Anda di halaman 1dari 9

NEW ORALIT

Oralit merupakan larutan campuran garam elektroli,seperti natrium klorida, kalium klorida dan trisodium sitrat hidrat serta glukosa anhidrat, untuk rehidrasi oral dalam penanganan diare. Salah satu komplikasi diare yang paling sering terjadi adalah dehidrasi. Bila terjadi dehidrasi, anak harus segera dibawa ke petugas kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan cepat yaitu dengan oralit. Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Komposisi cairan rehidrasi oral ini sangat penting untuk memperoleh penyerapan secara optimal. Cairan Rehidrasi Oral (CRO) yang dianjurkan WHO selama 3 dekade terakhir ini, oralit telah berhasil menurunkan angka kematian akibat dehidrasi pada diare, karena kombinasi gula dan garam ini dapat meningkatkan penyerapan cairan di usus. Selain murah oralit juga mudah digunakan dan aman, sehingga sangat efektif dan efisien digunakan pada pusat pelayanan kesehatan dengan jumlah tenaga kesehatan yang terbatas serta tidak mempunyai tenaga yang terlatih Berdasarkan hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan bertahun-tahun menunjukkan bahwa oralit formula baru memiliki keunggulan yaitu dalam mengurangi muntah, menghentikan diare lebih cepat dan memperpendek lama sakit dibandingkan bila menggunakan oralit formula lama. Oleh karena itu, WHO menganjurkan supaya Indonesia mengganti oralit formula lama dengan oralit formula baru. Larutan oralit lama tidak boleh diberikan peroral atau melalui NGT pada diare non kolera karena terlalu banyak mengandung natrium dan sedikit kalium. Sehinga harus diberikan oralit formula baru.

EVY YULIA KUSMAYANTI | ILMU KESEHATAN ANAK PERIODE 1 APRIL 15 JUNI 2013
RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

Perbedaan oralit lama dan oralit baru :

ORALIT LAMA Untuk kolera

ORALIT BARU Untuk kolera dan non kolera

Risiko hipernatremia pada non Mengurangi risiko hipernatremia kolera Osmolaritas lebih tinggi Kandungan : Natrium 90 mmol/L Kalium 20 mmol/L Sitrat 10 mmol/L Klorida 80 mmol/L Glukosa 111 mmol/L Total 311mmol/L Osmolaritas Osmolaritas lebih rendah Kandungan : Natrium 75 mmol/L Kalium 20 mmol/L Sitrat 10 mmol/L Klorida 65 mmol/L Glukosa 75 mmol/L Total mmol/L Osmolaritas 245

Dengan menurunkan osmolaritas dengan mengurangi konsentrasi glukosa dan garam (NaCl) dimaksudkan untuk menghindari hipertonisitas cairan selama absorpsi cairan oralit.

EVY YULIA KUSMAYANTI | ILMU KESEHATAN ANAK PERIODE 1 APRIL 15 JUNI 2013
RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

