Anda di halaman 1dari 110

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. E


DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN ; CA COLON
DI PAVILIUN YOSEPH KAMAR 27-1
RUMAH SAKIT RK CHARITAS
PALEMBANG

OLEH
KELOMPOK
1. KAMSIYAH

(06.0745)

2. LAURENCIA CATUR

(06.0747)

3. LUSIANA HUTAPEA

(06.07

4. MARIA LILY HOZANA

(06.0749

5. MARISA

(06.07

6. PIPIN MULYANI

(06.0762)

DOSEN PEMBIMBING Ns. NURHAYATI,S.Kep


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERDHAKI CHARITAS
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
PALEMBAG
2009

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan berkat karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. E Dengan
Gangguan Sistem Pencernaan ; Ca.COLON di Paviliun Yoseph Rumah Sakit
Rk Charitas Palembang .
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas

studi program DIII

Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perdhaki Charitas Palembang Tahun


Ajaran 2009.
Dalam menyelesaikan Makalah ini penulis banyak mendapatkan dukungan,
bimbingan dan bantuan baik di lapangan maupun secara teori, maka dari itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ketua STIKes Perdhaki Charitas Palembang.
2. Ketua Prodi D III Keperawatan
3. Pembimbing dari STIKes Perdhaki Charitas Palembang
4. Direktur Umum Rumah Sakit RK Charitas Palembang
5. Direktris Keperawatan Rumah Sakit RK Charitas Palembang
6. Kepala Paviliun Yoseph Rumah Sakit RK Charitas Palembang
7. Pembimbing di Paviliun Yoseph Rumah Sakit RK Charitas Palembang.
8. Segenap rekan-rekan satu almamater dan semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kejanggalan, baik dari segi materi, tata bahasa maupun penyusunan,
hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, waktu yang tersedia maupun
keterbatasan sumber-sumber yang ada, maka penulis dengan rendah hati

3
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan makalah ini
di masa mendatang.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya bagi pelayanan sesama yang membutuhkan.
Palembang, Mei 2009
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman judul....................................................................................
Kata Pengantar....................................................................................
Daftar isi.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................
B. Ruang Lingkup Penulisan....................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................
D. Metode Penulisan..................................................................
E. Sistematika Penulisan...........................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR MEDIK
1.Definisi...............................................................................
2. Anatomi fisiologi...............................................................
3. Etiologi..............................................................................
4. Patofisiologi......................................................................
5. Manifestasi klinis...............................................................
6. Komplikasi.........................................................................
7. Pemeriksaan Diagnostik.....................................................
8. Penatalaksanaan..................................................................
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pankajian.........................................................................
2. Diagnosa Keperawatan...................................................
3. Intervensi Keperawatan..................................................

4. Pelaksanaan Keperawatan..............................................
5. Evaluasi Keperawatan.....................................................
6. Discharge Planning.........................................................
7. Patoflow diagram............................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian.......................................................................
.

B. Diagnosa Keperawatan...................................................
C. Intervensi Keperawatan..................................................
D. Pelaksanaan Keperawatan..............................................
E. Evaluasi Keperawatan.....................................................
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian.......................................................................

B. Diagnosa Keperawatan...................................................
C. Intervensi Keperawatan..................................................
D. Pelaksanaan Keperawatan..............................................
E. Evaluasi Keperawatan.....................................................
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................
B. SARAN.........................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kanker kolon adalah kanker interna paling banyak terjadi di Negri ini. Lokasi
yang paling umum adalah area rectrosigmoid, rectum dan cecum. Insiden puncak
kanker colorectal terjadi pada pasien berusia 50-60 tahun.
( reeves, Charlene J. 2001 )
Kanker merupakan pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Memiliki sifat dapat
tumbuh dengan relative cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) kejaringan
sekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening
maupun pembuluh darah keorgan yang jauh dari tempat asalnya tumbuh seperti ke
lever,

paru

paru

yang

pada

akhirnya

dapat

menyebabkan

kematian.

(www.google.com)
Secara epidemiologis, kanker kolon didunia mencapai urutan ke-4 dalam hal
kejadian, dengan jumlah pasien laki laki sedikit lebih banyak dari pada perempuan
dengan perbandingan 19,4 dan 15,3 per 100,000 penduduk.
Penyakit tersebut paling banyak ditemukan di Amerika Utara, Australia,
Selandia Baru dan sebagian Eropa. Kejadianya beragam diantara berbagai populasi
Etnik , ras atau populasi multietnik/ multi rasial. Secara umum didapatkan kejadian
kanker meningkat tajam setelah usia 50 tahun. Suatu fenomena yang dikaitkan
dengan pajanan terhadap berbagai karsinogen dan gaya hidup.
Kanker kolon adalah penyebab kematian kedua terbanyak dari seluruh pasien
kanker di Amerika Serikat. Lebih dari 150.000 kasus baru kanker kolorektal
didiagnosis dinegara ini setiap tahunnya.kanker kolon menyerang individu dua kali

7
lebih besar dinadingkan kanker rectal. Terdiagnosis setiap tahunnya di AS dengan
angka kematian pertahun mendekati angka 60.000
Insidennya meningkat sesuai dengan usia ( kebanyakan pada pasien yang
berusia lebih dari 55 tahun ) dan makin tingi pada inividu dengan riwayat keluarga
mengalami kanker kolon, penyakit usus di inflamasi kronis atau polip. Distribusi
tempat kanker pada seluruh kolon .
Di Indonesia seperti yang terdapat pada laporan registrasi kanker nasional
yang dikeluarka oleh Direktorat Medik Departemen Kesehatan bekerja sama dengan
Perhimpunan Patologi Anatomik Indonesia, didapatkan angka yang agak berbeda.
Hal yang menarik disini adalah kecenderungan untuk umur yang lebih muda
dibandingkan dengan laporan dari Negara barat. Untuk usia dibawah 40 tahun data
dari bagian Patilogi Anatomik FKUI didapat angka 35,265%.
Dilatar belakangi data diatas maka penulis tertarik untuk mengambil kasus
dengan judul Asuhan Kepeawatan Pada Pasien Tn E Dengan Gangguan Sistem
Gastrointestinal; Ca Kolon di Paviliun Yosep kamar 27-1 Rumah Sakit RK Charitas
Palembang.
B. Ruang Lingkup Penulisan
Mengingat peran dan fungsi perawat serta keterbatasan waktu yang ada maka
dalam Penulisan Asuhan keperawatan ini, penulis membatasi masalah hanya pada
Asuhan Keperawatan pada pasien Tn.E dengan Gangguan Sistem Pencernaan ;
Kanker kolon selama sehari dari tanggal 26 mei 2009 di Pavilyun Yoseph Kamar 271 Rumah Sakit RK Charitas Palembang.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar penulis mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam mengatasi masalah
klien dengan gangguan sistem Pencernaan Kanker kolon

8
2

Tujuan Khusus
Dengan adanya Asuhan Keperawatan ini diharapkan penulis mampu :
a.

Melakukan pengkajian pada klien dengan Kanker kolon

b.

Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Kanker kolon

c.

Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Kanker kolon

d.

Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan.

e.

Melakukan evaluasi dari hasil tindakan yang telah dilakukan.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan Asuhan Keperawatan ini, metode penulisan yang penulis
gunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang bersifat menggambarkan
suatu keadaan secara objektif selama mengamati klien dari mengumpulkan data
sampai melakukan evaluasi. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
penyusunan Asuhan Keperawatan ini penulis menggunakan metode sebagai
berikut :
1. Wawancara
Penulis melakukan wawancara langsung kepada klien dan keluarga yang
sedang di rawat dan menerapkannya ke dalam Asuhan Keperawatan dengan
mengamati sejauh mana perkembangan yang terjadi.
2. Observasi
Dimana penulis secara langsung mengamati secara inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi pada klien yang kemudian diterapkan dalam Asuhan
Keperawatan.
3. Studi Pustaka
Untuk menyelesaikan laporan, penulis menggunakan berbagai sumber buku
sebagai referensi.
4. Studi Dokumentasi
Penulis mengumpulkan dan mendapatkan data berdasarkan pada catatan status
klien.

9
E. Sistematika Penulisan
Asuhan Keperawatan ini terbagi atas lima bab dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Dalam Bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang
masalah, ruang lingkup penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN TEORI
Bab ini penulis menjelaskan tentang landasan konsep dasar medis
dan konsep dasar asuhan keperawatan.

BAB III

TINJAUAN KASUS
Bab ini merupakan penerapan asuhan keperawatan secara langsung
pada klien dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, daftar diagnosa keperawatan, rencana tindakan, catatan
keperawatan, dan catatan perkembangan.

BAB IV

PEMBAHASAN,
Bab ini berisi tentang hasil studi kasus dan kajian yang meliputi :
pengkajian,

diagnosa

keperawatan,

pelaksanaan keperawatan dan evaluasi.


BAB V

PENUTUP
Bab ini meliputi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

rencana

keperawatan,

10
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR MEDIK
1. Definisi
Kanker merupakan penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas.
(www.google.com )
Kanker kolon merupakan penyebab ke tiga dari semua kematian akibat
kanker baik pada pria maupun pada wanita.Tumor dapat berupa massa
polipoid besar, yang tumbuh kedalam lumen dan dengan cepat meluas
kesekitar usus sebagai cincin anular.
( Price, Sylvia Anderson.1994 )
Kanker kolon adalah kanker interna paling banyak terjadi di Negri ini.
Lokasi yang paling umum adalah area rectrosigmoid, rectum dan cecum.
Insiden puncak kanker colorectal terjadi pada pasien berusia 50-60 tahun.
( reeves, Charlene J. 2001 )
Tumor colon dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu polip kolon dan
kanker kolon.(polip adalah tonjolan diatas permukaan mukosa. Polip kolon
dapat dibagi dalam tiga tipe yaitu neoplasma epithelium, nonneoplasma dan
submukosa.makna klinis yang penting dari polip ada dua yaitu pertama
kemungkinan mengalami transformasi menjadi kanker kolorektal dan dengan
tindakan pengangkatan polip kanker kolon dapat dicegah.
( Aru , W Sudoyo. 2006 )

11
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Kolon kanan berasal dari usus tengah, sedangkan kolon kiri sampai
dengan rectum berasal dari usus belakang. Lapisan otot longitudinal kolon
membentuk tiga buah pita yang disebut tenia:
-

yang lebih pendek dari kolon iu sendiri sehingga kolon belipat lipat
dan berbentuk seperti sakulus

yang disebut haustra

kolon tranfersum dan kolon sigmoideum terletak intra peritoneal dan


dilengkapi dengan mesenterium.

Batas antara kolon dan rectum tampak jelas karena pada rectum ketiga
tenia tidak tampak lagi. Batas ini terletak dibawah ketinggian
promontorium, kira kira 15 Cm dari anus. Pertemuan ketiga tenia
didaerah seikum menujukkan pangkal apendiks bela apendiks tidak jelas
karena perlengketan.
Seikum, kolon asendens, dan bagian kanan kolon tranfersum didarahi oleh
cabang arteri mesenterika superior, yaitu a.ileokolika, a.kolika dekstra dan
a.kolika media. Kolon tranfersum bagian kiri, kolon desendens, kolon
sigmoid dan sebagian besar rectum didarahi oleh a.mesenterika inferior
melalui a.kolika sinistra, a.sigmoid, dan a.hemoroidalis superior.
Pembuluh vena kolon berjalan pararel dengan arterinya. Aliran darah vena
disalurkan melalui v.mesentrika superior untuk kolon asendens dan kolon
transfersum,

dan

melalui

v.mesentrika

inferior

untuk

kolon

desenden,sigmoid, dan rectum. Keduanya bermuara kedalam v.porta,


tetapi v.mesentrika inferior melalui v.lienalis. aliran vena dari kanalis
analis menuju ke v.kava inferior.
Kolateral arteri dan vena melalui peredaran hemoroidal antara sistem
pembuluh saluran cerna dan system arteri dan vena iliaka.

12
Aliran limf kolon sejalan dengan aliran darahnya. Hal ini penting
diketahui sehubungan dengan penyebaran keganasan dan kepentingannya
dalam reseksi keganasan kolon. Sumber aliran limfe terdapat pada
mukularis mukosa. Jadi, selama suatu keganasan kolon belum mencapai
lapisan muskularis mukosa, kemungkinan besar belum ada metastasis.
( Sjamsuhidajat,R.2005)
b. Fisiologi
Fungsi usus besar ialah menyerap air, vitamin, dan elektrolit, ekskresi
mucus, serta menyimpan feses dan kemudian mendorongnya keluar. Dari
700-10000 ml cairan usus halus yang diterima oleh kolon, hanya 150-200
ml yang dikeluarkan sebagai feses setiap harinya.
Udara ditelan suwaktu makan, minum, atau menelan ludah. Oksigen dan
CO2 di dalamnya diserap diusus, sedangkan nitrogen bersama dengan gas
hasil pencernaan dan peragian dikeluarkan sebagai flatus. Jumlah gas
didalam usus mencapai 500 ml sehari. Pada infeksi usus, produksi
meningkat dan bila mendapat obstruksi usus gas tertimbun disluran cerna
yang menimbulkan flatulensi.
( Sjamsuhidajat,R.2005)
3. Etiologi
Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti apa penyebab kanker kolon
tetapi telah dikenali beberapa fektor predisposisi yang mempunyai hubungan
dengan timbulnya kanker kolon yaitu :
1. Usia
2. Polip kolorektal
3. Riwayat kanker kolorektal pada keluarga
4. Kelainan genetic
5. Pernah menderita penyakit sejenis

13
6. Radang usus besar
7. Diet,makanan tinggi lemak dan rendah serat
8. Merokok
4. Patofisilogi
Sebagian besar polip usus timbul secara sporadis, terutama dikolon ,
dan meningkat frekuensinya seiring usia. Separuh kasus adenoma timbul
tunggal, tetapi pada sisanya terbentuk dua atau lebih lesi yang tersebar acak.
Adenoma terkecil bersifat sessile; lesi yang berukuran 0,3 cm dapat
diidentifikasi dengan endoskopi. Diantara adenoma tubular yang garis
tengahnya hingga 2,5 cm, sebagian besar memeliki tangkai ramping dengan
panjang 1 sampai 2 cm dan kepala mirip buah frambus. Secara hispatologis,
tangkai terbungkus oleh mukosa kolon normal tetapi kepala terdiri atas epitel
neoplastik, membentuk kelenjar bercabang yang dilapisi oleh sel jangkung,
hiperkromatik, sedikit acak, dan mungkin mengeluarkan musin. Pada sebagia
kasus terdapat focus kecil arsitektur vilosa. Pada lesi yang jelas jinak, kelenjar
bercabang dipisahkan oleh lamina propria, dan derazat displasia atau atipia
sitologiknya ringan. Namun, semua tingkatan displasia dapat ditemukan ,
berkisar hingga kanker yang terbatas di mukosa (karsinoma intramukosa) atau
karsinoma invasive yang meluas ke dalam submukosa tangkai.
Penelitian

mengenai

karsinogenesis

pemahaman mendasar mengenai mekanisme

kolorektal

memberikan

umum evolusi kanker.

