I. IDENTITAS PASIEN Nama Umur JenisKelamin Agama Bangsa/Suku Pekerjaan Alamat : Tn.K : 53 tahun : Laki-laki : Islam : Indonesia/Bugis : PNS : Morewali
II. ANAMNESIS KeluhanUtama Anamnesis Terpimpin : : Penglihatan kabur pada mata kanan
Pasien dirujukan dari rumah sakit Morewali dengan diagnose Ablasio Retina. Saat ini pasien dating dengan keluhan penglihatan kabur pada mata kanan yang dialami sejak 1 minggu yang lalu secara tiba-tiba sewaktu pasien sedang turun dari mobil. Pasien dapat merasakan terdapat bayangan hitam dan kadang terlihat kilatan cahaya pada mata kanan. Mata merah (-), air mata berlebihan (-), kotoran mata berlebihan (-), silau (-) ,mata berpasir (-),riwayat pengobatan sebelumnya (+), RS Morewali tetapi pasien tidak tahu obat apa yang diberi. Riwayat penyakit lain yang diderita (+) Hipertensi yang diketahui oleh pasien satu minggu yang lalu sewaktu di RS Morewali, DM (-). Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama disangkal. Riwayat pemakaian kaca mata (+) sejak tahun 1988.
A. Tanda Vital
T : 140/80 mmHg P : 20 x/menit S : 36,6 o c
N : 88 x/menit
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI B. INSPEKSI No 1 2 3 4 5 6 Pemeriksaan Palpebra Silia Apparatus Lakrimalis Konjungtiva Bola mata Mekanisme muscular - ODS - OD - OS OD Edema (-) Sekret (-) Lakrimasi (-) Hiperemis (-) Normal Kesegala arah OS Edema (-) Sekret (-) Lakrimasi (-) Hiperemis (-) Normal Kesegala arah
Jernih (+) kesan normal T.d.p Normal Coklat, kripte (+) Bulat, sentral, RC (+) Jernih
Jernih (+) kesan normal T.d.p Normal Coklat, kripte (+) Bulat, sentral, RC (+) Jernih
8 9 10 11
C. PALPASI No 1 2 3 4 Pemeriksaan Tensiokuler Nyeritekan Massa Tumor Glandula pre-aurikuler OD Tn-1 (-) (- ) Tidak ada pembesaran OS Tn (-) (-) Tidak ada pembesaran
: t.d.p : VOD = 1/300 tidak dapat dikoreksi : VOS = 2/60 -11,00 6/7,5
F. CAMPUS VISUAL G. COLOR SENSE H. LIGHT SENSE I. PENYINARAN OBLIK : No 1 2 3 4 5 6 Pemeriksaan Konjungtiva Kornea Bilik Mata Depan Iris Pupil Lensa OD
OS Hiperemis(-) Jernih Normal Coklat, kripte (+) Bulat, sentral, RC (+) Jernih
Hiperemis (-) Jernih Normal Coklat, kripte (+) Bulat, sentral, RC (+) Jernih
J. OFTALMOSKOP:
K. SLIT LAMP SLODS :Konjungtiva hiperemis (-), injeksi konjungtiva (-), injeksi perikornea (-),kornea jernih, BMD normal, iris coklat, kripte (+), Pupil bulat sentral, RC (+), lensa jernih.
L. LABORATORIUM : TDP
IV. RESUME Seorang laki-laki berumur 53 tahun, dating berobat ke Poliklinik Mata RSWS dengan keluhan utama penurunan visus pada oculi dekstra Dialami sejak 1 minggu yang lalu secara tiba tiba, pasien adalah rujukan dari rumah sakit Morewali dengan diagnosa D/ Ablasio Retina . Pasien dapat merasakan terdapat bayangan hitam dan floaters mata kanan Mata merah (-), air mata berlebihan (-), kotoran mata berlebihan (-), silau (-) ,mata berpasir (-),riwayat pengobatan sebelumnya (+) di RS Morewali tetapi pasien tidak tahu obat apa yang diberi.
Riwayat penyakit lain yang diderita (+) Hipertensi didiagnosa 1 minggu yang lalu ketika di RS Morewali. Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama disangkal. Riwayat pemakaian kaca mata (+) sejak tahun 1988.
Pada pemeriksaan oftalmologi: Tidak ada kelainan dalam pemeriksaan fisik tetapi pada mata kanan terdapat penurunan visus 1/300 Pada penyinaran oblik,: Tidak ada kelainan Pemeriksaan slit Lamp : SLODS :Konjungtiva hiperemis (-), injeksi konjungtiva (-), injeksi perikornea (-), kornea jernih, BMD normal, iris coklat, kripte (+), Pupil bulat sentral, RC (+), lensa jernih.
VI. DISKUSI Pada anamnesis, pasien mengeluh mata kiri melihat ada bayangan hitam/ gelap sejak 1 bulan yang lalu, dan adanya riwayat floaters pada pasien ini dapat mengarahkan pada diagnosis ablasio retina. Floaters adalah melihat benda terbang atau titik yang beterbangan di depan lapangan pandang pasien yang dapat terjadi akibat kelainan dan kekeruhan badan kaca. Benda terbang ini akan terlihat lebih nyata bila mata bergerak. Kelainan pada badan kaca dapat terjadi pada miopia tinggi, perdarahan badan kaca, ablasio retina, uveitis, degenerasi retina perifer dan trauma
Pada pasien ini didapatkan adanya miop gravior yang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya ablasio retina. Riwayat menggunkan kacamata dari sejak tahun 1988. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang, maka pasien ini didiagnosis sebagai OS Ablasio Retina & ODS miop gravior. Ablasio retina pada pasien ini adalah ablasio retina tipe non rhegmatogenosa (ablasio retina akibat traksi). Hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan funduskopi direk di mana tampak adanya ablasio retina namun tidak disertai robekan (rhegmatogenous) pada retina. Ablasio retina akibat traksi terjadi akibat gaya-gaya traksi yang secara aktif menarik retina sensorik menjauhi epitel pigmen di bawahnya disebabkan oleh adanya membran vitreosa.