Anda di halaman 1dari 33

"

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang


Demam Tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang terutama di daerah tropis (musim hujan dan musim panas) dan subtropis (musim semi, musim panas, musim gugur, musim dingin). Penyakit ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar hygiene industri pengolahan makanan yang masih rendah. Demam Tifoid masih merupakan penyakit endemik yang ditemukan terus menerus dalam suatu wilayah tertentu misalnya di Indonesia ( ermin Dunia

!edokteran, "###). Demam Tifoid termasuk penyakit menular yang tercantum dalam $ndang% $ndang nomor & tahun "#&' tentang wabah (tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada orang banyak), $ndang($ndang no ) tahun "#*) tentang penyakit menular dan Peraturan Pemerintah no )+ tahun "##" tentang penanggulangan wabah menular. ,esarnya angka pasti kasus Demam Tifoid di dunia sangat sulit ditentukan karena penyakit ini mempunyai gejala dengan spektrum klinis yang sangat luas (Djoko -idodo, buku ajar IPD $I '++., hal. "./').

'

ara penegakan diagnosis Demam Tifoid salah satunya adalah $ji -idal. $ji -idal merupakan salah satu uji serologis yang sampai saat ini masih digunakan secara luas, khususnya di negara berkembang termasuk Indonesia (0uwahyo. "#.#). Pang ("#*#) menyatakan bahwa $ji -idal bernilai diagnosis yang tinggi untuk Demam Tifoid (#),12) asalkan dapat diketahui titer antibodi di orang normal dan penderita Demam 3ontifoid. Pang dan Puthucheary mengatakan bahwa uji -idal masih merupakan pilihan cara yang praktis sehubungan kesulitan dalam memeriksa bakteri di negara berkembang. Data -orld 4ealth 5rgani6ation (-45) tahun '++1 memperkirakan terdapat sekitar ". juta kasus Demam Tifoid di seluruh dunia dengan insidensi &++.+++ kasus kematian tiap tahun. Di negara berkembang kasus Demam Tifoid dilaporkan sebagai penyakit endemis dimana #/2 merupakan kasus rawat jalan. 0ehingga insidensi yang sebenarnya adalah "/%'/ kali lebih besar dari laporan rawat inap di rumah sakit. Di Indonesia kasus ini tersebar secara merata di seluruh propinsi dengan insidensi di daerah pedesaan 1/*7"++.+++ penduduk7tahun dan di daerah perkotaan .&+7"++.+++ penduduk7tahun atau sekitar &++.+++ dan "./ juta kasus per tahun. $mur penderita yang terkena di Indonesia dilaporkan antara 1%"# tahun pada #"2 kasus (Djoko -idodo, buku ajar IPD $I '++., hal. "./'). 8enurut data 0ur9eilans Departemen !esehatan :I, frekuensi kejadian Demam Tifoid di Indonesia pada tahun "##+ sebesar #,' dan pada tahun "##) terjadi peningkatan frekuensi menjadi "/,) per "+.+++ penduduk. Dari sur9ei berbagai rumah sakit di Indonesia dari tahun "#*" sampai dengan "#*&

memperlihatkan peningkatan jumlah penderita sekitar 1/,*2 yaitu dari "#./#& menjadi '&.&+& kasus. ase ;atality :ate ( ;:) Demam Tifoid di tahun "##&

sebesar ",+*2 dari seluruh kematian di Indonesia. 3amun demikian berdasarkan hasil 0ur9ei !esehatan :umah Tangga Departemen !esehatan :I (0!:T Depkes :I) tahun "#// Demam Tifoid tidak termasuk dalam "+ penyakit dengan mortalitas tertinggi (Djoko -idodo, buku ajar IPD $I '++., hal. "./'). ,erdasarkan Data 0ur9eilans tahun '++., insiden Demam Tifoid tahun '++. sangat tinggi sebesar ""+,. per "++.+++ penduduk. Propinsi <ampung merupakan propinsi di seluruh Indonesia yang merupakan insiden Demam Tifoid yang tertinggi sebesar 1)),. per "++.+++ penduduk (Peta kesehatan '++.). ,erdasarkan data di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian untuk mengetahui bagaimana gambaran $ji -idal sebagai salah satu alat uji diagnosis penyakit Demam Tifoid pada bulan =anuari '+"+ sampai 0eptember '+"" di :umah 0akit ,intang >min 4usada ,andar <ampung. B. Perumusan Masalah >dapun permasalahan yang menjadi pokok kajian dalam makalah ini adalah ?,agaimana gambaran $ji -idal tersebut sebagai alat uji diagnosis penyakit Demam Tifoid di :umah 0akit ,intang >min 4usada ,andar <ampung periode bulan =anuari '+"+ sampai 0eptember '+""@A. C. Tujuan >. Tujuan $mum

