Anda di halaman 1dari 12

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN TYPHOID A. 1. Pengertian T poi!

Typus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh Salmonella Typhi, Salmonella Para Typhi A, Salmonella Para Typhi B, Salmonella Para Typhi C, Para Tyfoid biasanya lebih ringan dengan gambaran klinis sama (Junadi. P, 2 !". Typus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut yang selalu ditemukan dimasyarakt #ndonesia. Penderitaannya $uga beragam mulai dari usia balita, anak%anak dan de&asa. ". Etio#ogi Tyfus abdominalis disebabkan oleh salmonella typhosa, basil gram negatif, bergerak dengan bulu getar, tidak berspora. 'empunyai sekurang%kurangnya ( ma)am antigen yaitu antigen * (somati) terdiri dari +at komplek lipopolisakarida", antigen , (flagella" dan antigen -i. .alam serum penderita terdapat +at anti (glutanin" terhadap ketiga ma)am antigen tersebut. /uman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu !0 C1 2! C (optimum (3 C" dan P, pertumbuhan 4%5 (Arif 'ans$oer, 2 ". /uman Salmonella typhosa, Salmonella typhi, A, B, dan C. /uman ini banyak terdapat di kotoran, tin$a manusia, dan makanan atau minuman yang terkena kuman yang di ba&a oleh lalat. Sebenarnya sumber utama dari penyakit ini adalah lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Tidak seperti 6irus yang dapat beterbangan di udara, bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan, dan minuman yang tidak higienis (7gastiyah, 2 0". Konsep Dasar

$. Tan!a !an Ge%a#a Soedarto (2 3" mengemukakan bah&a manifestasi klinis klasik yang umum ditemui pada penderita demam typhoid biasanya disebut febris remitter atau demam yang bertahap naiknya dan berubah%ubah sesuai dengan keadaan lingkungan dengan perin)ian 8 a. 'inggu pertama, demam lebih dari 2 9C, nadi yang lemah bersifat dikrotik, dengan denyut nadi 5 %! per menit. b. 'inggu kedua, suhu tetap tinggi, penderita mengalami delirium, lidah tampak kering mengkilat, denyut nadi )epat. Tekanan darah menurun dan limpa dapat diraba. ). 'inggu ketiga, Jika keadaan membaik 8 suhu tubuh turun, ge$ala dan keluhan berkurang. Jika keadaan memburuk 8 penderita mengalami delirium, stupor, otot%otot bergerak terus, ter$adi inkontinensia al6i dan urine. Selain itu ter$adi meteorisme dan timpani, dan tekanan perut meningkat, disertai nyeri perut. Penderita kemudian kolaps, dan akhirnya meninggal dunia akibat ter$adinya degenerasi mikardial toksik. d. 'inggu keempat, bila keadaan membaik, penderita akan mengalami penyembuhan meskipun pada a&al minggu ini dapat di$umpai adanya pneumonia lobar atau tromboflebitis 6ena femoralis. &. Pato'isio#ogi /uman masuk kedalam mulut melalui makanan atau minuman yang ter)emar oleh Salmonella (biasanya lebih dari ! basil kuman" Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam ,C: lambung, dan sebagian lagi masuk ke usus halus menu$u saluran limfe dan masuk kedalam pembuluh darah dalam &aktu 22%32 $am. Jika respon imunitas humoral mukosa (#gA" usus kurang baik, maka basil Salmonella akan

menembus sel%sel epitel ( Sel '" dan selan$utnya menu$u lamina propia dan berkembang biak di$aringan limfoid plak penyeri di ileum distal dan kelen$ar getah bening mesenterika. Jaringan limfoid dan kelen$ar getah bening mesenterika mengalami hiperplasia. Basil tersebut masuk kealiran darah (Ba)terimia" melalui du)tus thora)i)us dan menyebar keseluruh organ ;eti)uloendotalial tubuh, terutama hati, sumsum tulang, dan limfa melalui sirkulasi portar dari usus. ,ati membesar (hepatomegali" dengan infiltrasi limfosit, +at plasma, dan sel mononu)lear. Terdapat $uga nekrosis fokal dan pembesaran limfa (splenomegali". .i organ ini kuman Salmonella Thypi berkembangbiak dan masuk sirkulasi darah lagi. Sehingga mengakibatkan bakterimia kedua disertai tanda dan ge$ala infeksi sistemik (demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas 6askuler, dan gangguan mental koagulasi." Proses patologis ini dapat berlangsung hingga ke lapisan otot,serosa usus,dan mengakibatkan perforasi usus. <ndotoksin basil menempel di reseptor sel endotel kapiler dan dapat mengakibatkan komplikasi, seperti gangguan neuropsikiatrik kardio6askuler, pernafasan dan gangguan organ lainnya. Pada minggu pertama timbulnya penyakit, ter$adi hiperplasia (pembesaran sel%sel" plak penyeri. .isusul kemudian, ter$adi nekrosis pada minggu kedua dan ulserasi plak penyeri pada minggu ketiga. Selan$utnya dalam minggu keempat akan ter$adi proses penyembuhan dengan meninggalkan sikatrik ($aringan parut".

3 (. Pat)*a s
Salmonella typhi 'ulut 'usnah :ambung =sus halus Jaringan limfoid Jaringan limfe mesentrial Sirkulasi porta dari usus aliran darah melalui duktus thora?ilus tukak mukosa =sus halus imobilisasi malabsorbsi usus halus peradangan> nekrosis sekresi en+im )erna meningkat perforasi Peristaltik

limfa> hati difagosit hidup pembuluh darah septikemia syok septik penurunan kesadaran mati

bakterimia endotoksin sintesa dan pelepasan +at pirogen ,ypotalamus hypertermi e6aporasi meningkat @angguan rasa nyaman

perdarahan

diare

reabsorbsi air dalam kolon meningkat

keringat banyak

resti )edera konstipasi

)airan ekstraseluler berkurang

gangguan keseimbangan )airan

+. Ko,p#i-asi a. =sus halus =mumnya $arang ter$adi, akan tetapi sering fatal yaitu8 !" Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan $ika dilakukan pemeriksaan tin$a dengan ben+idin. Bila perdarahan banyak ter$adi melena dan bila berat dapat disertai perasaan nyari perut dengan tanda%tanda re$atan. 2" Perforasi usus (" Peritonitis ditemukan ge$ala abdomen akut yaitu8 nyeri perut yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan b. .iluar anus Ter$adi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakterimia" yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati. Ter$adi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia .. Pe,eri-saan Pen/n%ang =ntuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut8 a. Pemeriksaan darah tepi .idapatkan adanya anemia oleh karena intake makanan yang terbatas, ter$adi gangguan absorbsi, hambatan pembentukan darah dalam sumsum dan penghan)uran sel darah merah dalam peredaran darah. :eukopenia dengan $umlah lekosit antara ( 12 > mm( ditemukan pada fase demam. ,al ini diakibatkan oleh penghan)uran lekosit oleh endotoksin. Aneosinofilia yaitu hilangnya eosinofil dari darah tepi. Trombositopenia ter$adi pada stadium panas yaitu pada minggu pertama. :imfositosis umumnya $umlah limfosit meningkat akibat rangsangan endotoksin. :a$u endap darah meningkat. b. Pemeriksaan urine .idapatkan proteinuria ringan ( A 2 gr>liter " $uga didapatkan peningkatan lekosit dalam urine.

