Anda di halaman 1dari 28

           

         


Malam ini suasana terasa sangat hening tak seperti biasa, keheningan tersebut
tampak jelas dari sunyinya suara-suara makhluk malam yang biasa menemani hari-

hariku ditempat ini, ditengah arel perkebunan yang mengelilingi tempatku


menimba ilmu agama saat ini. walaupun sayup-sayup terdengar jauh disana
lantunan-lantunan setan dari pagelaran musik dangdut kelas kampung, selepas

pelajaran ba'da isya aku langsung menuju kesinggasanaku, tempat pembaringan.


Seperti biasa larut bersama untaian ayat-ayat Al Quran yang menenangkan dan
lembaran-lembaran hadits, Kamus Arab-Indonesia Munawir setebal 8 cm yang

tergeletak disampingku yang tersusun diatasnya kitab shohih bukhori setebal 5cm
membuat rasa kantukku datang lebih cepat ketika aku melihatnya, kepalaku sedikit
berat hari ini menerima begitu banyak pelajaran, apalagi pembahasan ta'lim ba'da
maghrib yang biasanya membahas shohih bukhori tiba-tiba diganti rangkuman

catatan2 fiqih yang sedikit memacu adrenalin untuk berpikir.

Kitab Lughoh (Bahasa Arab) sepertinya tidak dulu untuk kusentuh malam ini.

Penat !!! sepertinya sabar adalah segala-galanya bagiku saat ini… jika tidak jauh-
jauh hari mungkin iman dan keyakinan ini sudah tergadaikan oleh dorongan hawa
nafsu.

Terasa lama bagiku menanti saat keberangkatan ke Negeri para Nabi, Yaman.

Butuh ribuan penopang, untuk menyanggah tubuh ini agar tetap istiqomah

menuntut ilmu yang agung ini.

Menyiapkan bekal untuk agar nantinya tidak terasing di negeri orang. Sekian

godaan terus berusaha memalingkan langkahku akhir-akhir ini. Fitnah Harta

mengujiku untuk bekerja saja, Fitnah Wanita menuntutku untuk segera menikah

saja, Fitnah Qolbu merayuku untuk berpaling kepada yang fana (dunia). Allahul

Musta'aan (hanya kepada Allah sajalah aku memohon pertolongan).

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


2
Dingin malam dengan lembut mulai menyapu kulit tubuhku hembusannya yang ِ

lembut, hawanya menebar keseluruh permukaaan bumi, termasuk tanah kapur

yang kering oleh sengatan matahari sepanjang hari di tanah sereal perkebunan desa

ini.

Waktu bertambah malam, seiring udara bertambah dingin menusuk tulang, tatkala

aku telah usai menulis konsep surat ini di secarik kertas buram. Lama juga aku

merangkai huruf demi huruf ini, lantas menjadi sebuah kata. Kemudian merangkai

kata demi kata ini menjadi sebuah kalimat panjang. Tuk kemudian kukirimkan

kepadamu dalam bentuk sepucuk surat terlayang.

Saat kutorehkan tinta ini tergerak lisan dan hatiku tuk selalu berucap syukur

kepada Allah Ta'ala, yang telah mentaqdirkan kesehatan ini, tuk tetap setia

menemani semangatku dalam menuntut ilmu Dienul Islam ini. Walau perubahan

cuaca disini terasa sangat kurang bersahabat dengan kondisi tubuhku saat ini.

Namun aneh tapi nyata, beberapa bulan telah berlalu… toh aku masih belum juga

bisa beradaptasi dengan tanah kapur, desa ini.

Tanpa disadari ternyata perjalanan waktu yang telah berlalu mulai mampu

mengikis indahnya kebersamaan selama ini, melepas pintalan tali, mengendurkan

eratnya ikatan dan mengurai kisi kehidupan, seutas demi seutas. Maka melalui

gerakan tangan dan goresan tinta dalam surat ini, aku bermaksud menyingkap

jalan setapaK yang selama ini tertutup semak.

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


3
Di penghujung musim panas tahun ini, ternyata Allah Ta'ala masih tetap

mentaqdirkan kita tuk bisa kembali bersua dalam indahnya ikatan ukhuwah

Islamiyah. Hari demi hari terus berlalu, pergantian musim silih berganti mengiringi

perjalanan masa, siang dan malam tiada henti menjalankan perintah Pencipta

Langit dan Bumi, sementara bintang-bintang diciptaNya tuk selalu tunduk sebagai

pengabdi.

Namun tanpa terasa ada satu harap yang terlupa dibelakang sana, satu asa yang

tertinggal dalam keterlenaan di tengah hingar bingarnya keramaian, di tengah

bergejolaknya api fitnah dan lezatnya lembah-lembah kenistaan.

Maka teruntuk mereka-mereka para pecinta Ilmu Agama, para pembenci taqlid

buta, para pencari kebenaran yang nyata. Tersuguh untuk engkau sekalian, satu

harap yang sempat terlupa, terhidang untuk kalian satu asa lainnya yang sempat

tertinggal dibelakang sana dan yang telah terkemas rapi dalam sebuah hadiah indah

berisi Salam Do'a dan Nasehat.

Bila cinta karena Allah telam tertanam dalam rongga dada, maka rindu untuk

saling bertemu dan berbagi ilmu kian menggebu, saat itu hati dan jiwa akan

terbebas dari dengki dan dusta, lisan kan terasa ringan untuk berucap: "Semoga

Allah selalu menganugerahkan di hati kita berupa Iman, Taqwa dan Semangat tuk

mendapatkan kenikmatan yang kekal abadi. Menjadikan kita zuhud dari yang fana,

memberikan karunia kepada kita berupa keyakinan yang mampu menenangkan

jiwa, serta menolong kita semua tuk selalu beramal berdasarkan Kitab-Nya serta

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


4
Sunnah Nabi-Nya, yang sesuai dengan pemahaman generasi terbaik yaitu para

sahabat Nabi semoga Allah meridhoi mereka semua. Inilah satu harap yang sempat

terlupa dibelakang sana. Do'a.

