239) FK Trisakti
Pembimbing : Dr. Pramudya P, Sp.KJ Dr. Agus Susanto, Sp.KJ Dr. Eunice P. Najoan, Sp.KJ Dr. Rudyhard E. Hutagalung, Sp.KJ
Nama : Tn. D Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 26 tahun Agama : Katolik Bangsa : Indonesia Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Tidak bekerja Status Pernikahan : Belum menikah Alamat : Jl. Elang No.G 33 Komplek Hankam, Palmerah, Jakarta Barat Tanggal masuk RS : 14 November 2013
Autoanamnesis
Alloanamnesis
Keluhan Utama
Pasien mengamuk dan memukuli ayahnya sejak 1 minggu SMRS.
Sejak 2 bulan lalu sering terbangun dari tidur dan melihat langit awan berkabut sangat dekat di atas kepalanya. Sering membenturkan kepala ke kipas angin supaya kepalanya bertambah dingin sejak SMP. Kuliah di fakultas beberapa bahasa asing, tetapi tahun 2007 pasien sudah drop out.
Selama wawancara beberapa kali pasien tertawa berlebihan tibatiba, tidak sesuai dengan topik pembicaraan.
Mendengar suara-suara yang tidak bisa didengar oleh orang lain disangkal.
Ayah
pasien membawa pasien ke RSAL Mintohardjo karena mengamuk dan memukuli ayahnya tanpa sebab yang jelas. berbicara dan tertawa sendiri.
Sering
3
tahun yang lalu ingin menusuk ibunya dengan pisau karena tidak senang tamunya yang dia anggap sebagai temannya tidak dipersilahkan masuk oleh ibunya, padahal tidak ada siapapun yang bertamu ke rumahnya
Melihat
bayangan hitam di dalam rumah dan mendengar ada suara orang-orang yang sedang membicarakan dirinya. Saat 3 SMP pasien tinggal bersama budenya, dan sering dilarang jika bergaul dengan teman-temannya. Saat SLTA, pasien menyukai teman perempuannya tetapi belum tersampaikan karena sudah pindah ke Medan.
Tahun
2007 pasien drop out dari kuliahnya. Sering keluyuran malam tanpa tujuan yang jelas, jarang pulang ke rumah, pasien lebih senang tidur di mesjid. Tetangga merasa terganggu dengan tingkah laku pasien yang mengamuk dan sering mengganggu anak-anak kecil yang lewat di depan rumahnya.
Berobat ke RS Klaten karena mengamuk sambil membanting barang di sekitarnya, sering keluyuran malam dan jarang pulang ke rumah.
Berobat ke poliklinik jiwa RSAL Mintohardjo karena mengamuk dan ingin menusuk ibunya dengan pisau, melihat bayangan hitam dan mendengar suara membicarakan dirinya.
2007
2008
2010
September 2013
14 November 2013
Dibawa ke Asrama Katolik selama 7 bulan karena mengamuk dan sering tertawa sendiri.
Melihat langit awan berkabut sangat dekat di atas kepalanya, mengganggu lingkungan sekitar.
Dirawat di bangsal jiwa RSAL Mintohardjo karena mengamuk dan memukuli ayahnya sejak 1 minggu SMRS.
Pasien lahir normal di bidan, cukup bulan, trauma lahir atau cacat bawaan disangkal. Pasien merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara.
Pasien tergolong anak yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan tingkah laku yang normal seperti anak seusianya.
Pasien menjalani pendidikan SD selama 6 tahun dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien mudah bergaul dengan temantemannya dan tidak pernah bertengkar.
Saat SLTA pasien bersekolah dengan baik, tidak pernah tinggal kelas, memiliki teman, namun tidak ada yang sangat dekat.
Pasien sempat kuliah di perguruan tinggi, tetapi di drop out. Pasien pernah bekerja sebagai sales panci, tetapi tidak bertahan lama.
Genogram :
X
Keterangan
X X
: laki-laki : Perempuan
: Pasien
: Adik ayah : Kakek sudah meninggal : Nenek sudah meninggal Genogram
Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama orangtuanya. Sebelum sakit, hubungan pasien dengan keluarga baik. Saat ini pasien dianggap mengganggu lingkungan sekitar oleh para tetangganya. Pasien sekarang menjalani pengobatan rawat inap di P. Bengkalis RSAL Mintohardjo.
Penampilan
Pasien seorang laki-laki berusia 26 tahun, tinggi 165 cm, wajah dan penampilan fisik sesuai dengan usianya, warna kulit sawo matang, memakai kaos berwarna abu-abu, celana pendek berwarna hitam, dan tidak memakai alas kaki. Kebersihan dan kerapihan pasien tampak kurang merawat diri.
Kuantitatif Kualitatif
Kesadaran
Tenang dan kooperatif. Saat menjawab pertanyaan pasien melakukan kontak mata.
kooperatif
Afek
Keserasian
Empati
: euthymic : tidak serasi antara mood dengan konteks pembicaraan : tidak dapat diempati
Taraf
Pendidikan
Taraf pendidikan formal : SLTA Taraf pengetahuan umum : baik, pasien mengetahui Presiden RI sekarang. Taraf kecerdasan : baik, pasien dapat menjawab soal hitungan.
