Anda di halaman 1dari 13

PRODUKSI DAN KONSUMSI DALAM AL-QURAN: APLIKASI TAFSIR EKONOMI AL-QURAN Lukman Fauroni, M.

Ag Abstrak Produksi dan konsumsi merupakan masalah problematis tetapi strategis dalam menentukan keseimbangan perekonomian. Jika pola konsumsi tinggi maka, otomatis membutuhkan produktivitas tinggi pula. Sebaliknya bila pola konsumsi rendah mengakibatkan lemahnya produksi dan distribusi, bahkan roda perekonomian. Namun tingginya pola konsumsi dan produksi dapat menyebabkan ketidakseimbangan pasar, menimbulkan penyakit-penyakit ekonomi seperti inflasi, instabilitas harga di pasaran, penimbunan bahan kebutuhkan pokok dan lain-lain. Bagaimanakah menyeimbangkan pola konsumsi dan produksi secara proporsional dalam perekonomian? Pola konsumsi dan perilaku produksi menentukan roda perekonomian. l!ur"an sebagai sumber a#aran, memiliki a#aran tentang konsumsi, produksi dan distribusi disamping aktivitas-aktivitas perekonomian lainnya. $i antara ayat konsumsi misalnya al-Ba%arah&'() *+,, al--sra&*.() '+-',, an Nahl &*+() **/. $alam ayat-ayat tersebut terkandung prinsip halal dan baik, tidak diperkenankannya perilaku berlebihan, pelit, boros, harus seimbang, proporsional dan pertanggung #a0aban. $alam al-Ba%arah&'() '', '1 an-Nahl&*+() 2, **, +2-.*, 3ukman &4*( '5, al-6ulk &+.() *2, yang merupakan ayat produksi mengandung a#aran bah0a kegiatan produksi harus memenuhi kebutuhan masyarakat, menimbulkan kemaslahatan, tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. $emikian pula dalam ayat-ayat distribusi seperti al- nfal&,() *, al-7asyr&21() ., al-7adid&2.() ., at8aubah&1() +5 mengandung nilai larangan keras penumpukan harta benda atau barang kebutuhan pokok pada segelintir orang. Pola distribusi harus mendahulukan aspek prioritas berdasarkan need assessment. $engan pendekatan tafsir ekonomi al-!ur"an, pemahaman terhadap ayatayat kunci di atas diharapkan mencapai pemahaman yang proporsional tentang produksi, distribusi dan konsumsi. Sebagai sebuah metodologi baru dalam pemahaman al-!ur"an, memungkinkan sampai pada kontekstualisasi nilai-nilai ekonomi al-!ur"an dalam praktek perekonomian. $ari pemahaman itu pula diharapkan dapat di#adikan pedoman bagi perilaku ekonomi baik tataran individu maupun masyarakat sehingga keseimbangan perekonomian dapat tercapai. 9asuskasus seperti over heating pada perilaku pasar yang dipastikan melambungkan la#u inflasi setiap bulan puasa dan hari :aya -dul fitri, 8ahun baru, hari-hari raya dan lain-lain dapat dieliminir melalui sikap dan perilaku ekonomi masyarakat.

P!n"a#u$uan l-!;:" N merupakan sumber penggalian dan pengembangan a#aran -slam. ;ntuk melakukan penggalian dan pengembangan dipersyaratkan suatu kualifikasi dan keyakinan kuat untuk menghasilkan pemahaman yang tepat mengenai perilaku
*