$ntuk mengetahui gambaran dari $ji -idal sebagai salah satu alat diagnosis penyakit Demam Tifoid periode bulan =anuari '+"+ sampai 0eptember '+"". ,. Tujuan !husus $ntuk mengetahui sensitifitas $ji -idal di :umah 0akit ,intang >min 4usada ,andar <ampung periode bulan =anuari '+"+ sampai 0eptember '+"".
D. Manfaat

a. 8emberikan informasi tambahan mengenai gambaran $ji -idal sebagai salah satu alat diagnosis Demam Tifoid bagi :umah 0akit ,intang >min 4usada ,andar <ampung. b. 8emberikan informasi tambahan mengenai sensitifitas $ji -idal sebagai bahan pertimbangan :umah 0akit ,intang >min 4usada ,andar <ampung. c. 0ebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan peneliti tentang gambaran $ji -idal sebagai salah satu diagnosis Demam Tifoid. d. 8emberikan informasi tambahan mengenai gambaran $ji -idal sebagai salah satu alat diagnosis Demam Tifoid bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

E. Ruang l ngku! Dalam penelitian ini peneliti membatasi ruang lingkup yang di teliti sebagai berikut B =enis Penelitian B Deskriptif retrospektif ( Data :ekam medik pasien dengan demam 1 hari atau lebih dan dilakukan $ji -idal periode bulan =anuari '+"+ sampai 0eptember '+""). <okasi Penelitian -aktu Penelitian B :umah 0akit ,intang >min 4usada ,andar <ampung. B ,ulan 3o9ember sampai Desember '+""

&

BAB II T njauan Pustaka

A.
$.

Demam T f" #
Def n s Demam Tifoid adalah suatu infeksi demam sistemik akut yang disebabkan oleh beberapa spesies Salmonella typhi, Paratyphi > dan ,. serta kadang% kadang Salmonella Typhimurium (4arrison Cdisi "1, "### ). 0edangkan menurut Darmowandowo tahun '++&, Demam Tifoid adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh kuman gram negatif Salmonella typhi. 0elama terjadi infeksi, kuman tersebut bermultiplikasi dalam sel fagositik mononuklear dan secara

berkelanjutan dilepaskan ke aliran darah. %. Et "l"g Demam Tifoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhi (S. Typhi), Salmonella paratyphi A (S. Paratyphi A) , Salmonella paratyphi B (S. Paratyphi B) dan kadang%kadang jenis salmonella yang lain. Demam yang disebabkan oleh S. Typhi cendrung

untuk menjadi lebih berat daripada bentuk infeksi salmonella yng lain. (>shkena6i et al, '++'). Salmonella merupakan bakteri batang gram negatif yang bersifat motil, tidak membentuk spora dan tidak berkapsul. 0ebagian besar strain meragikan glukosa, maltosa dan manitol untuk menghasilkan asam dan gas tetapi tidak meragikan laktosa dan sukrosa. !ebanyakan spesies resisten terhadap agen fisik namun dapat dibunuh dengan pemanasan sampai /),)D &+ D ("1+D ;) selama " jam atau

(")+ D ;) selama "/ menit. 0almonella tetap dapat hidup pada

suhu ruang dan suhu yang rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan hidup selama berminggu%minggu dalam sampah, bahan makanan kering, agen farmakinetika, bahan tinja (>shkena6i et al, '++'). Salmonella memiliki antigen somatik 5 dan antigen flagella 4. >ntigen 5 adalah komponen lipopolisakarida dinding sel yang stabil terhadap panas sedangkan antigen 4 adalah protein labil panas. (>shkena6i et al, '++') &. E! #em "l"g 5rganisme penyebab S. typhi dan S.paratyphi >, , dan termasuk dalam genus Salmonella dan merupakan patogen pada

