Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS UVEITIS

Pembimbing : dr. H. Achmad Budi Utomo Sp.M dr. Erni Indraswati Sp.M

Leonita Budi Utami 08310172

PENDAHULUAN

Uveitis merupakan peradangan pada daerah uvea, dimana jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar dan koroid. Secara anatomis, uveitis dibagi menjadi empat yaitu uveitis anterior, uveitis intermediet, uveitis posterior dan panuveitis. Uveitis anterior adalah peradangan yang mengenai iris (iritis) dan jaringan badan siliar (iridosiklitis) biasanya bersifat unilateral dengan onset akut. Uveitis merupakan penyebab 10-15% kebutaan di negara berkembang. Di dunia diperkirakan terdapat 15 kasus baru uveitis per 100.000 populasi per tahun dengan perbandingan yang sama antara laki-laki dan perempuan. Insiden terbanyak terjadi pada usia 20-50 tahun dengan puncaknya adalah decade ke tiga. Penyebab uveitis anterior diantaranya yaitu: idiopatik, penyakit yang berhubungan dengan vaskulitis/arthritis, penyakit infeksi

PENDAHULUAN

Uveitis terjadi akut berupa mata merah, sakit/sakit ringan dan penglihatan turun perlahan-lahan. Keluhan pasien adalah mata sakit, merah, fotofobia, penglihatan turun ringan, mata berair dan kadang-kadang disertai keluhan sulit melihat dekat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pupil mengecil, iris pigmen, fler, bisa disertai hipopion, terdapat sinekia posterior, tekanan bola mata dapat menurun atau meningkat. Pemeriksaan penunjang lain untuk mengetahui penyebab uveitis dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis. Tujuan dari pengobatan uveitis anterior adalah memperbaiki visual acuity, meredakan nyeri pada ocular, menghilangkan inflamasi ocular atau mengetahui asal dari peradangannya, mencegah terjadinya sinekia, dan mengatur tekanan intraocular.

LAPORAN KASUS
Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Pendidikan : SD Pekerjaan Status perkawinan Bangsa/suku

: Ny.I : 35 tahun : Perempuan : Lengkong : IRT : Menikah : Indonesia/ Sunda

Tanggal diperiksa : 25 Juni 2013

ANAMNESA
Keluhan Utama Pasien kontrol, mata kiri masih sedikit kabur dan silau

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke poliklinik mata RSUD 45 Kuningan dengan keluhan kontrol penyakit mata karena obat habis. Awalnya 7 hari yang lalu pasien mengeluh penglihatan tiba-tiba kabur pada mata kiri pasien sejak 1 hari SMRS. Keluhan awal yang dirasakan pasien adalah mata kiri merah 2 hari lalu.

ANAMNESA

Kemudian diikuti dengan penglihatan kabur. Pasien mengatakan penglihatan menjadi tidak jelas saat ia menonton tv atau melihat cahaya lampu. pasien bercerita bahwa ia melihat seperti ada asap yang menutupi penglihatan mata kiri nya. Pasien juga mengeluh pandangan menjadi silau saat terpapar sinar. Selain itu, pasien juga mengatakan mata kiri menjadi sering berair namun tidak disertai adanya kotoran mata. Pasien tidak mengeluh adanya rasa nyeri dan gatal pada mata yang sakit. Pasien juga tidak mengeluhkan sakit kepala, mual, muntah, ataupun demam yang terjadi bersamaan dengan keluhan pada mata kirinya tersebut.

ANAMNESA

Pasien mengatakan keluhan ini terjadi tiba-tiba tanpa didahului oleh adanya kecelakaan, ataupun terpapar bahan-bahan kimia ataupun penyebab lainnya. Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini.

Pasien sudah menjalani pengobatan dari poli mata RSUD 45 Kuningan selama 5 hari dengan tetes mata, 2 macam obat tablet dan obat suntik. Keluhan pasien dengan mata kiri yang kabur dan silau sudah mulai berkurang, serta tidak mengeluhkan adanya mata merah lagi.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien tidak pernah mempunyai keluhan/sakit seperti ini sebelumnya. Riwayat trauma pada mata : (-) Riwayat alergi obat dan makanan : (-) Riwayat penyakit persendian : tidak tahu Riwayat penyakit THT dan gigi : (-) Riwayat operasi mata : (-)

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat penyakit yang sama dengan pasien. Riwayat Kebiasaan Pasien sehari-hari melakukan aktivitas sebagai IRT didalam rumah. Pasien terkadang memasak masih menggunakan tungku, dengan kayu sebagai bahan bakarnya.
Riwayat Pengobatan Pasien sedang menjalani pengobatan dari poliklinik mata RSUD 45 Kuningan 5 hari dengan mengkonsumsi 2 macam tablet minum, 1 macam tetes mata serta obat suntik. Keluhan pasien sudah berkurang.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum Kesadaran

: tampak sakit ringan : compos mentis

Tanda-tanda vital Tekanan darah Nadi Respirasi

: 130/80 mmHg : 84 x/menit : 22 x/menit

Status lokalis Kepala : tidak ada kelainan Telinga : tidak ada kelainan Mulut : tidak ada kelainan Leher : tidak ada kelainan Thoraks : dalam batas normal Ekstremitas : tidak ada kelainan

STATUS OFTALMOLOGI
Pemeriksaan Visus Pinhole Refraksi Lapang pandang Gerakan bola mata Palpebra Superior/Inferior OD 5/12 Tidak ada kelainan Baik segala arah OS 5/15 Tidak ada kelainan Baik segala arah