Sekarang dipercayai bahwa terdapat dua jalur pembentukan kanker yang


secara patogenesis berbeda; keduanya melibatkan akumulasi terhadap mutasi.
Namun , gen yang terlibat dan mekanisme timbulnya mutasi berbeda.
Jalur pertama kadang kadang disebut jalur -katenin, ditandai
dengan instabilitas kromosom yang menyebakan akumulasi bertahap mutasi
diserangkaian onkogen dang en penekan tumor. Evolusi molekuler kanker
kolon sepanjang jalur ini terjadi melalui serangkaian stadium yang secara

14
morfologis dapat dibedakan. Pada awalnya terjadi proliferasi epitel kolon
lokal. Hal ini diikuti dengan pembentukan adenoma kecil yang secara
progresif membesar, menjadi lebih displastik, dan akhirnya berkembang
menjadi kanker invasive. Hal ini disebut sebagai sekuensi adenomakarsinoma. Proses genetik yang berperan dijalur ini adalah:
1) Hilangnya gen penekan tumor APC. Hal ini diperkirakan merupakan
kejadian paling awal dalam pembentukan adenoma. Metasi sel
geminativum dig en APC menyebabkan terbentuknya ratusan adenoma
yang berkembang menjadi kanker. Kedua salinan gen APC harus hilang
sebelum adenoma dapat terbentuk. Fungsi protein APC berkaitan erat
dengan -katenin. APC normal meningkatkan penguraian -katenin yang
menumpuk berpindah ke nucleus dan mengaktifkan transkripsi beberapa
gen, seperti MYC dan siklin D1, yang mendorong proliferasi sel. Mutasi
APC terdapat pada 80% kanker kolon sporadic.
2) Mutasi K-RAS. Gen K-RAS mengkode suatu molekul transduksi sinyal
yang berpindah pindah antara keadaan aktif terikat guonosis trifosfat dan
keadaan inaktif terikat guanosin difosfat. RAS yang telah bermutasi
terpengakap dalam keadaan aktif dan mengeluarkan sinyal mitotik
sekaligus mencegah apoptosis. Mutasi K-RAS biasanya terjadi setelah
hilangnya APC. Gen ini mengalami mutasi pada kurang dari 10%
adenoma yang ukuranya kurang dari 1 cm, pada 50% adenoma yang lebih
besar dari pada 1 cm, dan pada 50% karsinoma.
Jalur kedua ditandai dengan lesi genetik di DNA mismatch repair
genes (gen untuk memperbaiki ketidak cocokan DNA) jalur ini berperan pada
10%-15% kasus sporadik. Seperti pada skema AP/ -katenin, terjadi
akumulasi mutasi tetapi gen yang terlibat berbeda dan tidak seperti pada
sekuensi adenoma-karsinomatahap murasi tersebut tidak menimbulkan
perubahan morfologik yang nyata.gangguan perbaikan DNA yang disebabkan
oleh inaktivasi gen perbaiakn ketidakcocokan DNA merupakan hal mendasar

15
dan sangat mungkin mengawali proses pembentukan kanker kolorektum yang
bejalan melaui jalan ini. Mutasi herediter pada satu dari lima gen perbaikan
ketidakcocokan DNA, penyebab timbulnya karsinoma kolon nonpoliposis
herediter. Dari gen ini/ MLH1 adalah salah satu yang tersering terlibat dalam
karsinoma kolon sporadic. Gangguan pada perbaikan ketidakcocokan
menyebabkan akumulasi mutasi pada gen ini dan pengtur pertumbuhan lain
yang memuncak pada timbulnya karsinoma- kolorektum.
Meskipun

sekuensi

adenomakarsinoma

yang

menyebabkan

terbentuknya tumor dari efek pada system perbaikan ketidakcocokan belum


teridentifikasi, diketahui bahwa sebagian dari apa yang disebut polip
hiperplastik disisi kanan kolon memperlihatkan instabilitas mikrosatelit dan
mungkin bersifat prakanker. Tumor yang telah terbentuk sempurna dan
berasal dari jalur perbaikan ketidakcocokan memang memperlihatkan
beberapa gambaran morfologis khas, termasuk lokasi dikolon proksimal,
hitologi musinosa dan infiltrasi oleh limphosit. Secar umum, tumor ini
memiliki prognosis lebih biak dari pada tumor yang berasal dari jalur APC/ katenin. ( Robbins.2007 )
Dari makan yang tinggi lemak dalam kolon-rektum dipecahkan oleh
bakteri dan menghasilkan beberapa asam empedu,antara lain : deoxycholic
acid dan lithocholic acid.kedua asam empedu tersebut merupakan suatu kokarsinogen atau promoter dalam proses karsinogenesis,berarti membantu
mempercepat timbulnya karsinoma.selain itu,makanan dengan sedikit dietary
fibre,akan lebih lama berada disaluran cerna sebelum dikeluarkan dari badan
sebagai tinja.ini disebut transit-time atau waktu transit yang panjang.dengan
demikian,kontak kedua

asam empedu tersebut dengan mukosa kolon

rectum,berlangsung lama atau rangsangan pada mukosa berlangsung


lama.sebaliknya makanan dengan banyak dietary fibre membuat tinja lunak
dan lebih voluminous,sehingga transit-time pendek.ini berarti kontak zat-zat
yang merangsang mukosa adalah pendek.dan dietary fibre juga menyerap

16
kedua asam empedu tersebut selain menyerap air,sehingga konsentrasi asam
empedu yang dapat merangsang menjadi rendah.
( Waspadji, Sarwono. 1990 )
5. Manifestasi Klinis
a. Perubahan dalam defekasi : Konstipasi dan diare secara bergantian
b. Terdapat darah pada buang air besar
c. anoreksia
d. Perubahan dalam penampilan feses : feses mengecil
e. anemia yang penyebabnya tidak jelas
f. Penurunan berat badan
g. Rasa badan lemah dan keletihan
h. Perdarahan rectal
i. lesi sebelah kanan : nyeri abdomen tumpul
j. lesi sebelah kiri : nyeri abdominal, kram, dan distensi
k. lesi rectal : tenesmus (nyeri rekal,merasakan evakuasi tidak lampias
setelah defekasi)
l. Gejala lanjut : adanya massa yang teraba,obstruksi, dan adanya tekanan
pada rectum
m. Stenesmus
n. Dyspepsia
6. Komplikasi
a. Hemoragi
b. Kebocoran anostomosa
c. Striktur
d. Abses
e. Infeksi luka
f. Defekasi tidak teratur

17
g. Dampak yang dapat diperkirakan : disfungsi seksual dan kolostomi
h. Efek-efek yang tidak menguntungkan dari kemoterapi : diare,mual dan
supresi sumsum tulang
i. Obstruksi usus parsial atau lengkap
j. Perforasi
k. Peritonitis
l. Obstruksi pasial atau total
m. Sepsis
n. Syok
7. Pemerisaan Digostik
Komplikasi yang dapat terjadi meliputi ;
a. Pemeriksaan rectal manual / Colok dubur (untuk usia diatas 40 tahun)
(Yaitu dengan memasukkan jari yang sudah dilapisi sarung tangan dan zat
lubrikasi kedalam dubur kemudian memeriksa bagian dalam rectum)
b. Enema barium / Double-Contrast Barium Enema
untuk mengidentifikasi lesi-lesi interior kolon
(Adalah pemeriksaan radiology dengan sinar roentgen (sinar X) pada
kolon dan rectum)
c. Biopsy
d. Scan CT
e. Fecal occult blood test (FOBT)
(FOBT dapat mendeteksi adanya darah pada tinja)
f. Sigmoidoscopy
(Alat ini dimasukkan melalui lubang dubur kedalam rectum sampai kolon
sigmoid,sehingga dinding dalam rectum dan kolon sigmoid dapat dilihat.)
g. Colonoscopy atau proktosigmoidoskopi
(Menggunakan kabel yang lebih panjang sehingga seluruh rectum dan
usus besar dapat diteropong dan diperiksa)

18
h. Double-Contrast Barium Enema
(Adalah pemeriksaan radiology dengan sinar roentgen (sinar X) pada
kolon dan rectum)
i. Pemeriksaan klinis(riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik)
j. Pemeriksaan laboratorium
k. Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA)
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
Pengobatan

tergantung

pada

tahap

penyakit

dan

komplikasi

yang

berhubungan
1. pembedahan
Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada ukuran,lokasi dan
penyebaran tumor
2. Ajuvan : kemoterapi,terapi radiasi dan atau imunoterapi
kemoterapi dengan 5-FU selama lima hari
Pengobatan terbaru

menggunakan 5-FU dengan levamisole atau

leukovorin, metotreksal, 5-fluorourasil doeksiribonukleosida (UDR) dan


sisplatin
3. terapi radiasi
Digunakan pada praoperasi untuk memperkecil tumor yang tidak dapat
dioperasi. Pada pascaoperasi bila margin-margin belum seluas yang
diperkirakan,pada tumor yang lebih dalam dapat juga digunakan secara
intraoperatif. Terapi ini juga dapat digunakan secara ajufan dengan atau
tanpa kemoterapi
Penatalaksanaan keperawatan
1. Menganjurkan

menghindari makanan yang banyak lemak

2. Berikan instruksi diet kepada pemberi perawatan/klien


3. Menghindari merokok dan minum alkohol

19
4. Catat masukan haluaran dan batasi cairan dan makanan per oral untuk
mencegah muntah

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala :
-

Keletihan, kelemahan umum

Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam
hari; adanya factor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya, nyeri,
ansietas, berkeringat malam.Keterbatasan partisipasi dalam hobi,
latihan.Pekerjaan

atau

profesi

dengan

pemajanan

karsinogen

lingkungan, tingkat stress tinggi.


b. Sirkulasi
Gejala :
-

Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.

Kebiasaan :
-

Perubahan pada tekanan darah.

c. Integritas ego
Gejala :
-

Faktor sres ( keuangan, pekerjaan, perubahan peran ) dan cara


mengatasi stress ( misalnya, merokok, minum alcohol, menunda
mencari pengobatan, keyakinan religius/spiritual

Masalah dalam perubahan dalam penampilan misalnya, alopesia, lesi


cacat, pembedahan.

Menyangkal diagnosis, perasan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu,


tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan control, depresi.

Tanda :

20
-

Menyangkal, menarik diri, marah.

d. Eliminasi
Gejala :
-

Perubahan pola defekasi misalnya, darah pada feses, nyeri pada


defekasi.

Tanda :
-

Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.

e. Makanan/cairan
Gejala :
-

Kebiasaan diet buruk ( missal, rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan
pengawet ) anoreksia, mual/muntah.Perubahan pada berat badan ;
penurunan berat badan hebat, berkurangnya massa otot.

Tanda :
-

Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema.

f. Neurosensori
Gejala :
-

Sakit kepala, sinkope.

g. Pernafasan
Gejala :
-

Merokok ( tembakau, hidup dengan seorang yang merokok ).


Pemajanan asbes.

h. Keamanan
Gejala :
-

Pemajanan pada kimia toksis, karsinogen.

Pemajanan matahari lama/berlebihan.

Tanda :
-

Demam, ruam kulit, ulserasi.

i. Interaksi sosial
Gejala :

21
-

Ketidakadekuatan/kelemahan system pendukung.

j. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
-

Tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ringan sampai nyeri

berat.
k. Seksualitas
Gejala : Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan perubahan
pada kepuasan
2. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.
b) Peubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah.
c) Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi.
d) Resoko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah
dan dehidrasi.
e) Keletihan berhubungan dengan anemia.
f) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi ( kanker ).
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan merupakan mata rantai antara penerapan
kebutuhan klien dan pelaksanaan tindakan keperawatan. Dengan demikian
perencanaan

asuhan keperawatan

merupakan

petunjuk tertulis

yang

menggambarkan secara tepat, mengenai tindakan yang dilakukan terhadap


klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan.
DP 1.

Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat

obstruksi
Hasil Yang Diharapkan Pasien akan :
-

Melaporkan penghilangan nyeri maksimal.

Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan.

22
-

Mendemomstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi dan aktivitas


hiburan sesuai indikasi untuk situasi individu.

Intervensi :
a) Kaji lokasi nyeri misalnya, lokasi, frekuensi, durasi dan intensitas ( skala
0-10), dan tindakan penghilangan yang digunakan.
Rasional: Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi
Kebutuhan/keefektifan.
b) Berikan tindakan kenyamanan dasar ( misalnya,reposisi, gosokan
punggung)
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali
perhatian.
c) Dorong penggunaan keterampilan tehnik relaksasi.
Rasional : memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan rasa control.
d) Evaluasi penghilangan nyeri/control.
Rasional : tujuannya adalah control nyeri maksimum dengan pengaruh
minimum pada AKS.
e) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anagesik sesuai indikasi.
Rasional: Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun
responindividual berbeda.
DP II. Peubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah.
Hasil Yang Diharapkan Pasien akan :
-

Mencapai berat badan stabil.

Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan


adekuat.

Berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu


makan/peningkatan masukan diet.

Intervensi :

23
a) Pantau pemasukan makanan setiap hari.
Rasional: mengidentifilasi kekuatan/defisiensi nutrisi.
b) Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep.
Rasional: Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein-kalori.
c) Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nitrien, dengan
masukan cairan adekuat.
Rasional: kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan begitu juga cairan
(untuk menghlangkan produk sisa )
d) Nilai diet sebelumnya dan segera setelah pengobatan misalnya, makanan
bening, cairan dingin, saring, krekers kering, roti panggang, minuman
berkarbonat.
Rasional: keefektipan penilaian diet sangat individual dalam penghilangan
mual pascaterapi.
e) Kontrol factor lingkungan ( misalnya bau kuat/tidak sedap atau
kebisingan).
Rasional : dapat mentransper rasa mual.
f) Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan, dorong pasien
untuk berbagi makanan dengan keluarga atau temam.
Rasional

membuat

waktu

makan

lebih

menyenagkan,

yang

meningkatkan masukan
g) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi antiemetik.
Rasional : mual/muntah paling menurunkan kemampuan dan efek
samping kemoterapi yang menimbulkan stres.
DP III Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi.
Hasil Yang Diharapkan Pasien akan :
-

Mempertahankan konsistensi/pola defekasi umum.

Mengungkapkan pemahaman tentang factor dan intervensi/solusi


yang tepat yang berkenaan dengan situasi individu.

Intervensi :

24
a) Pastikan kebiasaan eliminasi umum.
Rasional: Dapat diperlukan sebagai dasar untuk evaluasi masa mendatang.
b) Kaji bising usus dan pantau/catat gerakan usus termasuk frekuensi,
konsistensi
Rasional: Mendefinisikan masalah misalnya, diare, konstipasi.
c) Pantau masukan dan haluaran serta berat badan.
Rasional:

ketidakadekuatan

masukan

cairan

dapat

menimbulkan

konstipasi.
d) Dorong masukan cairan adekuat ( misalnya, 2000 ml/24 jm0
Rasional : Menurunkan potensial terhadap konstipasi dengan memperbaiki
konsisitensi feses dan merangsang peristaltik dapat mencegah dehidrasi
(diare )
e) Berikan makan sedikit dan sering dengan makanan rendah sisa ( bila tidak
dikontraindikasikan

),

mempertahankan

kebutuhan

protein

dan

karbohidrat ( missal, telur, sereal, sayur yang diblender ).


Rasional: menurunkan iritasi gaster.
f) Pastikan diet yang tepat; hindari makanan tinggi lemak ( misalnya,
mentega, makanan gorengan, kacang ).
Rasional : stimulant GI yang dapat meningkatkan motilitas/frekuensi
defekasi.
g) Periksa terhadap infeksi bila pasien tidak defekasi selama 3 hari atau ada
distensi abdomen, kram, sakit kepala.
Rasional

: Intervensi

lanjut/perawatan

usus

alternative

mungkin

diperlukan.
h) Kolaborasi dalam pemantauan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
misalnya, elektrolit.
Rasional : ketidakseimbangan elektrolit mungkin akibat dari/pemberat
untuk mengubah fungsi GI.

25
DP. IV

Resoko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

muntah dan dehidrasi.


Hasil Yang Diharapkan Pasien akan :
-

Menunjukkan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan oleh tandatanda vital stabil, membram mukosa lembab, turgor kulit baik,
pengisian kapiler cepat, dan haluaran urin adekuat secara individual.

