Anda di halaman 1dari 28

MEDIASI

fakultas hukum program pasca sarjana magister hukum bisnis

Dosen TATA WIJAYANTA

SEMESTER GENAP

TUJUAN PEMBENTUKAN FORUM

TUJUAN PEMBENTUKAN FORUM

Gery Goodpaster Tahapan Kegiatan dalam proses pembentukan forum 1. Membuat pertemuan bersama 2. Membimbing para pihak 3. Menetapkan rule (aturan) 4. Menciptakan hubungan dan kepercayaan 5. Menampung pernyataan-pernyataan para pihak 6. Melakukan hearing 7. Mengembangkan dan mengklarifikasi informasi 8. Interaksi model dan disiplin

1.

Membuat Pertemuan Bersama Merupakan kegiatan paling penting Mediator dapat menggali kepentingan masing pihak Mediator dapat meminta informasi langsung Mediator harus memposisikan para pihak sebagai partnership bukan konfrotatif Mediator harus mempersempit ruang perdebatan dan memperluas ruang pemahaman dan diskusi Hanya mendengarkan salah satu pihak adalah sikap yang kurang produktif bagi pembentukan solusi Mediator harus mengolah setiap informasi yang disampaikan tidak dalam bentu penyerangan namun harus bersifat uraian informatif

2. Membimbing Para Pihak

Mediator harus berperan sebagai motivator untuk menuju perdamaian Mediator sebagai pemacu semangat, membimbing, menuntun dan mengarahkan para pihak untuk menuju perdamaian Mediator harus mengetahui kesulitan para pihak. Jika kesulitan tersebut berkaitan dengan komunikasi maka mediator harus tampil sebagai jurubicara

3. Menetapkan Rule (aturan)


Rule penting untuk memperlancar proses menuju perdamaian Bagi pihak yang didampingi oleh advokat maka harus menyampaikan pendapatnya sendiri tanpa ada campur tangan pihak advokat Tidak boleh menyampaikan usulan yang bersifat provokatif Menetapkan rule adalah mempermudah mediator dalam melan

4. Menciptakan hubungan dan kepercayaan

Menciptakan hubungan dan kepercayaan perlu jika a. Konfliknya sudah terlanjur kronis b. Para pihaknya merupakan generasi penerus dalam suatu sengketa Mediator akan mempunyai tugas berat jika: a. konflik sudah berlangsung lama) b. Konflik berkaitan dengan harga diri dan kehormatan Hubungan komunikasi dan kepercayaan perlu dibangun mediator Partisipasi para pihak diperoleh jika terbangun komunikasi dan kepercayaan kepada mediator

Contoh Kasus

Dalam sebuah kasus sengketa perebutan lahan yang sudah lama berlangsung berakibat sengketa ini kemudian diwariskan/dilanjutkan kepada generasi kedua (anak-anak dari pihak yang bersengketa). Sengketa yang terjadi berkaitan dengan persoalan kepemilikan. Kasus Posisi: Badrun tanpa sijin Sodrun menguasai lahan seluas 500 m yang digunakan untuk bercocok tanam. Beberapa kali Sodrun telah mengingatkan untuk tidak bercocok tanam di lahan kepunyaannnya tetapi Badrun tidak mengindahkan. Anak Badrun kemudian melanjutkan bercocok tanam di lahan tersebut Ketika Badrun meninggal dunia satu tahun setelah kematian Sodrun. Anak-anak Sodrun pun kemudian mengingatkan anak Badrun untuk tidak bercocok tanam disitu mengingat lahan itu milik orang tuanya (yang bernama Sodrun)

Dalam kasus di atas jika terjalin kepercayaan yang baik maka para pihak akan menyampaikan hal-hal penting secara jujur kepada mediator misalnya pihak penggugat sebenarnya menginginkan agar tergugat meminta maaf secara resmi kepada penggugat dan keluarga besarnya karena perbuatan yang telah dilakukan oleh tergugat terhadap lahan tersebut dianggap merendahkan harga diri penggugat dan keluarga besarnya. Informasi ini harus dikelola agar terdapat celah untuk perdamaian. Mediator dapat menyiasasti dengan melakukan kaukus pihak tergugat untuk menyampaikan informasi penting tersebut dan membujuk tergugat mau menyampaikan permintaan maaf dan saling memaafkan diantara penggugat dan tergugat

