Anda di halaman 1dari 22

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur : C, H, dan O terutama terdapat didalam tumbuh-tumbuhan yaitu kira-kira 75%. Disamping itu bagian yang padat pun dari tanam-tanaman tersusun dari zat ini. Dinamakan karbohidrat karena seyawa-senyawa ini sebagai hidrat dari karbon : dalam senyawa tersebut perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 seperti air. Jadi C6H12O6 dapat ditulis C6(H2O)6, C12H22O11 sebagai C12(H2O)11 dan seterusnya, dan perumusan empiris ditulis sebagai Cn(H2O)n. Karbohidrat merupakan zat yang mempunyai aktip oktip, sedangkan gliseridaldehid (HOCH2CHOH-CHO) adalah merupakan induk karbohidrat. Karbohidrat merupakan hasil alam yang melakukan banyak fungsi yang sangat penting dalam tumbuhan maupun pada hewan dan begitu pun juga dengan manusia. Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia. Khususnya bagi para penduduk negara ynag sedang berkembang, walapun jumlahnya hanya 4 kal(Kkal) bila dibandingkan dengan protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang sangatlah murah. Selain itu beberapa golongan dari karbohidrat merupakan penghasil serat-serat (dietary fiber) yang berguna bagi pencernaan. Selain itu karbohidrat juga mempunyai peranan yang penting dalam membentuk karakteristik. Bahan makanan misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Pada percobaan kali ini kita dapat mengetahui uji-uji yang digunakan pada masing-masing uji, misalnya saja dalam percobaan ini kita menggunakan 3 macam uji yaitu uji fehling, uji benedict, dan uji Iodium dengan menggunakan sampel glukosa, fruktosa, sukrosa, dan amilum. Oleh karena itu praktikan harus membedakan reaksi-reaksi apa yang terjadi pada setiap percobaan.

1.2 Tujuan Mengetahui sifat uji Fehling A dan Fehling B


17

Mengetahui hasil reaksi yang terjadi antara polisakarida dengan Iodium (I2) Mengetahui hasil reaksi sampel glukosa dengan Fehling AB.

18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat dibagi menjadi beberapa kelas atau golongan sesuai dengan sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis karbohidrat atau gula menjadi empat kelas pokok : 1. Gula yang sederhana , atau monosakarida,kebanyakan adalah senyawasenyawa yang mengandung lima dan enam atom karbon. 2. Oligosakarida ( Gr. Oligos , few = Sedikit/beberapa). Senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang dihubungkan oleh pembentukan asetat antara gugus aldehida atau gugus keton dengan gugus hidroksil. Bila dua gula dihubungkan diperoleh disakarida, bila tiga diperoleh trisakarida dan seterusnya. Ikatan penggabungan bersama-sama gula ini disebut ikatan glikosida. 3. Polisakarida , dimana didalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang dihubungkan dalam ikatan glikosida. Oligosakarida merupakan polisakarida yang sederhana dimana mengandung beberapa satuan gula , namun demikian antara oligosakarida dan polisakarida tak ada batas yang tegas. 4. Glikosakarida ; dibedakan dari oligo dan polisakarida yaitu oleh kenyataan bahwa mereka mengandung molekul bukan gula yang dihubungkan dengan gula oleh ikatan glikosida. Sifat umum karbohidrat : 1. Senyawa karbohidrat dari tingkat yang lebih tinggi dapat diubah menjadi tingkat yanglebih rendah dengan cara menghidrolisa 2. Gugus hemiasetal (keton maupun aldehid) mempunyai sifat

pereduksi. 3. Gugus-gugus hidroksil pada karbohidrat juga bertabiat serupa dengan yang terdapat pada gugus alkohol lain Perumusan dari pentosa adalah C5H10O5 , senyawa-senyawa ini banyak terdapat dialam sebagai senyawa penyusun dari molekul yang kompleks yang disebut pentosan. Pentosa merupakan hasil dari hidrolisis dari pentosan,senyawa