Intervensi :
a) Pantau masukan dan haluaran
Rasional:

keseimbangan

cairan

negative

terus

menerus,

menurunkanhaluaran renal dan konsentrasi urine menunjukkan terjadinya


dehidrasi.
b) Timbang berat badan sesuai indikasi
Rasional: pengukuran sensitive terhadap pluktuasi keseimbangan cairan
c) Pantau tanda vital.
Rasional: menunjukkan keadekuatan volume sirkulasi.
d) Kaji turgor kulit dan kelembaban membrane mukosa.
Rasional : indicator tidak langsung dari status hidrasi/derajat kekurangan.
e) Dorong peningkatan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi
individu.
Rasional : membantu dalam memelihara kebutuhan cairan dan
menurunkan resiko efek samping yang membahayakan.
f) Observasi terhadap kecendrungan perdarahan misalnya, rembesan dari
membrane mukosa, sisi pungsi, adanya ekimosis atau petekie.
Rasional : identifikasi dini terhadap masalah akibat kanker.
g) Kolaborasi dalam pemberian cairan IV sesuai indikasi
Rasional : diberikan untuk hidrasi umumserta mengencerkan obat
antineoplastik.
h) Kolaborasi dalam pemberian terapi antiemetik
Rasional : penghilangan mual/muntah menurunkan kehilangan gastrik.

26
DP V. Keletihan berhubungan dengan anemia.
Hasil Yang Diharapkan Pasien akan :
-

Melaporkan perbaikan rasa berenergi

Melakukan aktivitas sehari-hari dan berpartisipasi dalam aktivitas


yang diinginkan.pada tingkat kemampuan.

Intervensi:
a) Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat.
Rasional:

periode

istirahat

sering

diperlukan

untuk

memperbaiki/menghemat energi.
b) Longgarkan pakaian yang dapat membatasi gerakan/pernafasan
Rasional: memberikan rasa control danperasaan mampu menyelesaikan.
c) Dorong pasien untuk melakukan apa saja bila mungkin misalnya, mandi
duduk, bangun dari kursi, berjalan. Tingkatkan tingkat aktivitas sesuai
kemampuan.
Rasional: meningkatkan kekuatan/stamiana dan memampukan pasien
menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang berarti.
d) Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas misalnya, perubahan pada
tekanan darah atau frekuensi jantung/pernapasan.
Rasional : toleransi sangat bervariasi tergantung pada tahap proses
penyakit,status nutrisi, keseimbangan cairan, dan reaksi terhadap aturan
terapeutik.
e) Dorong pemasukan nutrisi.
Rasional : masukan atau penggunaan nutrisi adekuat perlu untuk
memenuhi kebutuhan energi untuk aktivitas.
f) Kolaborasi dalam pemberian O2 suplemen sesuai indikasi.
Rasional : adanya anemia/hipoksemia menurunkan ketersediaan O2 untuk
ambilan selular dan memperberat keletihan.
DP VI. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi ( kanker ).

27
Hasil Yang Diharapkan Pasien akan :
-

Menunjukkan rentang yang tepat dari perasan dan berkurangnya rasa


takut

Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat


diatasi

Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan


partisipasi aktif dalam aturan pengobatan.

a) Tinjau ulang pengalaman pasien/orang terdekat sebelumnya dengan


kanker.
Rasional : membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan
konsep berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.
b) Dorong pasien untuk menggungkapkan pikiran dan perasaan
Rasional : memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis
serta kesalahan konsep tentang diagnosis.
c) Berikan lingkungan terbuka untuk mendiskusikan perasaan.
Rasional : membantu pasien untuk merasa diterima pada adnya kondisi
tanpa perasaan dihakimi
d) Pertahankan kontak sering dengan pasien.
Rasional : memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau
ditolak.
e) Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis.
Rasional : dapat menurunkan ansietas.
f) Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.
Rasional : memudahkan istirahat, menghemat energi, dan meningkatkan
kemampuan koping.
4. Implementasi
Pelaksanaannya adalah pengelolaan dan perwujudan dan atau
realisasi dari rencana keperawatan pada tahap perencanaan.yang telah disusun
berdasarkan stndar keperawatan yang ada pada tahap perencanaan.

28

5. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Tahap ini digunakan
untuk mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk
memastikan bahwa hasil yang diberikan dan diharapkan telah tercapai. Hasil
Asuhan Keperawatan yang diharapkan tercapai pada pasien dengan Gangguan
Sistem pencernaan ; kanker kolon yakni :
1. Nyeri berkurang sampai dengan hilang.
2. Mencapai tingkat nutrisi optimal. makan diet rendah residu, tinggi
protein, tinggi kalori, kram abdomen berkurang.
3. Mempertahankan eliminasi usus adekuat
4. Keseimbangan cairan tercapai.
5. Meningkatkan toleransi aktivitas.
6. Mengalami penurunan ansietas, mengungkapkan masalah dan rasa
takut dengan bebas, menggunakan tindakan koping untuk menghadapi
stress
6. Discharge Planning
a. Obat obatan meliputi nama obat, tujuan, dosis, jadwal, tindakan
pencegahan, interaksi obat, dan potensial efeksamping,
b. Tanda dan gejala yang memerlukan tindakan medis : demam, mual,
muntah, diare, konstipasi.
c. Jika pasien mempunyai stoma intestinal, pentingnya melaporkan
perubahan pada warna stoma dari merah terang berkilau; iritasi kulit
peristoma, nyeri, bengkak dan kemerahan pada insisi.
d. Pentingnya diet normal yang meliputi empat kelompok makanan ( nasi,
lauk, sayur, buah)dan minum cairan yang adekuat (sedikitnya 2-3L/hari)

29
e. Instruksi pemberian makan enteral atau parenteral jika pasien dalam
keadaan puasa atau diberi suplemen diet
f. Memulai AKS secara bertahap,termasuk mengangkat benda yang berat
(>4 kg)mendorong,atau menarik selama 6 mgg untuk mencegah herniasi
insisi
g. Perawatan insisi dan luka perineal,termasuk penggantian balutan dan
mandi jika jahitan dan drain dilepaskan.Rendam duduk dianjurkan untuk
luka perianal
h. Jika

pasien

mempunyai

peristoma,penggunaan

barier

stoma,perawatan
kulit

stoma

ostomi,kantung

dan

dan

kulit

peralatan

aksesori;dan metode mendapatkan bahan dan alat tersebut


i. Rujukan kesumber komunitas,termasuk agen perawatan kesehatan
dirumah
j. Pentingnya perawatan lanjutan dengan dokter,pastikan tanggal dan tahun
perjanjian berikut
k. Rekomendasi untuk perawatan diagnostic lanjutan setelah reseksi kolon
atau polipektomi

30
A. Patoflow Diagram Teori

31

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama mahasiswa yang mengkaji

: Kelompok

Program Studi

: DIII Keperawatan

Unit

: Penyakit Dalam

Tgl Pengkajian

: 28 Mei 2009

Ruang /Kamar

: Lukas II/27-1

Waktu Pengkajian

: 06.56-08.45Wib

Auto Anamnese

Klien

Allo Anamnese

Keluarga

Tgl. Masuk RS : 20 Mei 2009

1. IDENTIFIKASI
a. Klien
Nama Initial

: Tn. E

Tempat/ Tgl Lahir (umur)

: Palembang / 31-12-1943 ( 65 Th) )

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Status Perkawinan

: Menikah

Jumlah Anak

: 2

Agama/ Suku

: Protestan/ Batak

Warga Negara

Indonesia

Bahasa yang Digunakan

Indonesia

- Asing

Daerah Palembang
Pendidikan

: Tamat STM

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat Rumah

: Sekip

29

32
b. PENANGGUNG JAWAB
Nama

: Ny. H

Alamat

: Sekip

Hubungan dengan klien

: Istri

2. DATA MEDIK
a.

Dikirim Oleh

b. Diagnosa Medik

UGD (namanya )

Saat Masuk

: Kanker kolon

Saat Pengkajian

: Kanker kolon

3. KEADAAN UMUM
a.

Keadaan sakit: Klien tampak sakit ringan */ sedang* / berat* /


tidak tampak sakit*
(*Pilih sesuai kondisi klien)
Alasan

: Tak bereaksi* / baring lemah*/duduk* / aktif* / gelisah */


Posisi tubuh* / pucat / Cyanosis / sesak napas / penggunaan
alat medik yang digunakan infuse Asering 10 tts/ menit di
vena metakarpa sinistra(set macro)
Lain-lain : tidak ada
(* pilih sesuai kondisi klien)

4. TANDA-TANDA VITAL
1) Tanda Tanda Vital
a) Kesadaran
Kualitatif :

Compos mentis
-

- Somnolens
-

- coma

33
Apatis
Kuantitatif

Soporocomatous
:

Skala Coma Glasgow

: > Respon motorik

:6

> Respon bicara

:5

Jumlah

> Respon Membuka Mata : 4


Kesimpulan

: Pasien Sadar Penuh / tidak coma

Flapping tremor/ asterixis

- Positif

Negatif

2) Tekanan darah: 90/60 mmHg


100 + 2(70)
=80 mmHg
3
:
Di lengan dekstra,dengan

MAP

posisi berbaring
Kesimpulan : Fungsi ginjal memadai
3)

Suhu

4)

Nadi

: 37 oC,

- Oral
: Frekuensi 88 x/menit
Teratur

Axillar

Penuh

Rectal

Tidak Teratur
Lemah

Arteri Radialis
5)

Pernafasan

: Frekuensi : 20 x/mnt

Irama :

Teratur

Jenis

Dada

Kusmuali

- Cheynes-Stokes

Perut

5. PENGUKURAN
Tinggi badan

: 170 cm

Berat badan

: 80 kg

Catatan

: Klien mengalami penimbunan cairan di rongga

abdomen
6. GENOGRAM

15

34

11

Simbol-simbol Genogram
= Pria Normal
= Wanita Normal
11

= Pasien / Umur Pasien


= Meninggal
= Orang yang tinggal
serumah
= Orang terdekat pasien

Keterangan : Klien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak, Tidak ada
riwayat penyait keturunan Diabetes Mellitus,asma namun memilikit riwayat
penyakit menular Hepatitis A.
7. KAJIAN POLA KESEHATAN
a. Persepsi Kesehatan Pemeliharaan Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Yang Pernah Dialami:
(Sakit berat, dirawat, kecelakaan, operasi, gangguan kehamilan /
persalinan, abortus, transfusi, reaksi alergi)
a) Klien megatakan th 1999 pernah operasi cholelitiasi di RS RK
Charitas

35
b) Klien mengatakan th 2002 pernah di rawat di RS RK Charitas
dengan Hepatitis A dan peradangan usus
c) Klien mengatakan th 2007 pernah di operasi Katarak di RS RK
Charitas

a) Data Subyektif
-

Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan mandi 2x sehari pagi dan sore dengan air


dingin, klien tidak pernah mengkonsumsi obat obatan dan
suplemen apapun, bila sakit klien

biasanya berobat kedokter

praktek,punya kebiasaan merokok sejak umur 18 tahun sehari


dapat menghabiskan 3 bungkus rokok, tetapi klien sudah berhenti
merokok sejak 20 tahun yang lalu, klien sering makan daging
saksang
-

Keadaaan sejak sakit :

Klien mengatalan kurang lebih satu tahun yang lalu sering BAB
cair dan nyeri pada perutnya,2 bulan terakhir ini perutnya makin
membesar dan perut terasa penuh, mual bila makan , tidak ada
selera makan.terba benjolan doperut sebelah kiri bawah lalu USG
dan berobat didokter praktek dr. Cahyo hasil Ca harus dioperasi
tetapi klien tidak mau,dan hanya berobat alternative,dengan
mengkonsumsi obat obatan herbal siense,karena kondisinya
semakin parah akhirnya pada tgl 20 mei 2009 pasien BGD rumah
sakit RK.Charitas Palembang dengan keluhan demam dan
diare.dan dianjurkan untuk diopname, di BGD klien diberikan
terapi infuse Asering 30 tts/mnt diberi injeksi Kliran 1 ampul

36
iv,dan dilakukan Skin Tes kalfoxim 1ampul IM yang hasilnya
(-),lalu kien di beri injeksi kalfoxim dan pasien pindah keruang
perawatan Yoseph II kamar 27 - 1 .
a) Data Obyektif
Observasi
Kebersihan rambut

: Rambut beruban dan tampak


alopecia.

Kulit kepala

: Ada lesi, tidak berketombe

Kebersihan kulit

: Turgor kulit elastis

Higiene rongga mulut

: Bersih, tidak ada sisa


makanan,tidak ada aptea

Kebersihan genetalia

: Tampak bersih, tidak ada


peradangan

Tanda / scar vaksinasi

BCG lengan dekstra

b. Nutrisi Metabolik
1) Data Subjektif
a)Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan biasa makan 3x sehari terdiri dari nasi, sayur ,
dan lauk pauk,makanan kesukaannya ikan arsik dan

sering

makan daging saksang,biasa minum kopi 2x sehari,air putih


kurang lebih 8 9 gelas sehari,Tidak ada gangguan menelan
makanan.

b)Keadaan Sejak Sakit

37
Klien mengatakan biasa makan 3x sehari terdiri dari bubur ,
sayur , dan lauk pauk, perut terasa penuh dan mual, kurang nafsu
makan,dan setiap makan tidak habis,minum 100 cc/6jam dengan jenis
air putih hangat
2. Data Objektif
Klien tampak menghabiskan porsi makanan yang disediakan Rumah
sakit RK.Charitas dengan Diet BB, klien tampak mual, Terpasang Infus
Asering 10 tts/mnt tampak klien minum air putih hangat dengan jumlah
100 cc/6 jam.
Observasi
1.

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik

Keadaan nutrisi rambut : rambut tidak rontok dan beruban.

Hidrasi kulit

: Turgor kulit elastic,tidak ada edema,

Finger Print negatif

Palpebrae

: An edema.

Conjungtiva

: anemis

Sclera

: an-ikterik

Hidung

: Tidak ada peradangan,polip

Mukosa Hidung

: Lembab

Rongga mulut

: bersih

Gusi

: tidak ada tanda peradangan

Gigi Geligi

:tidak utuh

Gigi palsu

: ada 2 buah digigi seri bawah

Kemampuan mengunyah keras : mampu mengunyah daging


ayam

38

Lidah

: tidak ada hiperemik

Tonsil

: tidak ada pembesaran ( T1 )

Pharing

: Tidak ada peradangan

Kelenjar Getah Bening

: Tidak ada pembesaran

Kelenjar Parotis

: Tidak ada pembesaran

Kelenjar Thyroid

: Tidak ada pembesaran

Abdomen

Inspeksi

Bentuk

:tidak simetris

Bayangan Vena

:Tampak disebelah kiri

Benjolan Massa

:tampak

kuadran

kiri

bawah

Auskultasi : Peristaltik 22x/mnt

Palpasi :
Tanda nyeri umum

: tidak ada

Massa

: teraba

keras dikuadran kiri

bawah
Hidrasi kulit

: Lembab

Nyeri tekan

:Regio Epigastri
Regio Iliaca
Regio Suprapubica (pada semua

kuadran )
Hepar : membesar
Lien : membesar
Kelenjar limfe inguinal : Tidak ada pembesaran
Perkusi: Hipertimpani
Acites

: Positif

Lingkar perut : 101 cm (terdapat ascites)

39

Kulit :
Uremic frost
Positif

Negatif

Edema

Negatif

Positif

Icteric

Negatif

Positif
Tanda-tanda radang : tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

c. Pola Eliminasi
2. Data Subjektif
a. Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan tidak ada gangguan BAB dan BAK,BAB 1x
sehari dengan konsistensi lunak warna kuning kecoklatan,BAK kurang
lebih 3 4 x/hari warna kuning jernih dan lampias.
2. Sejak Sakit
Klien mengatakan BAB tidak lancer, sudah 4 hari ini tidak
BAB ,BAB terakhir sedikit,berbentuk cair dan menempel di pakaian
dalam. BAK 3x/6jam dengan warna kuning kemerahan klien sering
berkeringat dingin.
1. Data Objektif
Observasi
Pasien tampak BAK dibantu oleh keluarga ditempak tidur dengan
menggunakan urinal,tampak warna urine kuning kemerahan,BAK
kurang lebih 300 cc,urine tampak tidak ada endapan.
Pemeriksaan Fisik

40

Palpasi Suprapubika : kandung kemih : Kosong


Saat pengkajian pasien belum BAB
Nyeri ketuk ginjal :kiri dan kanan negatif
Mulut Urethra :Tidak ada peradangan
Anus :

Peradangan: Negatif

Hemoroid : Negatif

Fisura : Negatif

Prolapsus Recti : Negatif

3. Pola Aktivitas dan Latihan


1. Data Subjektif
a. Keadaan Sebelum Sakit,
Keluarga klien mengatakan klien bekerja sebagai pemborong
bangunan namun sejak 15 tahun yang lalu sudah pensiun,
sekarang kerjanya biasa berkebun ubi dihalaman belakang rumah
serta tidak ada masalah dalam aktivitas kerja.
b. Keadaan Sejak Sakit
Klien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti
biasa karena badan terasa lemas, aktivitas seperti
mandi, makan dibantu oleh keluarga dan perawat dan
nyeri pada bagian perut

2. Data Objektif

41
a. Observasi
Aktivitas harian

Makan

Mandi

Berpakaian

2
2

Kerapian

Buang air kecil

Buang air besar

Mobilisasi di tempat tidur

Ambulansi

:
:
:
:

mandiri
bantuan dengan alat
bantuan orang
bantuan orang dan
alat
4 : bantuan penuh

3
0
2 0

Postur tubuh

: Tidak dikaji(klien

bedrest)
Anggota gerak yang cacat
b)

0
1
2
3

: Tidak ada

Pemeriksaan Fisik
Perfusi pembuluh perifer kuku

: capillary refill kembali

dalam 3 detik.
Thorax dan pernafasan
Inspeksi

Bentuk thorax

: Simetris, tidak tampak


kelainan bentuk.