). Pemeriksaan tin$a .idapatkan adanya lendir dan darah, di)urigai akan bahaya perdarahan usus dan perforasi. d. Pemeriksaan bakteriologis .iagnosa pasti ditegakkan apabila ditemukan kuman salmonella dan biakan darah tin$a, urine, )airan empedu atau sumsum tulang. e. Pemeriksaan serologis Pemeriksaan #@' Salmonela yang menun$ukkan positip $ika C 4. f. Pemeriksaan radiologi Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau komplikasi akbat demam thypoid 0. Penata#a-sanaan Pengobatan>penatalaksaan pada penderita typus abdominalis adalah sebagai berikut8 a. Tirah baring total selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali. Seminggu kemudian boleh duduk dan selan$utnya berdiri dan ber$alan. b. 'akanan harus mengandung )ukup )airan , kalori dan tinggi protein, tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas. ). *bat terpilih adalah kloramfenikol ! mg>/@B>hari dibagi dalam 2 dosis selama ! hari. .osis maksimal klorampenikol 2 g>hari. /loramphenikol tidak boleh diberikan bila $umlah leukosit D 2 >ul. Bila pasien alergi dapat diberikan golongan penisilin atau kotrimoksa+o. B. Konsep As/)an Kepera*atan Pa!a K#ien Gangg/an T p)oi! 1. Peng-a%ian a. #dentitas klien 'eliputi nama, umur, $enis kelamin, alamat, peker$aan, suku bangsa, agama, tanggal ';S, nomor register dan diagnosa medik. b. /eluhan utama

/eluhan utama demam tifoid adalah panas > demam yang tidak turun temurun, nyeri perut, kepala pusing, mual, muntah, anoreksia, diare serta penurunan kesadaran. ). ;i&ayat penyakit sekarang Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman Salmonella typhi ke dalam tubuh. d. ;i&ayat penyakit dahulu Apakah sebelumnya pernah sakit demam thypoid. e. ;i&ayat penyakit keluarga Apakah keluarga pernah menderita hipertensi, .'. f. ;i&ayat psikososial dan spiritual Biasanya anak re&el, bagaimana koping yang digunakan. g. Pola fungsi kesehatan !" Pola nutrisi dan metabolisme Anak akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali. 2" Pola eliminasi <liminasi al6i. Anak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama. Sedangkan elimnasi urine tidak mengalami gangguan, hanya &arna urine men$adi kuning ke)oklatan. /lien dengan demam thypoid ter$adi peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat banyak keluar dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan )airan tubuh. (" Pola akti6itas dan latihan Akti6itas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak ter$adi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu. 2" Pola tidur dan istirahat Pola tidur dan istirahat peningkatan suhu tubuh. terganggu sehubungan dengan

!!

h. Pemeriksaan fisik !" /eadaan umum .idapatkan anak tampak lemah, suhu tubuh meningkat (5 1 2! C, muka kemerahan. 2" Tingkat kesadaran =mumnya kesadaran pasien menurun &alaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis sampai somnolent. Jarang ter$adi sopor, koma atau gelisah ( ke)uali bila penyakitnya berat dan terlambat mendapat pengobatan ". (" Sistem respirasi Pernafasan rata 1 rata ada peningkatan, nafas )epat dan dalam dengan gambaran seperti bron)hitis. 2" Sistem integumen /ulit kering, turgor kulit menurun, muka tampak pu)at, rambut agak kusam. 0" Sistem gastrointestinal Bibir kering pe)ah 1 pe)ah, mukosa mulut kering, lidah kotor ( khas ", mual, munyah, anoreksia dan konstipasi, nyeri perut, perut terasa tidak enak, peristaltik usus meningkat. 4" Sistem muskuloskeletal /lien lemah. 3" Sistem abdomen .apat ditemukan keadaan perut kembung ( meteorismus ", peristaltik usus meningkat. ". Diagnosa -epera*atan a. @angguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. b. @angguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh. ). @angguan keseimbangan )airan dan elektrolit berhubungan dengan output berlebih.

!2

d. @angguan

eliminasi

bo&el8

konstipasi

berhubungan

dengan

penurunan peristaltik usus. e. ;esiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama $. Diagnosa @angguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh. Inter1ensi Kepera*atan T/%/an ;asa nyaman kembali terpenuhi setelah dilakukan tindakan kepera&atan selama ( ? 22 $am dengan kriteria hasil8 Suhu tubuh pasien dalam batas nomal. ((4%(3 C". Pasien mengatakan dirinya sudah merasa nyaman

Inter1ensi :akukan kompres o hangat.

Rasiona# 'embuka pori%pori memperlan)ar sekresi kreringat

:akukan

monitor o

'engetahui perubahan suhu. Agar sirkulasi lan)ar.

TT- sebelum dan setelah kompres. An$urkan keluarga o pasien untuk tidak menggunakan selimut tebal.

