Anda di halaman 1dari 4

Matahari Dalam Perut Ibu

AKU melesat secepat kilat. Aku berlari menembusi hari. Aku melaju hinggap di tempat tanpa ruang dan waktu. Aku tak berdimensi. Aku mengepul tipis seperti asap rokok yang membubung di udara. Tiba-tiba kurasakan hisapan yang menarikku ke sebuah tempat dan mengumpulkanku menjadi satu. Yang sempat kulihat hanyalah seekor burung bangau membawa raga bayi di paruhnya, peri kecil yang bermain pasir waktu, juga kulihat seorang malaikat sedang menuangkan air ke cawan emas. Aku bersaing dengan ribuan sel telur untuk berebut menjadi darah. Aku melaju bersama waktu. Terus melesat. Dan dari jutaan sel telur itu aku yang berhasil menembus dinding tipis di depanku. erasaan lega menyelimuti seluruh tubuhku. Aku melekat di dinding baru sambil mengatur na!asku. "ebuah sel telur baru menyambutku. Kami bersebadan dan bersatu. Di sampingku ada seorang malaikat yang tersenyum kepadaku dan seorang peri memandangku dengan aneh sambil memainkan pasir waktu di tangannya. Aku adalah darah. "udah beberapa hari aku berada di sini, aku tak tahu pasti. #erangsur-angsur aku menjadi sebuah daging. Kemudian "esuatu telah menganyam bagian-bagian tubuhku dan memberiku sebuah tulang. Tulang itu lalu terbungkus dengan daging. $alaikat memberiku sebuah jantung, sepasang paru, sepasang ginjal, sepasang mata, sepasang telinga, sepasang tangan, sepasang kaki, dan kelamin. %Taukah kau, kenapa bagian tubuhmu banyak yang sepasang&' sebelum aku menjawabnya, malaikat itu telah terlebih dahulu menjawabnya %jika kau terlahir kelak, kau akan menemukan banyak hal yang berpasangan. Ada siang ada malam. Ada perempuan ada lelaki. "emua itu adalah ketetapan(ya.' Aku belum begitu paham apa yang dikatakan malaikat) Kembali malaikat menuangkan air ke dalam cawan emas. Aku sedang asik menangkap peri kecil yang bermain pasir waktu di telapak tangannya. Dengan sayapnya yang kecil ia bisa terbang menghindar dari tangkapan tanganku. Aku juga mulai bisa menggerakkan kakiku. Ketika itu pula aku merasakan sebuah sentuhan tangan yang lembut dari luar tempatku berada. Tangan itu membelai seluruh tubuhku. Kelembutan itu tak pernah kurasakan sebelumnya. "entuhan itu mirip ketika aku masih berada di !irdaus. Kurasakan cinta dan kedamaian yang tak terhingga. Kubalaslah sentuhan itu dengan meletakkan telapak tanganku di kulit di depanku. Kurasakan telapak tangan yang ukurannya lebih besar dariku itu juga menyentuhku. Andai saja tidak ada sekat antara telapak tangan kami, pastilah aku sangat bahagia. Aku tak ingin kebahagiaan dan kedamaian yang tersalur lewat telapak tangan itu berakhir, karena telapak tangan itu begitu cepat hilang. Kuraba-raba dan aku menangis mencari telapak tangan yang hilang. %Dia adalah ibumu,' kata malaikat tanpa mengalihkan pandangannya ketika ia menuangkan air ke cawan emas % kelak jika kau lahir nanti kau akan bertemu dengannya.' %*bu& +ahir& ' jawabku penasaran. %*a. Dia adalah ibumu. "eorang perempuan yang mengandungmu. Kau sekarang berada di perutnya. ,ika kau keluar nanti kau akan terlahir menjadi seorang bayi. Dan telapak tangan yang menyentuhmu adalah telapak tangan ibumu' $alaikat itu memandangku sesaat, kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah cawan lagi ketika harus menuangkan air. Aku ber!ikir betapa besarnya ukuran ibuku. Yang membuatku lebih ber!ikir lagi adalah betapa sabarnya

ibuku menempatkan raga dan jiwaku selama berbulan-bulan dalam perutnya. lembut yang membuatku bahagia dan damai lewat telapak tangannya. ---

