Anda di halaman 1dari 5

Kor Pulmonal Kronik

KOR PULMONAL KRONIK

DEFENISI
Kor pulmonal kronik menunjukkan adanya hipertropi ventrikel kanan akibat penyakit yang mengenai fungsi atau struktur paru, tidak termasuk di dalamnya kelainan jantung kanan akibat kelainan jantung kiri atau penyakit jantung bawaan.1,2,3,4,5

ETIOLOGI
enyakit paru dengan hipoksia menahun !rokhitis menahun dan emfisema " #$ % & !ronkiektasis 'lveolitis fibrosis kriptogenik (ibrosis kistik enyakit menahun lainnya dengan hipoksia

Kelainan dinding dada $besitas Kifoskoliosis Kelainan neuromaskuler

enyakit primer pembuluh darah paru )ipertensi pulmonal ringan *askulitis paru1,2,3

+alau penyakit kor pulmonal kronik dapat disebabkan oleh berbagai keadaan diatas tetapi penyebab terbanyak umumnya disebabkan oleh penyakit paru dengan hipoksia menahun

PATOFISIOLOGI
Sirkulasi Paru pada orang normal ,irkulasi paru pada orang normal merupakan suatu sistim high flow low pressure, yaitu suatu sistim dengan aliran besar tetapi tekanan rendah, mempunyai resisitensi yang rendah dan -adangan yang besar, sehingga mampu menampung bertambahnya aliran darah

KKJ RSUPM, FK Univ. Malahayati 2004

Yulesi

Kor Pulmonal Kronik

yang banyak tanpa meningkatkan tekanan arteri paru, atau melakukan aktifitas. )al ini disebabkan dilatasi seluruh pembuluh darah paru dan di ikutsertakannya pembuluh darah yang tidak diperfusi pada waktu istirahat. embuluh darah paru mempunyai dinding yang tipis, eliptikal dan elastik sehingga dapat menampung kenaikan 2.. / 3.. 0 dari -urah jantung tanpa kenaikan tekanan arteri pulmonalis.1,3,4 Hip r! nsi Pulmonal )ipertensi pulmonal pada penderita penyakit paru1paru terutama timbul akibat hipoksia karena penurunan fungsi paru atau pengurangan jaringan pembuluh darh paru. )ipertensi pulmonal timbul kalau pengurangan jaringan pembuluh darah paru lebih dari 5. 0. neumonektomi satu paru1paru tidak akan disertai kenaikan arteri pulmonalis. 'danya kombinasi beberapa faktor antara lain pengurangan vaskularisasi paru, hipoksia, asidosis dan polisitemia akan menyebabkan arteri pulmonalis meningkat dan terjadi hipertrofi ventrikel kanan. engurangan jaringan pembuluh darah paru akan menurunkan kemampuan pembuluh darah untuk menurunkan resistensi selama melakukan aktifitas. ,edangkan pada waktu aktifitas, terjadi peningkatan aliran darah, sehingga tekanan arteri paru akan meningkat. )ipoksemia merupakan vasokonstriktor arteri pulmonalis terpenting. *asokonstriksi terjadi akibat efek langsung hipoksemia pada otot polos arteri pulmonalis atau tidak langsung melalui pelepasan 2at vasoaktif seperti histamin dari sel mast. 'sidosis akibat hiperkapnia atau sebab lain, juga merupakan vasokonstriktor arteri pulmonalis yang sinergistik dengan hipoksia. olisitemia sebab hipoksia menahun menyebabkan kenaikan visikositas yang kemudian mengakibatkan hipertensi pulmonal 1,2,4 H modinamik paru %ua faktor yang mempengaruhi tekanan arteri pulmonalis yaitu , -urah jantung dan resistensi atau diameter pembuluh darah paru. ,ebelum timbul kor pulmonal, -urah jantung normal pada waktu istirahat dan meningkat se-ara normal sewaktu olah raga. ada waktu terjadi kor pulmonal, tekanan pengisian tinggi untuk meningkatkan -urah jantung ke batas normal. 3ekanan arteri paru meningkat tergantung dari -urah jantung dan vasokonstriksi pembuluh darah akibat hipoksemia. ada waktu timbul gagal jantung kanan , tekanan akhir

KKJ RSUPM, FK Univ. Malahayati 2004

Yulesi

Kor Pulmonal Kronik

diastolik meningkat, -urah jantung normal pada waktu istirahat, tetapi pada waktu melakukan aktifitas fisik -urah jantung tidak mampu naik seperti pada keadaan normal. )ipoksia menyebabkan penurunan fungsi miokard akibat hipoksia akan menyebabkan kegagalan jantung kanan.1,2,3