19

yang telah diketahui juga adalah : arabinosa : xilosa dari ribose. L-arabinosa , aldopentosa , CH2OH (CHOH)3 CHO , diperoleh dari hidrolisis gum arab dengan menggunakan asam sulfat encer. D-Arabinosa diperoleh dari hasil hidrolisis dari glikosida-glikosida tertentu. D-xilosa diperoleh dari hasl hidrolisis jerami atau dari tongkol jagung dengan asam, Pentosa dibedakan dari heksosa karena ia tidak dapat difermentasikan oleh ragi. Mereka mudah membentuk furfural bila di

didihkan dengan asam klorida. Adanya furfural dapat ditunjukkan dengan kertas yang dibasahi dengan larutan aniline asetat. Bila kertas terkena uapnya akan berwarna merah. Xilosa merupakan bahan dasar dalam pembuatan vitamin C secara sintetis. Pada heksosa hanya glukosa dan fruktosa yang merupakan heksosa-heksosa yang terdapat dialam dan merupakan bukan anggota

monosakarida yang terdapat dalam jumlah besar. Dalam golongan heksosa, glukosa(dekstrosa) merupakan senyawa dekstrorotarory dan merupakan senyawa yang paling penting. Ia terdapat dialam madu, dalam air buah-buahan dan dalam anggur hingga diberi nama gula anggur. Dalam darah yang normal glukosa yang terkandung kira-kira 0,1 %. Dalam diabetes jumlahnya bertambah banyak, sejumlah kecil terdapat dalam urin. Glukosa adalah gula yang dihasilkan dari hasil hidrolisis yang sempurna dari selulosa,seperti pati dan maltosa. Glukosa digunakan sebagai pemanis ,sirip dan digunakan juga untuk pembuat lilin dan ramuan obat-obatan dalam bidang farmasi. Secara perdagangan glukosa dibuat dari hidrolisis pati. Reaksi-rekasi kimia dari glukosa Keberadaan gugus aldehida dalam glukosa, dapat dibuktikan berdasarkan dari reaksi-reaksi berikut : 1. Glukosa mengadisi HCN, bergabung dengan hidrokulamia membentuk oksim dan dengan Fenilhidrosin membentuk Fenilhidrosin, ia tidak mewarnai pereaksi Schiff atau mengadisi natrium bisulfit. 2. Glukosa mudah teroksidasi oleh perak atau ion tembaga. Bila ditambahkan dengan latutan perak nitrat amoniak akan terjadi cermin perak. Mereduksi larutan-larutan fehling yaitu dengan timbulnya endapan kupro oksida, larutan

20

fehling terdiri atas larutan fehling A : larutan CuSO4, dan larutan fehling B. larutan dari Na-K tartrat. 3. Glukosa bila di didihkan dengan alkali kuat akan menghasilkan dammar. Reaksi positif diatas semuanya menunjukkan adanya gugus aldehida. Perubahan lobryde Bruyn-Van Ekenstein Bila aldosa-aldosa direduksi dengan larutan alkali, maka diperoleh dua macam reaksi, yaitu tergantung daripada konsentrasi dari larutan alkali yang dipergunakan. Kalau yang digunakan larutan alkali encer dan reaksi berjalan pada temperature kamar maka akan terjadi komerasi yang lambat, dan reaksi ini dikenal dengan perubahan Loybryde Bruyn dan Van Ekeinsten sesuai dengan orang-orang yang menemukan. Sebagai contoh dikemukakan , jika glukosa dibiarkan beberapa hari dengan kalsium hidrokada encer, maka sebagian hasil diperoleh campuran dari glukosa, mannosa dan ketosa yaitu Fruktosa. Reaksi yang terjadi adalah dapat balik, dan campuran dari tiga gula tersebut dihasilkan dengan menggunakan setiap hari ketiga gula tersebut sebagai bahan asalnya. Larutan alkali pekat : akan memecah monosakarida-monosakarida menjadi formaldehida, hidroksiasetaldehida dan campurannya dari gula-gula yang terpecah. Lebih lanjut Isomerisasi kemungkinan juga terjadi dan juga aldehidaldehid dapat mengalami kondensasi. Akibatnya banyak hasil yang dibentuk hingga reaksi sangat kompleks(Sustronamidjojo, 2005). Karbohidrat atau disakarida adalah polihidroksi aldeida atau polihidroksi keton. Atau senyawa yang dihidroksi dari keduanya. Unsur utama penyusun karbohidrat adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Jumlah atom oksigen dan hidrogen memiliki perbandingan 1; 2 seperti molekul air. Misalnya glukosa 12 ; 6 atau 2 ; 1 , sukrosa 22 ; 11 atau 2 ; 1 . karena perbandingan tersebut, orang dulunya menduga karbohidrat merupakan gabungan dari karbon dan hidrat atau air. Sehingga molekul ini disebut karbohidrat. Walaupun penamaan ini tidak tepat, molekul ini tetap dinamankan karbohidrat hingga sekarang. Karbohidrat merupakan pusat katabolisme tanaman hijau dan organisme fotosintetik lain yang menggunakan energi matahari untuk melakukan