ZINC
Zinc merupakan mikronutrien yang penting sebagai kofaktor lebih dari 90 jenis enzim. Zinc dapat ditemukan disemua jaringan tubuh dan penting bagi pertumbuhan sel, diferensiasi sel dan sintesa DNA. Zinc umumnya berada di dalam otak, dimana zinc akan mengikat protein sehingga apabila kekurangan zinc akan berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur otak, fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi. Diare dapat menurunkan kadar zinc dalam plasma pada bayi dan anak. Zinc mampu menurunkan durasi dan frekuensi diare pada anak, terutama dengan penurunan kadar zinc yang berat. WHO telah merekomendasikan zince dalam pengobatan diare dengan dosis 10 mg per hari pada bayi 2-5 bulan dan dosis 20 mg per hari untuk anak 6 bulan keatas selama 10 hari. Efek zinc antara lain adalah sebagai berikut: - Zinc merupakan kofaktor enzim superokside dismutase (SOD). Enzim SOD terdapat pada hampir semua sel tubuh. Dalam setiap sel, ketika terjadi transport elektron untuk mensintesis ATP selalu timbul hasil sampingan yaitu anion superoksida. Anion superoksida merupakan radikal bebas yang sangat kuat dan dapat merusak struktur dalam sel. Untuk melindungi dirinya dari kerusakan, setiap sel mengekspresikan SOD. SOD akan mengubah anion superoksida menjadi H202, selanjutnya H202 akan diubah menjadi senyawa yang lebih aman, yaitu H20 dan O2 oleh enzim katalase; atau bisa pula diubah menajdi H20 oleh enzim glutation peroksidase. Tentu saja dalam hal ini SOD sangat berperan dalam menjaga integritas epitel usus - Secara langsung zinc berperan sebagai antioksidan. Zinc berperan sebagai stabilisator intramolekular, mencegah pembentukan ikatan disulfida, dan berkompetisi dengan tembaga (Cu) dan besi (Fe). Tembaga dan besi yang bebas dapat menimbulkan radikal bebas. - Zinc mampu menghambat sintesis Nitrit Oxide (NO). Dalam keadaan inflamasi, termasuk inflamasi usus, maka akan timbul lipopolisakarida (LPS) dari bakteri dan interleukin-1 (IL-1) dari sel-sel imun. LPS dan IL-1 mampu menginduksi ekspresi gen enzim nitrit-oxide-synthase-2 (NOS-2). NOS-2 selanjutnya mensintesis NO, dalam sel-sel fagosit, NO sangat berperan dalam inflamasi, NO juga dihasilkan oleh berbagai macam sel akibat diinduksi oleh LPS dan IL-1. NO yang berlebihan akan merusak berbagai macam struktur pada jaringan, karena NO sebenarnya adalah senyawa yang reaktif. Dalam usus, NO juga berperan sebagai senyawa parakrin. NO yang
3

EVY YULIA KUSMAYANTI | ILMU KESEHATAN ANAK PERIODE 1 APRIL 15 JUNI 2013
RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

dihasilkan akan berdifusi ke dalam sel epitel usus dan mengaktifkan enzim guanilat siklase untuk menghasilkan cGMP. Selanjutnya cGMP akan mengaktifkan protein kinase C (PKC), dan protein ini akan mengaktifkan atau menonaktifkan berbagai macam enzim, protein transport, dan saluran ion, dengan hasil akhir berupa sekresi air dan elektrolit dari epitel ke dalam lumen usus. Dengan pemberian zinc, diharapkan NO tidak disintesis secara berlebihan sehingga tidak terjadi kerusakan jaringan dan tidak terjadi hipersekresi. - Zinc berperan dalam penguatan sistem imun, telah ditunjukkan bahwa zinc berperan penting dalam modulasi sel T dan sel B. Dalam perkembangan sel T dan sel B, terjadi pembelahan sel-sel limfosit. Zinc berperan dalam ekspresi enzim timidin kinase, enzim ini yang berperan dalam menginduksi limfosit untuk memasuki fase G1 dalam siklus pembelahan sel sehingga pembelahan sel-sel imun dapat berlangsung.

EVY YULIA KUSMAYANTI | ILMU KESEHATAN ANAK PERIODE 1 APRIL 15 JUNI 2013
RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

REKAM MEDIS BERORIENTASI MASALAH


Rekam medis berorientasi masalah atau dikenal dengan problem oriented medical record (POMR) merupakan suatu sistem dokumentasi yang mengorganisasi masalah dan menghasilkan pola pikir dalam penanganan pasien sehingga memudahkan komunikasi antara anggota tim pelayanan kesehatan. Tujuan dari POMR antara lain untuk : Mencatat riwayat pasien dan keluarga secara lengkap sesuai dengan permasalahan yang ada Memperoleh keterangan yang jelas tentang riwayat medis dan permasalahan kesehatan pasien dan keluarganya dalam waktu singkat. Terdapat empat unsur pokok dalam PMOR antara lain : Data Dasar Keluarga Data Masalah Kesehatan Rencana Awal Catatan Kemajuan