$osen Sekolah 8inggi <konomi -slam =ogyakarta

kehidupan manusia, termasuk dalam bidang ekonomi. Pengembangan ilmu ekonomi -slam yang bersumber dari al-!ur"an mempunyai peluang yang sama dengan pengembangan keilmuan lainnya. Sayang, ilmu ini dirasakan tertinggal, 0alaupun kebutuhan terhadap suatu sistem ekonomi baru yang lebih men#an#ikan kese#ahteraan dan kemaslahatan sudah sangat mendesak. $engan demikian pengembangan ilmu ekonomi -slam men#adi sesuatu yang bersifat dharuriyah. Sebagai sebuah metodologi, tafsir ekonomi al-!ur"an memberi peluang bagi pengembangan ilmu ekonomi -slam. 6odel ini mempunyai tahapan ker#a sebagai berikut) pertama, menginventarisasi ayat-ayat yang terkait dengan permasalahan ekonomi yang akan dibahas, baik berdasar pada kata kunci maupun pada kandungan ayat secara umum maupun khusus. 9edua, menafsirkan ayat-ayat tersebut baik berdasar urutan ayat dalam mushaf atau berdasar urutan turunnya surat. 9etiga, model penafsiran yang digunakan adalah maodlui dengan corak adabi al-ijtimai wal-iqtishadiyyah. 9eempat, melakukan konstektualisasi dalam realitas perekonomian. 8ulisan ini akan membahas tentang aplikasi tafsir ekonomi dalam masalah produksi dan konsumsi. Pilihan atas masalah ini didasarkan pada kebutuhan terhadap suatu pola produksi dan konsumsi yang seimbang dalam tatanan perekonomian. Produksi dan konsumsi merupakan masalah problematis tetapi strategis dalam menentukan keseimbangan perekonomian. Jika pola konsumsi tinggi maka, otomatis membutuhkan produktivitas yang tinggi pula. Sebaliknya bila pola konsumsi rendah mengakibatkan lemahnya produksi dan distribusi, bahkan menurunkan kiner#a dan roda perekonomian. Namun tingginya pola konsumsi dan produksi dapat menyebabkan ketidakseimbangan pasar, menimbulkan penyakitpenyakit ekonomi seperti inflasi, instabilitas harga di pasaran, penimbunan bahan kebutuhkan pokok dan lain-lain. Secara bertahap akan dibahas produksi dan kemudian konsumsi. 8ahapan pembahasan ini tidak dimaksudkan sebagai urutan pola baku dalam perekonomian, karena pada dasarnya dalam ekonomi -slam, #umlah produksi tidak ditentukan semata-mata oleh ukuran kebutuhan pola konsumsi masyarakat, melainkan didasarkan pada kebutuhan terhadap kemaslahatan masyarakat. Pro"uk%i $alam ekonomi -slam, produksi mempunyai motif kemaslatan, kebutuhan dan ke0a#iban. $emikian pula, konsumsi. Perilaku produksi merupakan usaha seseorang atau kelompok untuk melepaskan dirinya dari kefakiran. 6enurut =usuf !ardha0i &*112(, secara eksternal perilaku produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan setiap individu sehingga dapat membangun kemandirian ummat. Sedangkan motif perilakunya adalah keutamaan mencari nafkah, men#aga semua sumber daya &flora-fauna dan alam sekitar(, dilakukan secara profesional &amanah > it%an( dan berusaha pada sesuatu yang halal. 9arena itu dalam sebuah perusahaan misalnya, menurut 6.6. 6et0ally' asumsi-asumsi produksi, harus dilakukan untuk barang halal dengan proses produksi dan pasca produksi yang tidak menimbulkan ke-madharatan. Semua orang diberikan kebebasan untuk melakukan usaha produksi.
'

6.6. 6et0ally, ? Behavioural 6odel of n -slamic @irm,A :eadings in 6icroeconomics) -slamic Perspektif, 3ongman 6alaysia &*11'(, hlm. *4*-*4,.

'

Berdasarkan pertimbangan kemashlahatan &altruistic considerations( itulah, menurut 6uhammad bdul 6annan4, pertimbangan perilaku produksi tidak sematamata didasarkan pada permintaan pasar &given demand conditions(. 9urva permintaan pasar tidak dapat memberikan data sebagai landasan bagi suatu perusahaan dalam mengambil keputusan tentang kuantitas produksi. Sebaliknya dalam sistem konvensional, perusahaan diberikan kebebasan untuk berproduksi, namun cenderung terkonsentrasi pada output yang men#adi permintaan pasar &effective demand(, sehingga dapat men#adikan kebutuhan riil masyarakat terabaikan. $ari sudut pandang fungsional, produksi atau proses pabrikasi (manufacturing) merupakan suatu aktivitas fungsional yang dilakukan oleh setiap perusahaan untuk menciptakan suatu barang atau #asa sehingga dapat mencapai nilai tambah (value added). $ari fungsinya demikian, produksi meliputi aktivitas produksi sebagai berikutB apa yang diproduksi, berapa kuantitas produksi, kapan produksi dilakukan, mengapa suatu produk diproduksi, bagaimana proses produksi dilakukan dan siapa yang memproduksi? Berikut akan di#elaskan sekilas mengenai ketu#uh aktivitas produksi. *. pa yang diproduksi 8erdapat dua pertimbangan yang mendasari pilihan #enis dan macam suatu produk yang akan diproduksiB ada kebutuhan yang harus dipenuhi masyarakat&primer, sekunder, tertier( dan ada manfaat positif bagi perusahan dan masyarakat &harus memenuhi kategori etis dan ekonomi( Berapa kuantitas yang diproduksiB bergantung kepada motif dan resiko Jumlah pruduksi dipengaruhi dua faktorB intern dan eksternB faktor intern meliputiB sarana dan prasarana yang dimiliki perusahan, faktor modal, faktor sdm, faktor sumber daya lainnya. dapun faktor ekstern meliputi adanya #umlah kebutuhan masyarakat, kebutuhan ekonomi, market share yang dimasuki dan dikuasai, pembatasan hukum dan regulasi. 9apan produksi dilakukan Penetapan 0aktu produksi, apakah akan mengatasi kebutuhan eksternal atau menunggu tingkat kesiapan perusahaan. 6engapa suatu produk diproduksi a.alasan ekonomi b.alasan sosial dan kemanusiaan c.alasan politik $imana produksi itu dilakukan a.kemudahan memperoleh suplier bahan dan alat-alat produksi b.murahnya sumber-sumber ekonomi c.akses pasar yang efektif dan efisien d.biaya-biaya lainnya yang efisien Bagaimana proses produksi dilakukan) input- proses C out put - out come Siapa yang memproduksiB negara, kelompok masyarakat, indovidu

