Anda di halaman 1dari 3

Mekanisme kerja hormon Nama : Irvi Firqotul Aini NPM : 1206237630

Setiap hormon dapat menampilkan kerjanya melalui interaksi dengan reseptor, reseptor ini merupakan protein yang memiliki kemampuan khusus untuk mengenali hormon tertentu secara spesifik (1). Tahapan dimana hormon mengaktifkan reseptor dan menginisiasi beberapa aktivitas sel disebut sebagai signal transduction path ways (1). Signal transduction ini merupakan suatu mekanisme translasi dari sinyal menjadi serangkaian reaksi kimia pada sel target (2). Pengikatan hormon dengan reseptor di permukaan sel memicu terbentuknya second messenger yang bertanggung jawab atas pengaktifan sel (1). Second messenger ini biasanya berupa nukleotida siklis, akan tetapi pada beberapa hormon nukleotida siklis ini hanya mengaktifkan enzim selular seperti, kinase yang kemunian memfosforilasi protein spesifik sel, protein spesifik sel yang telah terfosforilasi inilah yang kemudian menjadi efektor sel (1). Sementara itu hormon lainnya mewujudkan respons transisional melalui reseptor intraselular, seperti jenis steroid dan tiroid yang membutuhkan waktu yang lama dalam memberikan efek, tetapi tahan lama (1). Hormon seperti steroid dan tiroid akan berinteraksi dengan reseptor membran plasma khusus, peristiwa ini menginisiasi bagian sitoplasma serta mengaktifkan enzim tertentu yang nantinya akan membentuk satu atau lebih molekul second messenger (1). Proses transduksi ini kemudian menjadi kunci peningkatan aktivitas nukleotida siklis seperti yang dikemukakan Rodbell (1). Nukleotida siklis ini kemudian menyebabkan fosforilasi pada beberapa komponen sel baik struktural maupun enzimatis (1). Fosforilasi enzim menyebabkan fenomena berantai dimana enzim pertama yang terfosforilasi akan menjadi kinase yang akan menyebabkan enzim lain terfosforilasi (1). Nukleotida siklis seperti cAMP juga dapat memfosforilasi protein dengan bantuan PKA yang kemudian akan menyebabkan perubahan fisiologis sel (1). Perubahan ini dapat berupa kontraksi otot, aliran ion, maupun perubahan metabolisme sel (3)

Cyclic AMP second-messenger system and Protein Kinase C system (3) Pada mekanisme Calcium-dependent phospholipase Cprotein kinase C system efektor pertamanya berupa ion Ca2+ yang kemudia mengatalis reaksi hidrolisis phosphatidylinositol-4,5biphosphate, untuk menghasilkan inositol-1,4,5-phosphate (IP3) dan diacylglycerol(DAG) (3). Inositol-1,4,5-phosphat dan metabolitnya, inositol-1,3,4,5-tetrakisphosphate (IP4), meningkatkan konsentrasi Ca2+ dengan mengaktifasi saluran ion Ca 2+ di retikulum endoplasma dan membran plasma. Diacylglycerol mengaktifkan protein kinase C dengan cara meningkatkan afinitasnya pada Ca2+, dan protein kinase C kemudian memfosforilasi protein seluler untuk meregulasi aktivitasnya (3). Hormon yang berikatan dengan reseptor inti akan berdifusi kedalam sel target dan kemudian akan berikatan dengan reseptor nuklear, sebelum berikatan reseptor ini berikatan dengan non steroid-heat binding shock (1). Homodimer yag terbentuk kemudian meningkatkan kemampuan DNA Hormone Response Element (DNA HRE) (1). Transpor kompleks ini membutuhkan membutuhkan Nuclear Localization Signal (NLS) (4). Proses ini kemudian ditindaklanjuti dengan pengikatan koaktifator yang mengatur inisiasi sintesis RNA (1). mRNA ini kemudian akan ditranslasikan menjadi protein spesifik sel (1). Reseptor kemudian mengalami endositosis sebelum akhirnya didegradasi lisosom dan akan di daur ulang (3). Nukleotida siklis kemudian akan didegradasi oleh phosphodiesterases dan protein terfosforilasi mengalami defosforilasi oleh phosphoprotein phosphorylase (3).

Mechanism of action of steroid hormones (3) Terminasi mekanisme aksi ini terjadi ketika enzim didegradasi oleh enzim serum (3). Degradasi enzim ini akan menyebabkan berkurangnya nukleotida siklis dan menyebabkan hilangnya respons sel target (1). REFERENCES (1) Mac E Hadley and Jon E Levine. 2006. Endocrinology Sixth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall (2) Leslie P Gartner and James L Hiatt. Color Textbook of Histology Third Edition. : Saunders. (3) E James Squires. 2003. Applied Animal Endocrinology. London: CABI Publishing. (4) Shlomo Melmed et all. 2011. Williams Textbook of Endocrinology Twefth Edition. Philadelphia: Elsevier. (5) Patricia E Molina. 2007. Physiology of Endocrine 2nd Edition. Mc Graw Hills Company (6) Lauralee Sheerwod. 2010. Human Physiology from Cells to System Seventh Edition. Belmont: Brooks/Cole.

Anda mungkin juga menyukai