Anda di halaman 1dari 9

M.

FAWZUL AZIIM AFIF 1204101010132 STRUKTUR BAJA II

JENIS-JENIS JEMBATAN Jembatan adalah sebuah struktur yang sengaja dibangun untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai, lembah, rel kereta api maupun jalan raya. Jembatan dibangun agar para pejalan kaki, pengemudi kendaraan atau kereta api dapat melintasi halangan-halangan tersebut. Namun ternyata ada banyak jenis jembatan yang tentunya berbeda-beda baik dari segi struktur, material, kondisi lapangan,.

A. Berikut jenis jenis jembatan berdasarkan dari segi struktur. 1. Jembatan Batang Kayu (Log Bridge) Jembatan batang kayu atau log bridge merupakan inovasi pertama pada jembatan. Jembatan ini terbuat dari batang pohon yang sengaja ditumbangkan untuk mengintasi sungai. Jembatan ini hanya digunakan secara sementara, contohnya di tempat-tempat pembalakan yang mana jalan yang dibuat hanyalah untuk sementara dan kemudian di tinggalkan. Ini karena jembatan seperti ini mempunyai jangka waktu yang pendek disebabkan oleh pohon menyentuh tanah yang basah hingga menyebabkan mereput.

2. Jembatan Lengkung (Arch Bridge) Jembatan lengkung memiliki dinding tumpuan pada setiap ujungnya. Beban jembatan akan didorong ke kedua sisi pada abutmen. Jembatan lengkung atau arch bridge merupakan inovasi jembatan tertua yang ada di dunia yang dibangun oleh masyarakat Yunani. Berdasarkan letak lantai yang digunakanan untuk lalu lintas kendaraannya serta bentuk busur, maka beberapa bentuk jenis yang umum dipakai, yaitu :

Deck Arch, merupakan salah satu jenis/bentuk jembatan busur dimana letak lantainya menopang beban lalu lintas secara langsung dan berada pada bagian paling atas busur, yang mengambil bentuk seperti konsep awalnya. Through Arch, merupakan jenis jembatan busur yang lain dimana letak lantainya berada tepat di springline busurnya, jembatan seperti ini biasanya dibangun dengan menggunakan bahan baja, A Half Through Arch, Salah satu jenis jembatan busur dimana lantainya kendaraannya berada di antara springline dan bagian busur jembatan, atau berada di tengah-tengah. Jembatan seperti ini biasanya digunakan untuk bentang yang panjang.

Di indonesia terdapat banyak jembatan lengkung, seperti jembatan barelang V tuanku tambusai yang terdapat di batam, jembatan ini merupakan jembatan lengkung dengan jenis Deck Arch.

3. Jembatan Alang (Beam Bridge) Jembatan ini juga bisa disebut keturunan langsung jambatan batang kayu, jambatan alang biasanya dibuat dari alang keluli "I", konkrit diperkuat atau konkrit telah-tertegang (posttensioned concrete) yang panjang. Ia kurang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang dekat. Jembatan ini selalu digunakan untuk jembatan pejalan kaki dan juga jembatanjembatan yang merintangi hutan. Banyak sekali jembatan alang atau jembatan gelagar yang terdapat di Indonesia. Salah satu yang terkenal adalah jembatan arakundo yang terdapat di Aceh.

4. Jembatan Kerangka Merupakan jembatan yang konsepnya hampir sama dengan jembatan lengkung disebut juga sebagai truss bridge. Pembuatan jembatan kerangka yaitu dengan menyusun tiang-tiang jembatan membentuk kisi-kisi agar setiap tiang hanya menampung sebagian berat struktur jembatan tersebut. Jembatan kerangka lebih hemat dalam penggunaan bahan. Kerangka bisa menahan beban yang lebih berat untuk jarak yang lebih jauh menggunakan elemen yang lebih pendek daripada jambatan alang. Ada berbagai jenis cara untuk membuat kerangka ini, namun begitu, semuanya menggunakan prinsip penggiliran elemen tegangan dan tekanan. Sekiranya satusatu elemen itu telah diketahui - melalui analisis kejuruteraan - hanya akan mengalami ketegangan tanpa tekanan atau kenduran, maka ia bisa dibuat dari batang keluli yang lebih langsing. Bagian atas kerangka selalunya mengalami tekanan, manakala bagian bawahnya mengalami tegangan. Jembatan ini selalu dibuat dengan menggunakan dua kerangka yang dihubungkan dengan elemen-elemen penjuru yang mendatar untuk membentuk sebuah struktur berbentuk kotak. Jalan yang akan dilalui boleh terjadi daripada sebagian elemen-elemen atas atau bawah, atau juga boleh digantung di tengah-tengah. Jika jambatan itu harus menyeberangi jurang yang sangat dalam, kerangka itu boleh diimbangi. Ini selalunya terjadi jika tebing yang betul-betul bertentangan membuatkan kerja-kerja pembuatan lebih sukar. Sama halnya dengan jembatan alang, jembatan rangka juga salah satu jembatan yang terdapat banyak di Indonesia, salah satu contoh adalah jembatan Kapuas II di Pontianak Kalimantan barat.

