Anda di halaman 1dari 14

GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN PADA USIA LANJUT ( LANSIA)

Kelompok 1 1. Nike novita H 2. Richa mandilla 3. Septiana marifah 4. Anang afdillah 5. Novian santi Y W 6. Nurhidayati hanifah 7. Nur mahya 8. Moniken jantika 9. Agustin 10. aztrin

PROSES PENUAAN

Penuaan merupakan proses yan umum untuk mengubah individu dan kemampuan untuk mempertahankan homeostastis, khusunya pada waktu lansia mengalami sakit ( merokok).

PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN PADA LANSIA

Tingkat basal produksi sel darah tampaknya tidak diubah oleh proses penuaan, namun ada penurunan dalam kapasitas untuk merespon peningkatan permintaan selama periode stres, orang dewasa yang lebih tua mungkin hadir dengan perubahan dalam jaringan oksigenasi karena ketidakmampuan untuk merespon peningkatan permintaan untuk produksi sel darah merah.

CONT
1. Perubahan anatomik sistem pernafasan yang mengalami perubahan adalah : a. dinding dada b. otot otot pernafasan. c. saluran pernafasan. d. struktur jaringan parenkim paru. 2. perubahan fisiologis pernafasan : a. Gerakan pernafasan.

CONT

b. Distribusi gas. c. Volume dan kapasitas paru menurun. d. Gangguan transport gas menurun. e. Gangguan perubahan ventilasi.

GANGGUAN PERNAFASAN PADA LANSIA (ASMA)

Asma ialah gangguan inflamasi kronik pada jalan nafas yang menyertakan sel- sel serta elemen elemen yang mampu mengakibatkan peningkatan hiperesponsif pada jalan nafas dan memunculkan gejala yang episodic berulang yang berupa mengi, sesak nafas, serta batuk khususnya saat malam maupun dini hari.

KASUS
Tn c. 70 tahun dengan riwayat asma 10 tahun yang lalu, tinggal di panti wreda, sering mengalami sesak nafas dan mengeluh pusing. Kebiasaan tidak pernah melakukan kegiatan olahraga dan merokok. Saat ini Tn C. sedang berada di ruang gawat darurat RS karya Wreda dan mendapatkan tindakan oksigenasi karena pada malam sebelumnya mengalami sesak nafas.

PENGKAJIAN
Nama : tn C Umur : 70 tahun Keluhan utam : sesak nafas, pusing Riwayat penyakit dahulu : sering merokok, dan tidak pernah berolahraga . Riwayat penyakit sekarang : gangguan saluran pernafasan.

ANALISA DATA
Analisa data etiologi masalah Bersihan jalan nafas tidak efektif.

no
1 DS: Obstruksi DO : pasien mengalami trakeonbronkia sesak nafas, karena pasien l. sangat gemar merokok.

Diagnosa keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif behubungan debgab obstruksi trankeobrankia l. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler bronkeoli.

DS : pasien sesak nafas. DO: pasien mengalami proses penuaan.

Perubahan membran kapiler bronkeoli.

Gangguan pertukaran gas.

CONT
no Analisa data 3 DS : pasien mengatakan pusing dan pasien jarang berolahraga. etiologi Kekurangan suplai O2 masalah Resiko intoleransi aktivitas. Diagnosa keperawatan. Resiko aktivitas berhubungan dengan kekurangan suplai O2.

INTERVENSI
no Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan tidak adanya sumbatan jalan nafas / jalan nafas terbuka. Dengan kriteria hasil; 1. Suara nafas 2. Rata rata dan kedalam respirasi 3. Tidak terdapat dipsnea. intervensi

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi trakeonbronkial.

1. Kaji dan laporkan tanda tanda dan gejala dari ketidakefektifan bersihan jalan nafas. 2. Instruksiakan dan bantu klien untuk mengubah posisi semi fowler, nafas dalam, dan batuk setiap satu sampai

CONT
2 Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan berhubungan dengan perubahan tindakan membran kapiler bronkeoli. keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan tidak mengalami gangguan pertukaran gas dengan kriteria hasil: 1. Tidak mengalami kecemasan 2. Respirasi normal 3. Gas darah normal 1. Kaji dan laporkan tanda dan gejala pertukaran gas 2. Posisikan klien semi fowler. 3. Instruksikan dan bantuklien untuk tirah baring, nafas dalam dan bantuk 1-2 jam 4. Berikan terapi oksigenasi jika diperlukan 5. anjurkan untuk tidak merokok.

CONT
no Resiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan kekurangan suplai O2 Setelah dilakukan tindakan intervensi selama 1x 24 jam, pasien diharapkan dapat memenuhi aktivitas dan latihanya, dengan kriteri hasil : 1. Melaporkan / menunjukkan peningkatan toleransio aktifitas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea.kelemaha n berlebihan dan 1. Evaluasi reesponse pasien terhadap aktivitas. 2. Catat laporan dispnea 3. Catat perubahan tanda vital selama dan aktivitas 4. Bantu aktivitas perawatab diri yang diperlukan 5. Berikan kemajuan peningkatan

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai