Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN DINAMIKA SISTEM

Analisis Seismograf

Oleh :
Rifki Cikita N.Z Mochamad Muhamad Arif Pratama Imadudin Ala Ibrahim Abdurrahman Reza Adithya Maulana Budiman Rizka Yuliana Pitoyo Anggit Listyanto Mohammad Solekhan Andinusa Rahmandika Abdul Ghofur Abdul Qoyyim Helmi Jasir Tsalis Rosyadi (36395) (36374) (36384) (36817) (36706) (36166) (36889) (37024) (37221) (37157) (37530) (36430) (36326) (37538)

PROGRAM STUDI FISIKA TEKNIK JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNIK UGM 2013

Definisi Seismograf Seismograf merupakan alat yang dirancang untuk merekam atau mencatat gerakan tanah (bumi) dalam arah tertentu. Alat mekanik merekam pergerakan tanah yang diperkuat sedangkan alat elektromagnetik merespon terhadap kecepatan gerak tanah. Prinsip Kerja Seismograf

Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini seismograf sudah dapat merekam gerakangerakan vertikal dan lateral.
Komponen Seismograf

Seismograf sederhana tersusun atas massa, pegas, dan damper yang tersusun dalam satu sistem mekanik. Dalam pemodelan sistem, pegas memiliki nilai konstanta pegas k, nilai peredaman pada damper b, dan massa yang ditijau m. Seperti pada gambar

Ketika sistem Seismograf ini diberikan gangguan sinyal berupa getaran seismik, maka akan mengakibatkan adanya perpindahan posisi massa yang relatif terhadap posisi massa sebelumnya ketika massa tersebut belum diberikan sinyal gangguan. Perpindahan massa relatif inilah yang dijadikan acuan untuk dilakukannya analisa secara mastematis dengan menerapkan Hukum Newton. Perpindahan massa bernilai relatif terhadap posisi y dan x. Penurunan Model Matematis Seismograf

Kita dapat menurunkan suatu model matematis dari seismograf menggunakan prinsip dasar hukum Newton 2 dan hukum Newton 3 pada sistem Mekanik Pada salah satu model seismograf sederhana disamping, diketahui bahwa x(t) berperan sebagai input sistem dan y(t) sebagai output.

Analisis dilakukan dengan asumsi sistem dalam keadaan merenggang. Dengan menggunakan Hukum Newton:

Dengan menganalisa menggunakan tinjauan massa, melalui FBD diperoleh persamaan : ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( (

Dengan : y(t) y'(t) y"(t) x(t) x'(t) m [kg] b [Ns/m] k [N/m] = = = = = = = = perpindahanterhadap posisi y. laju perpindahanterhadap posisi y. percepatan terhadap posisi y. percepatan posisi x. laju perpindahan terhadap posisi x. massa. konstanta peredaman. konstanta pegas.

Dengan mentrasformasikan persamaan gerak eismometer kedalam persamaan Laplace,dan asumsi semua keadaan awal adalah 0, maka akan diperoleh : ( ) ( ( ( ( ) (

Karakteristik suatu fungsi transfer, dapat diketahui dari penyebutnya. Dalam hal ini, karakteristik fungsi transfer seismograf ditentukan oleh dituliskan kembali sebagai Dimana variabel diatas bernilai sebanding dengan : . , persamaan tersebut dapat

Nilai dari rasio peredaman akan menunjukkan bentuk respon dari sistem yaitu:

Dimana variasi dari nilai rasio peredaman akan menggolongkan respon dari sistem, yaitu:

Variasi variable Seismograf Variasi dilakukan terhadap nilai rasio peredaman. Untuk mengetahui respon system terhadap input yang diberikan, digunakan simulink dalam matlab sebagai berikut :

Jika kita mengasumsikan bahwa ada suatu getaran yang memiliki perilaku sama seperti fungsi step, didapat hasil output sebagai berikut : Untuk

Dalam hal ini

Maka bisa dilihat dari grafik input (kuning) vs output(merah muda) system underdamped
Untuk

Dalam hal ini

Maka bisa dilihat dari grafik input (kuning) vs output(merah muda) system critically damped

Untuk

Dalam hal ini

Maka bisa dilihat dari grafik input (kuning) vs output(merah muda) system overdamped Suatu sistem pendeteksi yang baik, haruslah memiliki nilai output yang mendekati nilai inputnya. Selanjutnya, input akan diubah menjadi suatu fungsi sinusoidal, karena di dalam kenyataan sehari-hari, kemungkinan terdapat suatu getaran yang berperilaku sama seperti fungsi step sangatlah kecil. Walaupun terdapat suatu getaran yang berperilaku sama persis seperti fungsi sinusoidal pun juga kecil, akan tetapi diasumsikan getaran bisa didekati dengan sebuah fungsi sinusoidal dengan frekuensi dan amplitude tertentu. Diasumsikan terdapat suatu getaran sinusoidal dengan frekuensi 0.2 Hz, dan amplitude 1 m. Dari variasi terhadap nilai m, b, dan k didapat grafik input (kuning) vs output(merah muda) sebagai berikut : B=10, k =1, 1/m = 0.5

B=2, k =1, 1/m = 1

B=20, k =10000, 1/m = 0.05

B=1000, k =10000, 1/m = 0.05

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa, suatu sistem pendeteksi yang baik, haruslah memiliki nilai output yang mendekati nilai inputnya. Maka nilai m, b, dan k divariasi sedemikian sehingga didapat nilai output dari sistem yang mendekati outputnya. Dari ketiga variasi di atas, dapat dilihat bahwa : 1. Ketika nilai m,b, dan k menyebabkan rasio peredaman >= 1 maka terdapat perbedaan fase gelombang antara output dengan input. 2. Ketika nilai m, dan k diperbesar tanpa memperbesar nilai b, sehingga 0 < rasio peredaman < 1 maka fase gelombang akan semakin mendekati nilai input, akan tetapi terdapat distorsi pada awal mula terbentuknya bentuk gelombang output . distorsi terjadi selama beberapa detik awal. 3. Ketika tiga nilai m, b, dan k diperbesar, sehingga rasio peredaman jauh lebih besar daripada 0, maka didapat bentuk gelombang output yang semakin mendekati gelombang input. Dan distorsi pada awal mula terbentuknya gelombang tidak lagi terjadi.

Anda mungkin juga menyukai