5. Menampung pernyataan-pernyataan para pihak

Proses mediasi efektif jika para pihak kooperatif, komunikatif dan partisipasif Pada setiap tahap ditandai dengan penyampaian pernyataan dari para pihak secara seimbang, berupa: 1. Keluhan 2. Usulan 3. Koreksi penawaran penerimaan 4. Permintaan 5. Uraian 6. Penjelasan 7. Pengakuan 8. Bantahan ungkapan perasaan

DAMPAK POSITIF & NEGATIF PERNYTAAN PARA PIHAK

POSITIF > Terungkapnya informasi penting yang sebelumnya belum terungkap. Penyebab: Para pihak mungkin saja tidak mempunyai informasi yang cukup tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkannya NEGATIF 1. Adanya nilai-nilai yang tidak seimbang 2. Asumsi yang tidak sebanding 3. Harapan yang tidak realistis 4. Permintaan yang tidak sesuai dengan kondisi yang riil

6. Melakukan hearing a. Merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data dan informasi Banyaknya informasi yang penting untuk menentukan putusan (mediator dan para pihak) Misalnya : Sangat penting bagi mediator dan para pihak dalam menentukan batas penawaran atau menerima dan menolak penawaran para pihak) b. Hearing tidak ditujukan untuk menciptakan komunikasi yang pasif dan apatis. Keseimbangan berbicara dan mendengar para pihak akan menciptakan kondisi take and give C. Hearing diperlukan untuk meredam situasi yang sedang memanas

7. Mengembangkan dan mengklarifikasi informasi

Setiap informasi yang keliru atau mengandung kesalahpahaman diselesaikan dengan konfirmasi dan klarifikasi dan bukan dengan konfrontasi Penggunaan model klarifikasi tidak boleh sampai terjebak pada posisi menghadapkan para pihak sehingga terjadi debat kusir Klarifikasi dapat melalu mediator agar dapat disampaikan secara baik

8. Interaksi Model dan Disiplin

Hubungan komunikasi dalam pertukaran usulan berbasis kepentingan dalam bentuk interaksi akan dirasa semakin meningkat ketika proses perundingan mulai menemukan bentuk penyelesaiannya. Kepentingan masing-masing pihak akan disampaikan dalam bentuk model tertentu Mediator harus menampung dan memberikan arahan tentang model yang terbaik.

(3) PENDALAMAN MASALAH

PENDALAMAN MASALAH

1.

2.
3. 4. 5.

Kaukus Mengolah dan mengembangkan informasi Eksplorasi kepentingan Menilai kepentingan Menggiring pada proses tawar menawar penyelesaian masalah

1. KAUKUS (a)

Sifat isidentil (artinya tidak selalu harus direncanakan sebelumnya) Fungsi utamanya untuk mendalamai persoalan dan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk mempenagruhi salah satu pihak yang dianggap telah memberikan respon negatif dalam proses perundingan Fungsi/peran Mediator sebagai: 1. Seorang sahabat yang baik 2. Seorang ayah yang melindungi 3. Seorang rekan bisnis yang berorientasi akan memberikan keuntungan

Fungsi Kaukus: 1. dapat menjadi senjata pamungkas bagi mediator untuk dapat mempengaruhi para pihak agar terbentuk semangat dalam menempuh proses perdamaian 2. pertemuan secara tertutup yang dilakukan secara intensif dan terarah akan memudahkan mediator dalam memberikan penjelasan menyangkut strategi penyelesaian yang mudah, cepat dan sederhana.

2. MENGOLAH & MENGEMBANGKAN INFORMASI

Pada pertemuan awal para pihak sudah diberikan kesempatan untuk saling bertukar informasi (meski substansi belum mendalam) Tahap selanjutnya perlunya untuk mengolah dan mengembangkan informasi secara mendalam Informasi (tertulis maupun lisan) Informasi dan data penting yang diperoleh akan diolah sehingga menjadi sebuah bentuk usulan penyelesaian yang paling tepat.