Tetapi bila yang tertanam dalam hati adalah kebencian yang membabi buta, akar-

akarnya telah menghujam dalam aliran darah, urat nadi seakan lantang berteriak

menentang kebenaran yang tersuguhkan. Maka saat itulah lembah kehinaan

semakin menjerumuskan. Dan ketika itu terjadi, saat itulah waktu yang tepat tuk

menyuguhkan satu obat lainnya yang masih tertinggal di belakang sana yang tiada

lain adalah Nasehat.

Sungguh terasa indah bila nasehat itu diperuntukkan kepada sesama kita dengan

penuh hikmah, nasehat yang dipenuhi dengan kelembutan. Kedewasaan, pelajaran

yang baik, atau bahkan bantahan yang baik pula. Saat itu nasehat yang tercurah

akan lebih indah, ketimbang 99 mawar merah dan tamannya, lebih indah dari kicau

burung yang saling bersahutan penuh ceria, juga dari terangnya cahaya rembulan

di kala purnama, bahkan melebihi keindahan dunia dan seluruh isinya.

Maka setelah bingkisan pertama berupa do'a yang telah aku suguhkan padamu.

Kini tiba saatnya bagiku untuk menyuguhkan bingkisan kedua yang berisi nasehat

dan pengajaran.

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


5
Berkata seorang penyair:

Malam-malamku untuk merajut ilmu yang bisa dipetik,


menjauhi wanita elok dan harumnya leher
Aku mondar-mandir untuk menyelesaikan masalah sulit,
lebih menggoda dan manis dari berkepit betis nan panjang
Bunyi penaku yang menggores di atas kertas-kertas,
lebih manis daripada berada di belaian wanita dan kekasih
Bagiku lebih indah melemparkan pasir ke atas kertas
daripada gadis-gadis yang menabuh dentum rebana
Hai orang yang berusaha mencapai kedudukanku lewat angannya,
sungguh jauh jarak antara orang yang diam dan yang lain naik
Apakah aku yang tidak tidur selama dua purnama dan engkau
tidur nyenyak, setelah itu engkau ingin menyamai derajatku

yang lain berkata:

Hukum kematian manusia masih terus berlaku,


karena dunia juga bukan tempat yang kekal abadi.
Adakalanya seorang manusia menjadi penyampai berita,
dan esok hari tiba-tiba menjadi bagian dari suatu berita,
ia dicipta sebagai makhluk yang senantiasa galau nan gelisah,
sedang engkau mengharap selalu damai nan tenteram.
Wahai orang yang ingin selalu melawan tabiat,
engkau mengharap percikan api dari genangan air.
Kala engkau berharap yang mustahil terwujud,
engkau telah membangun harapan di bibir jurang yang curam.
Kehidupan adalah tidur panjang, dan kematian adalah kehidupan,
maka manusia di antara keduanya; dalam alam impian dan khayalan
Maka, selesaikan segala tugas dengan segera, niscaya umur-umurmu,
akan terlipat menjadi lembaran-lembaran sejarah yang akan ditanyakan.
Sigaplah dalam berbuat baik laksana kuda yang masih muda,
kuasailah waktu, karena ia dapat menjadi sumber petaka
Dan zaman tak akan pernah betah menemanimu, karena ia
akan selau lari meninggalkanmu sebagai musuh yang menakutkan
dan karena zaman memang dicipta sebagai musuh orang-orang bertakwa

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


6
Penyair yang lain berkata,

Banyak mata yang tetap melek dan banyak pula yang tidur
dalam masalah yang mungkin terjadi atau tidak akan terjadi
Tinggalkanlah kesedihan sedapat yang engkau lakukan sebab
jika engkau terus bersedih engkau akan berubah menjadi gila
Sesungguhnya Rabb yang telah mencukupimu sebelumnya
Dia kan mencukupimu besok dan hari-hari mendatang

Seorang penyair berkata,

"Engkau merangkak mencari mulia,


dan orang-orang yang mencarinya berusaha sepenuh jiwa menempuh kelelahan.
Mereka mengejar mulia hingga banyak yang jemu,
yang akan menemukannya hanya yang sungguh-sungguh dan bersabar.
Jangan mengira bahwa mulia adalah kurma yang akan kau makan,
tak kan pernah kau dapatkan mulia sebelum pahitnya sabar

Yang lain berkata,

"Mereka bilang padaku 'bahwa dalam dirimu ada kemurungan'.


Sebenarnya mereka melihat seorang yang menjauhi sikap yang rendah.
Jika dikatakan, ada mata air, saya katakan saya telah melihatnya,
Namun jiwa merdeka tahan terhadap rasa haus
Saya tidak menunaikan hak ilmu jika setiap kali aku melihat
sesuatu yang menggiurkan kujadikan dia tangga bagi diriku
Apakah aku akan melakukan itu kemudian aku memetik kehinaan?
Itu sama dengan mengikuti kebodohan yang demikian pasti.
Andaikata orang berilmu menjaganya dia pasti menjaga mereka.
Andaikata mengagungkannya di dalam jiwa pasti mereka diagungkan.
Namun mereka meremehkannya, maka hinalah mereka
mereka menggotorinya dengan ketamakan hingga dia bermuka masam."

Qadhi Ahmad ibn Abdul Aziz al-Jurjani berkata ,

"Tak pernah kunikmati manisnya hidup hingga teman dudukku rumah dan buku.
Tak ada yang lebih mulia daripada ilmu
karenanya aku mencarinya untuk teman akrab.
Kehinaan itu ada karena pergaulan (yang buruk),
tinggalkanlah mereka dan hiduplah dengan mulia."

