(IbM)
ARTIKEL ILMIAH
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
Judul
: IbM TEKNOLOGI CABINET TRAY DRYER UNTUK
KUALITAS PASCA PANEN RUMPUT LAUT (gracilaria sp) DARI
BUDIDAYA TAMBAK PAYAU
Ketua
Anggota
: Ir.MIMIT PRIMYASTANTO, MP
: Ir.M.FIRDAUS, MS
NIP.: 196305111988021001
NIP.: 196809192005011001
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
(i)
1. Abstrak
IbM TEKNOLOGI CABINET TRAY DRYER UNTUK KUALITAS PASCA
PANEN RUMPUT LAUT (gracilaria sp) DARI BUDIDAYA TAMBAK PAYAU
Ir.MIMIT PRIMYASTANTO, MP dan Ir.M.FIRDAUS, MS, MS)*
(Makalah disampaikan pada Seminar Pemaparan Hasil Pelaksanaan Program
Pengabdian kepada masyarakat Mono Tahun (IbM). DIKTI. 26-27 September
2011. Jakarta).
Desa Raci Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan merupakan wilayah pesisir yang
berdekatan dengan laut yaitu sekitar 1-2 km dari laut dan hampir 50% pertanian
sudah menjadi tambak udang/ikan sehingga aktivitas penduduk adalah nelayan dan
budidaya udang/ikan . Rumput laut (gracilaria sp) adalah produk budidaya laut dan
sejak tiga tahun yang lalu mulai dibudidayakan di areal pertambakan. Sistem yang
diterapkan adalah dengan system polyculture, yaitu antara rumput laut, udang dan
bandeng namun ada beberapa kendala yang dihadapi untuk mengembangkan rumput
laut (gracilaria sp) adalah Pengetahuan pembudidaya tambak tentang teknologi
rumput laut masih sangat rendah baik teknologi budidaya, penanganan pasca panen
sampai pemasaran masih rendah serta belum adanya pembinaan dari Perguruan
Tinggi sebagai Pihak Pemilik Teknologi dan pengeringan rumput laut yang
dilakukan dengan sinar matahari serta kendala dengan musim hujan. Oleh karena itu
perlu perbaiki adanya teknologi pengeringan yang berkualitas yang didukung
dengan CABINET TRAY. Tujuan Program IbM ini untuk memperbaiki Teknologi
pasca panen rumput laut melalui penerapan CABINET TRAY DRYER. Sedang
Metode program IbM ini adalah PRA (Participation Rural Appricitory) yaitu
melibatkan masyarakat untuk kegiatan ini dengan pelaksanaanya dengan pelatihan
dan demonstrasi serta evaluasi untuk melihat efektivitas program sehingga program
akan tersosialisasi dengan efisien. Dampak kegiatan ini bahwa alat yang dihibahkan
memberikan manfaat karena alat ini sangat adatif dan mudah dioperasikan,
kapasitasnya 100 kg, umur ekonomi 10 tahun dan telah menarik minat dari 20
UMKM budidaya . Program ini dinyakan positif dengan skoring 70% dan para
responen menginginkan alat lebih besar.
.
*) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Brawijaya, Malang
*) Kata kunci : Budidaya rumput laut Gracilaria sp, CABINET TRAY DRYER .
1.PENDAHULUAN
Potensi yang dimiliki untuk usaha perikanan air payau adalah tambak
seluas 3.966,9 ha yang tersebar di 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Bangil,
Kraton, Rejoso, Lekok dengan jumlah pembudidaya tembak sekitar 1.772
RTP. Pada umumnya kondisi tambak di Kabupaten Pasuruan saat ini dikelola
secara tradisional dan tradisional plus, sehingga tingkat produktivitasnya
masih tergolong rendah. Adapun
5
dan dapat dipanen dalam sebulan kemudian, dan seterusnya. Ketika panen yang
kedelapan kali, barulah diganti dengan bibit yang baru.
Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan pangan dengan energi panas seperti sinar matahari atau
peralatan mekanis dan pengeringan juga merupakan salah satu pengawetan bahan
pangan yang konvensional dilakukan manusia agar kandungan air bahan pangan
berkurang sehingga kecepatan kerusakan bahan pangan dapat diperlambat.
Pengeringan mekanis
buatan manuasia yang akan menghasilkan produk yang sanitier dan hygiene serta
produk yang berkualitas. CABINET TRAY DRYER merupakan alat pengeringan
serba guna yang akan diterapkembangkan pada pengeringan rumput laut.
Diharapkan
6
1.
4.