GAM"ARAN KLINIK
4ejala kor pulmonal merupakan kombinasi gejala penyakit paru primer, hipertensi pulmonal dan terkenanya jantung kanan. Kor pulmonal paling sering adalah akibat $5 dan penyakit paru restriktif. ,esak napas merupakan gejala tersering dari penyakit paru primer, terjadi waktu melakukan aktifitas atau bahkan waktu istirahat. Kadang1kadang diperberat dengan sikap tidur. !atuk kronik yang produktif sering ditemukan. ,ianosis sering didapatkan pada kor pulmonal sebab polisitemia sekunder maupun desaturasi arteri. enderita mungkin gelisah dan kesadaran terganggu sebab hiperkapnia. 3ekanan vena jugularis meningkat. emeriksaan fisis jantung mungkin sulit pada penderita dengan hiperinflasi. 5ungkin dapat didengar bunyi jantung 2 di daerah pulmonal mengeras dan split dan sering ada heaving ventrikuler kanan dan gallop ventrikular. 5ungkin dapat di dengar suara murmur graham steel "diastolik murmur sebab insufisiensi pulmonum relatif& atau murmur pansistolik sebab insufisiensi trikuspid relatif. Kalau ada kegagalan jantung kanan, dapat ditemukan adanya kenaikan tekanan vena jugularis, edema tungkai, pembesaran hati dan asites.1,2,3,4 El k!rokardiogra#i Kelainan elektrokardiografi yang sering didapatkan pada kor pulmonal kronik antara lain 6 pulmonal di lead 77, 777 dan '*(, deviasi aksis ke kanan 8 1., rasio 9:, di * ; <1, gambaran r,9= pada *1, 9!!! lengkap atau tidak lengkap, gambaran ,143, ,1,2,3. 9 atau 9= pada sadapan prekordial. >lektrokardiogram yang normal tidak menyingkirkan kemungkinan kor pulmonal. 'ritmia arteri atau ventrikuler dapat terjadi pada hipoksemia dengan atau tanpa hiperkapnia. 1,3,4 Gam$aran Radiologi >tiologi kor pulmonal banyak, dan semuanya akan menyebabkan berbagai gambaran parenkim dan pleura yang mungkin dapat menunjukkan penyakit primernya. 4ambaran radiologi hipertensi pulmonal adalah dilatasi arteri pulmonalis utama dan -abang1

KKJ RSUPM, FK Univ. Malahayati 2004

Yulesi

Kor Pulmonal Kronik

-abangnya, merun-ing ke perifer dan lapangan paru perifer tampak relatif oligemia. ada hipertensi pulmonal, diameter arteri pulmonalis kanan 81; mm dan diameter arteri pulmonalis kiri 8 1? mm pada @3 0 penderita. )ipertropi ventrikel kanan terlihat pada foto dada ' sebagai pembesaran batas kanan jantung dan pergeseran ke lateral batas jantung kiri dan perbesaran bayangan jantung ke anterior ke daerah retrosternal pada foto dada lateral.2,4

PENGO"ATAN
Kor pulmonal merupakan akibat hipertensi pulmonal, karena itu pengobatan kor pulmonal harus ditujukan untuk menurunkan tekanan arteri pulmonalis. )ipertensi pulmonalis disebabkan vasokontriksi arteri pulmonalis. Karena itu pengobatan ditujukan untuk mengatasi hipoksia, asidosis dan mengobati penyakit paru primer. 7stirahat di tempat tidur merupakan hal penting untuk men-egah perburukan hipoksemia dan peningkatan tekanan arteri vena pulmonalis. menerus dalam dosis ke-il " 1 / 3 l : menit & sangat bermamfaat. erlu di-ari adanya faktor1faktor yang memperberat hipoksemia yang reversibel seperti infeksi saluran pernapasan atau paru1paru, seperti bronkitis atau pneumonia, bronkospasme dan sekret serta polisitemia sekunder. emberian antibiotik ,hidrasi yang baik, menghentikan rokok, menghindari lingkungan berpolusi, nutrisi yang baik " diet rendah garam &, bronkodilator untuk memperbaiki drainase sekret dan memperbaiki ventilasi, fisioterapi dan flebetomi kalau ada indikasi, merupakan hal yang penting dalam perawatan penderita. Diur !ik ada penderita kor polmonal dengan gagal jantung kanan, -airan berkumpul dalam organ, juga paru1paru. )al ini akan memperburuk pertukaran gas dan meninggikan resistensi vaskular paru dan menambah beban jantung kanan. %iuretik untuk memperbaiki pertukaran gas dan gagal jantung. )anya saja pemberian diuretik harus hati1hati, sebab pemberian yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan volume intravaskuler dan aliran balik vena ke jantung kanan dan penurunan -urah jantung. ,elain itu pemberian diuretik dapat emberian oksigen terus

KKJ RSUPM, FK Univ. Malahayati 2004

Yulesi

Kor Pulmonal Kronik

menyebabkan alkalosis metabolik, menyebabkan hipoventilasi. elektrolit berulang. Digi!alis

enting pemeriksaan

%igitalis mempunyai efek inotropik positif, artinya memperkuat kontraksi otot jantung. %isamping itu juga mempunyai efek kronotopik negatif, artinya menekan irama sinus sehingga denyut jantung juga menjadi lambat oleh karana itu digitalis sangat berguna meningkatkan kontraksi jantung pada penderita gagal jantung. emberian digitalis harus sangat hati1hati dan hanya diberikan kalau ada indikasi. enderita kor pulmonal sangat rentan terhadap digitalis, mudah terjadi intosikasi. )ipoksemia, hipokalemia dan asidosis respirasi atau alkalosis metabolik akan memudahkan terjadinya aritmia.1,2,3,4

DAFTAR RU%UKAN

1. ,oeparman A +aspadji, ,arwono, 7lmu enyakit %alam, jilid 77, !alai penerbit (K B7, Cakarta, 1@@., D?21 D?4 2. (au-iA !raunwald, et al, )arisson=s rin-ple of 7nternal 5edi-ine, 14th edition, 5-. 4raw )ill #ompanies 7n-. B,', 1@@?, 415141D 3. 9ab, 3abrani, ), 7lmu enyakit aru, >disi 7, penerbit )ipokrates, Cakarta, 1@@;, 2131 21; 4. 'min, 5uhammad, %rA 'lsagaff, )ood, dr, engantar 7lmu enyakit aru, 'irlangga Bniversity ress, 1@@D, ;41;? 5. 3homas, #layton, E, 5, %, 3aber=s #ylopedi- 5edi-al %i-tionary, 15 th edition, ublishing te Etd, 1@@?, 234 4

KKJ RSUPM, FK Univ. Malahayati 2004

Yulesi

Anda mungkin juga menyukai