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


7
Ibnu Faris berkata,

"Mereka berkata, bagaimana keadaanmu, kujawab, baik.


Satu kebutuhan terpenuhi dan yang lainnya tidak
Jika kesedihan telah menyesakkan dada
Saya katakan, semoga akan datang satu hari dengan pertolongan
Temanku adalah jiwaku, sahabat jiwaku adalah buku-buku
sedangkan kekasihku adalah lentera malam.

{Maka, apakah orang yang berpegang teguh pada keterangan yang datang dari

Rabb-nya sama dengan orang yang (setan) menjadikan dia memandang baik

perbuatannya yang buruk dan mengikuti hawa nafsunya?}

(QS. Muhammad: 14)

Muqodimah Edisi Revisi

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, Shalawat serta


salam untuk nabi dan rasul yang termulia, juga untuk keluarga dan para sahabat

seluruhnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Amma ba'du.

Ini adalah bingkisan yang diberkahi terhadap kitab Syarah Qowaidul Arba' yang

disyarah (dijelaskan) oleh Ulama besar Saudi Arabia saat ini, Asy Syaikh Dr. Sholih
bin Fauzan Al Fauzan anggota majelis ulama besar dan majelis fatwa Kerajaan
Saudi. Yang aku terjemahkan dan aku susun dalam bentuk Tanya jawab dalam

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


8
rangka memudahkan dalam memahami isi kitab tersebut, juga aku memberikan
keterangan-keterangan pada tempat yang diperlukan, yang mana kitab ini telah

aku pelajari ketika aku menuntut ilmu di Pondok Salaf "Ibnul Qoyyim" Balikpapan
selepas aku meninggalkan bangku kuliah, dan kembali aku mengulangnya dan
menyelesaikannya serta menghafalnya ketika aku rihlah ke tempat ini. Dan setelah

itu ada keinginan yang besar pada diriku untuk membagi beberapa faedah ilmu
kepadamu.

Setelah aku meninjau kembali hasil akhir risalah ini, ternyata aku mendapati bahwa
banyak sekali faedah dan keterangan-keterangan yang terluputkan, dikarenakan
sikap ketergesaanku untuk segera mengurai sapa kepadamu. Maka setelah aku
merevisinya dan menyempurnakan pembahasannya, dan pada teks yang berwana

merah dalam risalah edisi revisi ini, catatan-catatan tambahan yang tidak aku
sertakan di risalah pertemuan satu. Harapan yang besar agar engkau dapat
memahami risalah ini dan insyaallah akan datang beberapa risalah yang lain

kepadamu tahap demi tahap yang setiap masing-masingnya akan lebih


memberikan penjelasan kepada risalah sebelumnya. Dan bagimu kewajiban untuk
mencari kebenaran.

Wa akhiru da'wanaa walhamdulillahirobbilallamin,


Hadaani wa Hadaakillah ilaa shirootil mustaqim.
Semoga Allah memberikan manfaat dengan keberadaannya.

Selesai, 02 Sya'ban 1430/24 Juli 2009


» ‫«يعٓد داز اَثس اإلساليً غساسٍق‬

ً‫أبُٕ أسد اهلل آدو بٍ صانح انًهُج‬

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


9
Soal: Apa saja diantara tanda-tanda kebahagiaan itu?

Jawab:

1. Tanda kebahagiaan itu diantaranya adalah Syukur [*], yakni seseorang yang
senantiasa mensyukuri atas nikmat-nikmat Allah yang telah Allah anugerahkan
kepadanya.

[*] Syukur mencakup 3 hal :

a. Mensyukuri dengan hati, yaitu wajib meyakini bahwa nikmat yang dia peroleh
itu datangnya dari Allah.

b. Mensyukuri dengan Lisan, yaitu mengucapkan dengan lisannya ucapan pujian


dan sanjungan kepada Allah seperti mengucapkan "Alhamdulillah" atau dengan
menceritakan nikmat-nikmat Allah yang dianugerahkan padanya.

c. Mensyukuri dengan amalan badan, yaitu seseorang menyadari akan karunia


Allah yang telah memberikan nikmat kepadanya dengan meningkatkan amalan
ibadahnya lebih dari yang sebelumnya.

Soal : Apa dalil wajibnya bersyukur?

Jawab:

      

" Karena itu, Maka hendaklah kepada Allah saja kamu menyembah dan hendaklah
kamu Termasuk orang-orang yang bersyukur". (Az Zumar 66)

              

  

" Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan kamu tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur." (An Nahl 78)

2. Sabar, yakni seseorang yang jika mendapat ujian dari Allah dia senantiasa
bersabar.

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


10
Soal: Apa dalil dari perintah untuk bersabar ?

Jawab:

Dalilnya banyak sekali diantaranya Firman Allah Ta'ala

          

" Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran." (Al Ashr 3)

            

" Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al Baqoroh 153)

              

       

" Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara
sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan, orang-
orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)," (Ar Raad 22)

ٍََ‫ (( إٌَ ان ّسَّعٍِْدَ نًٍَْ جُُِبَ انفِت‬: َ‫ قال زَسُٕلُ اهللِ صهى اهللُ عَهٍِّْ ٔسهى‬: ‫عٍَ انًِقدادِ بٍ األسَٕدِ زضًَ اهللُ عَُُّْ قال‬
ًَ‫ٔنًٍَ ابْتُهًَِ فَ صَبَسَ فٕاَْا)) زٔاِ أبٕ دأد ٔ انطبسا‬

Dari Miqdad bin Aswad berkata : Berkata Rasulullah "Sesungguhnya orang yang
bahagia itu adalah orang yang dijauhkan dari fitnah/ujian dan orang yang jika
diuji/ditimpa dengan suatu musibah maka dia bersabar. Maka dialah yang
mendapatkan kebahagiaan itu. [Hadits Riwayat Abu Dawud dan At Thabrani]

3. Istigfar, yakni seseorang yang apabila dia berdosa maka senantiasa memohon
ampun kepada Allah.

Soal: Apa dalil perintah untuk Istighfar?