manusia. Infeksi memiliki pre9alensi tertinggi di >sia selatan dan Tenggara, Timur tengah, >merika tengah dan 0elatan serta >frika. 0ebagian besar kasus terjadi pada imigran dalam perjalanan panjang ke negara asalnya dan resiko untuk turis jangka pendek sangat rendah (,. !. 8andal et al, '++)). Data yang dikumpulkan oleh The Centers For Disease Kontrol and Prevention ( D ) memperlihatkan bahwa insiden di >merika 0erikat menurun lima kali lipat dari tahun "#// sampai tahun "#&&. Tempat utama penyakit Tifoid adalah >leEandria, 8esir, Indonesia terutama =akarta, 0antiago dan Cdisi "1, "### ). '. Pat"l"g 0aluran pencernaan yang terkena infeksi terutama adalah usus halus yaitu di daerah ileum terminal biasanya pada plak peyeri, namun demikian folikel%folikel limfoid di bagian proksimal maupun distalnya dapat terkena juga. Plak peyeri mula%mula memperlihatkan tanda%tanda peradangan yang menonjol ke arah lumen kemudian diikuti proses nekrosis dan ulserasi, biasanya terjadi pada minggu ke dua. Pada kasus yang ringan lesi peradangan ini mungkin menghilang tanpa adanya nekrosis. Tukak berwarna coklat kekuningan atau hitam berbentuk o9al dengan sumbu panjang sesuai dengan sumbu usus, permukaan kasar dan dasarnya sangat dangkal. hile (4arrison

Penyembuhan tukak ini pada akhir minggu ketiga dan meninggalkan jaringan parut yang tidak mempunyai kecenderungan untuk menjadi striktur, penyempitan karena jaringan parut. Penyembuhan sempurna terjadi pada minggu kelima (>nderson, "##)F :obbin dan ortan,"##&). (. Man festas )l n s 8asa inkubasi ber9ariasi dan tergantung pada ukuran inokulum dan keadaan pertahanan penjamu. Gariasi masa inkubasi adalah antara 1 sampai &+ hari (Herald T. !eusch "###). 8asa tunas Demam Tifoid berlangsung antara "+%") hari. Hejala% gejala klinis yang timbul sangat ber9ariasi dari ringan sampai berat, dari asimtomatik hingga gambaran penyakit yang khas disertai komplikasi sampai kematian. Demam tifoid yang tidak diobati sering kali merupakan penyakit berat yang berlangsung lama dan terjadi ) minggu atau lebih. ". 8inggu pertama Demam yang semakin meningkat pada malam hari, nyeri kepala, malaise, konstipasi, bradikardi relatif. '. 8inggu ke dua Demam terus menerus, diare, distensi abdomen, splenomegali serta lidah berselaput kotor di bagian tengah, tepi dan ujungnya

"+

berwarna merah dan lidah juga mengalami tremor (,. !. 8andal et al, '++)).

1.

8inggu ke tiga Demam terus menerus, delirium, mengantuk, distensi

abdomen, diare (Parry, '++'). ). 8inggu ke empat Perbaikan bertahap semua gejala (,. !. 8andal et al, '++)). !eluhan dan gejala Demam Tifoid tidak khas dan ber9ariasi dari gejala seperti flu ringan sampai menunjukkan sakit berat dan fatal yang mengenai banyak sistem organ. 0ecara klinis gambaran penyakit Demam Tifoid berupa demam berkepanjangan, gangguan fungsi usus dan keluhan susunan saraf pusat. Hejala%gejalanya antara lain B ". Panas lebih dari . hari, biasanya mulai dengan sumer yang makin hari makin meninggi, sampai pada minggu ke ' panas tinggi terus menerus terutama pada malam hari. '. Hejala gastrointestinal dapat berupa obstipasi, diare, mual, muntah dan kembung, hepatomegali, splenomegali dan lidah kotor tepi hiperemi.

""

1.

Hejalah saraf sentral berupa delirium, apatis, somnolen, sopor bahkan sampai koma (Darmowandowo, '++&)

*.