Daya
Konsentrasi
Pasien berespon baik terhadap pertanyaan yang diajukan pemeriksa, namun kadang menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan maksud pertanyaan tersebut.
Orientasi
Waktu : Baik, mengetahui hari saat dilakukan wawancara. Tempat : Baik, mengetahui keberadaannya di RSAL. Orang : Baik, pasien mengetahui orang sekitarnya. Jangka panjang : Baik, masih mengingat masa sekolahnya. Jangka pendek : Baik, masih mengingat menu sarapan tadi pagi. Segera : Baik, dapat menyebutkan nama pemeriksa yang baru saja disebutkan. Pasien tidak mengerti arti dari peribahasa tong kosong nyaring bunyinya.
Daya Ingat
Pikiran Abstrak
Halusinasi
Halusinasi visual : Pasien merasa ada tamu yang dia anggap sebagai temannya, padahal menurut ibunya tidak ada siapapun yang bertamu ke rumahnya saat itu. Melihat langit dan awan berkabut berada sangat dekat di atas kepalanya. Menurut ayahnya, pasien pernah melihat bayangan hitam di dalam rumahnya. Halusinasi auditorik : Mendengar ada suara orang-orang yang sedang membicarakan dirinya.
Ilusi
Arus
Pikiran
Produktivitas : Logorrhoe, jawaban yang diberikan kadang tidak sesuai dengan pertanyaan. Kontinuitas : pemikirannya tidak dapat dimengerti (inkoheren). Hendaya berbahasa : tidak ada
Isi
Pikiran
: tidak ada : tidak ada
Pengendalian Impuls
Pasien tampak mengendalikan impuls untuk berpikir maupun bertindak.
Daya Nilai
Daya nilai sosial : sikap pasien cukup sopan saat wawancara. Uji daya nilai : cukup baik, dapat menyimpulkan dan menceritakan tentang kehidupan sehari-hari. Daya nilai realitas : terganggu, karena terdapat halusinasi visual dan auditorik.
Tilikan (insight)
Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit (tilikan derajat 1).
Interna
Keadaan umum Tekanan darah Nadi Pernapasan Suhu Status generalis Tidak dilakukan
Neurologi
A.
Karakteristik simptom :
Pasien merasa ada tamu yang dia anggap sebagai temannya, padahal menurut ibunya tidak ada siapapun yang bertamu ke rumahnya pada saat itu. Pasien melihat langit dan awan berkabut berada sangat dekat di atas kepalanya. Menurut ayahnya, pasien juga pernah melihat bayangan hitam di dalam rumahnya.
Halusinasi auditorik yaitu pasien mendengar ada suara orang-orang yang sedang membicarakan dirinya. Halusinasi visual yaitu :
Disorganized speech yaitu Logorrhoe, irrelevan, dan inkoheren. Perilaku kacau, berupa mengamuk dan memukul ayahnya. Gejala negatif : afek yang tidak sesuai, avolition.
B. Terdapat gangguan fungsi kehidupan dasar dan sosial yang berlangsung setiap hari dimulai sejak munculnya gangguan (lingkungan sekitar terganggu dan berkurangnya semangat pasien dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari dan perawatan diri).
C. Episode gangguan berlangsung selama > 6 bulan, pasien memiliki riwayat gangguan seperti ini sebelumnya sejak tahun 2007 sampai saat ini.
D. Bukan karena gangguan skizoafektif dan gangguan mood. Pada pasien tidak ada episode manik. E. Bukan merupakan akibat langsung penggunaan zat-zat tertentu ataupun oleh suatu kondisi medis umum, pasien tidak sedang menggunakan narkoba.
F. Tidak ada riwayat gangguan autistik dan gangguan pervasif sebelumnya.
Problema
fisik : tidak ada Problema Psikologik / perilaku : pasien sering mengamuk Problema Keluarga / sosial : pasien mengganggu lingkungan sekitar dan memukuli ayahnya.
Quo
Psikofarmakoterapi
3 x 2 mg P.O 3 x 2 mg P.O
Psikoedukasi
Memberi informasi dan edukasi tentang penyakit pasien, gejala penyakit, penyebab, proses pengobatan serta resiko kekambuhan kepada keluarga pasien. Membangun relasi dan membuat pasien merasa nyaman sehingga pasien merasa diperhatikan dan dipedulikan sesuai dengan prinsip terapi yang komprehensif. Memberi informasi akan pentingnya pasien minum obat secara teratur dan pentingnya dukungan keluarga untuk kebaikan pasien.
Sosioterapi
Edukasi kepada seluruh keluarga inti pasien mengenai keadaan pasien sesungguhnya dan bagaimana menyikapi pasien dalam keseharian serta mengawasi pasien dalam minum obat. Melibatkan keluarga pasien untuk membantu pasien lebih terbuka, mengajak pasien untuk sering berbicara sehingga bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.