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


11
Jawab:

              

         

" Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
Menganiaya diri sendiri[*], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari
pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui." (Ali Imron 135)

[*] Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana
mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina,
riba, membunuh. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana
mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.

               

      

" Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang
mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan[*], yang kemudian mereka bertaubat
dengan segera, Maka mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." (An Nissa' 17)

[*] Maksudnya Ialah: 1. orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui
bahwa perbuatan itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu. 2. orang
yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak. 3. orang yang
melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau karena
dorongan hawa nafsu.

Soal: Apa itu Agama yang lurus ?

Jawab:

Agama yang lurus yaitu, Engkau beribadah kepada Allah semata serta
mengikhlaskan agama bagi-Nya. Dan itulah yang Allah perintahkan kepada
seluruh Jin dan Manusia dan untuk tujuan itu pula Allah menciptakan mereka.

Soal: Apa dalil/buktinya bahwasanya Allah memerintah seperti itu.?

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


12
Jawab:

       

" Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku." (Adz Dzariyat 56)

Maka setelah kita mengetahui bahwasanya Allah menciptakan kita semua agar kita
hanya beribadah kepadanya, maka Ketahuilah ! bahwasanya Ibadah tidaklah
dinamakan Ibadah kecuali bersama Tauhid, yakni meng-Esakan Allah dalam segala
bentuk peribadahan. Seperti sholat, tidaklah dinamakan sholat melainkan harus
disertai denga Thoharoh (Bersuci). Maka apabila kesyirikan itu masuk pada ibadah
seseorang, maka rusaklah ibadah tersebut seperti rusaknya Thoharoh jika masuk
padanya hadats/najis. Maka apabila engkau telah mengetahui bahwasanya apabila
kesyrikan itu bercampur dengan ibadah menyebabkan rusaknya peribadahan
tersebut dan membatalkan amalan ibadah tersebut dan menjadikan pelakunya
masuk ke dalam Neraka.

Telah engkau ketahui bahwasanya yang paling penting bagimu adalah mengenal
apa itu Tauhid dan apa itu Syirik. Semoga Allah menghindarkan engkau dari jerat
kesyirikan kepada Allah.

Sebagaimana Allah telah berkata didalam kitab-Nya,

                        

 

" Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar." (An Nisaa' 48)

Dan oleh karena itu dengan mengenal empat kaidah inilah kita dapat mengetahui
apa itu Tauhid dan apa itu Syirik, yang mana Allah telah menyebutkan didalam
kitabnya.

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


13
Kaidah I:
Soal: Siapakah orang-orang yang Rasulullah perangi?

Jawab: Mereka adalah orang-orang yang meyakini bahwasanya Allah lah pencipta
dan pengatur alam semesta, namun keyakinan mereka tersebut tidaklah dapat
memasukkan mereka kedalam Islam dikarenakan kesyirikan mereka.

Soal: Apa dalil/buktinya ?

                

              

" Katakanlah (Muhammad, kepada orang-orang musyrik itu): "Siapakah yang


memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa
(menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan
yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup* dan
siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah".
Maka Katakanlah "Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (Yunus 31)

[*] Sebagian Ahli Tafsir memberi misal untuk ayat ini dengan mengeluarkan anak
ayam dari telur, dan telur dari ayam. dan dapat juga diartikan bahwa pergiliran
kekuasaan diantara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah
menurut hukum Allah.

 Bahwsanya orang-orang musyrik zaman Rasulullah bukanlah orang-orang


seperti zaman prasejarah, yang katanya mereka itu menganut kepercayaan
animisme. Mereka adalah manusia-manusia yang telah mengalami
peradaban yang sudah sangat maju, jauh setelah puncaknya peradaban
kerajaan Romawi. Mereka juga mengakui bahwa Allahlah satusatunya
Pencipta Alam Semesta ini, Pemberi Rizki. Mereka juga manusia2 yang
banyak bershodaqoh, mereka juga berhaji (karena Haji adalah syari'at Nabi
Ibrahim), namun semua keyakinan dan amalan mereka tersebut tidaklah
menjadikan mereka masuk ke dalam Islam. Jika mereka dikatan muslim,
tentulah Abu Jahal, Abu Thalib (Ayah Sahabat Ali bin Abi Thalib), Abdul
Muthalib (Kakek Rasulullah) ataupun Abu Lahab adalah lebih berhak

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


14
dikatakan Islam dikarenakan mereka adalah kerabat Rasulullah, namun
ternyata mereka semua adalah orang musyrik.

 Bahwasanya orang-orang musyrik itu mereka sebenarnya lebih mengetahui


tentang Tauhid Rububiyah (Tauhid Pengakuan akan kebesaran dan
kekuasaan Allah) [*] daripada orang-orang sedang mabuk kepayang, seakan
dunia milik mereka berdua. Bukti nyata bahwa orang-orang musyrik itu
mengakui Tauhid Rububiyah bisa kita merujuk pada kitab-kitab siroh
nabawiyah, kitab-kitab sejarah islam. Adalah ketika gubernur kerajaan
habasyah (Ethiopia) yang pada waktu itu memiliki batas kekuasaan hingga
negeri yaman, Raja Abrahah hendak menghancurkan Ka'bah dengan
pasukan gajahnya. sebelumnya raja abrahah membangun gereja yang sangat
besar di negeri yaman yang mana gereja tersebut dibangun untuk
memalingkan manusia dari Ka'bah dan agar manusia takjub dengan
bangunan gereja tersebut sehingga manusia akan berpaling dari Ka'bah dan
juga agar pusat perekonomian di bulan-bulan haji berpindah ke wilayah
kekuasaannya. suatu ketika datanglah seorang arab yang mendengar berita
pembangunan gereja tersebut, sehingga datanglah dia ke gereja tersebut
dan masuk kedalam gereja tersebut lalu buang hajat di dalam gereja
tersebut . hal itu merupakan bukti kecemburuan orang musyrik karena
pengagungannya terhadap Ka'bah.

