrolit terjadi perubahan kimia dalam larutan tersebut. Menurut Michael Faraday (1834) lewatnya arus 1F mengakibatkan oksidasi satu massa ekivalen. Suatu zat pada suatu elektroda (anoda) dan reduksi satu massa ekivalen suatu zat pada elektroda yang lain (katoda). Hukum Faraday I massa zat yang timbul pada elektroda karena elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan.
1.2 1

selisih berat (gram)

0.8 0.6 0.4 0.2 0 7 10 13 16 19 22

waktu (menit) Grafik IV.1 Hubungan waktu dan selisih berat pada proses elektroplating Berdasarkan grafik di atas, didapat hubungan bahwa semakin lama proses elektroplating, maka semakin bertambah berat lempengan besinya. Tetapi, terdapat beberapa kesalahan pada data tersebut karena ada berat yang masih konstan. Hal ini bisa terjadi karena neraca elektrik yang ada di laboratorium keakuratannya kurang, yakni hanya 1 angka di belakang koma atau 1/10.

LaboratoriumKimiaFisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

IV-3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Elektroplating

adalah

proses

pelapisan

logam

yang

menggunakan

prinsip

elektrokimia. Akibat aliran listrik searah dalam larutan elektrolit terjadi perubahan kimia dalam larutan tersebut. Menurut Michael faraday (1834) lewatnya arus 1F mengakibatkan oksidasi satu massa ekivalen. Suatu zat pada suatu elektroda (anoda) dan reduksi satu massa ekivalen suatu zat pada elektroda yang lain (katoda). Hukum Faraday I massa zat yang timbul pada elektroda karena elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan.

1.2 1

selisih berat (gram)

0.8 0.6 0.4 0.2 0 7 10 13 16 19 22

waktu (menit) Grafik IV.2 Hubungan waktu dan selisih berat pada proses elektroplating Berdasarkan grafik di atas, didapat hubungan bahwa semakin lama proses elektroplating, maka semakin bertambah berat lempengan besinya. Tetapi, terdapat beberapa kesalahan pada data tersebut karena ada berat yang masih konstan. Hal ini bisa terjadi karena neraca elektrik yang ada di laboratorium keakuratannya kurang, yakni hanya 1 angka di belakang koma atau 1/10.

LaboratoriumKimiaFisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

BAB V KESIMPULAN
Dari percobaan yang kami lakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Massa zat (m) yang timbul pada elektroda berbanding lurus dengan jumlah arus listrik (I) yang mengalir. Hali ini sesuai dengan Hukum Faraday I. 2. Semakin lama waktu pelapisan maka nilai W semakin besar. Hal ini dikarenakan sesuai dengan Hukum Faraday I. 3. Pada variabel arus tetap 100 mA, selisih berat yang paling besar adalah ketika proses electroplating berlangsung selama 22 menit dengan selisih beratnya sebesar 1 gram. Sedangkan selisih berat paling kecil adalah ketika proses electroplating berlangsung selama 7, 10, 13, 16, dan 19 menit dengan selisih beratnya hanya 0,5 gram. 4. Pada variabel arus tetap 500 mA, selisih berat yang paling besar adalah ketika proses electroplating berlangsung selama 13, 16, 19, dan 22 menit dengan selisih beratnya sebesar 1 gram. Sedangkan selisih berat paling kecil adalah ketika proses electroplating berlangsung selama 7 dan 10 menit dengan selisih beratnya hanya 0,5 gram.

V-1

NOTASI
Notasi Wo W W I Nama Berat awal besi Berat besi setelah elektrolisis Selisih W dengan Wo Arus Listrik Satuan Gram Gram Gram Ampere

vii

DAFTAR PUSTAKA
Fuadmje's Blog. (2011) http://fuadmje.wordpress.com/2011/11/06/kimia-pelapisan/ Repository usu.(2009). repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29124/.../Chapter%20II.pdf Scribd. (2011). http://www.scribd.com/doc/34108769/Pelapisan-Logam Scribd. (2011). http://www.scribd.com/doc/84558201/Makalah-Pelapisan-Logam Suparni Setyowati Rahayu . (2009). http://www.chem-is-try.org/

vi

APPENDIKS Selisih berat (W) dengan variabel kuat arus tetap 100 mA Waktu 7 menit: Wo = 15,5 gram W = 16 gram W = W Wo = 16 15,5 = 0,5 gram Waktu 10 menit: Wo = 15,5 gram W = 16 gram W = W Wo = 16 15,5 = 0,5 gram Waktu 13 menit: Wo = 15,5 gram W = 16 gram W = W Wo = 16 15,5 = 0,5 gram Waktu 16 menit: Wo = 15,5 gram W = 16 gram W = W Wo = 16 15,5 = 0,5 gram Waktu 19 menit: Wo = 15,5 gram W = 16 gram W = W Wo = 16 15,5 = 0,5 gram Waktu 22 menit: Wo = 15,5 gram W = 16,5 gram W = W Wo = 16,5 15,5 = 1 gram

viii

Selisih berat (W) dengan variabel kuat arus tetap 100 mA Waktu 7 menit: Wo = 12 gram W = 12,5 gram W = W Wo = 12,5 12 = 0,5 gram Waktu 10 menit: Wo = 12 gram W = 12,5 gram W = W Wo = 12,5 12 = 0,5 gram Waktu 13 menit: Wo = 12 gram W = 13 gram W = W Wo = 13 12 = 1 gram Waktu 16 menit: Wo = 12 gram W = 13 gram W = W Wo = 13 12 = 1 gram Waktu 19 menit: Wo = 12 gram W = 13 gram W = W Wo = 13 12 = 1 gram Waktu 22 menit: Wo = 12 gram W = 13 gram W = W Wo = 13 12 = 1 gram

Anda mungkin juga menyukai