Masalah Kesehatan Masalah kesehatan secara umum dibagi menjadi 2 yaitu : Masalah Aktif Merupakan masalah yang masih dan sedang berlangsung, membutuhkan terapi atau tindakan khusus sehingga dapat mempengaruhi penanganan pasien saat ini maupun masa yang akan datang (faktor risiko yang akan datang). Masalah Inaktif Masalah yang masih tetap ada pada pasien tetapi tidak memerlukan tindakan khusus, misal polio 10 tahun yang lalu dengan atrofi 1 kaki, namun sekarang sudah dapat bekerja dengan kaki pincang. Masalah inaktif juga dapat merupakan penyebab atau diduga ada kaitannya dengan masalah yang sekarang, misal anak dengan riwayat kelahiran asfiksia sangat mungkin menderita kejang.
5

EVY YULIA KUSMAYANTI | ILMU KESEHATAN ANAK PERIODE 1 APRIL 15 JUNI 2013
RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

Cara membuat daftar masalah adalah sebagai berikut : Setiap masalah yang perlu dijadikan masalah harus dimasukkan ke dalam daftar masalah Setiap masalah diurutkan menurut tanggal ditemukannya masalah Setiap masalah ditulis secara jelas dan objektif sesuai fakta yang ada baik anamnesis, pemeriksaan jasmani, maupun pemeriksaan penunjang.

Rencana Awal Rencana awal berisis rencana pengelolaan, baik rencana awal maupun pengelolaan lanjut (di ruang perawatan) dengan mengacu kepada daftar masalah. Setiap masalah aktif mempunyai rencana tersendiri. Teknis penyusunan rencana adalah sebagai berikut : Rencana hanya untuk masalah aktif Rencana ditulis satu persatu sesuai masalah aktif yang ada 3. Rencana sedapat mungkin bersifat spesifik untuk tercapainya tujuan pemecahan masalah Rekomendasi dari ahli yang lain dapat dimasukkan dalam rencana Rencana pengobatan & tindakan diberi nomor sesuai nomor masalah bukan no.urutan Rencana yang perlu segera dilaksanakan -> diberi tanda khusus sehingga mudah dilaksanakan. Rencana awal mencakup hal-hal berikut : Rencana diagnosis Rencana tindakan Rencana terapi Rencana monitoring dan evaluasi asuhan keperawatan Rencana edukasi
6

EVY YULIA KUSMAYANTI | ILMU KESEHATAN ANAK PERIODE 1 APRIL 15 JUNI 2013
RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

Sedangkan Rencana lanjutan adalah rencana yang dibuat setelah membuat catatan kemajuan. Rencana lanjutan dapat pula sudah dipikirkan saat menyusun rencana awal. Catatan Kemajuan Catatan perkembangan adalah tindak lanjut penanganan masalah dan mekanisme umpan balik terhadap daftar masalah dan rencana awal. Fungsi dari catatan kemajuan adalah : Menggambarkan keadaan pasien yang mutakhir, waktu demi waktu, berisi apa yang sedang terjadi, sedang dikerjakan dan apa yang direncanakan untuk dikerjakan. Merupakan penilaian periodik terhadap pelayanan medik yang diberikan Merupakan gambaran proses penyakit berdasarkan data yang ada Merupakan data penting untuk pihak ketiga Sedangkan isinya merupakan informasi tambahan yang diperoleh selama pengelolaan masalah, yaitu : Data subyektif yang didapat dari anamnesis tambahan maupun data obyektif yang didapat dari pemeriksaan fisik tambahan ataupun pemeriksaan penunjang. Analisis data subyektif dan obyektif dan rencana baru Atau biasa dituliskan dalam POMR sebagai SOAP, yang uraiannya adalah sebagai berikut : S = Subjective Information (Keterangan Subyektif) : Keluhan utama, riwayat penyakit sekarang (RPS), riwayat penyakit sebelumnya (RPD), riwayat penyakit keluarga (RPK), keadaan sosial ekonomi O = Objective Information (Keterangan Obyektif) Temuan pemeriksaan fisik, data-data pemeriksaan psikologik, hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain A = Assessment (Penilaian) : Status masalah sekarang/diagnosis kerja (working diagnosis), diagnosis, diagnosis banding (defferential diagnosis), ICD (International Classification of Diseases)
7