Res!"n Imun 8asuknya kuman S. typhi dan S. paratyphi ke dalam tubuh manusia terjadi melalui makanan yang terkontaminasi kumam. 0ebagian kuman dimusnahkan dalam lambung, sebagian masuk kedalam usus dan selanjutnya berkembang biak. ,ila respon imunitas humoral mukosa (Ig>) usus kurang baik maka kuman akan menembus sel sel epitel (terutama sel ( 8) dan selanjutnya ke lamina propria. Di dalam lamina propria kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel(sel terutama oleh makrofag. !uman dapat hidup dan berkembang biak di dalam makrofag dan selanjutnya dibawa ke pla ue peyeri ileum distal kemudian ke kelenjar getah bening mesenterika. 0elanjutnya melalui duktus torasikus kuman yang masuk didalam makrofag ini masuk kedalam sirkulasi darah (mengakibatkan bakterimia pertama yang asimtomatik) dan menyebar keseluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa. Di organ ( organ ini kuman meninggalkan sel fagosit dan kemudian berkembang biak diluar sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk kedalam sirkulasi darah lagi yang mengakibatkan bakterimia yang kedua kalinya dengan disertai tanda% tanda dan gejala penyakit infeksi sistemik. Di dalam hati kuman masuk ke dalam

"'

kandung empedu, berkembang biak dan bersama cairan empedu diekskresikan secara AintermitenA kedalam lumen usus. 0ebagian kuman dikeluarkan melalui feses dan sebagian masuk lagi ke dalam sirkulasi setelah menembus usus. Proses yang sama terulang kembali karena makrofag telah terakti9asi dan hiperaktif maka saat fagositosis kuman Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi yang selanjutnya akan menimbulkan gejala reaksi inflamasi sistemik seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, gangguan mental dan gangguan koagulasi. Di dalam pla ue peyeri makrofag menjadi hiperaktif sehingga menimbulkan reaksi hiperplasia jaringan S. Typhi intra makrofag menginduksi reaksi hipersensitifitas tipe lambat, hiperplasia jaringan, organ tubuh membesar karena bertambahnya jumlah sel%sel dalam jaringan dan nekrosis organ adalah kematian sel% sel di dalam organ. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar pla ue peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasia akibat akumulasi se%sel mononuklear di dinding usus. Proses patologis jaringan limfoid ini dapat berkembang hingga ke lapisan otot, serosa usus dan dapat mengakibatkan perforasi. Cndotoksin dapat menempel di reseptor sel endotel kapiler dengan akibat timbulnya komplikasi seperti gangguan neuropsikiatrik, kardio9askular, pernafasan dan gangguan organ lainnya (Djoko widodo, buku ajar IPD $I '++., hal. "./').

"1

B.

U+I ,IDAL $. Def n s $ji -idal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). >glutinin yang spesifik terhadap Salmonella typhi terdapat pada serum penderita demam tifoid, orang yang pernah tertular Salmonella typhi dan orang yang pernah mendapatkan 9aksin demam tifoid (dr. 8. 3ur 4idayat, '+"+). $ji -idal dilakukan untuk mendeteksi antibodi terhadap kuman S.typhi. Pada $ji -idal terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen kuman S. Typhi dengan antibodi yang disebut aglutinin (Djoko -idodo, buku ajar IPD $I '++., hal. "./'). >ntigen yang digunakan pada $ij -idal adalah suspensi S. typhi yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari $ji -idal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita yang diduga menderita Demam Tifoid. Dari ketiga aglutinin yaitu aglutinin 5, 4 dan Gi, hanya aglutinin 5 dan 4 yang ditentukan titernya untuk diagnosis. 0emakin tinggi titer aglutininnya semakin besar pula kemungkinan di diagnosis sebagai penderita Demam Tifoid.

")

Pembentukan agglutinin mulai terjadi pada akhir minggu pertama (Djoko -idodo, buku ajar IPD $I '++., hal. "./'). Prinsip pemeriksaan adalah reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur dengan suspense antigen Salmonella typhosa. Pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (agglutinin). >ntigen yang digunakan pada $ji -idal ini berasal dari suspense Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dalam laboratorium. Dengan jalan mengencerkan serum maka kadar anti dapat ditentukan. Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan reaksi aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum (dr. 8. 3ur 4idayat, '+"+). Penelitian pada anak oleh hoo dkk ("##+) mendapatkan

sensiti9itas dan spesifisitas masing%masing sebesar *#2 pada titer 5 atau 4 I"7)+ dengan nilai prediksi positif sebesar 1).'2 dan nilai prediksi negatif sebesar ##.'2. ,eberapa penelitian pada kasus Demam Tifoid anak dengan hasil biakan positif, ternyata hanya didapatkan sensiti9itas $ji -idal sebesar &)%.)2 dan spesifisitas sebesar .&%*12 (dr. 8. 3ur 4idayat, '+"+). %. Pa#a !emer ksaan Uj , #al # kenal bebera!a ant gen -ang # !aka sebaga !arameter !en la an has l Uj , #al. Menurut #r. M. Nur H #a-at. %/$/ ma0am1ma0am ant gen a#alah 2