3. EKSPLORASI KEPENTINGAN

Eksplorasi diperlukan karena untuk mengetahui kepentingan para pihak bukan merupakan sesuatu yang mudah Metode yang biasa digunakan : bertanya & dialog Dalam eksplorasi : (bertanya & dialog) + sharing

Beberapa Teknik

Jika ada dua opsi tuntutan misalnya antara opsi X dengan opsi Y, maka dari dua opsi tersebut harus dicari kepentingan primernya terletak pada opsi mana

Contoh Kasus

Dalam suatu sengketa tanah dengan tuntutan ganti rugi, mediator menemukan ada dua opsi tuntutan yaitu antara menyerahkan sebidang tanah dan membayar ganti rugi. Harga tanah senilai 500 juta, sedangkan tuntutan ganti rugi uang sejumlah uang 750 juta.

Analisis Kasus

Jika ada dua opsi tuntutan misalnya antara opsi X dengan opsi Y, maka dari dua opsi tersebut harus dicari kepentingan primernya terletak pada opsi mana Dalam kasus diatas, nilai tanah 500 juta sedangkan tuntutan ganti ruginya 750 juta. Dari dua opsi seperti itu maka dari dua opsi tersebut harus dicari kepentingan primernya terletak pada opsi mana. Dalam kasus di atas jika nilai tuntutan ganti ruginya lebih tinggi dari nilai tanah yang sebenarnya, maka dapat diasumsikan bahwa sebenarnya yangbersangkutan menghendaki penyerahan tanah dibanding pembayaran ganti rugi.

4. MENILAI KEPENTINGAN

Menilai kepentingan dilakukan setelah semua kepentingan yang ada diinventarisir Kepentingan layak akan disampaikan dalam perundingan atau direduksi (karena tidak layak disampaikan dalam perundingan damai) Kepentingan yang irasionil merupakan kepentingankepentingan terhadap hal yang tidak mungkin dilakukan oleh pihak lawan

Untuk mrngukur sejauh mana sebenarnya kepentingan yang dimiliki oleh para pihak, mediator harus pandai menggunakan trik-trik pancingan agar kerugian yang sebenarnya dapat terdeteksi Apa yang dinayatakan dalam bentuk penawaran belum tentu merupakan nilai kerugian yang sebenarnya. Dalam proses tawar menawar para pihak cenderung akan melakukan spekulasi terhadap nilai penawarannya. Kepentingan dalam tuntutan ganti rugi sebenarnya 100 juta, tetapi dalam melakukan tuntutan biasanya di mark up menjadi lebih tinggi (200 juta), dengan harapan jika pihak lawan meminta penurunan nilai setidaknya akan berada pada kisaran di atas 100 juta.

KESULITAN-KESULITAN

Kesulitan dalam menaksir kepentingan yang riil sering terjadi pada jenis-jenis gugatan terhadap kerugian imateriil dan kerugian sebagai akibat dari perbuatan melawan hukum (PMH) Nilai kerugian akibat PMH tidak memiliki standar/patokan yang jelas sehingga harus dikonversikan dulu dari kerugian imateriil ke nilai uang secara riil. Berbeda dengan gugatan wan prestasi, di mana semua bentuk tuntutan kerugian biasanya didasarkan pada klausul-klausul perikatan yang ada dalam perjanjian, baik utang pokok, bunga atau denda keterlabatan

5. MENGGIRING PADA PROSES TAWAR MENAWAR PENYELESAIAN MASALAH

Tahapan ini akan tercipta ketika kedua belah pihak telah terbangun minat untuk menempuh proses penyelesaian secara damai Mediator harus mendorong para pihak mengajukan penawaran

Pihak yang memiliki bukti-bukti akan mempunyai poisis yang lebih dominan
Beberapa hal untuk memperkuat posisi tawar:

Beberapa hal untuk memperkuat posisi tawar:

1. 2.

3.

4.

5.

Mencari fakta yang mendukung pendapatnya Mencari siapa yang dapat dimintai nasihat untuk mengelaborasi/ mengklarifikasi fakta tersebut Mencari informasi apakah kasus itu pernah dinegosiasikan sebelumnya Mencari cara bagaimana dapat mempresentasikan semua data dan fakta dengan cara yang paling meyakinkan Mengetahui kemungkinan argumentasi yang akan digunakan oleh pihak lain, pandangan dan keinginan mereka serta mencari posisi dan argumentasi sendiri yang lebih baik

Anda mungkin juga menyukai