EVY YULIA KUSMAYANTI | ILMU KESEHATAN ANAK PERIODE 1 APRIL 15 JUNI 2013
RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

P = Plan (Rencana) : Penatalaksanaan medikamentosa dan nonmedikamentosa, rencana pemeriksaan penunjang, target penatalaksanaan, edukasi pasien. Resume Akhir Dari beberapa kewajiba dokter atas rekam medis pada pasien rawat inap, ada satu hal yang perlu diperhatikan khusus, yaitu pembuatan resume akhir atau evaluasi pengobatan. Resume ini dibuat setelah pasien ini dipulangkan. Isi resume harus singkat, menjelaskan informasi penting tentang penyakit, pemeriksaan yang dilakukan dan pengobatannya. Isinya antara lain menjelaskan : Mengapa pasien masuk rumah sakit (anamnesis) Hasil penting pemeriksaan fisik diagnostik, laboratorium, rontgen dan lain-lain. Pengobatan dan tindakan operasi yang dilaksanakan Keadaan pasien waktu keluar (perlu berobat jalan, mampu untuk bekerja dan lain-lain) Anjuran pengobatan dan perawatan (nama obat dan dosisnya, tindakan pengobatan lain, dirujuk kemana, perjanjian untuk datang lagi dan lain-lain) Tujuan pembuatan resume ini adalah : Untuk menjamin kontinuitas pelayanan medik dengan kualitas yang tinggi serta bahan yang berguna bagi dokter pada waktu menerima pasien untuk dirawat kembali. Bahan penilaian staf medik rumah sakit. Untuk memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau perorangan tentang perawatan seorang pasien. Misalnya dari perusahaan Asuransi (setelah persetujuan Direktur). Sebagai bahan informasi bagi dokter yang bertugas, dokter yang mengirim dan dokter konsultan. Untuk pasien yang meniggal dibuat Laporan sebab kematian.
8

Genogram

EVY YULIA KUSMAYANTI | ILMU KESEHATAN ANAK PERIODE 1 APRIL 15 JUNI 2013
RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

Genogram adalah suatu gambar/diagram/ susunan pohon keluarga dari pasien yang disusun oleh dokter keluarga berdasarkan informasi dari pasien dan keluarganya, yang di dalamnya tercantum keterangan kesehatan seluruh anggota keluarganya, sehingga memungkinkan terlacaknya masalah pasien dan keluarga yang sebenarnya, terutama kesehatan yang erat hubungannya dengan penyakit herediter dan atau penyakit menular. Adapun tujuan pembuatan genogram ini ialah : Mendapatkan gambaran tentang latar belakang keluarga Mengetahui masalah masalah kesehatan dalam keluarga yang potensial mempunyai hubungan dengan masalah kesehatan yang ada pada pasien Sedangkan waktu pembuatannya adalah : Pada saat pasien datang pertama kali Kunjungan berikutnya Pada beberapa kali kunjungan

Syarat genogram yang baik yaitu : Tercantum sekurang kurangnya 3 generasi, yang lahir terlebih dahulu di sebelah kiri Tercantum nama, umur, tanda hidup/mati, penyebab kematian, keadaan kesehatan dari seluruh anggota keluarga dan anggota keluarga yang tinggal satu atap. Tercantum kedaan hubungan antar personal anggota keluarga yang mungkin harus diperhatikan dokter Tercantum keadaan sosial anggota keluarga yang mungkin mempengaruhi dan dipengaruhi keadaan kesehatan keluarga Simbol simbol yang digunakan dibuat sederhana dan mudah dilihat Tercantum keterangan/catatan kaki dari semua simbol dan singkatan yang digunakan

EVY YULIA KUSMAYANTI | ILMU KESEHATAN ANAK PERIODE 1 APRIL 15 JUNI 2013
RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

Anda mungkin juga menyukai