Anda di halaman 1dari 3

50 juta penduduk Indonesia masih mandi, cuci dan buang air besar di sungai, pantai dan pekarangan sehingga

mencemari air bersih. "Setara 14 ribu ton atau sama dengan berat 6.700 ekor gajah Sumatera berbentuk kotoran manusia dan berkeliaran," ujar Direktur Pemukiman dan Perumahan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nugroho Tri Utomo. Nugroho mengemukakan seluruh air sungai yang melewati kota besar adalah air yang tidak layak konsumsi. "Air sungai di perkotaan telah tercemar akibat banyaknya masyarakat yang menggunakan aliran sungai sebagai lokasi kakus," ujar Nugroho saat diskusi Hari Toilet Sedunia di Jakarta, Senin. Akibat kotoran manusia yang mencemari air bersih, kasus diare di Indonesia terus meningkat. "Studi WHO memperkirakan bahwa kondisi dan perilaku sanitasi yang baik dan perbaikan kualitas air minum dapat menurunkan kasus diare hingga 94 persen," imbuh Nugroho. (M048) Editor: Aditia Maruli

http://www.antaranews.com/berita/344237/setiap-hari-14-ribu-ton-tinja-cemari-air-bersih

Air ledeng berasal dari salah satu dari dua sumber: air permukaan (termasuk air waduk, air sungai, dan air danau) atau air dalam tanah (yang berasal dari sumur artesis atau sumur yang dalam). Tetapi sebelum masuk ke kerongkongan kita, kebanyakan H2O mengalamiprosesdisinfeksi yang penting, yang menghancurkan kebanyakan organisme berbahaya seperti bakteria dan parasit. Tetapi klorinasi tidak bisa membunuh semua kuman, dan sebagian kuman pembawa penyakit masih bisa mencemari air permukaandan akhirnya mengalir ke air ledengmelalui orang atau hewan yang terkena infeksi. Timbal dan tembaga juga bisa merusak melalui pipa yang berkarat, yang kebanyakan terdapat di rumah-rumah yang dibangun sebelum tahun 1970, ketika pipa tembaga dan sambungan timah (lead joints) masih banyak digunakan. Penemuan lain yang kurang menggembirakan adalah: nitrat dan zat-zat kimia lainnya yang berasal dari pupuk dan limpasan pestisida, arsenik

http://novenrique.blogspot.com/2011/10/seberapa-amankah-air-ledeng.html

Sama aja. Air ledeng yang kita pakai sehari-hari ternyata belum masuk kategori aman untuk langsung diminum. Karena dalam proses distribusi melalui pipa-pipa, tidak bisa dihindari terjadi juga pencemaran yang menyebabkan kualitas air menurun

Selain itu, genangan air juga terjadi di wilayah Cilandak. Puluhan rumah terendam air sejak Senin malam. Warga mengatakan, dangkalnya sungai dan kali yang meluap menjadi penyebab rumah warga digenangi air.

Sementara di dua kawasan itu, banjir juga ikut merendam beberapa RT di kelurahan Petogogan,

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Warga juga mengeluhkan penyebab banjir karena dangkalnya Kali Krukut.

Pantauan merdeka.com Rabu malam, saat ini debit air di tiga titik yang dilintasi aliran Kali Krukut mulai berangsur normal. Air yang sebelumnya menggenangi rumah-rumah warga juga mulai surut. Namun, warga masih tetap waspada dengan kemungkinan hujan akan kembali turun dan menimbulkan genangan air. Sebagai antisipasi, tetap diungsikan ke tempat yang lebih aman.

Tiga wilayah ini memang selalu menjadi kawasan langganan banjir. Jika dilihat secara geografis, diduga letak ketiga wilayah yang berbentuk seperti wajan atau penggorengan semakin membesar kemungkinan timbulnya genangan air ketika hujan turun. Air hujan mengendap ke permukaan yang berbentuk elips. Sehingga jika sekeliling kawasan ini dijadikan pemukiman penduduk, maka dampaknya pemukiman itu akan tergenang air.

Selain itu, kondisi sungai yang kotor karena penuh sampah juga membuat air susah mengalir. Padahal keberadaan sampah-sampah itu sangat menghambat laju air dan akibatnya daerah ini mau tidak mau, suka tidak suka, harus siap akan tergenang air saat hujan turun. (mdk/li

kali yang semula 20 meter menyusut separuhnya atau tinggal 10 meter. Akibatnya, saat turun hujan atau datang kiriman air dari Bogor, kali selalu meluap dan merendam permukiman warga di sekitar kali. Untuk itu, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan berencana melakukan normalisasi Kali Krukut tahun ini. Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Anas Effendi mengatakan, selain mengalami penyempitan, Kali Krukut juga mengalami pendangkalan. Hal itu terjadi karena banyak warga yang membangun rumah di sekitar bantaran kali. Beberapa daerah yang dilintasi Kali Krukut, antara lain, Petogogan, Kemang, dan Tarakanita, selama ini selalu menjadi langganan banjir.

"Penyempitan kali karena banyak warga yang mematok dan mereklamasi bantaran sehingga kali tidak mampu menampung debit air saat hujan turun," kata Anas, Kamis (30/9/2010). Sepuluh tahun silam, Kali Krukut cukup lebar sehingga air mengalir dari hulu ke hilir tidak terhambat. "Sebelum dilakukan normalisasi, kami melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada warga Kecamatan Kebayoran Baru dan Kecamatan Cilandak yang kemungkinan akan terkena proyek normalisasi," kata Anas. Pelaksana Harian Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Yayat Hidayat mengungkapkan, normalisasi Kali Krukut akan dilakukan mulai dari Jalan Tendean, tepatnya dekat sekolah Tarakanita di Jalan TB Simatupang sampai dengan Jalan Gatot Subroto. http://megapolitan.kompas.com/read/2010/09/30/09335488/Kali.Krukut.Segera.Dinormalisasi

Anda mungkin juga menyukai