"/

". >ntigen 5 merupakan somatik yang terletak di lapisan luar tubuh kuman. 0truktur kimianya terdiri dari lipopolisakarida. >ntigen ini tahan terhadap pemanasan "++J dan asam yang encer. '. >ntigen 4 merupakan antigen yang terletak di flagela, fimbriae atau fili 0. typhi dan berstruktur kimia protein. 0. typhi mempunyai antigen 4 phase%" tunggal yang juga dimiliki beberapa 0almonella lain. >ntigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu &+J asam. 1. >ntigen Gi terletak dilapisan terluar 0. typhi (pada kapsulnya) yang melindungi kuman dari fagositosis dengan struktur kimia glikolipid, akan rusak bila dipanaskan selama " jam pada suhu &+J , dengan pemberian asam dan fenol. >ntigen ini digunakan untuk mengetahui adanya faktor pembawa . &. A#a!un fa0t"r1fakt"r -ang #a!at mem!engaruh Uj , #al. Menurut #r M.Nur H #a-at. %/$/ antara la n 2 ". '. !eadaan umum B gi6i buruk dapat menghambat pembentukan antibodi. 0aat pengambilan spesimen B berdasarkan penelitian 0enewiratne, dkk. kenaikan titer antibodi ke le9el diagnostik pada $ji -idal umumnya paling baik pada minggu kedua atau ketiga, yaitu #/,.2, sedangkan kenaikan titer pada minggu pertama adalah hanya */,.2. dan pada pemberian alkohol dan selama '(/ jam, alkohol

"&

1.

Pengobatan dini dengan antibiotika B pemberian antibiotika sebelumnya dapat menghambat pembentukan antibodi.

).

Gaksinasi terhadap Salmonella bisa memberikan reaksi positif palsu B Titer agglutinin 5 dan 4 meningkat setelah di 9aksinasi dan menetap selama beberapa waktu. =alan keluarnya adalah dengan melakukan pemeriksaan ulang $ji -idal seminggu kemudian. Infeksi akan menunjukkan peningkatan titer, sementara pasien yang di9aksinasi tidak akan menunjukkan peningkatan titer.

/.

5bat%obatan immunosupresif antibodi.

B Dapat menghambat pembentukan

&.

:eaksi anamnesa B Pada indi9idu yang terkena infeksi Typhoid di masa lalu, kadang%kadang terjadi peningkatan antibodi Salmonella saat ia menderita infeksi yang bukan Tifoid sehingga diperlukan pemeriksaan -idal ulang seminggu kemudian.

..

:eaksi silangB ,eberapa jenis serotipe Salmonella lainnya misalnya 0. paratyphi >, ,, memiliki antigen 5 dan 4 juga, sehingga

menimbulkan reaksi silang dengan jenis bakteri lainnya dan bisa menimbulkan hasil positif palsu. Padahal sebenarnya yang positif adalah kuman non 0. typhi. *. Penyakit%penyakit tertentu B 0eperti malaria, tetanus, sirosis hepatis dapat menyebabkan positif palsu.

".

#.

!onsentrasi suspens B >ntigen dan strain Salmonella yang digunakan akan mempengaruhi hasil $ji -idal .

'. Pen la an t ter Uj , #al menurut Ru#- Tjahja# MD. %/$$ a#alah 2 Titer -idal biasanya angka kelipatan B 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640. K Peningkatan titer $ji -idal ) E (selama '%1 minggu) B dinyatakan positif (L). K Titer "7"&+ B masih dilihat dulu dalam kurun waktu " minggu.

K =ika " E pemeriksaan langsung "71'+ atau "7&)+, pada pasien dengan gejala klinis khas, demam pada malam hari, bradikardi relati9e dan lidah kotor

dapat di diagnosa positif (L) Demam Tifoid. (. Menurut Ru#- Tjahja# MD. %/$$ Uj , #al # #asarkan !a#a B K >ntigen 5 ( somatik 7 badan ) K >ntigen 4 ( flagel7semacam ekor sebagai alat gerak ) *. Menurut Ru#- Tjahja# MD. %/$$ S. Typhi j ka masuk ke #alam tubuh k ta akan akan terja# reaks ant gen1ant b"# . 3ebaga ber kut 2 ". :eaksi antibodi terhadap antigen 5 B setelah & sampai * hari dari awal penyakit.