5. Jembatan Gantung (Suspension Bridge) Jembatan gantung adalah satu lagi jenis jembatan yang pertama, dan masih lagi dibuat menggunakan bahan asli, seperti tali jerami di setengah daerah di Amerika Selatan. Sudah semestinya jembatan ini diperbarui secara berkala kerana bahan ini tidak tahan lama, dan di sana, bahan-bahan ini dibuat oleh keluarga-keluarga sebagai sumbangan masyarakat. Sejenis variasi yang lebih kekal, sesuai untuk pejalan kaki dan kadang kala penunggang kuda boleh dibuat daripada tali biasa. Puak Inca di Peru juga pernah menggunakan jembatan ini pada abad ke-16 untuk jarak sejauh 60 meter. Bagi jembatan ini, laluan jalan akan mengikut lengkungan menurun dan menaik kabel yang membawa beban. Tali tambahan juga diletakkan pada paras yang lebih tinggi sebagai tempat berpegang. Untuk berjalan di jembatan seperti ini, dengan cara berjalan seperti meluncur, karena cara berjalan yang biasa akan menghasilkan gelombang bergerak yang akan menyebabkan jembatan dan pejalan kaki bergoyang atas-kebawah atau kiri-ke-kanan. Jembatan gantung modern yang mampu membawa kendaraan menggunakan dua menara menggantikan pokok. Kabel yang merentangi jembatan ini perlu ditambat dengan kuat di kedua belah ujung jembatan, karena sebagian besar beban di atas jembatan akan dipikul oleh tegangan di dalam kabel utama ini. Sebagai jalannya dihubungkan ke kabel utama dengan menggunakan jaringan kabel-kabel lain yang digantung menegak. Jembatan seperti ini hanya cocok digunakan untuk jarak yang jauh, atau tidak memungkinkan didirikan tiang penahan karena arus deras dan berbahaya. Jembatan seperti ini juga selalu menjadi suatu pemandangan

yang bagus. jembatan ini tidak sesuai untuk digunakan oleh kereta api karena akan melentur disebabkan oleh beban kereta. Salah satu contoh adalah jembatan Barito yang terdapat di Kalimantan selatan. Jembatan ini adalah salah satu jembatan gantung terbesar di Indonesia yang diresmikan oleh presiden Suharto pada tahun 1997.

6. Jembatan Kabel Penahan Jembatan kabel-penahan merupakan jambatan yang menggunakan beberapa kabel yang berasingan yang menghubungkan jalan dengan menara. Kabel-kabel pepenjuru ini diikat dengan tegang dan lurus (tidak melentur kecuali disebabkan oleh berat sendiri) ke beberapa tempat yang berlainan di sepanjang jalan. Kabel-kabel itu bisa diikat di tengah-tengah jalan (satu jaringan) atau di tepi jalan (dua jaringan). Biasanya digunakan 2 menara untuk penahan kabel, dan kabel-kabel disusun dalam bentuk kipas. Kelebihan jembatan ini dibanding jembatan gantung adalah tambatan yang kokoh di ujung jembatan untuk menahan tarikan kabel tidak diperlukan. Ini disebabkan oleh geladak jambatan itu senantiasa berada di dalam keadaan tekanan. Ini menjadikan jambatan ini sebagai jambatan pilihan di tempat-tempat yang keadaan tanahnya kurang baik, asalkan menara-menaranya boleh dipasak dengan baik.

Di Indonesia, jembatan kabel penahan salah satu jembatan yang lumayan sering terdapat di Indonesia. Salah satu jembatan kabel yang terkenal adalah jembatan Suramadu. Jembatan yang menghubungkan antara Surabaya dan Madura ini sangat terkenal karena cable stayednya.