Stridor

Negatif

Dyspnea deffort

Negatif

Sianosis

Negatif

Positif
Positif

Positif
Palpasi :Vocal fremitus kanan dan kiri teraba sama
-

42

Perkusi :

Sonor

Redup

Pekak

Batas paru hepar : ICS 8


Kesimpulan

: ditemukan pembesaran

Auskultasi Suara nafas

: vesikuler

Suara ucapan

: Jelas

Suara tambahan

: Tidak ada

Jantung
Inspeksi :Ictus cordis

: Terlihat

Palpasi : Ictus cordis

: Teraba pada ICS 5


Mid klavikula sebelah
kiri

Thrill :

Negatif

Positif

Perkusi (dilakukan bila penderita tidak menggunakan alat bantu pada jantung)
Batas atas jantung

: ICS 3

Batas kanan jantung : Linea sternalis kanan


Batas kiri jantung

: Linea medio klavikula

kiri
Auskultasi Bunyi jantung IIA

: Tunggal

Bunyi jantung IIP

: Tunggal

Bunyi jantung IT

: Tunggal

Bunyi jantung IM

: Tunggal

Bunyi jantung III Irama Gallop :

Negatif
- Positif

Murmur:
HR

Negatif

- Positif
: 88x/menit

Lengan dan tungkai


Atrofi otot :

Negatif

Positif,

43

Rentang gerak : Klien melakukan gerakan Bebas


Mati sendi :

ditemukan
Kaku sendi : - ditemukan
Uji kekuatan otot Kiri

tidak ditemukan
tidak ditemukan
1

Kanan :

1
2
3
4
5
Refleks fisiologik : refleks patella kiri dan kanan
Reflek patologik : Babinski ,
Clubbing jari-jari

Kiri

Negatif - Positif

Kanan

Negatif

Negatif -

Negatif

Positif
Varices tungkai

Positif

Positif
Columna vertebralis
Inspeksi :
Tidak ditemukan kelainan bentuk
-

Ditemukan kelainan bentuk

Palpasi : Nyeri tekan


N. XI

Negatif

Positif
: Dapat mengangkat bahu Kiri dan kanan serta
dapat menggerakkan kepala

Kaku duduk : tidak diditemukan

4. Pola Tidur dan Istirahat


1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan tidur siang kurang lebih 2 3 jam
sehari, tidur malam kurang lebih 8 9 jam perhari,

44
tidak ada gangguan saat tidur dan tidak menggunakan
obat untuk penghantar tidur
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan tidur tidak tentu sering terganggu karena terasa
nyeri dibagian perut,tidur malam biasanya jam 21.00 sampai jam
05.00 wib dan tidur siang 2 jam dari jam 13.00 -14.00 wib

2. Data Objektif
Observasi
Observasi
Ekspresi wajah mengantuk

Negatif

Negatif

Negatif

Positif
Palpebrae inferior berwarna gelap

Positif
Banyak menguap
5. Pola Kognitif Perseptual
1. Data Subjektif
Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan menggunakan alat bantu penglihatan tetapi
tidak menggunakan alat bantu pendengaran dan sudah lama
mengalami penyakit kanker tetapi tidak mau dioperasi karena alasan
yang sudah tua dan akhirnya pasien memutuskan untuk berobat
kealternatif dengan mengkonsumsi obat herbal sinse.
a. Keadaan Sejak Sakit

45
Klien mengatakan sudah lama mengalami penyakit ini,skala nyeri yang dirasakan
adalah :10 (yang dikatakan pasien) dan menggunakan kaca mata sylinder dan saat
tidak menggunakan kaca mata pasien masih dapat melihat,keluarga pasien
mengatakan pernah operasi katarak mata kanan dan kiri tetapi hanya mata kiri yang
berhasil dioperasi.
2. Data Objektif
a. Observasi
Tampak klien tidak menggunakan kaca mata diruang
perawatan , dan kemampuan berbicara baik
b. Pemeriksaan Fisik

Penglihatan

Cornea

: tidak keruh

Visus

: klien menggunakan kacamata silinder

Pupil

: An Isokor Kiri 3 mm, kanan 5 mm

Lensa mata : Kiri jernih ,kanan keruh

Tekanan intra ocular (TIO) kanan kiri sama

Pendengaran

Pina

: Simetris kiri dan kanan

Canalis

: bersih , tidak ada penumpukan serumen

Membran tympani : utuh

Tes pendengaran : klien dapat mendengar dengan


detik jam

Pengenalan rasa posisi pada gerakan lengan dan tungkai :


klien mampu mengenali nyeri dengan benar

NI

: klien dapat mencium bau-

46
bauan seperti minyak kayu
putih dan buah

NII

: klien dapat melihat dengan jelas

N V sensorik

: Klien dapat merasakan sentuhan pada kulitnya

N VII sensorik

: Klien dapat merasakan manis


buah jeruk

N VIII pendengaran

: klien dapat mendengar bila


dipanggil

Tes romberg

: klien dapat berjalan seimbang.

6. Pola Persepsi Diri / Konsep Diri


1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan sudah sering dirawat dirumah sakit
dan

mengetahui

tentang

penyakitnya,

pasien

mengatakan dirinya adalah kepala rumah tangga,ayah


dari 2 orang anaknya, pasien mampu menghidupi dan
memberi nafkah istri dan anak anaknya.

Keadaan sejak sakit,


Klien

mengatakan

merasa

takut

dengan

penyakit

yang

dideritanya tetapi pasien menda[pat dukungan dari keluarga


sehingga mempunyai keinginan
tidak putus asa.

berusaha untuk sembuh dan

47

2. Data Objektif
a. Observasi
Observasi
Kontak mata

: perhatian / Fokus pada objek yang


diajak bicara

Rentang perhatian

:
: Perhatian penuh / focus

Suara dan cara bicara


b)

: Mudah teralihkan
- : Tidak ada perhatian
: Jelas dan terarah

Pemeriksaan Fisik
Kelainan bawaan yang nyata : Tidak ada
Penggunaan protesa

tidak

ada

Bila ada pada organ

Hidung

Payudara

Lengan

Tungkai
7. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
1. Data Subjektif
Keadaan sebelum sakit klien mengatakan sudah berkeluarga
dan mempunyai 2 orang anak dan tinggal serumah dengan
isterinya dan anak anak anaknya dan pasien tidak
mempunyai masalah dengan tetangga sekitar rumahnya.
.
Keadaan sejak sakit ,

48
Keluarga klien mengatakan sering dikunjungi oleh keluarga
dan teman teman nya dan tidak mempunyai masalah dengan klien
yang lain disekitar ruang perawatan.
2. Data Objektif
Observasi
Tampak klien ditemani oleh isterinya , tampak

klien

dikunjungi
oleh keluarganya dan turut mendoakan kesembuhan klien
selama
dalam proses perawatan dirumah sakit.
2.
8. Pola Reproduksi - Seksual
1. Data Subjektif
Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak
tidak menglami gangguan dalam seksualnya.
Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan tidak ada gangguan dalam seksualnya
a.
2. Data Objektif
Observasi
Jenis kelamin laki laki
Pakaian yang dikenakan pasien sesuai dengan jenis kelamin

9. Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress


1. Data Subjektif

49
a. Keadaan sebelum sakit
klien mengatakan jika ada masalah berceriata dengan isterinya,
masalah yang ada diselesaikan dengan musyawarah bersama
isteri dan anaknya.
.
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan jika ada masalah curhat dengan keluuarga dan
teman temannya dan senang bercerita tentang keluhan sakitnya
dengan perawat.
2. Data Objektif
Observasi
Ekspresi wajah tampak meringis
Klien mudah di ajak komunikasi
Klien tampak selalubercerita pada strinya
Pemeriksaan Fisik

Kulit : Keringat dingin

: ditemukan

Basah

: tidak ada

Tekanan darah : berbaring 100/70 mmHg (dilengan


dekstra )

Kesimpulan : Hipotensi ortostatik : negative

HR : 88 x/mnt

10. Pola Sistem Nilai Kepercayaan / Keyakinan

50
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan beragama protestan,di gereja pasien


sebagai sintua yang selalu memimpin Pasien doa pada
umatya.Rajin berdoa

Data Objektif
Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan tidak lagi mampu ke gereja karna kondisi


yang masih lemah,hanya dapat berdoa ditempat tidur saja.
Observasi
Klien tampak menyebut nama Allah bila nyeri mulai di
rasakan.

Tanda Tangan Mahasiswa yang mengkaji

( KELOMPOK )

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a) Pemeriksaan USG ABDOMEN

51

TANGGAL : 6 January 2009


KESAN :
Tumor Colon dengan kemungkinan Metastase ke Hepar.
TANGAL :22 Mei 2009

Hepar : Echogram parenchyma hepar kasar, tampak masa solid [ada multiple
dilobus kanan- kiri hepar, tak tampak pelebaran saluan em[edu/pembuluh
darah intra/ekstra hepataol,permukaan hepar tak rata, tampak cairan bebas
dirongga abdomen.

Ga II Bladder : Post cholecystectomy

Pancreas : Tak tampak sol,tak tampak klasifikasi,tak ampak pelebaran


d.pancreaticus.

Lien : membesar echogram lien homogeny, tak tampak asa.

Ginjal : Bentk, contour, dan ukuran dalam batas normal tak tampak batu/sol
pada k2 ginjal, tak tampak pelebaran system pelvicaly ceal/ ureter kanan
kiri.

Buli buli :Bentuk dan contour dalam batas normal , tak tampak batu/sol
didalam buli buli dinding tak menebal.

Prostat : Bentuk contour dalam batas normal, echogram prostat homogen,


tak tampak masa. Tampak masa hypoechole multiple didinding abdomen
depan.

KESAN :
1. Liver circhosis dengan ascites dan spenomegali
2. Lesi metastase didinding abdomen depan.

b) PEMERIKSAAN LABORATORIUM

52

Nama/Umur

: Tn. E

Ruang/Kamar

: Yoseph II/ Kamar 27 -1

a. (Laboratorium tanggal 21 mei 2009. JAM :11:14)


No.
1.

Jenis Pemeriksaan
HEMATOLOGI

Hasil

Standar Normal

Keterangan

DARAH RUTIN
Hemoglobin

10,9

13 18

Normal

Leukosit

12100

4000-10.000

Tidak normal

LED/BSE/ESR

68

0 15

Tidak normal

327

150 450

Normal

SGOT/ASAT

142

10 34

Tidak normal

SGPT/ALAT

31

9 43

Normal

Gamma GT

117

11 61

Tidak normal

Protein

5,8

68

Normal

Albumin

2,3

3,5 5,5

Normal

200

<200

Tidak normal

Na

133

135 148

Normal

2,7

3,6 5,5

Normal

DARAH KHUSUS
Trombosit
KIMIA DARAH I
FAAL HATI

Protein ( Darah)

LEMAK
Triglyceride
ELEKTROLIT
(DARAH)

a. (Laboratorium tanggal 21 mei 2009. JAM :12:28)

53

No.
1.

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Standar Normal

Keterangan

URINALISA
Urin Lengkap
Protein

Pos(+)

Negative

Tidak normal

Urobilinogen

Positif

Negative

Tidak normal

Hialin

01

Normal

Ganular

01

Normal

Cair

Lunak

Tidak normal

FAECES
Faeces/tinja
Konsistensi
lEndir

Pos (+)

Negative

Tidak normal

leukosit

20 25

<=6

Normal

eritrosit

19 20

<=2

Normal

Negative

Tidak normal

kista

Blasto (+)

Daftar Obat
1. TERFACEF
Nama obat

: TERFACEF

Klasifikasi

Antibiotik

54
Dosis umum

Dewasa dan anak diatas 12 th

1-2 g di berikan sekali sehari

(setiap 24 jam)
Penderita usia lanjut

1 gr di berikan secara intravena

Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 1 g r, 3 kali sehari


Cara pemberian obat

Mekanisme dan fungsi obat

secara intravena
:

Mempunyai spektrum yang luas; aktif terhadap bakteri gram positif dan
gram negatif,aerob dan beberapa spesies anaerob
Kontra indikasi

klien yang hipersensitif terhadap penisilin dan


golongan sefalosforin

Efek samping :
Reaksi Hematologi

: anemia hemolitik,leukopenia,neutropenia,

trombositopenia,eusinofilia
Gangguan pada saluran pencernaan : mual,muntah, tinja lunak, diare, dan
stomatitis
Reaksi kulit : urtikaria, edema, eritema multiform, dermatitis aleri dan
pruritus

2. Spirola
Nama Obat

: Spirola

Klasifikasi Obat

: Antagonis aldosteron

Dosis Umum

: 3 x 1 (3 x sehari 50 100mg)

55

Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 3 x 1 tablet.


Cara pemberian obat

: Oral

Mekanisme kerja dan fungsi obat

: pengobatan sfesifik
antagonist pada
aldosteronterhadap sodium
potasium dan sebagai agents
pada ginjal

Kontra indikasi

: klien yang anuria,hiperkalemia dan


penurunan fungsi ginjal akut

Efek samping :
Pada saluran pencernaan

: Gastritis,ulserasi, mual dan muntah

Hematologi

: Agranulocytosis

Hypercensitif

: Demam,Urticaria, Vaskulitis, Syok


anafilaktik

3. Lasix
Nama Obat

: Lasix

Klasifikasi

: Diuretik

Dewasa

: 20-80 mg sekali sehari

Anak-Anak

: 1-2 mg/kg/BB

Dosis untuk klien yang bersangkutan : 3 x 1 ampul (20mg/2ml)


Cara pemberian obat

: Secara intravena

Mekanisme dan fungsi obat

: sebagai diuretik furusemid dalam


penyaringan glomerulus, edema yang
menyebar

ke

jantung,hepar

ginjal(nefrotik syndrom)

dan

56
Kontraindikasi

: Hipersensitivitas terhadap furosemid,


anuria,

defisiensi

elektrolit,

hipovolemia,hipotensi
4. Flagyl
Nama Obat

: Flagyl

Klasifikasi

: Antibiotik

Dewasa

: 750 mg, 3 kali untuk 5-10 hari

Anak-Anak

: 35-50 mg/kg/BB/24 jam

Cara pemberian obat

: Secara intravena

Mekanisme dan fungsi obat

: Uretritis, vaginitis, amoebiasis( intestinal


dan hepatic ), pada post operasi
pencegahan anaerobik.