[*] Tauhid ada 3 :

1. Tauhid Rububiyah: Tauhid berkenaan dengan kebesaran dan kekuasaan


Allah, seperti Pencipta Alam semesta, Pemberi Rezki, Yang menghidupkan
dan mematikan.

2. Tauhid Uluhiyah: Tauhid yang berkenaan dengan Ibadah, yaitu Segala


bentuk peribadahan seperti Sholat, Puasa, Nadzar, Do'a, Menyembelih
kurban, Haji, Tawaf, dll adalah hanya ditujukan mepada Allah semata.

        

"Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka


janganlah kamu berdo'a kepada seseorangpun di dalamnya di samping
(menyembah) Allah." (Al Jin 18)

3. Tauhid Asma Wa Shiffat: Tauhid yang berkenaan dengan meyakini


Nama-nama dan Sifat-sifat Allah yang baik, yang mana Allah sendiri telah
menerangkannya didalam Kitabnya. Seperti misalnya ketika Allah berfirman
Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]
15
dalam Kitabnya menerangkan bahwa Dia memiliki sifat berupa mempunyai
kedua tangan, maka wajib bagi kita meyakini hal tersebut dan memahami
sesuai apa yang Allah jelaskan melalui firmannya. Dan tidak memalingkan
maknanya atau mencocok-cocokkan dengan akal kita yang terbatas karena
hal tersebut termasuk perkara yang ghaib. Seperti misalnya tangan
dipalingkan kepada makna kekuasaan maka ini adalah Batil.

               

"Allah berfirman: "Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada
yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu
menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) Termasuk orang-orang yang
(lebih) tinggi?". (Shaad 75)

Adapaun bagaimanakah wujud kedua tangan Allah, hanya Allah lah yang
tahu, kita tidak dapat mengetahuinya dan tidak boleh membayangkannya
serta mengira-ngira atau menyamakan dengan makhluknya. Dikarenakan
tidak ada yang serupa dengan-Nya. Sebagaimana firmanNya:

        

"tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha
mendengar dan melihat". (QS. As Syuraa 11)

    

" Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS. Al Ikhlas 4)

 Buktinya berikutnya adalah ketika pasukan gajah raja abrahah berbondong-


bondong menuju makkah, ditengah perjalanan ketika hendak memasuki
kota mekkah mereka mendapati onta-onta milik kakek Rasulullah yang
sedang digembalakan lalu dirampaslah oleh mereka, dan ketika mereka
sampai di dekat pintu kota mekkah berkata raja abrahah kepada masyarkat
setempat "Siapakah orang yang paling mulia/terpandang diantara kalian?"
maka dipanggilah Abdul Muthalib. Melihat sosok Abdul Mutholib yang
penuh karismatik dan berwibawa, muncul rasa segan pada diri raja abrahah,
kemudian dia menyampaikan maksud tujuannya ke mekkah kepada Abdul
Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]
16
Mutholib dan mengijinkan penduduk kota mekkah untuk mengungsi ke
gunung. Lalu kemudian berkatalah Abdul Mutholib : "adapun aku.. aku
hanyalah seorang tuan (pemilik) dari onta-onta yang engkau rampas, maka
kembalikanlah, adapun Ka'bah tersebut ada sendiri Tuhannya, Dia lah yang
akan menjaga dan melindunginya". Ucapan Abdul Mutholib ini adalah
bukti bahwasanya ia mengakui/meyakini bahwa Allah lah yang akan
menjaga dan melindunginya.

Kaidah II:
Bahawasanya mereka orang-orang musyrik berkata : tidaklah kami berdo'a kepada
mereka (para malaikat, para nabi, para orang-orang sholih, maupun berhala-
berhala, bebatuan dan pohon-pohon) dan tidaklah kami menghadapkan wajah-
wajah kami kepada mereka kecuali kami hanya sekedar meminta agar mereka
menjadi perantara bagi kami untuk dekat kepada Allah dan agar mereka member
syafa'at kepada kami.

Soal: Apa dalilnya bahwa mereka menjadikan sembahan-sembahan yang lain


untuk mendekatkan diri kepada Allah?

Jawab:

                

                   

" Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-
orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah
mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan
sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki
orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar." (Az Zumar 3)

Soal: Apakah dalilnya bahwa mereka mengharap syafa'at ?

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


17
                

                 



" Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan
mereka berkata: "Mereka (sembahan2) itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di
sisi Allah". Katakanlah (Wahai Muhammad, kepada orang-orang musyrik
tersebut): "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-
Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?"[*] Maha suci Allah dan Maha Tinggi
dari apa yang mereka mempersekutukan (itu)." (Qur'an Surat. Yunus 18)

[*] Kalimat ini adalah ejekan terhadap orang-orang yang menyembah berhala,
yang menyangka bahwa sembahan - sembahan itu dapat memberi syafaat Allah.