'.

4. /.

2.

+. ..

6. . 6annan, ?8he Behaviour of 8he @irm and -ts Db#ective in an -slamic @rame0orkA, :eadings in 6icroeconomics) n -slamic Perspektif, 3ongman 6alaysia &*11'(, hlm. *'5-*45.

$engan demikian masalah barang apa yang harus diproduksi & what(, berapa #umlahnya &how much(, bagaimana memproduksi &how(, untuk siapa produksi tersebut &for whom(, yang merupakan pertanyaan umum dalam teori produksi tentu sa#a meru#uk pada motifasi-motifasi -slam dalam produksi. Bagaimanakah, al-!ur"an memberikan landasan bagi aktivitas produksi? Secara spesifik di antara ayat-ayat al-!ur"an yang dapat di#adikan sumber nilai dan pesan mengenai tema ini adalah !s al-Ba%arah&'() '', an-Nahl&*+() 2-1,*5-**, */,*,, +2,++,+.,+,, +1,.5, ,5,,* al-6aidah&2() +'-+/. $ari urutan surat-suratnya, dalam mushaf al-!ur"an ayat-ayat di atas terdiri atasB al-Ba%arah&'() '', !S al6aidah&2() +'-+/, an-Nahl&*+() 2-1,*5-**, */,*,, +2,++,+.,+,, +1,.5, ,5,,*. dapun dari tipologi surat 6akkiyah dan 6adaniyahB surat an-Nahl tergolong surat 6akkiyyah yaitu surat al-!ur"an yang diturunkan sebelum Nabi 6uhammad melakukan 7i#rah ke 6adinah, dan surat al-Ba%arah dan termasuk golongan surat 6adaniyyah. $ari pengelompokan itu, maka kita dapat memulai pembahasan dari surat an-Nahl dan kemudian membahas ayat pada surat 6adaniyah yaitu surat al-Ba%arah&'() '', dan al-6aidah &2() +'-+/ !s an-Nahl&*+() 2-1, . !an dia "elah menciptakan binatang ternak untuk kamu# padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat$ dan sebahagiannya kamu makan. %. !an kamu memperoleh pandangan yang indah padanya$ ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. &. !an ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya$ melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. 'esungguhnya "uhanmu benar-benar (aha )engasih lagi (aha )enyayang$ *. !an (!ia "elah menciptakan) kuda$ bigal dan keledai$ agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya. +. !an hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus$ dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. dan ,ikalau dia menghendaki$ tentulah dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar). an-Nahl&*+()*5-**, -.. !ia-lah$ yang "elah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu$ sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuhtumbuhan$ yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. --. !ia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman# /aitun$ korma$ anggur dan segala macam buah-buahan. 'esungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. an-Nahl&*+()*/, */. !an !ia-lah$ Allah yang menundukkan lautan (untukmu)$ agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan)$ dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai# dan kamu melihat bahtera berlayar

padanya$ dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-0ya$ dan supaya kamu bersyukur. an-Nahl&*+()+2- .5, % . !an Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan0ya bumi sesudah matinya. 'esungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran "uhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). %%. !an 'esungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah$ yang mudah ditelan bagi orangorang yang meminumnya. %&. !an dari buah korma dan anggur$ kamu buat minuman yang memabukkan dan re/ki yang baik. 'esunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. %*. !an "uhanmu mewahyukan kepada lebah1 23uatlah sarang-sarang di bukitbukit$ di pohon-pohon kayu$ dan di tempat-tempat yang dibikin manusia2$ %+. 4emudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan "uhanmu yang "elah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya$ di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. 'esungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran "uhan) bagi orang-orang yang memikirkan. &.. Allah menciptakan kamu$ 4emudian mewafatkan kamu# dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun)$ supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. 'esungguhnya Allah (aha mengetahui lagi (aha 4uasa. an-Nahl&*+(),5- ,* *.. !an Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-0ya pula) dari bulu domba$ bulu onta dan bulu kambing$ alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu). *-. !an Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang "elah dia ciptakan$ dan dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung$ dan dia jadikan bagimu )akaian yang memeliharamu dari panas dan )akaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. !emikianlah Allah menyempurnakan nikmat-0ya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-0ya). al-6aidah&2() +'-+/, %5. !an kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang 6ahudi) bersegera membuat dosa$ permusuhan dan memakan yang haram. 'esungguhnya amat buruk apa yang mereka "elah kerjakan itu. %7. (engapa orang-orang alim mereka$ pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram8 'esungguhnya amat buruk apa yang "elah mereka kerjakan itu.