"*

'.

:eaksi antibodi terhadap antigen 4 B setelah "+%"' hari dari awal penyakit. $ji ini memiliki tingkat sensiti9itas dan spesifitas sedang (moderate). Pada kultur yang terbukti positif (L) pada titer M "71'+ dan $ji -idal yang menunjukkan nilai negatif (%) jika titernya N "71'+.

4.

Bebera!a keterbatasan Uj , #al menurut Ru#- Tjahja# MD. %/$$ adalah : K Negat f Palsu Pemberian antibiotika yang dilakukan di negara kita misalnya pada demam yang diberi antibiotika dan tidak sembuh dalam / hari. Pasien tersebut melakukan $ji -idal , antibiotik yang di konsumsi oleh pasien tersebut dapat menghalangi respon jika dilakukan kultur darah. K P"s t f Palsu ,eberapa jenis serotipe Salmonella lainnya misalnya S. paratyphi A, B dan C memiliki antigen 5 dan 4 juga sehingga menimbulkan reaksi silang dengan jenis bakteri lainnya dan bisa menimbulkan hasil positif palsu. ,eberapa penyakit lainnya B malaria, tetanus dan sirosis hepatis juga bisa menimbulkan positif palsu. antibodi. Padahal sebenarnya bisa positif

5.

3ens t f tas #an 3!es f s tas Uj , #al Menurut Pr"f. Dr. N""r. Nasr M. P.H. a#alah sebaga ber kut 2

"#

0ensitifitas adalah kemampuan suatu tes untuk mengetahui secara dini mereka yang menderita suatu penyakit. 0pesifisitas adalah kemampuan suatu tes untuk mengenal secara benar orang% orang yang tidak mempunyai penyakit yang diselidiki.

5.

Dan manfaat tes # agn"s s sens t f tas #an s!es f s tas menurut 6 r#aus haf #. %//7 a#alah 2 ". '. 1. ). 8enentukan berat ringan nya suatu penyakit 8eramalkan prognosis suatu penyakit 8enentukan keberhasilan suatu pengobatan 8emperkirakan keberhasilan pengobatan pada masa yang akan datang .

'+

C.

)ERAN8)A TE9RI

Hejala gejala klinis yang timbul pada demam tifoid B ;ebris 1 hari atau lebih !eluhan defekasi 3yeri !epala 8alaise Delirium Perasaan tidak enak diperut7 perut kembung <idah kotor Tepi hiperemi ,radikardi relati9e 0plenomegali dan hepatomegali $ji -idal biasanya di lakukan pada pasien rawat inap dengan anamnesa demam 1 hari atau lebih dengan gejala klinis menyerupai Demam Tifoid. ;aktor% faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi uji widal B $ji -idal Tifoid(%) Tifoid(L)

'"

3egatif (%) palsu B misalnya, pengobatan dengan antibiotik dll. Positif (L) palsu B misalnya, Penyakit malaria dll (:udy Tjahjadi 8D, '+"").

D. )ERAN8)A )9N3EP !arena keterbatasan waktu dan dana, maka faktor% faktor yang akan di teliti adalah sebagai berikut

Tifoid (L) Pesien demam 1 hari atau lebih dengan gejala klinis menyerupai Demam Tifoid $ji -idal (%) Tifoid (%) $ji -idal (L)

Tifoid (%) Tifoid (L)

0ensiti9itas dan 0pesifisitas

''

BAB III MET9DE PENELITIAN

A.

Ran0angan Penel t an :ancangan penelitian yang digunakan adalah studi Deskriptif :etrospektif. 0umber data penelitian adalah menggunakan data sekunder dari catatan medik pada pasien dengan demam 1 hari atau lebih dan melakukan $ji -idal yang dilakukan di :umah 0akit ,intang >min 4usada ,andar <ampung periode bulan =anuari '+"+ sampai 0eptember '+"".

B.

Tem!at #an ,aktu Penel t an Penelitian dilakukan di :umah 0akit ,intang >min 4usada ,andar <ampung, !hususnya bagian :ekam 8edik, yang dilaksanakan pada 3o9enber ( Desember '+"".

C.