An$urkan

keluarga o 'emberikan pasien untuk respirasi pada memberikan pakaian kulit. yang tipis. /olaborasi dengan o 'enurunkan tim medis pemberian panas. antipiretik (para)etamol ".

@angguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dalam tubuh setelah dilakukan tindakan selama ( ? 22 $am dengan kriteria hasil8

Beri Pen/es tentang o Agar orang pentingnya nutrisi tua dapat mengerti bagi anak typhoid. pentingnya nutrisi. Pertahankan oral o 'embatu

!(

adekuat.

orang tua

mengerti $enis

hygien sebelum dan setelah makan.

medorong nafsu makan. 'enambah asupan nutrisi. 'eningkatka n moti6asi untuk makan. 'emenuhi kebutuhan nutrisi.

makanan bagi anak typoid. 7afsu makan meningkat. Pasien menghabiskan !

Berikan porsi ke)il o tapi sering. Sa$ikan makanan o se)ara menarik. /olaborasi tim gi+i pemberian dengan o untuk diiet

porsi makan rumah sakit. 'empertahankan badan normal. dalam berat kondisi

lunak ( BBS" T/TP. @angguan keseimbangan )airan dan elektrolit berhubungan dengan output berlebih. An$urkan untuk minum.

Terpenuhinya kebutuhan )airan elektrolit dalam tubuh setelah dilakukan tindakan ( ? 22 $am dengan kriteria hasil8 #nput dan output )airan elektroliEt seimbang. 'enun$ukkan $aringan normal. membran

pasien o 'embantu banyak memenuhi )airan tubuh. dan o =ntuk mengetahui dera$at orangtua larutan kekurangan )airan.

Catat

output

input )airan. A$arkan membuat

mukosa lembab dan turgor

elektrolit pengganti, o 'engganti larutan gula garam. elektrolit yang terbuang.

/olaborasi tim medis pemberian

dengan untuk )airan

intra6ena kristaloid @angguan eliminasi bo&el8 konstipasi berhubungan dengan :akukan le6emen. enema> o

@anguan eliminasi dapat teratasi setelah dilakukan tindakan kepera&atan selama ( F 22 $am

=ntuk melunakan dan memudahkan

!2

penurunan peristaltik usus.

dengan kriteria hasil8 % % Pola eliminasi dapat

keluarnya feses ,indarkan makanan yang banyak asam o lemak. An$urkan pasien yang keras. Asam lemak memperlambat rangsang

kembali normal. Geses tidak padat.

peristaltik. 'embantu mendorong peristaltik. =ntuk men)egah pengerasan feses.

untuk minum banyak o sebelum makan.

An$urkan untuk menanggapi bo&el.

pasien segera o respon

;esiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama

#ntegritas kulit dapat ter$aga setelah dilakukan tindakan kepera&atan selama ( F 22 $am dengan kriteria hasil8 % Tidak kerusakan kulit. mengalami

Jaga kulit. Jaga kulit.

kebersihan kelembaban

Atur posisi se)ara berkala. 'en)egah kerusakan kulit. berlebih ,indarkan penekanan menon$ol. pada otot%otot yang *bser6asiadanya kerusakan kulit.

&.

E1a#/asi

!0

Berdasarkan implementasi yang dilakukan maka e6aluasi yang diharapkan untuk klien dengan gangguan sistem pen)ernaan typoid adalah tanda%tanda 6ital stabil, kebutuhan )airan terpenuhi, kebutuhan nutrisi terpenuhi, tidak ter$adi hipertermia, klien dapat memenuhi kebutuhan sehari%hari se)ara mandiri, infeksi tidak ter$adi dan keluarga klien mengerti tentang penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    deswon
    Belum ada peringkat
  • Bab II Baru Etika
    Bab II Baru Etika
    Dokumen4 halaman
    Bab II Baru Etika
    deswon
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    deswon
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    deswon
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii
    deswon
    Belum ada peringkat
  • Sel Bakteri
    Sel Bakteri
    Dokumen2 halaman
    Sel Bakteri
    deswon
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen12 halaman
    Bab Ii
    deswon
    Belum ada peringkat