Definisi
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan PENINGKATAN TEKANAN DARAH yang mendadak ( sistol 180 mmHg dan/atau diastol 120 mmHg ), pada penderita HIPERTENSI, yang membutuhkan PENANGANAN SEGERA
26 January 2014 2
KLASIFIKASI
HIPERTENSI EMERGENSI:
KENAIKAN TEKANAN DARAH MENDADAK YANG DISERTAI KERUSAKAN ORGAN TARGET YANG PROGRESIF DIPERLUKAN PENURUNAN TD SEGERA KURUN WAKTU MENIT/JAM
26 January 2014 3
HIPERTENSI URGENSI: KENAIKAN TD YANG TIDAK DISERTAI KERUSAKAN ORGAN TARGET PENURUNAN TD DILAKSANAKAN DALAM KURUN WAKTU 24-48 JAM
26 January 2014 4
MANIFESTASI KLINIS
Bidang neurologi : Sakit kepala Hilang/kabut penglihatan, Kejang, Defisit neurologis fokal, Gangguan kesadaran(somnolen, sopor, coma)
26 January 2014 5
Bidang mata
Funduskopi berupa perdarahan retina Eksudat retina, Edema papil
26 January 2014
Bidang kardiovaskular
Nyeri dada Edema paru
26 January 2014
Bidang ginjal
Azotemia, Proteinuria, Oliguria
26 January 2014
Bidang obstetri
Preklapsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, kejang, nyeri abdomen kuadran atas, gagal jantung kongestif dan oligouri, serta gangguan kesadaran/gangguan serebrovaskular
26 January 2014 9
FAKTOR RISIKO
Penderita hipertensi yang tidak minum obat atau minum obet anti hipertensi tidak teratur. Kehamilan, Penggunaan NAPZA, Penderita dengan perangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar, phaechromocytoma, penyakit kolagen, penyakit vaskular, trauma kepala, Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
26 January 2014 10
PENDEKATAN AWAL
1. ANAMNESIS Riwayat Hipertensi ( awal hipertensi, jenis obat antihipertensi, keteraturan konsumsi obat ) Gangguan organ( kardiovaskular, serebrovaskular, renovaskular, dan organ lain )
26 January 2014
11
2. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaaan fisik dilakukan sesuai sesuai dengan kecurigaan organ target yang terkena berdasarkan anamnesis yang didapat Pengukuran TD di kedua lengan Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas Auskultasi ada/tidaknya bruit pd bsr, bising jantung dan ronkhi paru Pemeriksaaan neurologis umum Pemeriksaaan funduskopi
26 January 2014
12
26 January 2014
4. Penetapan diagnostik
26 January 2014
14
5 menit s/d 120 menit pertama tekanan darah rata-rata(MAP) diturunkan 20-25%
26 January 2014
19
26 January 2014
20
26 January 2014
21
Cara pemberian
Sublingual, oral (dikunyah, diisap)
Farma kologi
Mulai kerja SL 10-15 men Oral 15-30 men Efek max SL 60 men Oral 1-2 jam Lama kerja 8 jam
Dosis
6,25 -50 mg/kali
26 January 2014
22
Dosis
75 150g/kali/jam.
Total 900g
26 January 2014
Obat alternatif bila obat lain tidak ada. Efek max 30-60 men Kontraindikasi untuk kasus Lama kerja 2-6 jam krisis hipertensi dengan gangguan otak dan iskhemia 23
jantung
26 January 2014
24
26 January 2014
25
Manifestasi Klinis
1. Keluhan : Nyeri khas Aorta: onset mendadak, nyeri teriris sudah maksimal dirasakan saaat awal, lokasi nyeri sesuai lokasi dimana robekan aorta terjadi Rasa nyeri dada seperti nyer dada khas infark miokard, bila proses diseksi menjalar ke ostium arteri koronaria Rasa nyeri leher disertai pendangan kabur, bila proses diseksi ekstensi kearah arteri karotis Sinkope merupakan petanda komplikasi yang fatal, seperti tamponade jantung, hipotensi serebri
2.
3.
4.
26 January 2014
26
Diagnosis
Berdasarkan anamnnese dan pemeriksaaan fisik untuk menatalaksana diseksi aorta. Diagnosis pasti dengan pencitraan dengan 1. TEE 2. CTscan dengan kontras 3. MRI
27
26 January 2014
2. 3.
4.
26 January 2014
Kalsium Antagonis
-Diltiazem
26 January 2014 -Verapamil
26 January 2014
30
Manifestasi klinis
Keluhan/gejala : 1. sesak nafas
2.Orthopnea
3. Dyspmea deffort
26 January 2014
31
Pemeriksaan fisik 1. TD sesuai dengan definisi krisis hipertensi 2. Frekuensi pernafasan meningkat 3. S3 dan/atau S4 gallop 4.Ekspirasi memanjang + ronchi basah halus diseluruh lapangan paru 5. Peningkatan TVJ
26 January 2014 32
Target
Penurunan TDS atau TDD sebesar 30 mmhg dalam beberapa menit Sasaran akhir TDS < 130 mmHg dan TDD < 80 mmHg sebaiknya dicapai dalam 3 jam
26 January 2014
33
Tabel 2. Obat parenteral utk penanganan hipertensi emergensi pd Edema Paru dan SKA.