Alat ini berbentuk persegi panjang dan terbuat dari bahan anti karat yaitu
Kerangka Stainless Steel dan dinding Aluminum
untuk
meningkatkan pendapatan para UKMK. Alat ini akan dihibahkan kepada kelompok
Budidaya Rumput laut Gracilaria sp (yang bernama MINA SEJAHTERA) Desa Raci
Kec.Kraton
diharapkan nantinya alat ini akan digunakan sebagai percontohan baik di Pasuruan
maupun di Tempat lainnya.
jangkauan pemasaran yang luas. Peralatan akan diberikan pada UKM saasaran.
Selanjutnya selama aktivitas berlangsung melakukan praktek percontohan kepada
UKM lain atau kelompok pengolah lainnya dengan melakukan demo dan pelatihan.
Metode lain yang digunakan dalam pelaksanaan program ini adalah kaji
tindak yang meliputi pembuatan alat, demontrasi, penyuluhan dan pelatihan. Sasaran
demontrasi, penyuluhan dan pelatihan ditujukan pada rekanan pengusaha kecil dan
sasaran antara strategis dilaboratorium Pusat Pengembangan Teknologi dan
Agribisnis Perikanan di daerah Malang.
Kelompok
MINA SEJAHTERA.
Produk Budidaya AIR PAYAU antara lain RUMPUT LAUT, ikan bandeng dan
udang. Kelompok ini diketuai oleh Pak H.ILYAS. Tingkat Pendidikan mereka ratarata bervariasi mulai SMP-SMA khususnya ketuanya berpendidikan SMA, sehingga
mereka pada umumnya belum banyak mengerti cara penanganan pasca panen yang
saniter/baik terutama penggunaan pengeringan selain sinar matahari yaitu dengan alat
pengering mekenis yaitu CABINET TRAY DRYER.
Kelompok ini mulai mencoba budidaya rumput laut (Gracilaria sp ) sistem
air payau di tambak ( bekas tambak udang yang sudah tidak produksif) mulai tahun
2005 dengan 5 orang dan sekarang berkembang menjadi 25 orang yang bergabung
dalam kelompok MINA SEJAHTERA. Kelompok ini menghasilkan rumput laut
per 3 bulan 10-20 ton dan disetorkan ke perusahaan yaitu PT. Agar Sehat Lestari
9
Kab.Pasuruan. Dalam pertemuan diikuti 20 peserta dari UMKM, Kepala Dinas dan
ketua LPPM Universitas Brawijaya, Malang, Selanjutnya dilakukan penyuluhan serta
Tanya jawab kepada UMKM budidaya rumput laut dan dilanjutkan demo Lapang
tentang penggunaan alat CABINET TRAY DRYER untuk pasca panen dalam
mengeringkan rumput laut. Kegiatan tersebut telah memberikan modal baru kepada
iklim usaha rumput laut Gracilaria sp , khususnya Penanganan Pasca Panen rumput
laut Gracilaria sp yang sanitier dan higienis.
Untuk dapat mengetahui secara tuntas hasil kegiatan penyuluhan ini kiranya
masih diperlukan waktu terutama mengenai berlanjutnya usaha tersebut. Dalam
jangka pendek telah diketahui tentang kemauan masyarakat mengikuti kegiatan
ceramah dan kegiatan lapangan, mengadopsi materi dan melatih ketrampilan dalam
bentuk praktek lapang. Kegiatan tersebut telah memberikan modal baru dalam iklim
usaha dan akan jadi acuan dalam perkembangan usaha tersebut.
Praktek lapang dilakukan setelah adanya serah terima dengan cara
demonstrasi Alat CABINET TRAY DRYER untuk mengeringkan rumput laut. Dari
hasil lapangan ada perkembangan bahwa pengeringan rumput laut harus rolling
(pergantian rak bagian bawah yang telah berisi bahan, akan lebih kering lebih dahulu
dan rak diatasnya dipindahkan bagian bawah
3.3.Evaluasi Hasil
Percobaan alat CABINET TRAY DRYER ini selama penyuluhan dan demo
memberikan pada hari pertama belum memberikan nilai positif karena Para UMKM
belum memahami cara penggunaan alat baik setting gas elphijinya dan
setting
lubang ventilasinya maupun perpindahan rak bagian bawah yang telah kering rumput
10
laut dengan rak bagian atas kerah bawah . Disamping itu ada perubahan sedikit
bahwa rumput laut yang akan dikeringkan harus ditiriskan terdahulu sebelum
dikeringkan karena rumput laut basah yang membawa air dari laut akan menghambat
proses pengeringan. Namun hari kedua kegiatan demo berjalan lancar karena UMKM
mulai mengerti penggunaan alat sehingga pengeringan bias berjalan sempurna
dengan cara menukar rak dari atas ke bawah dan hasil pengeringan menjadi merata..