%9. :rang-orang 6ahudi berkata1 2"angan Allah terbelenggu2$ 'ebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila;nat disebabkan apa yang "elah mereka katakan itu. ("idak demikian)$ tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka# dia menafkahkan sebagaimana dia kehendaki. dan Al <uran yang diturunkan kepadamu dari "uhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. dan kami "elah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. $ari paparan ter#emahan dalam kedua surat di atas, dapat diambil pela#aran bah0a setelah kita sebagai pelaku ekonomi mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada di sekitar kita &dalam ayat-ayat diatasB binatang ternak, pegununganB tanah perkebunan, lautan dengan kekayaannya, ingat lagi pandangan al-!ur"an tentang harta benda yang disebut sebagai =adlum minallah) sebagai media untuk kehidupan di dunia ini, lalu kita diarahkan untuk melakukan kebaikan-kebaikan kepada saudara kita, kaum miskin, kaum kerabat dengan cara yang baik tanpa kikir dan boros. Pada surat al--sra&*.() 45 llah menegaskanB $ia lah yang men#amin atau telah menyediakan reEeki untuk manusia. $i sinilah manusia tinggal berusaha secara optimal sebagai media untuk meraih reEeki itu. Sifat ekonom muslim dengan demikian dalam perilaku produksi selayaknya mengikuti gambaran pada surat an-Nahl. Pada ayat ke lima di atas, yang mengandung makna bah0a kegiatan produksi dilakukan secara berkesinambungan tanpa melakukan kerusakan. 7al ini terlihat dari penggunaan fi"il mudhari". Produsen muslim sama sekali sebaiknya tidak tergoda oleh kebiasaan dan perilaku ekonom-ekonom yang bersifat seperti digambarkan pada surat al-6aidah di atas yaitu men#alankan dosa, memakan harta terlarang, menyebarkan permusuhan, berla0anan dengan sunnatullah, dan menimbulkan kerusakan di muka bumi. Falau bagaimanapun, secanggih alat untuk menghitung nikmat llah pasti tidak akan menghitungnya. $engan demikian mengambil pela#aran dan berguru kepada alam merupakan bagian dari aplikasi syukur atas nikmat llah yang tiada pernak terhitung ituB -*. !an jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah$ niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. 'esungguhnya Allah benar-benar (aha )engampun lagi (aha )enyayang. $engan demikian, menurut 6uhammad bdul 6annan/, berdasarkan pertimbangan kemashlahatan &altruistic considerations( perilaku produksi tidak hanya menyandarkan pada kondisi permintaan pasar & given demand conditions(. 9arena kurva permintaan pasar tidak cukup memberikan data untuk sebuah perusahaan mengambil keputusan. $alam system konvensional, perusahaan diberikan kebebasan untuk berproduksi, namun cenderung lebih terkonsentrasi pada output yang memang men#adi permintaan pasar &effective demand(, dimana
/

6. . 6annan, ?8he Behaviour of 8he @irm and -ts Db#ective in an -slamic @rame0orkA, :eadings in 6icroeconomics) n -slamic Perspektif, 3ongman 6alaysia &*11'(, hlm. *'5-*45.

kebutuhan riil dari masyarakat tidak dapat begitu sa#a mempengaruhi prioritas produksi sebuah perusahaan. Kur&a Pro"uk%i "a$am Pa%ar Mono'o$i A. P ) (

M(

AR AR MR MR Q 6emang diakui pula bah0a dalam -slam orientasi keuntungan men#adi salah satu tu#uan dari aktifitas produksi, namun rambu-rambu syariah membuat corak prilaku produksi tidak seperti yang dibangun system konvensional. Perilaku produksi yang ada pada konvensional terfokus pada maksimalisasi keuntungan (profit oriented). Boleh sa#a pada suatu kondisi &pada satu pilihan output dengan konsek0ensi harga tertentu( oleh konvensional dinilai tidak optimal, tapi berdasarkan nilai kemashlahatan baik bagi perusahaan maupun lingkungannya &pertimbangan kebutuhan masyarakat, kemandirian negara dll(, hal ini dapat di katakan optimal. 6enurut 6annan, keseimbangan output sebuah perusahaan hendaknya lebih luas, sebagai per0u#udan perhatian perusahaan terhadap kondisi pasar. Pendapat ini didukung oleh 6.6. 6et0ally, bah0a fungsi kepuasan perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh variable tingkat keuntungan &level of profits( tapi #uga oleh variable pengeluaran yang bersifat charity atau good deeds. $emikian pula menurut

GhaEali bah0a dalam perilaku produksi dan konsumsi bertu#uan mencapai posisi muEakki dengan berusaha mendapatkan harta sebanyak yang kita mampu, namun tetap membelan#akannya di #alan llah SF8. -ni dilakukan dengan semangat hidup hemat dan tidak berme0ah-me0ah. $engan kata lain perilaku produksi dan konsumsi adalah perilaku yang bertu#uan men#auhi posisi fakir, sesuai dengan peringatan :asulullah S F bah0a kefakiran mendekatkan manusia pada kekufuran. Kon%um%i 8erdapat empat prinsip utama dalam sistem ekonomi -slam yang diisyaratkan dalam al !ur"an) *. 7idup hemat dan tidak berme0ah-me0ah &abstain from wasteful and lu>urius living(, yang bermakna bah0a, tindakan ekonomi diperuntukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan hidup&needs( bukan pemuasan keinginan &wants(. '. -mplementasi Eakat &implementation of /akat( dan mekanismenya pada tataran negara merupakan obligatory /akat system bukan voluntary /akat system. Selain Eakat terdapat pula instrumen se#enis yang bersifat sukarela &voluntary( yaitu infak, shada%ah, 0akaf, dan hadiah. 4. Penghapusan :iba &prohibition of riba(B men#adikan system bagi hasil &profit-loss sharing( dengan instrumen mudharabah dan musyarakah sebagai pengganti sistem kredit (credit system) termasuk bunga &interest rate(. /. 6en#alankan usaha-usaha yang halal &permissible conduct(, #auh dari maisir dan ghararB meliputi bahan baku, proses produksi, mana#emen, out put produksi hingga proses distribusi dan konsumsi harus dalam kerangka halal. $ari empat prinsip demikian, terlihat model perilaku muslim dalam menyikapi harta. 7arta bukanlah tu#uan, ia hanya sekedar alat untuk menumpuk pahala demi tercapainya falah &kebahagiaan dunia dan akhirat(. 7arta merupakan pokok kehidupan &an-Nisa&/( )2( yang merupakan karunia llah &an-Nisa&/( )4'. -slam memandang segala yang ada di di atas bumi dan seisinya adalah milik llah SF8, sehingga apa yang dimiliki manusia hanyalah amanah. $engan nilai amanah itulah manusia dituntut untuk menyikapi harta benda untuk mendapatkannya dengan cara yang benar, proses yang benar dan pengelolaan dan pengembangan yang benar pula. Sebaliknya dalam perspektif konvensional, harta merupakan asset yang men#adi hak pribadi. Sepan#ang kepemilikan harta tidak melanggar hukum atau undang-undang, maka harta men#adi hak penuh si pemiliknya. $engan demikian perbedaan -slam dan konvensional tentang harta, terletak pada perbedaan cara pandang. -slam cenderung melihat harta berdasarkan flow concept sedangkan konvensional memandangnya berdasarkan stock concept. di0arman membahas harta, dimasukan dalam pembahasan uang dan kapital. 6enurut beliau uang dalam -slam adalah public goods yang bersifat flow concept sedangkan kapital merupakan private goods yang bersifat stock concept. Sementara itu menurut konvensional uang dan kapital merupakan private goods 2. Namun pada tingkatan praktis, prilaku ekonomi &economic behavior( sangat ditentukan oleh tingkat keyakinan atau keimanan seseorang atau sekelompok orang yang kemudian membentuk kecenderungan prilaku konsumsi dan produksi di pasar.
2

3ihat di0arman E0ar 9arim, <konomi -slam) Suatu 9a#ian <konomi 6akro, 8he -nternational -nstitute of -slamic 8hought -ndonesia &---8 -ndonesia(, '55', hlm. *1 C ''.