7. Jembatan Penyangga (Cantilever Bridge) Jembatan penyangga biasanya digunakan untuk mengatasi masalah pembuatan apabila keadaan tidak praktikal untuk menahan beban jembatan dari bawah semasa pembuatan. Disebabkan ia agak keras/tidak mudah bergoyang, ia sesuai digunakan untuk membawa landasan kereta api. Satu kelebihan jambatan ini adalah dia dapat digunakan dengan Cuma menggunakan caisson sementara ini dilakukan dengan membuat kedua-dua bagian sekaligus untuk memastikan keseimbangan jembatan itu. Kebanyakan jembatan penyangga menggunakan sepasang struktur yang serupa, setiap satu dengan satu menara dan dua penyangga yang terjulur keluar. Jembatan itu biasanya akan ditambat di ujungnya, untuk mengelakkan penyangga tadi terjungkit, dan menghasilkan celah yang lebar di antara keduadua penyangga tadi. Setelah itu, satu jalan yang telah siap dibina awal diangkat dan diletakkan di tengah-tengah jambatan itu menggunakan kabel untuk meyambung kedua-dua

bagian. Jika tidak, bagian tengah jalan itu bisa dibuat ketika itu juga daripada bagianbagiannya. Prinsip penyangga ini biasa digunakan dalam pembuatan jembatan gerbang tertekan. Dalam kebanyakan pembuatan jembatan jarak jauh modern, menara dan kabel sementara digunakan untuk menahan bagian-bagian gerbang yang dibuat secara bertingkat. Cara ini agak sama dengan cara pembuatan jembatan kabel-penahan. Penggunaan menara sementara ini mengurangi jumlah bahan yang diperlukan dan memudahkan perancangan. Di Indonesia sangat jarang terdapat jembatan dengan jenis kantilever.

B. Jenis Jembatan Berdasarkan Materialnya Dalam pembuatan struktur jembatan dibutuhkan material-material tertentu sebagai komponen pembentuknya.Masing-masing material memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. a) Jembatan kayu (log bridge) Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang mempunyai panjang relatif pendek dengan beban yang diterima relatif ringan. Meskipun pembuatannya menggunakan bahan utama kayu, struktur dalam perencanaan atau pembuatannya harus memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika). Keunggulan Bahan Alami yang dapat diperbaharui Kuat tarik yang tinggi Dapat dibuat dengan berbagai macam desain dan warna. Memberi efek hangat. Kelemahan Mudah menyerap air.

Mudah mengalami kembang-susut Kurang tahan terhadap pengaruh cuaca. b) Jembatan beton (concrete bridge) Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya hanya digunakan untuk bentang jembatan yang pendek.Untuk bentang yang panjang seiring dengan perkembangan jaman ditemukan beton prategang.Dengan beton prategang bentang jembatan yang panjang dapat dibuat dengan mudah. Kelebihan Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi Mampu memikul beban yang berat Tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam. Kekurangan Bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah. Lemah terhadap Kuat tarik Mempunyai bobot yang Berat Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi. c) Jembatan baja (steel bridge) Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk jembatan dengan bentang yang panjang dengan beban yang diterima cukup besar.Seperti halnya beton prategang, penggunaan jembatan baja banyak digunakan dan bentuknya lebih bervariasi, karena dengan jembatan baja bentang yang panjang biayanya lebih ekonomis. Kelebihan Kuat tarik tinggi Tidak dimakan rayap Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan Kekurangan Bisa berkarat Lemah terhadap gaya tekan Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk. d) Jembatan komposit (compossite bridge). Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua bahan yang sama atau berbeda dengan memanfaatkan sifat menguntungkan dari masing - masing bahan tersebut, sehingga kombinasinya akan menghasilkan elemen struktur yang lebih efisien.

C. Jenis Berdasarkan Kondisi Lapangan Jembatan di atas sungai atau danau Jembatan di atas lembah Jembatan di atas jalan yang ada (fly over) Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert) Jembatan di dermaga (jetty). D. Jenis Jembatan Berdasarkan Kegunaan Jembatan jalan raya (highway bridge) Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan baik kendaraan berat maupun ringan.Jembatan jalan raya ini menghubungkan antara jalan satu ke jalan lainnya. Jembatan jalan kereta api (railway bridge) Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api. Perencanaan jembatan ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan, hingga beban yang diterima oleh jembatan disesuaikan dengan kereta api yang melewati jembatan tersebut. Jembatan ejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge) Jembatan darurat adalah jembatan yang direncanakan dan dibuat untuk kepentingan darurat dan biasanya dibuat hanya sementara.Umumnya jembatan darurat dibuat pada saat pembuatan jembatan baru dimana jembatan lama harus dilakukan pembongkaran, dan jembatan darurat dapat dibongkar setelah jembatan baru dapat berfungsi.

Anda mungkin juga menyukai