Alat ini juga lebih cepat dibanding dengan alat tradisional yang menggunakan sinar
matahari dan lebih banyak bahan baku yang masuk terproses yaitu 100 kg/proses.
Sehingga proses pengeringan lebih cepat 6 jam dari proses biasa dan disamping itu
produk lebih sanitier dan hygiene karena lalat dan debu tidak tersentuh serta alat ini
tahan karat sehingga akan meningkatkan produktifitas dan pendapatan budidaya
rumput laut.
Dampak kegiatan dalam penerapan Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) bahwa alat
CABINET TRAY DRYER adalah alat ini sangat adatif dan
mudah dipindah-
oleh masing-masing
11
Disamping peranan PEMDA setempat harus dapat memberikan motivasi yang tinggi
agar produk yang dihasilkan dapat dikenal konsumen luar daerah. Pendekatan atau
pembinaan oleh para penyuluh lapangan perlu ditingkatkan dan berkelanjutan agar
lebih dapat dirasakan manfaat oleh masyarakat pengguna program ini (Proses dan
alat).
12
6.DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 1987. Budidaya Rumput Laut. Majalah Trubus Februari. Pusat
Informasi Pertanian Trubus.Jakarta.
, 1990.
Petunjuk Teknis Budidaya Rumput Laut. Badan Penelitian
Dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta.
_________, 2000.
Rumput Laut. http: //www.pdii.lipi.go.id. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia : Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah.
Jakarta.
_________, 2001. Budidaya, Pengolahan, dan Pemasaran Rumput Laut. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Anggadireja J, S.
Irawati 1996 dan Kusmiyati. 1996. Protein dan Manfaat
Rumput Laut Indonesia Dalam Bidang Farmasi. Seminar Nasional
Industri Rumput Laut. Jakarta 13 Juli 1996.
Aslan, L.M. 1998. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Astawan, M.
13
Indriani. H dan Sumiarsih. E. 1995.Budidaya Pengolahan Dan Pemasaran Rumput
Laut. Penebar Swadaya. Jakarta.
Junus, P. T. 1995. Mengenal Hama Rumput Laut. Sinar Tani. 7 Agustus 1995.
Labina, Yacobus dan Ende. 1992. Teknologi Pasca Panen. Sinar Tani. 10 Juni 1992.
Noor, Zulfriadi. 1996. Perdagangan Dan Industri Rumput Laut Di Dunia. Warta
APBIRI Volume II Maret 1996.
Paramawati, Raffi. 2000. Perkembangan Teknologi Kemasan Pangan (Tinjauan Dari
Sudut Filsafat). Makalah Pengantar Falsafah Sain (IPN 701). Program
Studi Ilmu Pangan. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Risjani, Yenny dan Yunianta. 2000. Perbaikan Kultur Euchema cottoni Dalam
Rangka Pengembangan Usaha Budidaya Rumput Laut Di Pantai Pulau
Madura. Mitra Akademika Edisi V No. 14 Juli 2000.
Setyawati, D., B.B. Sasmita dan H. Nursyam.2000. Pengaruh Jenis Rumput Laut dan
Lama Ekstraksi Terhadap Peningkatan Kualitas Karagenan. Dalam
Jurnal-jurnal Ilmu Hayati Volume 12 Nomor 2. Lembaga Penelitian
Universitas Brawijaya. Malang.
Soegiarto, A., W.S. Atmaja, Sulistijo dan H. Mubarak. Rumput Laut, Manfaat,
Potensi dan Usaha Budidaya. Lembaga Oseanologi Nasional. LIPI.
Jakarta.
Suptijah, P. 2002. Rumput Laut : Prospek dan Tantangannya. Makalah Pengantar
Falsafah Sains (PPS702) Program Pasca sarjana / S3. Institut Pertanian
Bogor.
Susanto, T. 1993. Pengantar Pegolahan Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya Malang.
Susanto, A.B. 2001. Rumput Laut Bukan Sekedar Hidup Di Laut. Jurnal Ilmu
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Diponegoro Semarang.
Swastha, Basu D. H. 1979. Asas-asas Marketing. Akademi Keuangan Dan Bisnis
Yogyakarta.
Winarno, F.G. 1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta.
14
LAMPIRAN
15
1. Serah Terima antara Peneliti dengan UMKM
Kegiatan di bengkel pada Pembuatan Pipapipa kisi sebagai banner untuk Alat
CABINET TRAY DRYER
16