Kontraindikasi

: Hipersensitivitas terhadap Metronidazol

5. Hepatin
Nama Obat

Hepatin

Klasifikasi

vitamin

Dosis Umum

2-3 kali sehari

Dosis untuk klien yang bersangkutan :

3 x 1 / hari

Cara pemberian obat

oral

Mekanisme dan fungsi obat

sebagai suplemen untuk

memperbaiki fungsi sel-sel hati dan


melindungi fungsi hati

11. ANALISIS DATA

57
Nama/Umur

Tn. E/ 65 th

Ruang / Kamar

Yoseph/27-1

NO
1.

DATA
-

SUBYEKTIF
Klien mengatakan -

OBYEKTIF
Klien tampak menahan

faktor

Nyeri pada seluruh

sakit, memegangi

fisik,kanker

bagian perut

perutnya,dan keringat

kolon

Klien mengatakan

dingin

skala nyeri 5

Ekspresi wajah klien


tampak meringis

Masa teraba keras tidak


rata,di abdomen kuadran
kiri bawah

Hasil pemeriksaa USG


abdomen:
Tgl: 06 jan 2009
Kesan:
Tumor Colon dengan
kemungkinan Metastase ke
Hepar
Tgl : 22 mei 2009
Kesan:

Liver circhosis dengan


ascites dan spenomegali

Lesi metastase didinding


abdomen depan

ETIOLOGI

Tanda-tanda vital :
TD =100/70 mmHg

MASALAH
Nyeri

58
S

= 37,5 OC

N = 88 x /menit
P = 18 x/menit

2.

Klien mengatakan

Klien hanya menghabiskan

faktor fisik

makan selalu tidak

1/2 porsi makan yang

adanya kanker

habis, perut terasa

disediakan rumah sakit

kolon

penuh,mual dan kurang

dengan diet BB;

Mual

nafsu makan

Klien
sudah

mengatakan -

Masa teraba keras tidak

Faktor mekanik; Konstipasi

hari

rata,di abdomen kuadran

Kanker Kolon

tidak

BAB,padahal

kiri bawah

sebelumnya BAB cair -

Abdomen

dengan warna coklat

Perkusi hypertympani
Peristaltic usus 22x/mnt
-

Hasil pemeriksaa USG


abdomen:
Tgl: 06 jan 2009
Kesan:Tumor Colon
dengan kemungkinan

Klien

mengatakan -

Metastase ke Hepar
Keadaan
umum

klien Kelemahan fisik Defisit

kondisi tubuh terasa

tampak lemah

lemah sehingga tidak -

Tampak aktivitas klien di

dapat

Bantu keluarga dan perawa

aktivitas

malakukan
dan

terasa -

Uji kekuatan otot kiri &

perawatan diri

59
nyeri

di

perut

saat

melakukan aktivitas

kanan 4
-

Hasil lab Hb : 10,9 g/dl

Tanda-tanda vital

TD =100/70 mmHg
S

= 37,5 OC

N = 88 x /menit
P = 18 x/menit
B. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/Umur

Ruang / Kamar :

TnE/65 th
Yoseph /27-1

No
1

Tanggal
26/05/2009

Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan faktor fisik; kanker kolon

Nama
Pipin

Data Subjektif:
-

Klien mengatakan Nyeri pada seluruh bagian perut

Klien mengatakan skala nyeri 6

60

Data objektif:
-

-Klien tampak menahan sakit, memegangi


perutnya,dan keringat dingin

Ekspresi wajah klien tampak meringis

Masa teraba keras tidak rata,di abdomen kuadran kiri


bawah

Hasil pemeriksaa USG abdomen:


Tgl: 06 jan 2009
Kesan:
Tumor Colon dengan kemungkinan Metastase ke
Hepar
Tgl : 22 mei 2009
Kesan:

Liver circhosis dengan ascites dan spenomegali

Lesi metastase didinding abdomen depan

Tanda-tanda vital :
TD =100/70 mmHg
S

= 37,5 OC

N = 88 x /menit
2

26/05/2009

P = 18 x/menit
Mual berhubungan dengan faktor biofisik; adanya kanker

Sr.

kolon

Laurentin

Data subjektif:
-

Klien mengatakan makan selalu tidak habis, perut terasa


penuh,mual dan kurang nafsu makan

Data objektif:
-

Klien hanya menghabiskan 1/2 porsi makan yang


disediakan rumah sakit dengan diet BB;

26/05/2009

Klien tampak asites, dengan lingkar perut 101 cm

Kelebihan

volume

cairan

berhubungan

Mekanisme pengaturan melemah


Data subjektif:
Klien mengatakan perut terasa penuh

dengan Pipin

61
C. PRIORITAS DIAGNOSA
Nama/Umur

Ruang / Kamar :

Tn. E / 65 Tahun
Yoseph / 27-1

Tabel 3- 4 : Prioritas Masalah Keperawatan


No
I

Tanggal
Prioritas Diagnosa
Nama
26-05-2009 .Nyeri berhubungan dengan faktor fisik; Pipin
kanker kolon

II

26-05-2009 Mual berhubungan dengan faktor biofisik;

Sr. Laurentin

adanya kanker kolon


III

26-05-2009
KelebKelebihan

volume

cairan

berhubungan Pipin

dengan Mekanisme pengaturan melemah


IV

26-05-2009KKonstipasi

berhubungan

dengan

Faktor Lusiana

mmekanik; kanker kolon


V

26-05-2009DDefisit perawatan diri berhubungan dengan Marisa


kelemahan fisik

62

D. RENCANA KEPERAWATAN
Nama/Umur

: Tn E / 65 Tahun

Ruang / Kamar

: YosephI / 27-1

Tabel 3-5 : Rencana Keperawatan


No
1.

Diagnosa Keperawatan

Hasil Yang diharapkan

Nyeri berhubungan dengan

Tujuan

faktor fisik; kanker kolon

berkurang sampai dengan hilang

Data Subjektif:

Tujuan jangka pendek dalam waktu 1 frekuensi, durasi dan

panjang

Nyeri 1 Kaji lokasi nyeri


misalnya, lokasi,

Klien mengatakan Nyeri x24 jam Faktor fisik, kanker kolon intensitas ( skala 0-10),
pada seluruh bagian perut

jangka

Rencana tindakan

Klien

mengatakan

dapat teratasi

Jelas
1. Mengukur kesesuaian Ade A
dalam

bicara

kesadaran

Keadaan umum membaik

kemampuan

Data objektif:

Klien

berespon

-Klien tampak menahan


sakit, memegangi
perutnya,dan keringat

mengungkapkan

kenyamanannya
-

Klien

tidak

untuk
pada

rangsangan eksternal.
lagi

memegangi

perutnya

2. Observasi tanda- tanda


vital klien

dingin

Ekspresi wajah klien tampak rileks

Ekspresi wajah klien

Keringat dingin tidak ditemukan

tampak meringis

Skal nyeri (0-3)

Masa teraba keras tidak

Abdomen

3.Berikan tindakan

Inspeksi

kenyamanan dasar

rata,di abdomen kuadran

kesadaran

secara keseluruhan dan

nyeri 6
-

dan

menunjukkann tingkat
2. Mengukur

skala Kriteria hasil :

Nama

Rasional

3. Menguji
kecendrungan

adanya
pada

tingkat kesadaran dan


potensial peningkatan
TIK
4. Menentukan

tingkat

63

kiri bawah

Bayangan vena tidak ditemukan

( misalnya,reposisi,

Hasil pemeriksaa USG

Benjolan massa tidak ditemukan

gosokan punggung)

abdomen:

Palpasi

Tgl: 06 jan 2009

Tanda nyeri umum tidak ada

4. ajarkan dan

Kesan:

Masa tidak ditemukan

demonstrasikan tehnik

Tumor Colon dengan

Nyeri tekan tidak ada pada semua relaksasi

kemungkinan Metastase ke

kuadran

Hepar

Hepar tidak mengalami pembesaran

Tgl : 22 mei 2009

Lien tidak mengalami pembesaran

Kesan:

Hasil

Liver circhosis dengan

menunjukkan tidak adanya masa

ascites dan spenomegali

hypoechoic multiple di dinding

Lesi metastase didinding

abdomen depan

abdomen depan
-

pemeriksaan

Tanda-tanda vital

5.Evaluasi penghilangan

radiologi nyeri

dalam

batas 6.Libatkan

keluarga

Tanda-tanda vital :

normal

dalam

TD =100/70 mmHg

TD = 110/70-130/90 mmHg

kebutuhan klien

= 37,5 OC

N = 88 x /menit
P = 18 x/menit

pemenuhan

= 36-37 OC

N = 60-90 /menit
P = 16-24 x/menit

7. Kolaborasi dengan tim

kesadaran

64

medis dalam pemberian


anagesik sesuai indikasi.
No
1.

Diagnosa Keperawatan

Hasil Yang diharapkan

Rencana tindakan

Rasional

5. Kaji keadaan pupil, 5. Reaksi


catat

ukuran,

oleh

pupil
saraf

Nama
Jelas
diatur Ade A
cranial

ketahaman dan reaksi

okulomotor (III) dan

terhadap cahaya

berguna untuk menentukan apakah batang


otak masih baik

6. Pertahankan
/leher
tengah

pada
atau

kepala 6. Kepala yang miring


posisi
pada

pada satu sisi menekan


vena

jugularis

posisi netral, hindari

menghambat

pemakaian

darah vena.

bantal

besar pada kepala


7. Observasi
tanda vital

tanda-

dan
aliran

7. Perubahan pada ritme


dan

disritmie

timbul

dapat
yang

mencerminkan adanya
trauma,
tidak

napas
teratur

yang
dapat

65

menunjukkan
adanya

lokasi
gangguan

serebral
8. Berikan
yang

tindakan 8. Meningkatkan istirahat


dan
menurunkan
menimbulkan

rasa nyaman seperti

stimulasi sensori yang

lingkungan

berlebihan

yang

tenang

No
1.

Diagnosa Keperawatan

Hasil Yang

Rencana tindakan

diharapkan
9.

Nama

Rasional

Berikan waktu istirahat 9. Mencegah

Jelas
kelelahan Ade A

antara aktivitas perawatan

berlebihan.

dan

yang dilakukan secara

batasi

lamanya

tindakan tersebut

Aktivitas

terus menerus dapat


meningkatkan

TIK

dengan menghasilkan
akumulatif stimulus
10. Libatkan keluarga untuk 10. Mendengarkan
berbicara

dengan klien

jika diperlukan

yang
dari

suara

menyenangkan
orang

terdekat

dampaknya menimbul-

66

kan pengaruh relaksasi


pada beberapa klien
dan

mungkin

dapat

menurunkan TIK
Kolaborasi :
1) Berikan

cairan

IV

1) Meminimalkan

dengan alat control

fluktuasi

khusus.

aliran vaskuler dan

Batasi

pemasukan cairan dan


berikan

TIK

larutan

hipertonik
elektrolit

dalam

atau
sesuai

indikasi

No
2.

Diagnosa Keperawatan

Hasil Yang diharapkan

Rencana tindakan

Mual berhubungan dengan faktor Tujuan jangka panjang : Mual 1) Kaji derajat mobilisasi 1. Klien
fisik adanya kanker intra abdomen berkurang
Data Subyektif :
-

Klien
selalu

dengan

hilang

mengatakan
tidak

sampai

makan Tujuan jangka pendek dalam

habis,perut waktu 3 x24 jam faktor fisik

Nama

Rasional

Jelas
mandiri Ade A

mampu

klien dengan meng-

nilai 0 ; atau memer-lukan

gunakan skala keter-

bantuan/ peralatan yang

gantungan

minimal
memerlukan

nilai

1,

bantuan

67

terasa

penuh,mual

dan adanya kanker intra abdomen

kurang nafsu makan

sedang

dengan

teratasi

pengawasan / diajarkan

Data Obyektif :

Kriteria hasil :

nilai

Klien tampak lemah

Keadaan umum klien baik

bantuan/peralatan

Klien hanya menghabiskan -

Klien dapat menghabiskan

harus terus menerus dan

1/2

porsi

disediakan

memerlukan
yang

makan

yang

1 porsi makanan yang di

alat khusus nilai 3, atau

rumah

sakit

sediakan RS dengan diet

tergantung

BB

pada

Klin tidak tampak mual

nilai 4. Seseorang semua

Hemoglobin dalam batas

kategori dengan nilai 2-4

normal 13-1 g/dl

mempunyai resiko yang

denagn diet BB;


-

Klien tampak mual

Hasil

pemeriksaan -

laboratorium
-

2,

Hemoglobin :10,9 g/dL

secara

pemberi

besar

untuk

total

asuhan,

terjadinya

bahaya

tersebut

sehubungan

dengan

imobilisasi.
2) Kaji

kembali 2. Mengidentifikasi

kemampuan
keadaan
fungsional

dan
secara
pada

kerusakan yang terjadi


No

Diagnosa Keperawatan

Hasil Yang

Rencana tindakan

mungkinan
secara

ke-

kerusakan

fungsional

mempengaruhi

dan

pilihan

intervensi yang dilakukan


Rasional

Nama

68

diharapkan
2.

Jelas
3. Berikan / bantu klien 3. Mempertahankan mobili- Ade A
dengan program latihan

sasi dan fungsi sendi/

dan

alat

posisi normal ekstremitas

tingkatkan

dan menurunkan terjadi-

penggunaan

mobilisasi,

aktivitas dan partisipasi


dalam merawat

nya vena yang statis

sendiri

sesuai kemampuan.
4. Berikan

rencana

perawatan dengan periode


istirahat

konsisten

4. Menurunkan

kelelahan,

kelemahan

otot

yang

berlebihan.

diantara aktivitas
5. Anjurkan klien dengan 5. Proses
program

latihan

dan

yang

alat

menyertai

kepala

dan

Tingkat

pemulihan

secara

fisik

penggunaan
mobilisasi.

penyembuhan
lambat

seringkali

aktivitas dan partisipasi

merupakan bagian yang

dalam

amat penting dari suatu

merawat

diri

sendiri sesuai kemampuan

program

pemulihan

tersebut.

Keterlibatan

klien dalam perencanaan


dan

kegiatan

adalah

69

sangat

penting

untuk

meningkatkan kerjasama
psien guna keberhasilan
dari program tersebut.
No
3.

Hasil Yang

Diagnosa Keperawatan
Kelebihan

volume

diharapkan
cairan Tujuan jangka panjang : 1. Catat

berhubungan dengan Mekanisme Kebutuhan

volume

pengaturan melemah

cairan terpenuhi secara

Data Subyektif :

optimal

Klien

mengatakan

adanya

Data Obyektif :

Nama

Rasional

Jelas
distensi 1. Distensi dan hilangnya Ade A

abdomen dan auskultasi

peristaltik usus merupa-

peristaltik usus.

kan tanda bahwa fungsi


defekasi

perut Tujuan jangka pendek :

terasa penuh
-

Rencana tindakan

hilang

yang

kemungkinan berhubung-

Dalam waktu 3 x24 jam

an

dengan

kehilangan

Mekanisme pengaturan

persyarafan parasimpatik

Keadaan umum klien tampak membaik

usus besar dengan tiba-

lemah

Kriteria hasil

tiba.

Abdomen

Inspeksi bentuk Asimetris

Perkusi Hypertympani

Acites Positif

Lingkar perut 101 cm

Keadaan

umum 2. Berikan privasi

2. Meningkatkan kenyaman-

klien membaik
-

Inspeksi

abdomen 3. Anjurkan

simetris
-

an secara psikologis.
melakukan

Acites

negatif

(ambulasi

Intake output

dengan

lingkar

kemampuan)

Minum 200 cc/jam

perut 40 cm

Infuse 550 cc

Bising usus kembali Kolaborasi :

untuk 3. Menstimulasi
pergerakan
sesuai

yang

peristaltik

memfasilitasi ke-

mungkinan terbentuknya
flatus

70

Urine 500 cc/ jam

Klien

tampak

normal 5-35x/menit
terpasang -

infuse As 10 tts/mnt di vena


metakarpa tangan kiri

Klien

tidak

terpasang infuse
-

Klien

4. Mulai untuk meningkat- 4. Makanan

padat

akan

kan diet sesuai toleransi

dimulai

klien.

sampai peristaltik kembali

tidak

pemberiannya

timbul/sampai ada flatus

BB Klien 80 kg

mengalami

dan adanya kemungkinan

TB klien 170 cm

penimbunan cairan

bahaya

Catatan

di rongga abdomen

dapat

klien

mengalami

penimbunan cairan di rongga

ileus

paralitik

dipastikan

tidak

ada.

abdomen

No
3.

Diagnosa Keperawatan

Hasil Yang
diharapkan

Rencana tindakan

Rasional

5. Berikan supositoria dan 5. Mungkin


enema jika diperlukan

perlu

menghilangkan
abdomen,

Nama
Jelas
untuk Ade A
asistensi

meningkatkan

kebiasaan defekasi yang


normal
6. Berikan
pelembek
kebutuhan.

obat
feses

laksatif, 6. Melembekkan
sesuai

meningkatkan

feses,
fungsi

defekasi sesuai kebiasaan,


menurunkan ketegangan.

71

No

Diagnosa Keperawatan

4. KKonstipasi

berhubungan Tujuan Jangka panjang:

dengan Faktor mekanik tumor


Data Subyektif :
-

Hasil Yang diharapkan

Rencana tindakan
1. Kaji

riwayat

Rasional

Nama
Jelas
Ade A

nutrisi 1. Mengidentifikasi

Tidak terjadi konstipasi

termasuk makanan yang

defisiensi,

Tujuan jangka pendek

disukai

kemungkinan intervensi

Klien mengatakan sudah Dalam waktu 1 x24 jam


4 hari tidak BAB,padahal Pola

eliminasi

BAB

2. Auskultasi bising usus

2. Fungsi

menduga
saluran

pencernaan biasanya tetap

72

sebelumnya

BAB

cair kembali normal

baik pada kasus cedera

dengan warna coklat

kepala, jadi bising usus

Data Obyektif :
-

klien -

dalam

menentukan respon untuk

tampak lemah

mulai membaik

makan

Klien tampak imobilisasi -

Klien

berkembangnya

di tempat tidur

melakukan

peristaltik usus 22 x/menit

secara bertahap

Abdomen

umum

membantu

Keadaan umum klien

Keadaan

Kriteria hasil :

x/mnt

Pemeriksaan laboratorium

Perkusi

dengan hasil/kesan

tympani
-

aktivitas

Peristaltik usus 5-35

Perkusi hypertympani

Konsistensi cair

tampak

komplikasi

3. Timbang

berat

badan

pemberian nutrisi
4. Berikan

makan

dalam

jumlah kecil dan dalam

laboratorium dengan

Lendir positif

hasil/kesan

3. Mengevaluasi keefektifan
atau kebutuhan mengubah

abdomen

Warna coklat

seperti

paralitik usus.

sesuai indikasi

Pemeriksaan

atau

waktu yang sering dengan


teratur.

4. Meningkatkan

proses

pencernaan dan toleransi


klien

terhadap

nutrisi

yang diberikan dan dapat

Konsistensi padat

meningkatkan kerjasama

Warna

klien saat makan.

kuning

kecoklatan
Lendir negatif
No
4.

Diagnosa Keperawatan

Hasil Yang diharapkan

Rencana tindakan

Rasional

Nama

Jelas
5. Anjurkan orang terdekat 5. Meskipun proses pemu- Ade A

73

untuk membawa makanan

lihan klien memerlukan

yang disukai klien bila

bantuan

tidak ada kontraindikasi

sosialisasi waktu makan

makan,

dengan

orang

terdekat

atau

teman

dapat

meningkatkan pemasukan
dan menormalkan fungsi
makan.
6. Kolaborasi : konsultasi 6. Merupakan sumber yang
dengan ahli gizi

efektif

untuk

identifikasi

meng-

kebutuhan

kalori / nutrisi tergantung


pada usia, BB, ukuran
tubuh
7. Pantau

pemeriksaan 7. Mengidentifikasi
nutrisi,

defi-

laboratorium hemoglobin,

siensi

fungsi

glukosa.

organ dan respon terhadap


terapi nutrisi tersebut

74

No

Diagnosa Keperawatan

5. DDefisit

perawatan

berhubungan

dengan

Hasil Yang

Rencana tindakan

diharapkan
diri Tujuan jangka panjang : 1. Tentukan

kelemahan klien

fisik

mampu

melakukan

Data Subyektif :

perawatan

diri secara mandiri

saat ini dan hambatan

kebutuhan intervensi yang

untuk

di butuhkan

berpartisipasi

2. Meningkatkan perasaan

2. Ikutsertakan pklien dalam

terasa lemah sehingga tidak Dalam waktu 2 x24 jam

formulasi

dapat malakukan aktivitas dan Klien tidak mengalami

perawatan pada tingkat

terasa

kemampuan

nyeri

di

perut

saat kelemahan fisik

melakukan aktivitas

Kriteria hasil :

Data Obyektif :

Keadaan umum klien tampak


lemah

Keadaan

rencana

3. Dorong klien melakukan


umum

perawatan diri

klien membaik
-

Tampak

kontrol dan meningkatkan


kerjasama,perkembangan
mandiri
3. Melakukan untuk dirinya
sendiri akan menngkatkan
perasaan
4. Kesederhanaan

klien 4. Berikan dan tingkatkan

melakukan aktivitas

keluasaan pribadi slama

keengganan

Bantu keluarga dan perawat

bertahap

mandi

dalam

Tampak

mandiri

berbaring

secara

Tidak

Klien mengalami bau badan

bau badan

saat

Tanda-tanda

akan

di

mandikan -

ditemukan 5. Libatkan keluarga dalam


perawatan diri klien
vital

pada
ikut

serta

perawatan

atau

menunjukkan

lemah di tempat tidur

dapat

mengarahkan

Tampak aktivitas klien di


klien

Jelas
Ade A

kemampuan 1. Mengidentifikasi

dalam perawatan

Klien mengatakan kondisi tubuh Tujuan jangka pendek :

Nama

Rasional

padasaat
orang lain

aktivitas
munculnya

75

perawat

dalam batas normal

Tanda-tanda vital

TD

TD =100/70 mmHg

130/90 mmHg

= 37,5 OC

110/70-

= 36-37 OC

N = 88 x /menit

N = 60-90 /menit

P = 18 x/menit

P = 16-24 x/menit

6. Kolaborasi dengan tim


medis

lain

dalam 5. Dengan

adnya

pemberian terapi fisik dan

keterlibatan

rehabilitasi

dapat

keluarga
mempercepat

penyembuhan klien
6. Menetapkan
latihan

atau

program
aktivitas

dalam
mengidentifikasikan alat
bantu untuk memenuhi
kebutuhan klien

76
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Nama/Umur

: An N / 11 Tahun

Ruang / Kamar : Theresia II / 34-6


Tabel 3-6 : Pelaksanaan Keperawatan
Tgl.
13/3/

No
DP
I

Waktu
07.00

Pelaksanaan Keperawatan

2009

Nama

Jelas
Mengkaji keadaan umum klien dan mengkaji respon Ade A
verbal klien;. Klien sadar penuh dengan rentang
perhatian fokus pada objek / orang yang diajak bicara.
Klien diukur tanda-tanda vital :
S

= 36,9 OC

N = 86 x /menit
P = 22 x/menit
Mengkaji pupil : pupil iskor kanan dan kiri
Mengkaji kemampuan membuka mata : klien dapat
membuka mata spontan (sadar penuh) dan menilai GCS
klien : skore 15 (sadar penuh).
07.30

Membantu klien personal hygiene dan mengganti alat


tenun klien. Tempat tidur dirapikan

08.00

Ade A

Membantu klien sarapan pagi


Ade A

08.30

Memberikan obat oral pada klien


Vometa 3x 1cth

09.15

Ade A

Melakukan pemberian injeksi nicholin 3 x 1 : 100 mg


secara intravena via selang infus.

Ade A

77

10.30

Memberikan posisi nyaman terlentang tanpa bantal


pada klien untuk mengurangi pusing kepala klien.
Klien mengikuti anjuran perawat

Ade A

Ade A

10.45

Ade A
Membatasi jumlah pengujung untuk menimbulkan rasa
nyaman pada klien.
Klien tampak lebih rileks
Ade A

10.55

keluarga.
-

13.00

Anjurkan klien untuk istirahat dengan didampingi


Ade A

Mengevaluasi klien :
Klien mengatakan badannya masih lemah,sakit kepala Ade A
berkurang,nyeri hilang.
S

= 36,9 OC

N = 86 x /menit
P = 22 x/menit

78
Ade A

13/3
2009

II

07.00

Mengkaji keadaan umum klien, dengan mengkaji


kemampuan klien dalam melakukan aktivitas harian,
klien bedrest di tempat tidur sehingga dalam melakukan
aktivitas harian memerlukan bantuan sedang / dengan
pengawasan / diajarkan (nilai 2). Klien tampak
berbaring lemah.
Klien diukur tanda-tanda vital :
TD = 90/60 mmHg
S

= 37,5 OC

Ade A

N = 84 x /menit
P = 22 x/menit
Ade A
07.30

Membantu klien personal hygiene dan membersihkan


tempat tidur serta membantu mengganti baju klien.

Membantu klien makan pagi

Memberikan obat oral pada klien

Ade A

08.00
08.30

Ade A

Amoxillin : 3x tablet
Pondex : 3 x 1 cth
Ade A
-

09.15

Memberikan injeksi Nicholin 100 mg IV


Ade A

79
-

Klien tampak istirahat didampingi keluarganya

Menganjurkan klien untuk mobilisasi secara bertahap di Ade A

10.30
11.00

tempat tidur (miring kiri miring kanan)


Klien mengikuti anjuran perawat
-

Klien makan siang

Mengevaluasi keadaan klien :

Ade A

11.30
13.00

Klien tampak sakit sedang, mengeluh pusing bila


banyak bergerak, klien dianjurkan mobilisasi bertahap,
istirahat bila timbul pusing
TD = 90/60 mmHg
S

= 37,5 OC

Tim

N = 84 x /menit
P = 22 x/menit
-

Klien istirahat tidur dengan didampingi oleh keluarga

Klien di ukur tanda-tanda vital

Tim

14.45
16.00

= 37 OC

N = 88 x /menit
P = 20 x/menit

16.10

Keadaan umum klien baik, klien diberi injeksi Nicholin Tim


100 mg IV

17.00

Klien makan habis porsi dan disuapi oleh keluarga

Tim

80

18.00

Klien diberi obat oral :

Tim

Amoxillin : 3x tablet
Pondex : 3 x 1 cth
19.30

Klien istirahat di damping keluarga

Tim

24.00

Keadaan umum klien baik, klien diberi injeksi Nicholin Tim


100 mg IV

15/7

III

07.00

2008

Mengkaji keadaan umum klien

Mengkaji peristaltik usus klien, mengkaji adakah

Ade A

distensi abdomen pada klien


Peristaltik usus 8 x/mnt, terdapat distensi abdomen
07.30
-

Membantu klien personal hygiene dan membersihkan Ade A


tempat tidur

08.00
-

Membantu klien makan pagi, habis porsi makan yang Ade A


disediakan rumah sakit

08.30
-

Memberikan obat oral pada klien

Ade A

Amoxillin : 3x tablet
Pondex : 3 x 1 cth
09.15
-

Memberikan injeksi Nicholin 100 mg IV

Ade A

Menganjurkan klien untuk melakukan mobilisasi di Ade A

10.00

81
tempat tidur
Klien mengikuti anjuran perawat
11.30
-

Klien makan habis porsi yang disediakan oleh rumah Ade A


sakit.

12.00
-

Klien diberi obat oral pondex 3x1 cth, amoxicillin 3 x Ade A


tab

12.45
13.00

Memberi obat oral obat laxative : dulcolax supositoria


Mengevaluasi klien ;

Klien mengatakan bagian bawah perutnya sakit dan

Ade A
Ade A

belum BAB, klien tampak baring lemah ditempat tidur,


distensi abdomen masih ada
14.45

Klien tirah baring dan keluarga mendampingi

Tim

16.00

Klien di ukur suhu dan nadi

Tim

Suhu : 36,5 0C
Nadi : 88 x/mnt
16.10

Klien diberi injeks Nicholin 100 mg IV

Tim

17.00

Klien makan habis porsi dan disuapi oleh keluarga

Tim

18.00

Klien diberi obat oral amoxicillin 3 x tablet, pondex 1 Tim


cth

24.00

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV

Tim

82
15/7

IV

07.00

2008

Mengkaji keadaan umum klien , mengkaji pola nutrisi

Ade A

Ibu klien mengatakan anaknya tidak nafsu makan


Ibu klien mengatakan anaknya susah untuk makan
Menganjurkan ibu klien untuk memberikan makanan
yang disukai klien (makanan tambahan) seperti roti,
buah-buahan, ibu klien mengikuti anjuran perawat dan
akan memberikan makanan tambahan
-

Mengukur tanda-tanda vital


TD = 90/60 mmHg
= 37,5 OC

BB : 28 Kg

N = 84 x /menit

LD : 59 cm

P = 22 x/menit

LK : 51 cm

LLA = 19 cm

Auskultasi usus : 8 x/mnt

07.30

TB : 130 cm

Membantu klien personal hygiene dan membersihkan Ade A


tempat tidur

08.00

Klien makan pagi habis porsi makan yang disediakan Ade A


rumah sakit.

08.15

Menganjurkan ibu klien untuk memberi makan anaknya Ade A


sedikit-sedikit tapi sering dan menyajikan dalam
keadaan hangat.
Ibu klien mengatakan akan memberikan makan dalam
keadaan hangat

83

08.30

Memberikan obat oral pada klien

Ade A

Amoxillin : 3x tablet
Pondex : 3 x 1 cth
09.15

Memberikan injeksi Nicholin 100 mg IV

Ade A

10.00

Berkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian Ade A


kebutuhan nutrisi klien
Klien mendapat diet BB tinggi kalori dan protein

11.30

Klien makan disuapi ibunya habis porsi

Ade A

12.00

Klien diberi obat oral pondex 3x1 cth, amoxicillin 3 x Ade A


tab

13.00

Mengevaluasi klien ;

Ade A

Ibu klien mengatakan anaknya masih kurang nafsu


makan
Ibu klien mengatakan anaknya makan habis porsi
14.45

Klien tampak istirahat didampingi keluarga

Tim

16.00

Mengukur tanda-tanda vital

Tim

Suhu = 36,5 0C
Nadi = 88 x/mnt

84
Tim
16.10

Klien diberi injeks Nicholin 100 mg IV.