21

pembentukan karbohidrat. Karbohidrat yang terdapat dalam bentuk pati dan gula berfungsi sebagai bahan utama energi utama yang dikonsumsi oleh kebanyakan organisme dimuka bumi ini. Sebagai pati dan glikogen, karbohidrat berfungsi sebagai penyedia sementara glukosa, karbohidrat dapat juga berfungsi sebagai penyangga didalam dinding sel bakteri dan tanaman serta pada jaringan ikat dan dinding sel hewan. Karbohidrat jenis lain dapat berperan sebagai pelumas sendi, sebagai perekat diantara sel, dan senyawa pemberi spesitus biologi pada pembentuk sel hewan. Sifat kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsi yang dimilikinya, seperti gugus-OH, gugus aldehida dan gugus keton. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa karena adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini dapat digunakan untuk identifikasi karbohidrat dan tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Ca2+ dan ion Ag+. Metabolisme karbohidrat seperti halnya metabolisme lainnya terdiri dari reaksi metabolisme dan anabolisme. Tujuannya katabolisme karbohidrat adalah untuk mendapatkan energi yang tersimpan dalam senyawa-senyawa. Energy yang tersimpan dihasilkan biasanya disimpan lagi dalam senyawa energi tinggi

sebelum digunakan. Sementara metabolisme karbohidrat bertujuan memasak karbohidrat pada makhluk hidup sebagai salah satu nutrient utama yang dibuat dari senyawa-senyawa yang amat sederhana seperti CO2, atau senyawa lainnya. Sebagai suatu molekul polimer seperti asam nukleat dan protein maka karbohidrat dapat juga digolongkan berdasarkan jumlah monomer penyusunnya. Ada tiga jenis karbohidrat berdasarkan monomer penggolongan ini yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida, Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi. Beberapa molekul monosakarida mengandung unsur nitrogen dan sulfur. Monosakarida mempunyai rumus kimia (CH2O)n dimana n=3 atau lebih. Oligosakarida, karbohidrat yang terbentuk daru dua sampai sepuluh monosakarida. Digolongkan dalam kelompok oligosakarida adalah disakarida,

22

trisakarida dan seterusnya. Sesuai dengan jumlahnya satuan monosakaridanya. Oligosakarida yang paling banyak terdapt dialam ialah disakarida. Molekul ini terdiri atas dua macam satuan monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Polisakarida. Polisakarida merupakan karbohidrat bentuk polimer dan satuan monosakarida yang sangat panjang. Polisakarida berfungsi sebagai bahan bangunan, bahan makanan, dan sebagai zat zpesifik. Contoh polisakarida bahan bangunan adalah selulosa yang komponen struktur kerangka luar serangga. Polisakarida yang lazim adalah pati (Starch pada padi dan kentang), dan glikogen pada hewan. Contoh polisakarida zat spesifik adalah heparin yang berfungsi mencegah koagulasi darah(Wilbraham,1992). Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat(selulosa, hemilulosa, pectin, lignin) dan sebagai sumber energi (pati, dekstrin, glikogen, fruktan). Polisakarida penguat tekstur ini tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi merupakan serat-serat(dietary fiber) yang dapat menstimulasi enzim-enzim yang sfesifik. Kerjanya,hasil hidrolisis sebagian akan menghasilkan oligosakarida dan dapat dipakai untuk menentukan struktur molekul polisakarida. Menurut jenis monosakaridanya dikenal pentosan dengan unit-unit pentose dan heksosan dengan monomer heksosa. Beberapa polisakarida mempunyai nama kebiasan(trivial) yang berakhiran n misalnya kitin, dekstrin, dan pectin(Winarno, 2002). Banyak gula bersifat sama terhadap pereaksi benedicth dan tollens seperti pada aldehida sederhana atau , hidroksi keton, jadi gula seperti D-glukosa dan D-fruktosa menghasilkan warna merah bata dengan pereaksi benedict dengan pereaksi tollens. Memberikan cermin perak, pereaksi benedicth yang lebih mantap dibanding pereaksi fehling ,digunakan untuk mengui adanya glukosa dalanm air seni penderita diabetes. Uji glikosa yang sangat positif (lebih dari 2% glukosa dalam air seni) dinyatakan dari produksi endapan perak atau larutan merah. Pada konsentrasi gula yang rendah larutan uji yang biru berubah menjadi hijau atau kuning. Gula pereduksi memberikan uji positif dengan pereaksi benedict dan tollens,gula nonreduksi adalah yang tidak memberikan uji positif. Uji positif