antas, jika aku merasakan sentuhan

%,ika kau terlahir nanti, kau harus bisa menjaga kesembilan lubang yang ada di tubuhmu.' $alaikat itu menunjukki kesembilan lubang yang dimaksudnya. *a juga menasehatiku bahwa jika aku nanti terlahir agar menggunakan sepasang tanganku untuk menyentuh kebenaran(ya, sepasang kaki untuk berjalan menuju jalan(ya, sepasang telinga untuk mendengarkan seruan ayat(ya, dan sepasang mata untuk melihat kekuasaan(ya. $alaikat juga menerangkan padaku bahwa di dunia tempatku lahir nanti lebih gelap dari pada tempatku sekarang. Katanya aku tak akan menemukan kebahagiaan dan kedamian selain kepada ibuku. Kata malaikat, !irdaus tempat tempat tinggalku dulu, berada di telapak kakinya. % eri-peri,' tanyaku suatu hari kepada makhlik kecil yang terbang berputar-putar sambil memainkan pasir waktu di telapak tangannya %apakah dunia itu gelap dan kejam&' %Aku tidak tahu, karena aku belum pernah ke sana. (amun, yang pernah aku dengar adalah dunia itu sangat indah. Dengan sepasang matamu kau akan melihat matahari di siang hari dan bintang gemintang yang bertaburan di langit malam. Kau akan menyentuh air jernih yang keluar dari mata air. Kau juga akan menghirup wangi bunga yang indah.' $akin hari aku makin ingin lahir. Aku sudah hampir mampu menggerakkan seluruh bagian tubuhku dengan sempurna. Aku mencoba belajar berjalan agar jika nanti aku terlahir ke dunia, aku bisa berlari menyusuri pasir-pasir pantai yang pernah diceritakan peri suatu hari padaku. %,ika kau menendang seperti itu kau hanya akan membuat sakit ibumu.' Kata peri menasehatiku. #enar juga katanya. Aku harus bersabar untuk bisa keluar. Aku tak ingin ibuku merintih kesakitan karena diriku. Aku berjanji pada diriku sendiri jika nanti aku terlahir, aku akan mengabdi kepadanya. Akan selalu mengingat kesabarannya mengandung diriku selama berbulan-bulan. Dan tak akan tak menghiraukan segala perkataannya. *buku adalah perempuan. *buku adalah jantung hidupku. Telapak tangan itu kembali meraba ke seluruh tubuhku. Aku terisap ke dalam buaiannya. Kebahagian dan kedamaian kembali kurasakan. ,iwaku menyatu padanya lewat telapak tangan yang disentuhkannya. Aku membalas sentuhan itu. Dan telapak tangan kami bersatu di antara kulit ibu. --%Kapan aku bisa melihat ibuku&' tanyaku kepada malaikat. %"egera.' ,ika kulihat ibuku nanti, pertama kali yang ingin aku lakukan adalah menyentuhnya dengan kedua telapak tanganku, memandangi wajahnya, dan aku akan memberikan ciuman untuknya dengan bibirku. %Kau juga punya ayah' %Ayah&'

%Ya. Tanpa ayah, ibumu tak mampu mengandungmu.' Ayah& *bu& Aku memiliki dua orang yang paling aku cintai. (amun, sampai sekarang aku tak pernah merasakan lembutnya sentuhan ayah. "etiap hari aku menanti sentuhan telapak tangan dari seorang ayah, namun penantianku selalu sia-sia. "etiap kali telapak tanganku dan ibuku bersatu, aku merasakan ada sesuatu yang hilang. Aku menangis dan menendang-nendang. (amun telapak tangan ibuku mampu menidurkan aku dalam buaian mimpi. --Kulihat sekelilingku setelah terlelap. $alaikat masih menuangkan air ke dalam cawan emas. eri kecilku masih berputarputar mengelilingi kepalaku dan berhenti tepat di depanku. *a mengajakku bermain, tapi aku tak menghiraukannya. %"ebentar lagi kau akan lahir,' kata malaiikat. %Kapan&' %"esaat lagi.' %., ya untuk apa kau selalu menuangkan air&' %*ni untukmu ketika kau lahir nanti. *bumu akan memberikan air ini untuk pertumbuhanmu. $akanan yang ada di dunia masih terlalu kejam untuk kau makan.' %$alaikat, kenapa aku tak pernah merasakan kelembutan telapak tangan milik ayahku&' $alaikat diam sesaat. %"egala sesuatu sudah menjadi kehendak(ya.' Aku tak paham dan tak punya kalimat untuk menyusun pertanyaan yang bergerombol hendak berhamburan. %"aatnya sudah tiba,' kata peri tiba-tiba. asir waktu di tangannya berubah menjadi pasir cahaya. Aku melihat sebuah cahaya yang lebih besar di bawahku. Kukira ini adalah sebuah matahari yang pernah diceritakan oleh peri. $akin lama matahari itu makin besar. asir cahaya di tangan peri itu menyatu dengan cahaya yang lebih besar. Aku merasa sangat bahagia, karena sebentar lagi aku akan melihat ibuku dan juga ayahku. %*ngatlah segala pesan yang pernah kukatakan padamu,' kata malaikat. %Kita pasti akan bertemu lagi di !irdaus,' tambah peri. %Apakah kalian tidak ikut&' %Tidak,' jawab malaikat %kau akan terlahir sendirian. #eberapa tahun lagi kita pasti bisa bertemu.'

Aku sangat sedih kehilangan kedua temanku. Kugenggam erat tangan malaikat, namun matahari itu menyedotku utuh. Aku menangis. Kucoba menggapai tangan malaikat yang mulai lepas. Aku menangis makin keras. Aku lebur ke dalam cahaya tanpa batas. Aku terlahir) --"eorang perempuan dengan wajah pucat melihat ragu ke arah sekelilingnya. erempuan itu menghela na!as berat. Air

mata itu terus mengalir tanpa henti sederas arus sungai di sampingnya. *a meninggalkan sendiri bayinya yang terbungkus kain selendang. *a berlari menapaki jalanan penuh ilalang. Di kaki perempuan itu masih mengalir darah segar ketika melahirkan bayinya. "ejam kemudian seorang perempuan tua menemukan bayi itu menangis. *a membawanya pulang dan menunjukkan kepada suaminya. %Kok tega-teganya ya ibunya membuang bayi ini, kang' % asti hasil hubungan gelap. #agaiamanapun pasti pihak perempuan yang akan rugi. Toh, laki-laki hanya titip.' Dari jauh, seorang perempuan memandang anaknya dalam dekapan orang lain. Dari putting orang lain bayinya akan tumbuh, dari kasih orang lain darah dagingnya akan dibesarkan. Aku masih akan melewati hari bersama matahari. Dan aku berada di sebuah tempat dengan ruang dan waktu. Lubis Grafura

Anda mungkin juga menyukai