P"!ulas #an 3am!el Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien selama periode bulan =anuari '+"+ sampai 0eptember '+"". 0edangkan yang menjadi sempelnya yaitu yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut B a. Inklus

'1

". Pasien dema 1 hari atau lebih '. Pasien dilakukan $ji -idal 1. Data lengkap (terlampir) ). Pasien dirawat inap b. Ekslus ". Pasien demam kurang dari 1 hari '. Tidak dilakukan $ji -idal 1. Data tidak lengkap (terlampir) ). Data sedang di bawa oleh pasien /. Pasien tidak dirawat inap atau pulang paksa D. Def n s 9!ras "nal :ar abel Di :umah 0akit ,intang >min 4usada ,andar <ampung, pasien di lakukan $ji serologi -idal adalah pasien yang demam 1 hari atau lebih. $ji -idal di :umah 0akit ,intang >min 4usada rata% rata di lakukan satu kali di karena kan pasien sudah pulang sebelum dilakukan $ji -idal yang ke dua, metode yang di gunakan adalah metode slide dan penelitian ini menggunakann reagen B ". 0almonella type 4 '. 0almonella type 5 1. 0almonella type >%5 ). 0almonella type ,%5

')

Dan dianggap positif (L) Demam Tifoid bila salah satu dari $ji -idal tersebut titernya ada yang "71'+ (<aboratorium :umah 0akit ,intang >min 4usada). 0uatu tes dikatakan baik jika sensitifitas *+2 % "++2. 0ensitifitas adalah kemampuan suatu tes untuk mengetahui secara dini mereka yang menderita suatu penyakit. 0ensitifitas O True Positi9e E "++2

True Positi9e L ;alse 3egati9e '. 0pesifisitasF adalah kemampuan suatu tes untuk mengenal secara benar orang% orang yang tidak mempunyai penyakit yang diselidiki. 0pesifisitas O Tue 3egati9e E "++2

True 3egati9e L ;alse Positi9e (<eon Hordis, "##&). !eterangan B ". Pasien dengan diagnosa akhir adalah Demam Tifoid dan salah satu 7lebih titer pada $ji -idal ada yang "71'+ disebut True Positi9e. '. Pasien dengan diagnosa akhir adalah Demam Tifoid dan tidak ada titer Pada $ji -idal yang lebih dari "71'+ disebut ;alse 3egati9e. 1. Pasien dengan diagnosa akhir bukan Demam Tifoid dan salah satu 7 lebih titer pada $ji -idal ada yang "71'+ disebut ;alse Positi9e. ). Pasien dengan diagnosa akhir bukan Demam Tifoid dan tidak ada titer Pada $ji -idal yang lebih dari "71'+ disebut True 3egati9e.

'/

(firdaus hafid,'++#). E. Pr"se#ur Penel t an 0ebelum penelitian dilaksanakan, peneliti meminta surat pengantar dari ;akultas !edokteran $mum $ni9ersitas 8alahayati untuk melakukan penelitian. !emudian peneliti menghubungi staf :umah 0akit ,intang >min 4usada ,andar <ampung untuk meminta i6in penelitian dibagian rekam medik :umah 0akit ,intang >min 4usada ,andar <ampung. 0etelah setuju dapat mengambil data sekunder yang di butuhkan. 6. Peng"lahan #an Anal s s Data Data yang diperoleh yaitu dari rekam medik dengan tanda%tanda Demam Tifoid, yang dilakukan tes serologi -idal, pada periode bulan =anuari '+"+ sampai 0eptember '+"". Data diedit untuk memeriksa kelengkapan dan kesempurnaan data. $ntuk analisis data digunakan analisis data uni9ariat.

'&

'.

DA6TAR PU3TA)A 0udoyo, >ru -.at all. !lmu Penyakit Dalam FK "!, =akarta, '++&. 8andal, ,k. at all, Penyakit !n#eksi. =akarta, Crlangga, '++*. :ubenstein, Da9id. >t al, Kedokteran Klinis, =akarta B Crlangga '++. 0ofwan, dr :udianto, Cara tepat atasi demam pada anak, =akarta B Pt ,huana ilmu '+"+. >ri, 0uhermin. Pen$ukuran dan statisti% pada epidemiolo$i. * 5ktober '++#. www.google.com. httpB77medicastore.com7penyakit7"+7DemamPTifoid.htm. '/ 5ktober '+"" httpB77www.blogsehat.com7tag7gejala%demam%tifoid7. "" maret '+"+ Hordis, <eon, &pidemiolo$i, -., ompany B >merika. 3asri, 8. P. 4, Dr 3oor, Dasar &pidemiolo$i, =akarta B :ineka ipta "##.. DC8>8 TI;5ID Q $mmu 0alma al%>tsariyah.htm. '' =anuari '++.. 4. >sdie, 0p. PD, Prof . Dr. >hmad, 4orrison Prinsip%Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, =akarta B CH "###.