23

diperoleh apabila gula yang bentuk hemiasetal dan hemiretalnya berada dalam kesetimbangan dengan bentuk terbukanya gula dapat teroksidasinya. Gula tidak memberikan uji positif dengan peraksi benedict dan tollens. Jika bentuk siklik dan aldehida tidak berada dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehida, semua gula yang berupa asetal dan retal(baik disebabkan oleh pembentukan eter dari gugus hidroksil hemiasetal dengan alkohol biasa atau dari pembentukan ikatan glikosida). Bersifat non pereduksi uji benedict dan tollens untuk karbohidrat berlaku bagi gula sederhana polisakarida seperti amilosa seharusnya adalah gula pereduksi karena bentuk hemiasetal pada unit gula terakhir berada dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehidanya. Tetapi jika rantai polisakarida terlalu panjang, jumlah gugus ujung dalam suatu contoh nisbi sedikit sehingga kepositifan uji benedict atau tollens tidak kentara, jadi polisakarida besar seperti pati atau selulosa pada umumnya bukan gula pereduksi(Wilbraham,1992).

24

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-Alat Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pipet tetes Penjepit tabung reaksi Stopwatch Hot plate Waterbath Gelas kimia 3.1.2 Bahan Pereaksi fehling A Pereaksi fehling B Pereaksi Benedict Amilum Pereaksi Iodium Glukosa Fruktosa Sukrosa Aquades Tissue

3.2 Prosedur Percobaan 3.2.1 Uji Fehling 3.2.1.1 Glukosa Dimasukkan 10 tetes fehling A, dalam tabung reaksi Ditambahkan 10 tetes fehling B
25

Ditambahkan lagi 20 tetes sampel glukosa, di kocok Dipanaskan didalam waterbath kurang lebih 5 menit, sampai mengalami perubahan warna Diamati perubahan yang terjadi, dicatat. 3.2.1.2 Fruktosa Dimasukkan 10 tetes fehling A, dalam tabung reaksi Ditambahkan 10 tetes fehling B Ditambahkan lagi 20 tetes sampel fruktosa, di kocok Dipanaskan didalam waterbath kurang lebih 5 menit, sampai mengalami perubahan warna Diamati perubahan yang terjadi, dicatat. 3.2.1.3 Sukrosa Dimasukkan 10 tetes fehling A, dalam tabung reaksi Ditambahkan 10 tetes fehling B Ditambahkan lagi 20 tetes sampel sukrosa, di kocok Dipanaskan didalam waterbath kurang lebih 5 menit, sampai mengalami perubahan warna Diamati perubahan yang terjadi, dicatat. 3.2.1.4 Amilum Dimasukkan 10 tetes fehling A, dalam tabung reaksi Ditambahkan 10 tetes fehling B Ditambahkan lagi 20 tetes sampel amilum, di kocok Dipanaskan didalam waterbath kurang lebih 5 menit, sampai mengalami perubahan warna Diamati perubahan yang terjadi, dicatat. 3.2.2 Uji Benedict 3.2.2.1 Glukosa Dimasukkan 20 tetes pereaksi benedict, dalam tabung reaksi Ditambahkan lagi 20 tetes sampel glukosa, di kocok

26

Dipanaskan didalam waterbath kurang lebih 5 menit, sampai mengalami perubahan warna Diamati perubahan yang terjadi, dicatat. 3.2.2.2 Fruktosa Dimasukkan 20 tetes pereaksi benedict, dalam tabung reaksi Ditambahkan lagi 20 tetes sampel fruktosa, di kocok Dipanaskan didalam waterbath kurang lebih 5 menit, sampai mengalami perubahan warna Diamati perubahan yang terjadi, dicatat 3.2.2.3 Sukrosa Dimasukkan 20 tetes pereaksi benedict, dalam tabung reaksi Ditambahkan lagi 20 tetes sampel sukrosa, di kocok Dipanaskan didalam waterbath kurang lebih 5 menit, sampai mengalami perubahan warna Diamati perubahan yang terjadi, dicatat. . 3.2.2.4 Amilum Dimasukkan 20 tetes pereaksi benedict, dalam tabung reaksi Ditambahkan lagi 20 tetes sampel amilum, di kocok Dipanaskan didalam waterbath kurang lebih 5 menit, sampai mengalami perubahan warna Diamati perubahan yang terjadi, dicatat. 3.2.3 Uji Iodium Dimasukkan 20 tetes amilum, dalam tabung reaksi Ditambahkan 2 tetes I2 Diamati perubahan yang terjadi, dicatat

27

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan Perlakuan Uji Fehling AB Glukosa Awalnya berwarna hijau keruh setelah pemanasan berwarna orange dan Dimasukkan 10 tetes fehling A Ditambahkan 10 tetes fehling B Dimasukkan glukosa Dipanaskan di dalam waterbath 5 menit, sampai mengalami 20 tetes Pengamatan

sampel terdapat endapan merah bata

perubahan warna Diamati perubahan yang terjadi Fruktosa Awalnya berwarna hijau kekuningan setelah pemanasan berwarna orange keruh dan endapan merah bata Dimasukkan 10 tetes fehling A Ditambahkan 10 tetes fehling B Dimasukkan fruktosa Dipanaskan di dalam waterbath 5 menit, sampai mengalami 20 tetes sampel

perubahan warna Diamati perubahan yang terjadi Sukrosa Awalnya pemanasan berwarna berwarna hijau setelah dan Dimasukkan 10 tetes fehling A Ditambahkan 10 tetes fehling B Dimasukkan sukrosa Dipanaskan di dalam waterbath 5 20 tetes sampel

orange

endapan merah mata

28

menit,

sampai

mengalami

perubahan warna Diamati perubahan yang terjadi Amilum Awalnya berwarna biru setelah Dimasukkan 10 tetes fehling A Ditambahkan 10 tetes fehling B Dimasukkan amilum 20 tetes sampel pemanasan tidak ada perubahan yang terjadi yaitu tetap berwarna biru

Dipanaskan di dalam waterbath 5 menit, sampai mengalami

perubahan warna Diamati perubahan yang terjadi Uji Benedict Glukosa Awalnya berwarna biru muda setelah pemanasan berwarna hijau lumut tua Dimasukkan 20 tetes benedict Dimasukkan 20 tetes glukosa Dipanaskan Diamati perubahan yang terjadi Amilum Awalnya berwarna biru muda setelah pemanasan tidak ada perubahan yang terjadi yaitu tetap berwarna biru muda Dimasukkan 20 tetes benedict Dimasukkan 20 tetes amilum Dipanaskan Diamati perubahan yang terjadi Fruktosa Awalnya berwarna hijau tua bening setelah pemanasan berwarna orange keruh Dimasukkan 20 tetes benedict Dimasukkan 20 tetes fruktosa Dipanaskan Diamati perubahan yang terjadi Sukrosa Dimasukkan 20 tetes benedict

29

Dimasukkan 20 tetes sukrosa Dipanaskan Diamati perubahan yang terjadi Uji Amilum Dimasukkan 20 tetes amilum Ditambahkan 2 tetes I2 Diamati

Awalnya

berwarna

biru

muda

setela0068 pemanasan berwarna orange keruh Berwarna coklat pekat dan terdapat endapan

4.2 Reaksi Sukrosa + Fehling AB

Fehling A + B

Glukosa + Fehling

Sukrosa + Benedict

30

Amilum + I2

Glukosa + Benedict

Tautomerisasi Fruktosa
H CH2OH C H H H C C C O H H OH HO H H CH2OH C C C C OH H OH OH H H HO H H C C C C C O OH H OH OH

CH2OH

CH2OH

CH2OH

Fruktosa + Benedict

4.3 Pembahasan Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. Selain itu, ia juga disusun oleh dua sampai delapan monosakarida