$engan demikian dapat disimpulkan tiga karakteristik perilaku ekonomi dengan menggunakan tingkat keimanan sebagai asumsi. *. 9etika keimanan ada pada tingkat yang cukup baik, maka motif berkonsumsi atau berproduksi akan didominasi oleh tiga motif utama tadiB mashlahah, kebutuhan dan ke0a#iban. '. 9etika keimanan ada pada tingkat yang kurang baik, maka motifnya tidak didominasi hanya oleh tiga hal tadi tapi #uga kemudian akan dipengaruhi secara signifikan oleh ego, rasionalisme &materialisme( dan keinginankeinganan yang bersifat individualistis. 4. 9etika keimanan ada pada tingkat yang buruk, maka motif berekonomi tentu sa#a akan didominasi oleh nilai-nilai individualistis &selfishness(B ego, keinginan dan rasionalisme. $emikian pula dalam konsumsi, -slam memposisikan sebagai bagian dari aktifitas ekonomi yang bertu#uan mengumpulkan pahala menu#u falah &kebahagiaan dunia dan akherat(. 6otif berkonsumsi dalam -slam pada dasarnya adalah mashlahah &public interest or general human good(+ atas kebutuhan dan ke0a#iban. Sementara itu =usuf !ardha0i. menyebutkan beberapa variabel moral dalam berkonsumsi, di antaranyaB konsumsi atas alasan dan pada barang-barang yang baik &halal(, berhemat, tidak berme0ah-me0ah, men#auhi hutang, men#auhi kebakhilan dan kekikiran. $engan demikian aktifitas konsumsi merupakan salah satu aktifitas ekonomi manusia yang bertu#uan untuk meningkatkan ibadah dan keimanan kepada llah SF8 dalam rangka mendapatkan kemenangan, kedamaian dan kese#ahteraan akherat &falah(, baik dengan membelan#akan uang atau pendapatannya untuk keperluan dirinya maupun untuk amal shaleh bagi sesamanya. Sedangkan pada perspektif konvensional, aktifitas konsumsi sangat erat kaitannya dengan maksimalisasi kepuasan &utility(. Sir John :. 7icks, men#elaskan tentang konsumsi dengan menggunakan parameter kepuasan melalui konsep kepuasan &utility( yang tergambar dalam kurva indifference &tingkat kepuasan yang sama(. 7icks mengungkapkan bah0a individu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya melalui aktifitas konsumsi pada tingkat kepuasan yang maksimal menggunakan tingkat pendapatannya &income sebagai budget constraint(. $alam al-!ur"an a#aran tentang konsumsi dapat diambil dari kata kulu dan isyrabu terdapat sebanyak '* kali. Sedangkan makan dan minumlah (kulu wasyrabu) sebanyak enam kali. Jumlah ayat mengenai a#aran konsumsi, belum termasuk derivasi dari akar kata akala dan syaraba selain fi"il amar di atas se#umlah '. kali. $iantara ayat-ayat konsumsi dalam al-!ur"an adalah lba%arah&'() *+,, *.', *,., al-6aidah&2() /, ,,, al- n"am&+( **,, */*, */', al- "raf&.()4*, *+5, *+*, al+

6ashlahah secara bahasa berarti kebergunaan &utility( atau kese#ahteraan &welfare(, yang oleh bu 7amid l GhaEali &252 7H**** 6( dan bu -sha% l Shatibi &.15 7H*4,, 6( masalih & plural of 6ashlahah( dibagi men#adi tiga kategoriB esensial &essentialHdaruriyah(, pelengkap &complementaryHha#iyah( dan keinginan &desirableHtahsiniyah(. $an tugas negaralah yang memastikan kemashlahatan kategori pertama dari masyarakat itu terpenuhi dengan baik. 3ihat 6uhammad kram 9han, I8he :ole of Government in the <conomy,A 8he merican Journal of -slamic Social Sciences, Jol. */, No. ', *11., p. *2.. . =usuf !ardha0i, ?Peran Nilai dan 6oral dalam Perekonomian -slam,A :abbani Press, Jakarta &*112(. , 3ihat Sadono Sukirno, Pengantar 8eori 6ikroekonomi, :a#a0ali Press Jakarta, '55'.

nfal&,() +1, an Nahl &*+() **/, al--sra&*.() '+-',, 8oha&'5() 2/, ,*, al-7a##&''() ',, 4+, al-6ukminun&'4() 2*, Saba&4/() *2, at-8ur&2'() *1, al-6ulk &+.() *2, al7a%%ah&+1() '/, almursalat&..() /4, /+ dan lain-lain. $alam tulisan ini hanya akan difokuskan pada ayat-ayat berikut) lba%arah&'() *+,, -%*. ?ai sekalian manusia$ makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi$ dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan# 4arena 'esungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. an Nahl &*+() **/ --9. (aka makanlah yang halal lagi baik dari re/ki yang "elah diberikan Allah kepadamu# dan syukurilah nikmat Allah$ jika kamu ?anya kepada-0ya saja menyembah. Pada kedua ayat secara tegas, terdapat prinsip halal dan baik, prinsip keiadaan mengikuti ha0a nafsu, prinsip syukur dan prinsip tauhid. $engan prinsipprinsip demikian, maka pola konsumsi seseorang dan #uga masyarakat, diarahkan kepada kebutuhan dan ke0a#iban berdasakan standar-standar prinsip di atas. $emikian pula, dalam ayat-ayat berikutB