Tumbelaka >:, Tata laksana terkini demam ti#oid pada anak. Simposium !n#eksi Pediatri Tropik dan 'a(at Darurat pada Anak, ID>I Timur. 8alang B ID>I =awa Timur, '++/, hal.1.%/+. >chmadi, 8etode Penelitian, =akarta B ,umi aksara '++*. abang =awa

'*

8AMBARAN U+I ,IDAL 3EBA8AI 3ALAH 3ATU ALAT DIA8N93I3 PEN;A)IT DEMAM TI69ID DI RUMAH 3A)IT BINTAN8 AMIN HU3ADA BANDAR LAMPUN8 PR9P93AL <)TI=

'#

9leh In#r Eka 3et ">at /5&$/$(*

6A)ULTA3 )ED9)TERAN UMUM UNI:ER3ITA3 MALAHA;ATI BANDAR LAMPUN8 %/$$


LEMBAR PER3ETU+UAN

Proposal dengan judul B

Hambaran $ji -idal 0ebagai >lat Diagnosis Penyakit Demam Tifoid Di :0 >. Rani !ota 8etro Periode >gustus%0eptember '+""

1+

3ama 3pm

B Indri Cka 0etiowati B +*1"+"/&

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing serta dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proposal ;akultas !edokteran $mum $ni9ersitas 8alahayati.

,andar <ampung, Pembimbing " Pembimbing '

5ktober '+""

Dr. Ctty Ruliartanti

dr.;ransiska T.R. 0inaga

8engetahui

dr. 3urlis 8ahmud 8.8

)ATA PEN8ANTAR
,issmillahirrahmanirrohim >ssalamualaikum -r.-b Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat >llah 0-T karena berkat ridho% 3ya proposal ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

1"

Proposal penelitian yang berjudul ?H>8,>:>3 $=I -ID>< 0C,>H>I ><>T DI>H350I0 PC3R>!IT DC8>8 TI;5ID DI :0. >.R>3I !5T> 8CT:5A Dilakukan dalam rangka memenuhi tugas !TI $ni9ersitas 8alahayati yang penelitiannya dilaksanakan di :0 >.Rani !ota 8etro. ,andar <ampung, 5ktober '+"". Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada B ". !edua 5rangtua saya yang telah mendukung dan mendoakan saya dalam menyelesaikan proposal ini. '. dr. Ctty yuliartanti dan dr. ;ransiska TR0 yang senantiasa membimbing dalam menyelesaikan proposal ini. Penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya mahasiswa di lingkungan $ni9ersitas 8alahayati dan juga bagi masyarakat pada umumnya. Penyusun menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. ,andar lampung, 5ktober '+"" Penyusun

Daftar Is

<embar PengesahSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS i !ata pengantarSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS ii

1'

Daftar isiSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS.. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 1.2 1.3 1.4 Latar Belakang1 Rumusan Masalah..3 Tujuan Penelitian.3 Manfaat Penelitian.4

BAB II TIN+AUAN PU3TA)A '." Demam Tifoid .....................................................................................( '."." Definisi??????????????????.( '.".' '.".1 '.".) '."./ '.".& Ctiologi ??????????????????* Cpidemiologi????????????????* Patologi??????????????????4 8anifestasi !linis ??????????????5 :espon imun ????????????????$$

'.' Tes -idal ???????????????????????.$& '.1 0ensitifitas, 0pesifisitas, dan Postive Predi%tive )alue, ?????$' '.) !erangka teoritis??????????????????.........$* './ !erangaka konsep??????????????????.......$4

BAB III. MET9DE PENELITIAN 1." :ancangan Penelitian?????????????????......$5

11

1.' Tempat dan -aktu Penelitian ???????????????$5 1.1 Populasi dan 0ampel ????????????????..........$5 1.) Definisi 5perasional Gariabel???????????????.$7 1./ Prosedur Penelitian?????????????????..........%$ 1.& Pengolahan dan >nalisis Data???????????????.%$

BAB I:

Daftar Pustaka?????????????????..%%

Anda mungkin juga menyukai