17.00

Klien makan disuapi keluarga habis porsi

18.00

Klien diberi obat oral amoxicillin 3 x tablet, pondex 1 Tim

Tim

cth

15/7/

21.30

Klien istirahat didampingi keluarga

Tim

23.00

Klien istirahat tidur, infuse menetes lancar, 10 tts /mnt

Tim

24.00

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV

Tim

07.00

Kaji keadan umum klien dan pantau suhu tubuh,

2008

Ade A

observasi keadaan kulit yang mengalami luka


Mengukur tanda-tanda vital :
S
-

= 37 OC

Luka jahitan pada bokong sebelah kanan, luka lecet


pada ekstremitas

07.30

Membantu klien personal hygiene dan membersihkan

Ade A

tempat tidur
08.00

Klien makan pagi

Ade A

08.10

Menganjurkan klien untuk menjaga tehnik aseptik

Ade A

dengan

mencuci

tangan

sebelum

dan

sesudah

85
melakukan sesuatu. Klien mengikuti anjuran yang
diberikan
08.30

Memberi klien obat oral :

Ade A

Amoxicillin : 3 x tab
Pondex : 3 x 1 cth
09.00

Mengobservasi keadaan luka klien :

Ade A

Luka pada bagian kaki sebelah kiri tampak masih basah


dan menganjurkan klien untuk member bethadine pada
daerah luka.
09.15

Memberikan injeksi Nicholin 100 mg IV

Ade A

11.30

Klien makan siang

Ade A

12.00

Klien diberikan obat oral

Ade A

Amoxicillin : 3 x
Pondex : 3 x 1 cth
13.00

Mengevaluasi keadaan klien :

Ade A

Paien mengeluh luka di kaki sebelah kiri masih basah


Menganjurkan klien untuk memberi betadin pada
daerah luka.
14.45

Klien tampak istirahat tenang

Tim

16.00

Mengukur tanda-tanda vital

Tim

86
Suhu = 36,5 0C
Nadi = 88 x/mnt
16.10

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV

Tim

18.00

Klien diberi obat oral amoxicillin 3 x tab dan pondex

Tim

3 x 1 cth
21.30

Klien tampak istirahat didampingi keluarga

Tim

23.00

Klien istirahat tidur, infuse menetes lancar, 10 tts /mnt

Tim

24.00

Keadaan umum klien membaik, klien diberik Nicholin

Tim

100 mmHg

16/7/

05.00

Klien diukur suhu

Tim

07.00

Keadaan umum klien baik, klien sudah mandi, infuse

Tim

2008

87
terpasang baik, alat tenun diganti
08.00

Klien makan pagi habis

Tim

09.00

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV, obat oral

Tim

Pondex, Amoxicilin
11.00

Klien diukur suhu

Tim

N = 88 x/mnt S = 36 0C
11.30

Klien makan siang

12.00

Klien diberi obat oral obat oral Pondex, Amoxicilin

Tim

13.00

Mengkaji keadaan umum klien :

Tim

Klien istirahat didampingi keluarga, klien mengatakan


kepala pusing mulai berkurang
13.30

Menganjurkan pada klien atas instruksi tidur, klien

Ade A

boleh menggunakan bantal.


Klien mengikuti anjuran perawat
14.30

Memberikan posisi nyaman pada klien

Ade A

Klien tampak nyaman


16.00

Klien dikukur suhu dan nadi

Ade A

N = 88 x/mnt P = 20x/mnt S = 36,8 0C


16.15

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV

Ade A

88

17.30

Klien makan sore

Ade A

18.00

Klien diberi obat amoxicillin tab, pondex 1 cth

Ade A

19.00

Memberikan waktu istirahat bila klien merasa lelah.

Ade A

Klien mengikuti intruksi yang diberikan perawat


20.00

Mengevaluasi keadaan klien :

Ade A

Klien mengatakan kepala pusing berkurang, klien


tampak rileks
21.00

Tim
-

Klien tampak istirahat baring ditemani keluarga

23.00

Tim
-

Klien istirahat tidur infuse menetes lancar 10 tts/mnt

24.00

16/7/

II

Tim
-

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV

05.00

Klien diukur suhu

Tim

07.00

Keadaan umum klien baik, klien sudah mandi, infuse

Tim

2008
terpasang baik, alat tenun diganti
Tim
08.00

Klien makan pagi

09.00

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV, obat oral

Tim

Pondex, Amoxicilin
11.00

Klien diukur suhu

Tim

89
N = 88 x/mnt S = 36 0C
Klien makan siang
Tim
11.30

Klien makan siang

12.00

Klien diberi obat oral obat oral Pondex, Amoxicilin

13.00

Mengkaji keadaan umum klien :


Keadaan umum klien membaik, klien sudah dapat

Tim

Ade A

bermobilisasi ditempat tidur.


14.00

Menganjurkan

klien

istirahat

untuk

mengurangi

Ade A

kelelahan. Klien mengikuti anjuran perawat.


16.00

Klien diukur suhu dan nadi

Ade A

N = 88 x/mnt P = 20x/mnt S = 36,8 0C


16.15

Memberi injeksi nicholin 100 mg IV

17.30

Klien makan sore

18.00

Memberi obat amoxicillin 1 tab, pondex 1 cth

Menganjurkan klien untuk mobilisasi di tempat tidur.

19.00

Ade A
Tim
Ade A
Ade A

Klien mengikuti anjuran perawat


20.00

Ade A
-

Mengevaluasi klien :
Keadaan umum klien membaik, klien sudah dapat
bermobilisasi di tempat tidur, klien mengatakan sudah

90
merasa lebih baik.

16/7/

III

21.30

Klien istirahat didamping keluarga

Tim

23.00

Klien istirahat tidur infuse menetes lancar 10 tts/menit

Tim

24.00

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV

Tim

05.00

Klien diukur suhu

Tim

07.00

Keadaan umum klien baik, klien sudah mandi, infuse

Tim

2008
terpasang baik, alat tenun diganti
08.00

Klien makan pagi habis porsi

Tim

09.00

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV, obat oral

Tim

Pondex, Amoxicilin
11.00

Klien diukur suhu

Tim

N = 88 x/mnt S = 36 0C
11.30

Klien makan siang habis porsi

Tim

12.00

Klien diberi obat oral obat oral Pondex, Amoxicilin

Tim

13.00

Mengkaji keadaan klien


Keadaan umum klien tampak baik, klien istirahat,
mengkaji BB klien.

Ade A

91
Klien mengatakan masih belum BAB
Ade A
13.30

Memeriksa abdomen klien


Masih ada distensi abdomen pada klien

15.00

Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan

Ade A

berserat.
Klien mau mengikuti anjuran dari perawat
16.00

Mengukur suhu dan nadi dan peristaltik usus

Ade A

N = 88 x/mnt P = 20x/mnt S = 36,8 0C peristaltik usus =


10 x/menit
16.15

Memberi injeksi nicholin 100 mg IV

Ade A

17.30

Klien makan sore

18.00

Memberi obat amoxicillin tab, pondex 1 cth

Ade A

20.00

Mengevaluasi klien :

Ade A

Tim

Klien mengatakan belum BAB, dan perut bagian bawah


masih sakit.
Menganjurkan klien untuk mobilisasi dan aktivitas dan
mengkonsumsi makanan yang berserat
Klien mengerti dan mengikuti anjuran perawat.
21.30

Klien istirahat didampingi keluarga

Tim

92

16/7/

IV

23.00

Klien istirahat tidur, tetesan infuse lancar 10 tts/mnt

Tim

24.00

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV

Tim

05.00

Klien diukur suhu

Tim

07.00

Keadaan umum klien baik, klien sudah mandi, infuse

Tim

2008
terpasang baik, alat tenun diganti
08.00

Klien makan pagi

Tim

09.00

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV, obat oral

Tim

Pondex, Amoxicilin
11.00

Klien diukur suhu

Tim

N = 88 x/mnt S = 36 0C
11.30

Klien makan siang

Tim

12.00

Klien diberi obat oral obat oral Pondex, Amoxicilin

Tim

13.00

Mengkaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien.

Ade A

Ibu klien mengatakan makan habis porsi


13.15

Menganjurkan klien untuk menghabiskan makan yang


disediakan rumah sakit.
Klien mengatakan dan berjanji akan menghabiskan
makan yang dihabiskan rumah sakit.

Ade A

93

14.00

Menganjurkan keluarga untuk memberi makan dalam

Ade A

porsi kecil tetapi sering dengan teratur


Klien tampak makan roti dan minum teh
16.00

Mengukur suhu dan nadi dan peristaltik usus

Ade A

N = 88 x/mnt P = 20x/mnt S = 36,8 0C peristaltik usus =


10 x/menit
Ade A
16.15

Memberi injeksi nicholin 100 mg IV

17.30

Klien makan sore habis porsi makan yang disediakan

Tim

rumah sakit.
18.00

Memberi obat amoxicillin tab, pondex 1 cth

Ade A

20.00

Mengevaluasi klien :

Ade A

Ibu klien mengatakan anaknya masih belum nafsu


makan, ibu klien mengatakan klien makan habis porsi
makan yang disediakan rumah sakit.
Tim

16/7/

23.00

Klien istirahat didampingi keluarga

24.00

Klien istirahat tidur, tetesan infuse lancar 10 tts/mnt

Tim

05.00

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV


Klien diukur suhu

Tim

07.00

Keadaan umum klien baik, klien sudah mandi, infuse

Tim

2008
terpasang baik, alat tenun diganti

94

08.00

Klien makan pagi

Tim

09.00

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV, obat oral

Tim

Pondex, Amoxicilin
11.00

Klien diukur suhu

Tim

N = 88 x/mnt S = 36 0C
11.30

Klien makan siang

Tim

12.00

Klien diberi obat oral obat oral Pondex, Amoxicilin

Tim

13.00

Mengkaji keadaan luka klien,

Ade A

Luka sudah tampak mengering

13.30

Menganjurkan klien untuk perawatan aseptic dengan

Ade A

cara mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan


aktivitas.
14.30

Mengobservasi daerah kulit yang mengalami luka lecet

Ade A

dan luka jahitan


Luka tampak mulai mengering
16.00

Mengukur suhu dan nadi dan peristaltik usus


N = 88 x/mnt P = 20x/mnt S = 36,8 0C peristaltik usus =
10 x/menit

Ade A

95

16.15

Memberi injeksi nicholin 100 mg IV

Ade A

17.30

Klien makan sore

18.00

Memberi obat amoxicillin tab, pondex 1 cth

Ade A

20.00

Mengevaluasi klien :

Ade A

Ibu klien mengatakan luka sudah mengering

21.30

Klien istirahat didampingi keluarga

Tim

23.00

Klien istirahat tidur, tetesan infuse lancar 10 tts/mnt

Tim

24.00

Klien diberi injeksi nicholin 100 mg IV

Tim

Tim

E. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama/Umur

: An N / 11 Tahun

Ruang / Kamar : Theresia II / 34-6


Tabel 3-7 : Evaluasi Keperawatan
Tgl.
15/07
2008

No
DP
1

Waktu
13.00

Pelaksanaan Keperawatan

Nama

Jelas
: Klien mengatakan badannya masih lemah dan kepala Ade. A
masih pusing.

96
O : Klien tampak memegangi kepala
A : perubahan perfusi jaringan serebral belum teratasi

13.00

: Intervensi 6,7,8,9,10,11 diteruskan

: Klien mengatakan badannya masih lemas, dan belum Ade. A


dapat melakukan aktivitas.

O : Klien tampak baring lemah di tempat tidur


A : Mobilisasi belum teratasi

3.

13.00

: Intervensi 4 dan 7 diteruskan

: Klien mengatakan perutnya sakit dan belum BAB

Ade. A

O : Klien belum BAB, terdapat distensi abdomen


A : Konstipasi belum teratasi

4.

13.00

: Intervensi 1, 3, 4 diteruskan

: Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan

Ade. A

O : Klien hanya menghabiskan porsi makan yang


disediakan rumah sakit
A : Pemenuhan kebutuhan nutrisi belum teratasi

5.

13.00

: Intervensi 1, 2. 5.6.7diteruskan

: klien mengatakan luka pada kaki masih basah

Ade. A

O : luka klien masih tampak basah


A : Resiko tinggi infeksi masih belum teratasi
P

Tgl.

No

Waktu

: Intervensi 1, 2. 3 diteruskan

Pelaksanaan Keperawatan

Nama

97

16/07

DP
1

20.00

2008

: Klien mengatakan pusing sudah berkurang.

Jelas
Ade. A

O : Klien tampak lebih rileks


A : masalah teratasi sebagian

20.00

: Intervensi 7, 8, 9, 10, 11 diteruskan

: Klien mengatakan badannya sudah mulai membaik Ade. A


dan sudah bisa melakukan aktivitas di tempat tidur

O : Klien sudah dapat mobilisasi ditempat tidur


A : Mobilisasi belum teratasi

3.

: Intervensi 4 dan 7 diteruskan

: Klien mengatakan perutnya masih sakit dan belum Ade. A

20.00

BAB
O : masih terdapat distensi abdomen dan klien belum
BAB
A : Konstipasi belum teratasi

4.

: Intervensi 1, 3, 4 diteruskan

: Ibu klien mengatakan anaknya masih belum nafsu Ade. A

20.00

makan
O : Klien hanya menghabiskan porsi makan yang
disediakan rumah sakit
A : pemenuhan kebutuhan nutrisi belum teratasi

20.00

: Intervensi 1, 2, 5, 6, 7 diteruskan

: Klien mengatakan luka pada kaki mulai mengering

O : luka pada kaki klien tampak kering


A : Masalah teratasi

Ade. A

98
P

: Intervensi distop

BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis mempelajari teori tentang asuhan keperawatan klien dengan
Gangguan Sistem Pencernaan: Kanker kolon dan melaksanaan secara langsung
Asuhan Keperawatan pada klien Tn.E ternyata antara teori yang didapat dengan
kenyataan yang ditemui didalam praktek lapangan terdapat kesenjangan. Hal ini

99
disebabkan karena tingkat kegawatan, persepsi individu dan juga pemahaman
keluarga terhadap penyakit atau keadaan yang dialami.
Sesuai dengan tahapan proses keperawatan, maka penulis temukan mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebagai
berikut:
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan proses keperawatan, oleh karena itu
pengkaji perlu melakukan secara teliti, cermat dan sistematis melalui wawancara,
observasi dan pemeriksaan fisik secara langsung serta didukung oleh sumber seperti
catatan medik dan hasil pemeriksaan penunjang.
Pada pengkajian penulis mendapatkan data dari klien Tn

E tidak banyak

mengalami kesulitan karena adanya kerjasama yang baik dan saling percaya. Secara
teoritis tanda dan gejala yang muncul adalah Perubahan dalam defekasi : Konstipasi
dan diare secara bergantian,Terdapat darah pada buang air besar, anoreksia,
Perubahan dalam penampilan feses : feses mengecil,anemia yang penyebabnya tidak
jelas , Penurunan berat badan , Rasa badan lemah dan keletihan, Perdarahan rectal,
lesi sebelah kanan : nyeri abdomen tumpul , lesi sebelah kiri : nyeri abdominal,
kram,lesi rectal : tenesmus (nyeri rekal,merasakan evakuasi tidak lampias setelah
defekasi), Gejala lanjut : adanya massa yang teraba,obstruksi, dan adanya tekanan
pada rectum, Stenesmus dan Dyspepsia
Sedangkan pada pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klienTn.E penulis
menemukan tanda dan gejala yaitu; Nyeri pada seluruh bagian perut dengan skala
86
nyeri 10,keringat dingin,perut terasa penuh,kurang
nafsu makan,mual dan sudah 4
hari tidak BAB. Klien mengalami penyakit ini sudah 1 tahun,klien berobat ke
dokter praktek cahyo dan dianjurkan USG yang hasilnya tumor kolon dengan
kemungkinan metastase ke hepar dan dianjurkan untk di operasi namun klien
menolak mengingat usia yang sudah tua,akhirnya klien memutuskan berobat
alternatif dengan yang perawatannya seminggu,lalu kembali ke rumah dan kembali

100
lagi ke alternatif dengan konsumsi obat herbal science karena biaya pengobatan yang
mahal klien menghentikan pengobatan dan sejak 2 bulan terakhir ini perut klien
semakin membesar dan akhirnya klien di bawa kerumah BGD rumah sakit RK
charitas dengan keluhan demam,BAB cair dan mual,Kemudian klien diberikan terapi
IFVD 30 tts/mnt,diberi injeksi kliran 1 ampul IV via infus dan kalfoxim 1 ampul IM.
Menurut tingkat keparahannya Tn .E Mengalami kanker kolon stadium IV karena
ditandai Pemeriksaan radiologi dengan kesan tampak masa hypoechoic multiple di
dinding abdomen depan,inspeksi abdomen asimetris,tampak bayangan vena di
sebelah kiri,benjolan masa di kuadran kiri bawah,masa teraba keras tidak rata di
abdomen kiri bawah,Nyeri tekan pada semua kuadran antara lain Regio
Epigastrika,Regio Iliaca,dan Regio Suprapubica,Hepar dan lien mengalami
pembesaran. Berdasarkan uraian diatas, penulis berpendapat adanya kesenjangan
dimana tidak semua tanda dan gejala muncul, kesenjangan yang terjadi disebabkan
karena klien segera mendapat pertolongan, pengobatan dan perawatan secara
langsung selam kurang lebih lima hari di Rumah Sakit, sehingga keadaan klien mulai
ada perubahan.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan ditegakkan berdasarkan pengumpulan data dan masalahmasalah

yang

mengidentifikasi
keperawatan

ditemukan
masalah

untuk

setelah

pengkajian.

keperawatan

selanjutnya

penulis

yang

Penulis

dirumuskan

memprioritaskan

menganalisa

dan

dalam

diagnosa

masalah

tersebut

berdasarkan teori pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia.