Edema
Hiperemis Papil Entropion

Silia
Pseudoptosis Sikatriks

Trikiasis -

Pemeriksaan Konjungtiva palpebra Superior Inferior

OD

OS

Tidak hiperemis Tidak hiperemis Jernih Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Tidak hiperemis Tidak hiperemis Jernih Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva Injeksi silier

Kornea Keadaan Permukaan Infiltrat Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal -

Bilik mata depan Iris Warna Coklat Sulit dinilai Hifema Hipopion Iris Pigmen Flare + -

Pemeriksaan
Pupil Bentuk Diameter

OD

OS

Bulat Regular 3 cm

Bulat Regular Sulit Dinilai Sulit Dinilai

Refleks cahaya +

Lensa Warna Tidak keruh Tidak keruh

Pseudoafakia / afakia

Dalam batas normal Normal Tidak dilakukan

Dalam batas normal Normal Tidak dilakukan

Apparatus lakrimalis Tonometri Funduskopi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Slit Lamp Gambar hasil pemeriksaan slit lamp pada mata kiri pasien, tampak iris pigmen terlihat warna kecoklatan.

Iris Pigmen OS (+)

Usulan Pemeriksaan Laboratorium - pemeriksaan darah rutin

Diagnosis Kerja OS Uveitis Anterior Akut dalam perbaikan


Diagnosis Banding Keratitis Glaukoma Akut

Penatalaksanaan Medikamentosa : Tropine 4 x 1 tetes OS Tobroson 6 x 1 tetes OS Ranitidin 2 x 150 mg Metilprednisolon 2 x 4 mg Dexamethasone inj. i.v

Non medikamentosa : Kaca mata hitam


Prognosis Quo ad vitam : ad bonam Quo ad funtionam : dubia ad bonam Quo ad sanationam : dubia ad bonam

PEMBAHASAN

Pada pasien ini diketahui riwayat adanya pengobatan mata kiri sejak 5 hari yang lau dengan keluhan mata kiri merah, disertai penglihatan kabur terutama ketika melihat sinar dan cahaya baik TV ataupun lampu. pasien juga mengalami keluhan mata berair namun tidak disertai rasa gatal ataupun nyeri pada mata dan pergerakan bola mata. Keluhan tersebut dirasakan pasien tiba-tiba sejak 2 hari sebelum menjalani pengobatan.

Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin untuk mencari kemungkinan penyebab terjadinya keluhan. Selama 5 hari ini pasien mengatakan gejala sudah berkurang, sejak mengkonsumsi obat oral, menggunakan tetes mata dan terapi obat suntik di poliklinik mata RSUD 45 Kuningan. Sekarang pasien datang kontrol dengan keluhan mata kiri masih sedikit kabur dan silau. Pada pemeriksaan ofthalmologi ditemukan visus OD 5/12 dan OS 5/15, tonometri dalam batas normal dan pemeriksaan dengan slit lamp ditemukan adanya iris pigmen pada BMD.

DISKUSI KASUS

1.

2.

Dari riwayat penyakit pasien diatas dapat diketahui bahwa pasien mengalami peradangan uveitis anterior akut dalam perbaikan dimana dapat diketahui dari : Definisi Uveitis anterior merupakan peradangan iris dan bagian depan badan siliar (pars plicata). Klasifikasi Menurut klinisnya uveitis anterior dibedakan dalam uveitis anterior akut yaitu uveitis yang berlangsung selama < 6 minggu, onsetnya cepat dan bersifat simptomatik dan unilateral.

Etiologi Eksogen : Pada umumnya disebabkan oleh karena trauma, ataupun operasi intraokuler Endogen : Umumnya idiopatik, autoimun, keganasan, infeksi.
3.

Pengobatan yang diberikan pada pasien ini selama di poli adalah adalah midriatil 0,5 % dan tetes mata mengandung tropicamide dan tropine 0,5% mengandug sulfas atropine yang merupakan kelompok midriatik siklopegik.

Pasien juga mendapatkan terapi Tobrosone 6 x 1 tts/hari adalah obat tetes mata yang mengandung kombinasi kortikosteroid dan antibiotik ( mengandung tobramycin 3 mg dan dexamethasone 1mg tiap ml). Kortikosteroid topikal adalah terapi awal dan secepatnya diberikan.

Prednisone oral (Metilprednisolon) dipergunakan pada uveitis anterior untuk menguatkan efek penggunaan steroid topical. Pada pasien ini digunakan terapi oral metil prednisolone 2 x 4 mg. Pengobatan kortikosteroid bertujuan mengurangi cacat akibat peradangan dan perpanjangan periode remisi.

Sementara pemberian Ranitidin 2 x 150 mg tablet pada pasien ini adalah untuk menghambat kerja histamine pada reseptor-H2, dan menghambat sekresi asam lambung. Efek samping yang tidak diingini seperti Sindrom Cushing, hipertensi, Diabetes mellitus, osteoporosis, tukak lambung, infeksi, hambatan pertumbuhan anak, hirsutisme, dan lainlain

Diagnosis banding pada kasus ini adalah Keratitis, Keratokonjungtivitis, dengan manifestasi klinis mata merah, penglihatan kabur dan ada rasa sakit serta keluhan fotofobia sama seperti keluhan yang dialami oleh pasien. Kebanyakan kasus uveitis anterior berespon baik jika dapat didiagnosis secara awal dan diberi pengobatan. Prognosis visual pada iritis kebanyak akan pulih dengan baik sesuai visus awalnya. Keadaan tersebut berlaku jika tanpa adanya penyulit dan komplikasi yang lain

Anda mungkin juga menyukai