al--sra&*.() '+-',, 5%. !an berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya$ kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. 5&. 'esungguhnya pemboros-pemboros itu adalah 'audara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada "uhannya. 5*. !an jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari "uhanmu yang kamu harapkan$ (aka 4atakanlah kepada mereka @capan yang pantas. l- "raf,. )4*-4' 7-. ?ai anak Adam$ pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid$ makan dan minumlah$ dan janganlah berlebih-lebihanA 7 B. 'esungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. 75. 4atakanlah1 2'iapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang "elah dikeluarkan-0ya untuk hamba-hamba-0ya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) re/ki yang baik82 4atakanlah1 2'emuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia$ khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.2 !emikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang (engetahui. Pada kedua ayat di atas, terdapat prinsip men#auhkan diri dari kekikiran baik pada diri sendiri maupun terhadap orang lain. $emikian pula terdapat prinsip proporsionalitas dalam melakukan aktivitas konsumsi. $an prinsip pertanggung

*5

#a0aban dalam setiap aktivitas konsumsi. 7al ini berdasar pada ayat al-6ulk&+.() *2. Bagaimanakah, memproporsionalkan antara kebutuhan dan keinginan dalam aktivitas konsumsi? $iakui bah0a aktifitas ekonomi bera0al dari kebutuhan manusia untuk terus hidup &survive( di dunia. Segala keperluan untuk bertahan untuk hidup akan sekuat tenaga diusahakan sendiri, namun ketika keperluan hidup tidak dapat dipenuhi sendiri menyebabkan adanya berbagai interaksi untuk proses pemenuhan keperluan hidup manusia. -nteraksi inilah yang sebenarnya merepresentasikan interaksi permintaan dan pena0aran, interaksi konsumsi dan produksi, sehingga memunculkan pasar sebagai 0adah interaksi ekonomi. Pemenuhan keperluan hidup manusia secara kualitas memiliki tahapantahapan pemenuhan. Berdasarkan teori 6aslo0, keperluan hidup bera0al dari pemenuhan keperluan yang bersifat dasar &basic needs(, kemudian pemenuhan keperluan hidup yang lebih tinggi kualitasnya seperti keamanan, kenyamanan dan aktualisasi. Sayang teori 6aslo0 ini meru#uk pada pola pikir individualisticmaterialistik. $alam -slam tahapan pemenuhan keperluan hidup boleh #adi seperti yang 6aslo0 gambarkan, namun pemuasan keperluan hidup setelah tahapan pertama &kebutuhan dasar( akan dilakukan ketika secara kolektif yaitu kebutuhan dasar masyarkat sudah pada posisi yang aman. 9etika, masyarakat sudah terpenuhi kebutuhan dasarnya, maka tidak akan ada implikasi negatif yang muncul. $engan demikian diperlukan peran negara dalam memastikan hal ini. $i akui ada beberapa mekanisme dalam system ekonomi -slam yang tidak akan ber#alan efektif #ika tidak ada campur tangan negara. Parameter kepuasan dalam ekonomi -slam bukan hanya terbatas pada benda-benda konkrit &materi(, tapi #uga tergantung pada sesuatu yang bersifat abstrak, seperti amal shaleh yang manusia perbuat. 9epuasan dapat timbul dan dirasakan oleh seorang manusia muslim ketika harapan mendapat kredit poin dari llah SF8 melalui amal shalehnya semakin besar. Pandangan ini tersirat dari bahasan ekonomi yang dilakukan oleh 7asan l Banna.1 Beliau mengungkapkan firman llah yang mengatakan) C"idakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-0ya lahir dan bathin.A &!S 3ukman&4*() '5( pa yang diungkapkan 7asan l Banna, menegaskan bah0a ruang lingkup keilmuan ekonomi -slam lebih luas dibandingkan dengan ekonomi konvensional. <konomi -slam bukan hanya berbicara tentang pemuasan materi yang bersifat fisik, tapi #uga berbicara cukup luas tentang pemuasan materi yang bersifat abstrak, pemuasan yang lebih berkaitan dengan posisi manusia sebagai hamba llah SF8. $ari pembahasan keperluan hidup manusia, penting untuk di bahas perbedaan kebutuhan dan keinginan. -slam memiliki nilai moral yang ketat dalam memasukkan ?keinginanA &wants( dalam motif aktifitas ekonomi. 6engapa? $alam banyak ketentuan perilaku ekonomi -slam, motif ?kebutuhanA &needs( lebih mendominasi dan men#adi nafas dalam roda perekonomian dan bukan keinginan.
1

7asan l Banna, :isalah Pergerakan -kh0anul 6uslimin, -ntermedia, Jakarta *11.. hlm. 4,.-/51.