31

yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat juga adalah senyawa yang menyimpan energi kimia yang juga merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup. Pada hewan dan manusia energi tersebut disimpan dalam bentuk glikogen sedangkan pada tumbuhan dalam bentuk pati. Selain itu, karbohidrap dapat disimpan dalam bentuk selulosa, hemiselolusa, pektin, khitin, dan lignin yang merupakan kerangka makhluk hidup (misalnya:selulosa yang terdapat pada dinding sel hewan berperan sebagai kmponen utama dinding sel tumbuhan, dan peptidoglikan terdapat di dinding sel bakteri). Secara umum karbohidrat digolongkan menjadi tiga yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Namun, seringkali oligosakarida digolongkan ke dalam polisakarida. Monosakarida Merupakan gula sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bagian yang lebih kecil. Kebanyakan monosakarida rasanya manis, tidak berwarna, berupa kristal padat yang bebas larut dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut non polar. Monosakarida terdiri dari satu unit polihidroksi aldehid atau keton. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu gula pasir. Dan macam-macam contoh monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, pentosa. Oligosakarida Senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang dihubungkan oleh pembentukan asetat antara gugus aldehida atau gugus keton atau pembentukan atau dengan gugus hidroksil. Bila dua gugus digabungkan diperoleh disakarida, bila tiga diperoleh triskarida dan seterusnya ikatan penggabungan bersama-sama gula ini disebut ikatan glikosida. Seperti halnya monosakarida, senyawa ini larut dalam air. Sedikit larut dalam alkohol dan praktis tak larut dalam eter dan pelarut organik non polar. Macam-macam oligosakarida yaitu sukrosa, laktosa, maltosa, rafinosa, dan stakiosa. Contohnya dalam kehidupan sehari hari oligosakarida

32

terdapat dalam tebu, bit, gula, nira, jelly, gula susu disebut gula susu karena hanya terdapat dalam susu, kecambah, dan sereal. Polisakarida Mempunyai molekul besar dan lebih kompleks dari pada monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut

heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berapa senyawa putih dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi, polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk alrutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting adalah amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari terdapat pada umbi-umbian seperti kentang dan pada biji-bijian seperti jagung. Fungsi perlakuan dalam percobaan ini adalah Dipipet berfungsi sebagai pengambilan zat cair dalam jumlah yang sedikit Dipanaskan berfungsi sebagai proses untuk mempercepat reaksi antara 2 zat yang dicampurkan atau lebih Ditambahkan berfungsi sebagai proses pencampuran antara dua zat atau lebih agar homogen Diamati berfungsi untuk melihat perubahan yang terjadi pada akhir reaksi Adapun fungsi reagen dalam percobaan ini adalah Fehling AB berfungsi sebagai pereaksi pada percobaan monosakarida yang direaksikan dengan sukrosa, fruktosa, dan glukosa untuk menguji kadar karbohidrat, yang ditandai dengan endapan merah bata Pereaksi I2, berfungsi sebagai pereaksi pada percobaan polisakarida yang direkasikan dengan amilum dan kadar karbohidratnya ditandai dengan endapan berwarna biru. Pereaksi benedict, sebagai pereaksi pada percobaan disakarida yang direaksikan dengan endapan merah bata, digunakan untuk menguji kadar gula yang terdapat pada urin

33

Glukosa, fruktosa, dan sukrosa berfungsi sebagai sampel yang diuji kadar karbohiratnya dengan menggunakan pereaksi fehling AB dan benedict. Amilum berfungsi sebagai sampel yang direaksikan dengan pereaksi iodium pereaksi benedict dan pereaksi fehling AB dalam uji karbohidrat. Sebenarnya pada saat sukrosa ditambahkan dengan fehling AB secara teori

tidak dapat bereaksi dikarenakan sukrosa merupakan golongan disakarida yang bila dihidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa, sehingga pada saat sukrosa direaksikan dengan fehling AB dibantu dengan pemansan yang menyebabkan sukrosa terpecah menjadi fruktosa dan glukosa, sehingga terjadi reaksi. Gula pereduksi adalah penggabungan dari karbohidrat yang memiliki gugus aldehida dan keton. Pereaksi fehling AB adalah untuk membedakan karbohidrat dengan pereaksi fehling A atau B dengan reaksi spesifik. Pereaksi benedict adalah untuk reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis. Pereaksi amilum apabila bereaksi dengan polisakarida akan berwarna hitam keunguan atau untuk menguji sampel yang digunakan apakah merupakan polisakarida. Pada percobaan pertama dilakukan uji fehling AB dilakukan uji fehling AB. Pada saat glikosa dtambah fehling AB berwarna hijau keruh dan saat dipanaskan berwarna orange dan terdapat endapan merah bata. Pada saat fruktosa dtambahkan fehling AB berwarna hijau kekuningan dan saat dipanaskan berwarna orange keruh dan terdapat endapan merah bata. Pada saat sukrosa ditambahkan fehling AB berubah warna menjadi hijau setelah dipanaskan berubah warna menjadi orange dan terdapat endapan merah bata. Pada saat amilum ditambahkan fehling AB berwarna biru dan setelah pemasanan tidak terjadi perubahan, karena amilum hanya akan bereaksi apabila merupakan polisakarida. Larutan fehling adalah oksidator lemah dan ketika direaksikan akan bereaksi dengan aldehid, aldehid sendiri terdapat di dalam karbohidrat dan sebagai gula pereduksi sehingga pada saat ditambahkannya sukrosa dan glukosa dan dipanaskan akan mengubah warna larutan menjadi orange dan ada endapan merah bata, sedangkan pada