 Diluar Ka'bah dahulu sebelum diutusnya Rasulullah, terdapat 2 patung yang


besar bernama Isyaf dan Naila yang konon orang-orang musyrik pada masa
itu meyakini bahwa patung tersebut asalnya adalah sepasang muda-mudi
dari Yaman yang ketika mereka berhaji mereka berzina didalam Ka'bah, lalu
dikutuk menjadi batu, begitulah yang diyakini orang-orang jahiliyah. Yang
mana patung tersebut awalnya diletakkan diluar Ka'bah dengan maksud
tujuan sebagai peringatan kepada manusia atau orang-orang yang datang
ke mekkah pada tiap musim haji, akan dampak maksiat kepada Allah,
sehingga diharapkan manusia akan menjadi takut untuk berbuat maksiat.
Namun seiring berlalunya masa, generasi berganti generasi, menjadilah
kedua patung tersebut diibadahi. Orang-orang musyrik selalu mengusap-
usap patung tersebut setiap mereka melakukan satu putaran Tawaf untuk
mencari barokah. Dan manusia-manusia di zaman kita sekarang ini,
perbuatan mereka mirip perbuatan orang-orang musyrik zaman dahulu.
Sebagian mereka mengusap-usap dinding Ka'bah dengan kain atau tangan
mereka lalu meyakini bahwa debu yang menempel di tangan mereka atau
di kain mereka sebagai jimat atau mereka usap-usapkan ke wajah mereka
dengan keyakinan akan membawa barokah, mengusap-usap kuburan-
kuburan para wali, Tawaf disekeliling kuburan, yang mana perbuatan-
perbuatan mereka tersebut semata-mata hanya untuk mengharap barokah
BUKAN untuk menyembah.

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


18
Sebagaimana amirul mukminin Umar bin Khottob berkata beliau ketika
sedang menunaikan ibadah haji dan ketika tiba di sudut Ka'bah didekat
Hajar Aswad beliau berkata: "Sesungguhnya engkau hanyalah batu,
seandainya aku tidak melihat Rasulullah menciummu pasti aku tidak akan
sudi melakukannya."

Dan Syafa'at itu ada dua.

Syafa'at yang dinafikan dan Syafa'at yang ditetapkan.

 Adapun Syafa'at yang dinafikan yaitu, Setiap apa yang diminta kepada selain
Allah atas apa-apa yang permintaan tersebut tidak ada yang mampu
mewujudkannya kecuali Allah [*].

[*] Seperti meminta rezeki, meminta jodoh, meminta keturunan, dan perkara-
perkara yang manusia tidak mungkin bisa melakukannya

Soal: Apa dalil dari hal diatas?

Jawab:

                    

   

" Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki
yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak
ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at[*]. dan orang-orang kafir Itulah orang-
orang yang zalim." (QS. Al Baqoroh 254)

[*] Syafa'at: secara bahasa maknanya adalah "Pertolongan"

: secara istilah : usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat


bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang
tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.

Syafa'at yang ditetapkan, yaitu Syafa'at (Pertolongan) yang diminta kepada Allah.

Dan pemberi Syafa'at itu mulia dengan syafa'atnya, dan orang yang diberi syafa'at
adalah orang yang diridhoi oleh Allah perkataannya maupun perbuatannya, dan
Syafa'at tersebut diberikan dengan ijin Allah.

Soal: Apa dalilnya?

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


19
Jawab:

       

"tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya" (QS. Al Baqoroh
255)

 Bahwasanya orang-orang yang meng-qiyas-kan bahwa syafaat dari Allah


itu butuh perantara, seperti perkara-perkara duniawi yang derajat atau
kedudukan seseorang dibeda-bedakan, maka sesungguhnya mereka telah
menuduh bahwa Allah tidak berbuat adil dikarenakan Allah memilih-milih
dalam mengabulkan do'a/hajat hambanya. Juga mereka meng-qiyas-kan
dengan seperti seorang presiden yang jika seorang rakyat jelata ingin
menemui presiden tersebut harus melalui beberapa perantara atau
pengawal agar diseleksi hamba-hambanya hingga dapat bertemu dengan
presiden dan menyampaikan hajatnya.

                 

 

"Dan berapa banyaknya Malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak


berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki
dan diridhai(Nya). (QS. An Najm 26)

 Bukti Nyata bahwa syafaat itu milik Allah semata adalah kisah Nabi Nuh
yang tidak bisa memberi hidayah serta syafaat kepada anaknya sendiri.

                

        

"Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang


dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "tidak ada yang melindungi
hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang". dan
gelombang menjadi penghalang antara keduanya; Maka jadilah anak itu
Termasuk orang-orang yang ditenggelamkan." (QS. Huud 43)

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


20
                



"Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku,


Sesungguhnya anakku Termasuk keluargaku, dan Sesungguhnya janji
Engkau Itulah yang benar. dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya."
(QS. Huud 45)

                   

      

"Allah berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya Dia bukanlah Termasuk


keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya itu adalah
perbuatan yang tidak baik [*]. sebab itu janganlah kamu memohon
kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya.
Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu tidak
termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." (QS. Huud 46)

[*] Menurut Pendapat sebagian ahli tafsir bahwa yang dimaksud dengan
perbuatannya, ialah permohonan Nabi Nuh a.s. agar anaknya dilepaskan
dari bahaya.

Begitu juga kisah Nabi Ibrahim yang juga tidak bisa memberi syafaat kepada
ayahnya, yang mana Allah mengkisahkan dalam kitabnya:

              

        

" Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman


memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun
orang-orang musyrik itu adalah kaum Kerabat (Nya), sesudah jelas bagi
mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka
jahanam." (QS. At Taubah 113)

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


21
               

        

" Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya
tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada
bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah
musuh Allah, Maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya
Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi Penyantun." (QS.
At Taubah 114)

Dan bahkan Rasulullah Muhammad sholallahu alaihi wassallam juga beliau tidak
dapat memberi syafaat kepada orang-orang musyrikin dari kalangan kerabatnya.
Bahkan kepada pamannya sendiri Abu Thalib ayah dari Ali bin Abi Thalib.