**

9ebutuhan &needs( didefinisikan sebagai segala keperluan dasar manusia untuk kehidupannya. Sementara keinginan &wants( didefinisikan sebagai desire &kemauan(*5 manusia atas segala hal. :uang lingkup keinginan lebih luas dari kebutuhan. Kontoh sederhana menggambarkan perbedaan kedua kata ini dapat dilihat dalam perilaku konsumsi pada air untuk menghilangkan dahaga. 9ebutuhan seseorang untuk menghilangkan dahaga mungkin cukup dengan segelas air putih, tapi seseorang dengan kemampuan dan keinginannya dapat sa#a memenuhi kebutuhan itu dengan segelas 0ishky, yang tentu lebih mahal dan lebih memuaskan keinginan. Namun perlu diingat bah0a konsep keperluan dasar dalam -slam sifatnya tidak statis, artinya keperluan dasar pelaku ekonomi bersifat dinamis meru#uk pada tingkat ekonomi yang ada pada masyarakat. Pada tingkat ekonomi tertentu sebuah barang yang dulu dikonsumsi akibat motifasi keinginan, pada tingkat ekonomi yang lebih baik barang tersebut telah men#adi kebutuhan. $engan demikian parameter yang membedakan definisi kebutuhan dan keinginan tidak bersifat statis, ia bergantung pada kondisi perekonomian serta ukuran kemashlahatan. $engan standar kamashlahatan, konsumsi barang tertentu dapat sa#a dinilai kurang berkenan ketika sebagian besar ummat atau masyarakat dalam keadaan susah. $engan demikian sangat #elas terlihat bah0a perilaku ekonomi -slam tidak didominasi oleh nilai alamiah yang dimiliki oleh setiap individu. 8erdapat nilai diluar diri manusia yang kemudian membentuk perilaku ekonomi. Nilai ini diyakini sebagai tuntunan utama dalam hidup dan kehidupan manusia. P!nu*u' 8ulisan ini hanya baru sampai pada tataran permukaan dari ancangan aplikasi tafsir ekonomi al-!ur"an dan kontektuasliasinya dalam realitas perekonomian riel dan untuk mengatasi seperti penyakit-penyakit ekonomi. 9er#a sama, antar peminat bidang ekonomi -slam dari berbagai kalangan dan latar belakang keilmuan, dalam kaitan ini sangat diperlukan untuk mencapai ancangan tersebut. Dallauhu alam

*5

6eskipun kata kamauan ini #uga kurang tepat untuk menggambarkan desire.

*'

DAFTAR +A(AAN l Banna, 7asan. Eisalah )ergerakan Fkhwanul (uslimin, -ntermedia, Jakarta *11. Ba%i, @u"ad bdul. (ujam al-(ufahrasy lialfad/i <uran Khapra, ;mar. Fslam dan )embangunan Gkonomi, pent. -kh0an -nsani Press '555 $epag :-, al-!ur"an dan 8er#emahnya, Semarang) 8oha Putera, *1,1 9arim, di0arman E0ar. Gkonomi Fslam1 'uatu 4ajian Gkonomi (akro, 8he -nternational -nstitute of -slamic 8hought -ndonesia &---8 -ndonesia(, '55' 9han, 6uhammad kram I8he :ole of Government in the <conomy,A 8he merican Journal of -slamic Social Sciences, Jol. */, No. ', *11. 6. bdul 6annan, "eori dan )raktek Gkonomi Fslam$ pent. 6 6ustangin, =ogyakarta) $ana Bakti Fakaf*11. bidin Gema

6annan, 6. . ?8he Behaviour of 8he @irm and -ts Db#ective in an -slamic @rame0orkA, :eadings in 6icroeconomics) n -slamic Perspektif, 3ongman 6alaysia 6et0ally, 6.6. ? Behavioural 6odel of n -slamic @irm,A :eadings in 6icroeconomics) n -slamic Perspektif, 3ongman 6alaysia *11' 6uhammad dan 3ukman @auroni, Salemba $iniyah, '55' Hisi al-<uran tentang Gtika dan 3isnis.

6una0ir, hmad Farson. 4amus al-(unawwir Pondok Pesantren 9rapyak *1,4 !ardha0i, =usuf. 0orma dan Gtika Gkonomi Fslam$ pent.Lainal -nsani Press, *11. rifin Gema

!ardha0i,=usuf. C)eran 0ilai dan (oral dalam )erekonomian Fslam$A :abbani Press, Jakarta *112. Sammuelson, Paul dan Filliam $ Nordhaus, Gkonomi pent. Surabaya) Penerbit erlangga, *11* Jaka Fasana,

Sukirno, Sadono. )engantar "eori (ikroekonomi$ :a#a0ali Press Jakarta, '55'.

*4

Anda mungkin juga menyukai