34

fruktosa di dalamnya terdapat keton sehingga terjadi tautomerisasi dan dibantu dengan cara pemanasan sehingga monomer didalamnya terhidrolisis sehingga terbentuklah endapan merah bata. Pada percobaan kedua dilakukan uji benedict dengan sampel glukosa, sukrosa, fruktosa, dan amilum. Ketika glukosa ditambahkan pereaksi benedict terjadi perubahan warna menjadi biru muda dan pada saat dipanaskan di dalam waterbath berubah warna menjadi hijau lumut tua. Ketika sukrosa ditambah pereaksi benedict terjadi perubahan warna menjadi biru muda dan ada saat dipanaskan berubah warna menjadi orange keruh. Ketika fruktosa ditambah pereaksi benedict terjadi perubahan warna menjadi hijau tua dan setelah pemansan berwarna orange keruh. Sedangkan amilum ditambahkan dengan benedict terjadi perubahan warna menjadi biru muda dan setelah pemansan tidak terjadi perubahan warna karena hanya akan bereaksi apabila merupakan polisakarida. Pereaksi benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksan glukosa dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dan olisakarida. Untuk mengetahui terhidrolisisnya polisakarida menjadi karbohidrat yang lebih sederhana yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata. Pada percobaan terakhir yaitu uji amilum yaitu uji amilum ditambahkan dengan pereaksi I2 berubah warna menjadi coklat pekat dan terdapat endapan tetapi seharusnya perubahan warna yang terjadi hitam keungu-unguan. Karena akan terdapat polisakarida apabila warnanya hitam keungu-unguan. Pereaksi I2 adalah oksidator kuat, sehingga tanpa dilakukannya pemansan pun pada saat ditambahkan I2 langsung bereaksi dengan terjadinya perubahan warna menjadi hitum keungu-unguan. Amilum ditambah fehling AB dan benedict tidak terjadi reaksi dikarenakan amilum mempunyai banyak monomernya, walaupun dilakukan pemansan tetap tidak terjadi reaksi karena amilum memiliki banyak monomer jadi susah diidentifikasi atau dibaca. Prinsip dari percobaan karobhidrat. Pada uji fehling AB, larutan fehling adlah oksidator lemah dan ketika direaksikan akan bereaksi dengan aldehid, aldehid sendiri terdapat di dalam karbohidrat dan sebagai gula pereduksi sehingga pada saat ditambahkannya sukrosa dan glukosa dan dipanaskan akan mengubah

35

warna larutan menjadi orange dan ada endapan merah bata, sedangkan pada fruktosa didalamnya terdapat keto sehingga terjadi tautomerisasi dan dibantu dengan cara pemanasan sehingga monomer di dalamnya terhidrolisis sehingga terbentuklah endapan merah bata serta merupakan uji untuk menentukan monosakarida, amilum tidak dapat bereaksi karena amilum hanya bisa mendeteksi yang termasuk polisakarida serta uji fehling AB untuk membedakan karbohidrat dengan pereaksi fehling A atau B denan reaksi spesifik, sampel yang digunakan adalah glukosa, fruktosa,, sukrosa, dan amilum. Prinsip pada uji benedict, pereaksi benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Untuk mengetaui terhidrolisisnya polisakarida menjadi karbohidrat yang lebih sederhana yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, amilum tidak dapat bereaksi karena amilum hanya bisa mendeteksi yang termasuk polisakarida, serta uji benedict untuk mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehig atau keton bebas dalam suasana alkalisa dan sampel yang digunakan adalah glukosa, fruktosa, sukrosa, dan amilum. Prinsip pada uji amilum, merupakan uji untuk polisakarida ditandai dengan perubahan warna hitam keungu-unguanm karena pereaksi I2 adalah oksidator kuat, sehingga tanpa dilakukannya pemanasan pun pada saat ditambahkan I2 langsung akan bereaksi. Amilum ditambah fehling AB dan benedict tidak terjadi reaksi dikarenakan amilum mempunyai banyak monomernya, walaupun dilakukan pemanasan tetap tidak terjadi reaksi karena amilum memiliki banyak monomer jadi susah diidentifikasi atau dibaca. Dalam melakukan percobaan tidak selamanya hasil yang diinginkan sesuai dengan yang diapatkan, hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor kesalahan, yaitu: Kekeliruan saat menempel kertas label Kurang telitinya praktikan pada saat memipet karena pipet yang digunakan tertukar sehingga merusak reagen Pemanasan yang terlalu lama sehingga reagen menjadi terpecah Kurang bersihnya tabung reaksi yang dipakai sehingga mempengaruhi hasilnya.
36