Kaidah III:
Bahwasanya Nabi Muhammad diutus kepada manusia dalam keadaan ibadah
mereka berbeda-beda. Sebagian mereka ada yang menyembah malaikat dan
sebagian mereka ada yang menyembah para nabi dan orang-orang sholih, dan
sebagian mereka ada yang menyembah pohon-pohon dan batu-batu, dan
sebagian mereka ada yang menyembah matahari dan bulan.

Namun Rasulullah memerangi mereka semua tanpa membeda-bedakan antara


mereka.

Soal: Apa dalilnya ?

              

  

" Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah[*] dan supaya agama itu
semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari kekafiran), Maka
Sesungguhnya Allah Maha melihat apa yang mereka kerjakan." (QS. Al Anfal 39)

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


22
[*] berkata Asy Syaikh Sholih Al Fauzan didalam menjelaskan kitab ini makna
fitnah adalah Syirik

Soal: Apa dalil atau bukti bahwasanya sebagian manusia ada yang menyembah
matahari dan bulan?

Jawab: Dalilnya adalah perkataan Allah:

               

      

" Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan
bulan. janganlah kalian menyembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah
yang menciptakannya, jika hanya kepadaNya lah engkau menyembah"
(Fushilat 37)

Soal: Apa dalil bahwasanya sebagian manusia ada yang menyembah malaikat?

Jawab: Dalilnya adalah perkataan Allah:

               

" Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan Malaikat dan Para Nabi
sebagai tuhan. Apakah (patut) Dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu
sudah (menganut agama) Islam?".(Ali Imron 80)

Soal: Apa dalil bahwasanya sebagian manusia ada yang menyembah para nabi?

Jawab:

                    

                     

         

" Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu
mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain
Allah?". Isa menjawab: "Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa
Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]
23
yang bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah mengatakan Maka tentulah
Engkau mengetahui . Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak
mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha
mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". (Al Maidah 116)

Soal: Apa dalil bahwasanya sebagian manusia ada yang menyembah orang-orang
sholih?

Jawab: Dalilnya adalah perkataan Allah:

           

        

" Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan
mereka[*] siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan
mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; Sesungguhnya azab
Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. (Al Israa' 57)

[*] Maksudnya: Nabi Isa a.s., Para Malaikat dan 'Uzair (orang sholih dari kalangan
bani israil) yang mereka sembah itu menyeru dan mencari jalan mendekatkan diri
kepada Allah.

Soal: Apa dalil bahwasanya sebagian manusia ada yang menyembah pohon dan
batu?

Jawab: Dalilnya adalah perkataan Allah:

        

"Maka Apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) mengaggap Al Lata dan Al
Uzza, Dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan
Allah)[*]? (An Najm 19-20)

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


24
[*] Al Lata(1), Al Uzza(2) dan Manah(3) adalah nama berhala-berhala yang
disembah orang Arab Jahiliyah dan dianggapnya anak-anak perempuan tuhan.

(1) diambil dari kata illah. Sebuah batu yang dipahat menyerupai rumah dan diberi
kelambu terletak di kota Thaif, yang mana awalnya adalah seorang yang sangat
dermawan di masa hidupnya, dia selalu membuat adonan roti dari tepung untuk
diberikan kepada orang-orang yang sedang menunaikan syariat nabi Ibrahim yaitu
Haji. Lalu setelah meninggalnya orang tersebut, dibangunlah sebuah rumah dari
batu yang awalnya untuk mengenang jasa-jasa kebaikan serta kesholihan orang
tersebut. Lalu seiring berjalannya waktu bangsa arab mulai menjadikan bangunan
tersebut sebagai tempat mencari berkah.

(2) diambil dari kata Aziz (yang Perkasa) Sebuah pohon kurma yang
dikeramatkan dan diberi kelambu, ada juga yang mengatakan bahwa Uzza adalah
pohon salam (pohon yang biasa digunakan untuk menyamak kulit) terletak
diantara kota Thaif dan Mekkah.

(3) diambil dari kata Mannan (salah satu nama Allah yang artinya adalah "Yang
banyak memberikan nikmat). Berbentuk dari kayu, merupakan berhala
kebanggaan suku Aus.

Dan dalil dari hadits Rasulullah :

ٌٕ‫ ٔنهًشسٌكٍٍ سدزة ٌعكف‬,‫ خسجُا يع انُبً إنى حٍٍُ ٔ َحٍ حدثاء عٓد بكفس‬: ‫عٍ حدٌث أبً ٔاقد انهٍثً قال‬
‫ ٌا زسٕل اهلل اجعم نُا ذات إَٔاط كًا‬:‫ فقهُا‬.‫ فًسزَا بّسدزة‬,‫ ٌقم نٓا ذات إَٔاط‬, ‫ ٌُٕٔطٌٕ بٓا أسهحتٓى‬,‫عُدْا‬
)‫ (زٔاِ انتس يري‬.‫ اهلل أكبس ! اهلل أكبس ! اهلل أكبس‬:‫ قال زسٕل اهلل‬.‫نٓى ذات إَٔاط‬

"dari sahabat abu waaqit allaitsi berkata: "kami keluar bersama Rasulullah pada
perang hunain, kami pada waktu itu baru saja masuk Islam. Dan kami melewati
sebuah daerah yang terdapat sebuah pohon bidara disana, yang mana orang-orang
musyrik biasa ber-I'tikaf (berdiam diri) disekitarnya. Dan mereka biasa
menggantungkan senjata-senjata mereka pada pohon tersebut untuk mencari
barokah. Lalu ketika kami melewatinya salah seorang dari kami berkata: 'Wahai
Rasulullah, buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath (nama pohon tersebut )
sebagaimana mereka orang-orang musyrik memiliki Dzatu Anwath. Lalu berkata
Rasulullah: Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar'' (HR. Imam Tirmidzi)

[*] adalah kebiasaan Rasulullah jika beliau takjub atau mengingkari sesuatu beliau
bertakbir.