Efek Samping Mual, hipotensi, keracunan tiosianat, methemoglobinemi a dan sianida Sakit kepala, mual, takikardia, muntah toleransi
Nitrogliserin
5 300 mcg/mnt
1 5 mnt
3 5 mnt
Isosorbid dinitrat
1 10 mg/jam
1 5 mnt
3 5 mnt
Nikardipin
5 15 mg/jam
5 15 mnt
30 40 menit
Furosemide
26 January 2014
Diuretik Loop
20 40 mg
10 20 mnt
4 6 jam
26 January 2014
35
MANIFESTASI KLINIS
KELUHAN : Nyeri dada dengan penjalaran ke leher atau lengan kiri dengan durasi > 20 menit disertai dg gejala sistemik berupa keringat dingin, mual dan muntah dan PF tidak ada tanda gagal jantung Temuan Klinis: Normal atau tanda gagal jantung
26 January 2014 36
Pemeriksaan fisik 1. TD sesuai dengan definisi krisis hipertensi 2. Frekuensi pernafasan meningkat 3. S3 dan/atau S4 gallop 4.Ekspirasi memanjang + ronchi basah halus diseluruh lapangan paru 5. Peningkatan TVJ
26 January 2014 37
Diagnosis : 1) Peningkatan TD sesuai dengan krisis hipertensi 2) Gejala dan tanda gagal jantung 3) Edema paru pada foto thorax
26 January 2014
38
MANIFESTASI KLINIS
KELUHAN : Nyeri dada dengan penjalaran ke leher atau lengan kiri dengan durasi > 20 menit disertai dg gejala sistemik berupa keringat dingin, mual dan muntah dan PF tidak ada tanda gagal jantung Temuan Klinis: Normal atau tanda gagal jantung
26 January 2014 40
26 January 2014
41
DIAGNOSIS
ANAMNESIS EKG Ensim pertanda kerusakan otot jantung ( CK MB, Trop T )
26 January 2014
42
1. STROKE
Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai prosedur dengan batas penurunan maksimal TD 20-25% dari MAP Jika TD 180-220 mmHg dan TD Diastolik 105-120 mmHg, dilakukan pelaksanaan seperti terapi pada hipertensi urgensi.
26 January 2014 44
b. Perdarahan:
Perdarahan intraserebral, perdarahan subarachnoid, pecahnya Arteriovenous Malformation(AVM) TD >220/>120 mmHg, 3 kali ukur.
26 January 2014
45
Tidak ada tanda2 lain penyebab kenaikan TD seperti nyeri kepala/artikular, kandung kemih penuh
OAH parenteral diberikan sesuai dengan prosedur tatalaksana krisis hipertensi dengan batas penurunan TD 20-25% dari MAP
Target TD 160/90 mmHg
26 January 2014 46
Mulai Kerja
Lama Kerja
Efek Samping
Nausea, vomitus, hipotensi, blok atau gagal jantung, kerusakan hati, bronkospasm e
Keterangan Terutama untuk kegawatdar uratan HTN kecuali pada gagal jantung
Labetal ol
5-10 menit
3-6 jam
5-15 menit
infus kontinyu
26 January 2014
Larut dlm air, tidak sensitif thdp cahaya, v.dilator peripher dengan /tanpa menurunkan aktifitas pompa 47 jantung
Obat- obatan parenteral utk terapi HTN Emergensi pada Stroke Akut Obat Dosis Mulai Kerja Lama Kerja Efek Keteran Samping gan
Blok nodus AV, denyut prematur atrium, terutama usia lanjut
Diltiazem 5 -
5-10 menit
4 jam
Krisis Hiperten si
mmHg Nifedipin dapat menyebabkan stroke non hemoragik dan IMA bila TD terlalu cepat diturunkan Candexartan oral memperbaiki kualitas hidup ( ACCESS Study )
48
26 January 2014
2. Ensefalopati hipertensi
TD > 220/120 mmHg
Pengukuran 2 kali dalam jangka waktu 30 menit Terdapat gangguan kesadaran, retinopati dengan papiludema, peningkatan tekanan intrakranial sampai kejang
26 January 2014 49
Tidak ada tanda-tanda lain yang meningkatkan TD seperti nyeri kepala /artikular, kandung kemih penuh OAH parenteral diberikan sesuai prosedur tatalaksana hipertensi krisis dengan batas penurunan TD 20-25% di MAP
26 January 2014 50
Tanpa tanda lain yang men9ngkatkn TD(nyeri kepala/artikular, kandung kemih penuh
26 January 2014 51
OAH sesuai prosedur tatalaksana hipertensi krisis dengan batas penurunan TD 20-25% dari MAP
Khusus Tumor intrakranial hipofisis perlu dilakukan pemeriksaan hormonal dan penatalaksanaan sesuai dengan hipertensi krisis dengan gangguan endokrin
26 January 2014 52
26 January 2014
54
Arteriografi Ginjal (pemeriksaan baku emas). Magnetic Resonance Angiography. Computed Tomography Angiography. Duplex Doppler Ultrasonography.
26 January 2014
55
Kejang - EKLAMPSIA Krisis hipertensi hanya dapat diakhiri dengan proses persalinan. Keputusan terminasi kehamilan/proses persalinan dilakukan oleh ahli medis dibidang kebidanan
26 January 2014
58
CATATAN PENUTUP
1. KESEPAKATAN BERSAMA YANG BERSIFAT SEMENTARA 2. AGAR PARA DOKTER YANG BEKERJA DI PELAYANAN PRIMER DAPAT MENGENAL TANDA2 KRISIS HIPERTENSI
3. DAPAT MELAKUKAN TINDAKAN CEPAT SESUAI OBAT DAN FASILITAS YANG TERSEDIA
26 January 2014 60