Adapun diagnosa keperawatan secara teoritis pada Asuhan Keperawatan Gangguan
Sistem Pencernaan: Kanker kolon yang dikutip dari buku Marilynn E. Doenges
tahun 1999 adalah sebagai berikut:

101
a) Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.
b) Peubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah.
c) Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi.
d) Resoko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah
dan dehidrasi.
e) Keletihan berhubungan dengan anemia.
f) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi ( kanker ).

Sedangkan diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn.E adalah sebagai


berikut:
1. Nyeri berhubungan dengan faktor fisik,kanker kolon
2. Mual berhubungan dengan faktor fisik adanya kanker intra abdomen
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Mekanisme pengaturan
melemah
4. Konstipasi berhubungan dengan Faktor mekanik tumor
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
Dari uraian diatas penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan
kenyataan yang ada dilapangan, hal ini karena tidak munculnya tanda dan gejala dari
diagnosa

keperawatan

Kekurangan

volume

cairan

berhubungan

dengan

Diare,dehidrasi Sehingga diagnosa keperawatan tersebut tidak muncul pada TnE

102
dikarenakan klien telah mendapat pengobatan dan perawatan kurang lebih 5 hari
dirumah sakit.
C. Perencanaan Keperawatan
Dalam perencanaan penulis merencanakan tindakan, tujuan dan kriteria hasil
dari masing-masing diagnosa yang timbul pada klien berdasarkan prioritas masalah.
Prioritas masalah ditujukan kepada hal yang mengancam kesehatan. Perencanaan
yang penulis susun tidak semua sama dengan perencanaan secara teoritis. Hal ini
karena dalam penyusunan perencanaan disesuaikan dengan kondisi klien Tn.E
yang telah mendapat pengobatan dan perawatan sebelumnya serta didukung dengan
fasilitas yang ada di rumah sakit dan kerjasama Tim.
1. Nyeri berhubungan dengan faktor fisik,kanker kolon
Rencana Tindakan : Kaji lokasi nyeri misalnya, lokasi, frekuensi, durasi dan
intensitas ( skala 0-10),Observasi tanda- tanda vital klien,.Berikan tindakan
kenyamanan dasar ( misalnya,reposisi, gosokan punggung), ajarkan dan
demonstrasikan tehnik relaksasi,evaluasi penghilangan nyeri, Libatkan keluarga
dalam pemenuhan kebutuhan klien, Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian anagesik sesuai indikasi.

2. Mual berhubungan dengan faktor fisik adanya kanker intra abdomen


Rencana Tindakan: Pantau pemasukan makanan, Dorong pasien untuk makan
diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan adekuat, Menganjurkan klien
makan sedikit tapi sering, Menganjurkan klien setelah pengobatan untuk makan
makanan hangat dan teh hangat, Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
klien,Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat golongan antasida

103
3

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Mekanisme pengaturan melemah


Rencana Tindakan: Kaji tingkat kelebihan volume cairan,kaji intake output

klien tiap 6 jam, Perhatikan distensi abdomern sehubungan dengan penurunan bising
usus, batasi masukan cairan klien, Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
klien, kolaborasi dengan tim medis lain dalam pmberian obat lasik
4.

Konstipasi berhubungan dengan Faktor mekanik tumor


Rencana Tindakan: Pastikan kebiasaan eliminasi BAB, Kaji bising usus,

Pantau masukan dan haluaran serta berat badan, Dorong masukan cairan adekuat
2000 cc/24 jam, Berikan makanan sedikit tapi sering dengan makanan rendah serat,
anjurkan menghindari makanan tinggi lemak, kolaborasi dengan tim medis lain
dalam pemberian obat golongan laxative
4.

Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik


Rencana Tindakan:
Tentukan kemampuan saat ini dan hambatan untuk berpartisipasi dalam

perawatan, ikutsertakan klien dalam formulasi rencana perawatan pada tingkat


kemampuan, dorong perawatan diri klien, berikan dan tingkatkan keluasan pribadi
selama mandi,kolaborasi dengan tim medis dalam terapi rehabilitasi.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Tindakan keperawatan merupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan.
Jadi, tidak semua rencana tindakan keperawatan yang ada dilaksanakan pada klien
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah disusun sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai. Pelaksanaan secara umum dilakukan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat, hal ini dapat tercapai karena adanya kerjasama antara penulis, perawat
ruangan, keluarga klien dan ditunjang oleh fasilitas dan sarana yang ada. Oleh karena
itu, penulis akan membahas satu persatu sebagai berikut:

104
1. Pada diagnosa keperawatan pertama: Nyeri berhubungan dengan faktor
fisik,kanker kolon
Pada diagnosa keperawatan tersebut penulis dapat melakukan implementasi
sebagai berikut: Mengkaji keadaan umum klien, Mengkaji tingkat nyeri dan
skala nyeri, Mengajarkan dan mendemonstrasikan tehnik relaksasi nyeri: klien
mengikuti anjuran perawat, Memberikan posisi nyaman dengan miring ke kanan
dan ke kiri dan respon klien: klien mengikuti anjuran perawat, mengevaluasi
penghilangan nyeri dan respon klien: klien mengatakan nyeri berkurang, skla
nyeri 9.
2. Pada diagnosa keperawatan kedua:. Mual berhubungan dengan faktor fisik
adanya kanker intra abdomen
Pada diagnosa keperawatan tersebut penulis dapat melakukan implementasi
sebagai berikut: Mengkaji tingkat mual klien: klien mengatakan mual dan klien
tampak mual, Menganjurkan keluarga klien agar klien makan sedikit tapi sering
dan Respon klien: keluarga mengangguk tampak mengerti. Mengajurkan klien
makan dalam keadaan hangat dan minum teh hangat,respon klien: Klien tampak
minum teh dalam keadaan hangat, Melibatkan keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan klien dan respon klien: keluarga tampak membantu klien saat makan
dan minum
3.

Pada diagnosa keperawatan ketiga : Kelebihan volume cairan berbungan dengan


mekanisme pengaturan melemah Pada diagnosa keperawatan tersebut penulis
melakukan implementasi sebagai berikut: Mengkaji kelebihan volume cairan
dan Respon klien: klien tampak Acites(terdapat penimbunan cairan di rongga
abdomen) mengkaji intake output klien : minum 200 cc/6jam,infus 550 cc dan
urine

500cc/6

jam,

mengkaji

distensi

abdomen

perkusi

abdomen

Hypertympani, memberikan obat lasik 1 ampul secara intravena


4.

Pada diagnosa keperawatan keempat: Pada diagnosa keperawatan keempat :


Konstipasi berhubungan faktor mekanik,tumor. Pada diagnosa keperawatan
tersebut penulis melakukan implementasi sebagai berikut: mengkaji kebisaan

105
BAB klien dan respon klien: klien mengatakan sudah 4 hari tidak BAB,terakhir
kali BAB cair,sedikit dan berwarna coklat,mengkaji peristaltik usus klien
22x/mnt,membnganjurkan klien mengurangi makanan berlemak dan Respon
klien: klien mengangguk tampak mengerti. Pada diagnosa ini penulis hanya
dapat melakukan beberapa implementasi saja, dan beberapa implementasi
dilakukan bekerjasama dengan perawat ruangan.
5. Pada diagnosa keperawatan kelima: Defisit perawatan diri berhubungan
dengan kelemahan fisik. Pada diagnosa keperawatan tersebut penulis melakukan
implementasi sebagai berikut: melakukan perawatan diri pada klien dengan cara
memandikan klien diatas tempat tidur dan respon klien : klien tampak lemah, klien
bau badan. Menentukan kemampuan dan hambatan dalam perawatan diri klien dan
Respon klien: Tampak klien tidak dapat memenuhi kebutuhan aktivitasnya (mandi,
makan, berpakaian dll)
Dari implementasi keperawatan yang telah dilakukan tidak semua implementasi
pada rencana keperawatan dapat diimplementasikan pada klien dikarenakan
keterbatasan waktu dan kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk
dilaksanakan implementasi seperti misalnya menimbang berat badan klien tiap
hari, implementasi ini tidak dapat dilakukan karena klien imobilisasi.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
menilai sejauh mana keberhasilan asuhan keperawatan secara tertulis dengan
menggunakan metode pendekatan subjektif, objektif, analisa dan perencanaan
(SOAP).
Hal yang menjadi fokus perhatian penulis adalah: Mempertahankan secara teliti
respon atau keadaan klien terhadap tindakan yang dilakukan perawat:

106
1.

Pada diagnosa keperawatan pertama, Nyeri berhubungan dengan faktor


fisik,kanker kolon teratasi sebagian dibuktikan pada saat penulis melakukan
implementasi klien mengatakan Nyeri berkurang,skala nyeri 9. Klien tampak
miring ke kanan dan ke kiri untuk menghilangkan nyeri nya.

2.

Pada diagnosa keperawatan kedua, Mual berhubungan dengan faktor fisik


adanya tumor intra abdomen sudah mulai teratasi dibuktikan dengan mual
berkurang,klien tidak tampak mual..

3.

Pada diagnosa keperawatan ketiga,Kelebihan volume cairan berhubungan


dengan mekanisme pengaturan lemah masih belum teratasi walaupun sudah
dilakukan implementasi keperawatan pada klien termasuk pemberian lasik 1
ampul secara intravena

4.

Pada diagnosa keperawatan keempat, Konstipasi berhubungan dengan faktor


mekanik,tumor. pada diagnosa ini masalah masih belum teratasi dibuktikan
dengan klien masih belum bisa BAB

5.

Pada diagnosa keperawatan kelima ,Defisit perawatan diri berhubungan dengan


kelemahan fisik masih belum teratasi dibuktikan dengan kondisi klien yang
masih lemah sehingga tidak mampu melakukan perawatan diri
Semua diagnosa keperawatan pada klien Tn.E dengan gangguan sistem

Pencernaan; kanker kolon ada yang sudah mulai teratasi dan ada juga masalah yang
belum teratasi dikarenakan masih diperlukan waktu untuk dapat mengatasi masalah
tdan intervensi dilanjutkan perawat ruangan di karenakan keterbatasan waktu yang di
berikan pada penulis
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien Tn. E dengan
Kanker kolon maka penulis menyimpulkan antara lain :

107
1.

Pada pengkajian terjadi kerjasama antara klien, Istri klien dan Kelompok
sehingga tidak ditemukan hambatan untuk pengumpulan data dan
ditemukan masalah keperawatan, tetapi tidak semua masalah-masalah
keperawatan yang ada dalam teori asuhan keperawatan ditemukan dan
dijumpai pada klien dengan penyakit yang sama.

2. Diagnosa keperawatan yang ada diteori tidak semuanya timbul pada


kenyataan. Hal ini dikarenakan dalam membuat diagnosa keperawatan
disesuaikan dengan data atau

keadaan klien saat pengkajian. Adapun

diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan pada klien Tn. E antara lain :
1). Nyeri berhubungan dengan faktor fisik,kanker kolon
2). Mual berhubungan dengan faktor fisik adanya kanker intra abdomen
3). Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Mekanisme pengaturan
melemah
4). Konstipasi berhubungan dengan Faktor mekanik tumor
5). Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
3. Perencanaan di fokuskan pada tindakan yang bertujuan mengatasi masalah
klien, juga perlu membuat kriteria hasil sesuai dasar landasan, mengevaluasi
tindakan yang diberikan kepada klien.
4. Pelaksanaan keperawatan pada klien dilakukan sesuai dengan masalah
keperawatan yang timbul tetapi tidak semua diagnosa keperawatan secara
teoritis dilakukan implementasi
5. Evaluasi keperawatan pada klien Tn. E dengan gangguan sistem
Pencernaan; Kanker kolon, tujuan yang diharapkan teratasi sebagian karena

108
adanya kerja sama antara pasien, keluarga dan perawat serta kolaborasi
dengan tim medik yaitu :
a. Nyeri berkurang ,skal nyeri 8
b. Mual berkurang
Tetapi masih ada masalah yang belum teratasi karena keterbatasan waktu
yaitu ; Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Mekanisme
pengaturan melemah, Konstipasi berhubungan dengan Faktor mekanik
tumor, Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik

B. Saran
Dari analisa dan kesimpulan yang penulis buat, dengan maka penulis
mempunyai saran-saran sebagai berikut :
1.

Untuk

mengkaji

keadaan

klien

hendaknya

diperlukan

kerjasama,

keterbukaan dan sikap saling percaya antara pasien dan perawat.


2.

Karena tidak semua diagnosa keperawatan secara teori timbul pada


kenyataan, sehingga diperlukan ketelitian, kerja sama dan sikap saling
percaya antara pasien dan perawat.

3.

Implementasi hendaknya perawat lebih memfokuskan pada masalah yang


belum teratasi.

4.

Untuk mengetahui perkembangan klien perlu dilakuakan evaluasi terhadap


klien dan sesuai dengan permasalahan yang dapat dilakukan pada setiap
pergantian dinas, agar setiap masalah yang belum teratasi bisa dilanjutkan
perencanaanya.

5.

Klien hendaknya mau melaksanakan terapi pengobatan dari dokter secara


rutin untuk mancegah terjadinya komplikasi organ tubuh lainnya.

6.

Hendaknya keluarga klien memberi motivasi, dukungan serta bimbingan


kepada klien dalam proses pengobatan dan penyembuhan.

109

DAFTAR PUSTAKA
Waspadji,sarwono. 1990. Ilmu penyakit dalam. Jakarta : EGC.
Price ,sylvia, 1994. Patofisiologi konsep klinis proses penyakit. Jakarta: EGC
Doengoes, E. Marilyn, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah,
Jakarta: EGC.
Gale,danielle.1999. Rencana asuhan keperawatan onkologi. Jakarta: EGC

110

Swearing. 2000, Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC


Smeltzer, Susanne. C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and
Suddarth, Ed. 8. Jakarta : EGC.
Reeves,charlen. 2001. Keperawatan medikal bedah, , jakarta ; Salemba medika
Otto,shirley., 2003, Buku saku keperawatan onkologi, Jakarta: EGC.
Sjamsuhidayat, 2005, Buku ajar ilmu bedah Jakarta: EGC
Aru w sudoyo. 2006. Ilmu penyakit dalam jilid 1. Jakarta : FKUI
Budi santosa. 2006. Panduan diagnosa keperawatan NANDA. Jakarta: PRIMA
MEDIKA.
ss

Anda mungkin juga menyukai