 Beberapa Faedah yang bisa dipetik dari hadits diatas:

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


25
1. Bahayanya berakrab-akrab/berteman dengan orang kafir, dikarenakan
pengaruh mereka yang tidak kita sadari. Seperti contohnya ketika
sahabat-sahabat Nabi yang mana mereka baru masuk Islam, mereka
melihat bahwa orang-orang musyrik mempunyai sesuatu yang menarik
mereka, serta merta mereka menginginkan hal yang semisal dengan
orang-orang musyrik tersebut.

2. Walaupun seseorang itu telah bertahuhid, namun terkadang dia belum


mengetahui apa itu Syirik dan maknanya juga jenis-jenisnya.

3. Janganlah kita merasa aman dengan merasa telah bertauhid, maka perlu
kita mengetahui makna dan jenis-jenis kesyrikan serta perkara-perkara
yang bisa menghantarkan kepadanya.

4. Bahwasanya tasyabuh (menyerupai) kepada orang kafir dapat


menghantarkan kepada kesyirikan.

5. Terkadang sesuatu yang dianggap baik oleh manusia malah dapat


mendatangkan mudharat atau bencana yang lebih besar.

6. Termasuk sempurnanya iman seseorang adalah ia berlepas diri dari


kesyirikan, kebid'ahan, kemaksiatan, dan dari pelaku-pelakunya.

7. Wajibnya mengingkari sarana-sarana kesyirikan

8. Bahwasanya seseorang yang tidak mengetahui bahwasanya tindakannya


adalah termasuk perkara kesyirikan lalu ketika dia diingatkan dan
diberitahu seketika langsung bertaubat dan berpaling serta mengingkari
perkara kesyirikan tersebut, maka yang seperti itu tidaklah mengapa.
Sebagaimana kisah sahabat pada hadits diatas.

Kaidah IV:
Bahwasanya orang-orang musyrik pada zaman kita sekarang ini, kesyirikan mereka
lebih parah dari orang-orang musyrikin jaman dahulu. Karena sesungguhnya
orang-orang musyrikin jaman dulu mereka melakukan kesyirikan ketika dalam
keadaan lapang dan senang, dan mereka mengikhlaskan ibadah kepada Allah pada
saat sempit dan kesusahan.

Adapun orang-orang musyrikin pada jaman kita sekarang ini kesyirikan mereka
terus-menerus, baik dalam keadaan senang maupun susah. [*]

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


26
[*] seperti ketika meraih hasil panen yang besar atau mendapat nikmat-nikmat
yang lain mereka melakukannya dengan mengadakan larung sesaji atau
persembahan-persembahan kepada laut maupun gunung, lebih-lebih ketika
tertimpa musibah.

Soal: Apa dalilnya bahwa orang musyrikin jaman dulu mengikhlaskan ibadah
kepada Allah ketika tertimpa musibah/dalam keadan sempit ?

Jawab:

                   

"Maka apabila mereka naik kapal (dan ditimpa badai/ombak yang dahsyat) mereka
berdo'a kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya[*]. Maka tatkala
Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali)
mempersekutukan (Allah)" (QS. Al Ankabut 65)

[*] Maksudnya: dengan memurnikan ketaatan semata-mata kepada Allah. Bukan


disertai dengan sesembahan-sesembahan mereka seperti patung, pohon, wali, nabi,
malaikat, dll.

 Bahwasanya mereka mengetahui bahwa yang bisa menyelamatkan mereka


ketika ditimpa musibah hanyalah Allah saja. Sebagaimana Allah berfirman :

                  

  

"Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang
kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan,
kamu berpaling. dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih". (QS.
Al Israa' 67)

               

         

"Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti gunung, mereka
menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya Maka tatkala
Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


27
menempuh jalan yang lurus dan tidak ada yang mengingkari ayat- ayat
Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar. (QS. Luqman 32)

Sebagimana yang terdapat pada kitab-kitab tareqat sufi, dongeng-dongeng


hikayat yang tidak pernah diketahui asalnya dan siapa serta dari siapa
pengambilan riwayat hikayat tersebut, mereka menyebutkan bahwasanya
jika menimpa kepada kita suatu musibah yang membahayakan maka
dianjurkan bagi untuk memanggil-manggil Syaikh ini dan itu agar mereka
menyelamatkan dari musibah.

Dan perbedaan orang-orang musyrik jaman dahulu dan sekarang adalah


bahwasanya orang-orang musyrik jaman dulu mereka menyembah kepada
manusia-manusia yang paling sholih dari kalangan Nabi dan orang-orang
sholih (wali) untuk mengharap barokah, adapun orang-orang musyrik di
zaman kita ini, mereka menyembah manusia-manusia yang terburuk,
buruk agamanya, buruk akhlaknya, dan jahat. Sembahan-sembahan yang
mereka mintai barokah tersebut adalah dari kalangan ahli bid'ah, orang-
orang yang suka bertapa, menyepi di hutan-hutan, goa-goa atau tempat-
tempat angker lainnya, penyembah batu, tidak sholat, dan kejelekan-
kejelakan yang lain. Mereka tertipu dengan simbol-simbol agamis yang ada.
Padahal ajaran-ajaran yang mereka ikuti dan panuti dari orang-orang
tersebut ketika dicocokkan dengan Al Quran dan Sunnah banyak yang
bertentangan. Mereka mengetahui bahwa panutan / sesembahan-
sesembahan mereka itu tidak sholat, tidak berpuasa, dan mereka tidak
menjauhi perbuatan-perbuatan keji.

Silsilah Risalah Pertemuan 1 [4 Kaidah yang wajib diketahui]


28

Anda mungkin juga menyukai