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan Uji fehling mempunyai sifat mereduksi juga dapat direduksi oleh reduktor, adapun pereaksi fehling terdiri dari dua larutan yaitu fehling A dan fehling B dimana fehling A adalah CuSO4 dengan air sedangkan fehling B adalah larutan NaOH dalam air. Adapun polisakarida jika direaksikan dengan larutan I2 yang menghasilkan larutan berwarna spesifik. Senyawa amilum yang bersifat analisa yang dapat menghasilkan warna biru dan amilum yang akan menghasilkan warna ungu pada hasil reaksi. Adapun glukosa yang direaksikan dengan larutan fehling AB akan membentuk suatu endapan berwarna merah bata.

5.2 Saran Sebaiknya dalam praktikum kali ini juga kita melakukan percobaan yaitu dengan menggunakan uji molish agar menambah wawasan kita tentang karbohidrat.

37

DAFTAR PUSTAKA
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Organik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Wilbrahan, Antony. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB.

Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.

38

Anda mungkin juga menyukai

  • Absorbsi Bahan Toksik Melalui Kulit
    Absorbsi Bahan Toksik Melalui Kulit
    Dokumen2 halaman
    Absorbsi Bahan Toksik Melalui Kulit
    Indaah Astieningsih Mappapa
    Belum ada peringkat
  • Tugas Toksikologi
    Tugas Toksikologi
    Dokumen6 halaman
    Tugas Toksikologi
    Indaah Astieningsih Mappapa
    Belum ada peringkat
  • Tugas Toksikologi
    Tugas Toksikologi
    Dokumen6 halaman
    Tugas Toksikologi
    Indaah Astieningsih Mappapa
    Belum ada peringkat
  • Nikotin Fix
    Nikotin Fix
    Dokumen6 halaman
    Nikotin Fix
    Indaah Astieningsih Mappapa
    Belum ada peringkat
  • Nikotin Fix
    Nikotin Fix
    Dokumen6 halaman
    Nikotin Fix
    Indaah Astieningsih Mappapa
    Belum ada peringkat
  • Nikotin Fix
    Nikotin Fix
    Dokumen6 halaman
    Nikotin Fix
    Indaah Astieningsih Mappapa
    Belum ada peringkat
  • Biogas Rumah Tangga
    Biogas Rumah Tangga
    Dokumen9 halaman
    Biogas Rumah Tangga
    Indaah Astieningsih Mappapa
    Belum ada peringkat
  • Alkohol Fenol
    Alkohol Fenol
    Dokumen16 halaman
    Alkohol Fenol
    Indaah Astieningsih Mappapa
    Belum ada peringkat
  • Perc.1 Tetapan Kalorimeter
    Perc.1 Tetapan Kalorimeter
    Dokumen12 halaman
    Perc.1 Tetapan Kalorimeter
    Indaah Astieningsih Mappapa
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Proposal Penelitian
    Bab 1 Proposal Penelitian
    Dokumen13 halaman
    Bab 1 Proposal Penelitian
    Indaah Astieningsih Mappapa
    Belum ada peringkat
  • Soal Bioproses
    Soal Bioproses
    Dokumen4 halaman
    Soal Bioproses
    Indaah Astieningsih Mappapa
    Belum ada peringkat
  • Materi BPN
    Materi BPN
    Dokumen14 halaman
    Materi BPN
    Indaah Astieningsih Mappapa
    Belum ada peringkat