Anda di halaman 1dari 3

Rinintha Anggie Mahakarti 180410100181

Bab I Pengertian Semantik

Semantik merupakan studi tentang makna. Terdapat tiga tingkatan dalam semantik; tingkat pertama ditempati oleh bunyi, tingkat kedua tata bahasa dan tingkat ketiga komponen makna. Menurut Palmer, hubungan ketiga tingkatan tersebut menyatakan bahwa bahasa mulanya merupakan bunyi-bunyian abstrak, lambang merupakan seperangkat sistem yang memiliki hubungan dan tataan tertentu, dan seperangkat lambang yang memiliki bentuk dan hubungan tersebut mengasosiasikan adanya makna tertentu. Pada mulanya, konsep semantik diusung oleh seorang berkebangsaan Jerman meliputi semasiologi, sintaksis dan etimologi. Istilah semantik belum muncul sampai Michel Breal melahirkan artikel yang berjudul "Les Lois Intellectuelles du Langage" yang memunculkan semantik sebagai bidang keilmuan yang baru.

Manusia kerap menggunakan simbol dalam menyampaikan pemikirannya atau melangsungkan proses berpikir, maka dari itu semantik merupakan ilmu yang cukup penting dan terkait dengan ilmu lainnya. Tiga disiplin ilmu yang berkaitan erat dengan semantik adalah filsafat, psikologi dan antropologi. Dalam filsafat, semantik memiliki peranan yang cukup penting karena pemilihan kata dalam filsafat merupakan salah satu bentuk simbol yang mewakili makna tertentu. Peranan semantik terlihat jelas dalam menentukan pernyataan yang benar ataupun tidak benar melalui premis yang diberikan. Pengaruh psikologi dalam semantik ditandai dengan adanya pengaruh sejumlah aliran psikologi dalam kajian semantik. Pendekatan psikologi behaviorisme, misalnya, mengasosiasikan makna melalui bentuk perilaku yang diacu lambang kebahasaan. Antropologi, sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masyatakat tertentu yang bersifat homogen, secara langsung berkaitan dengan semantik karena antropologi mengkaji bahasa sebagai fenomena sosial dan kultural. Dalam menentukan fungsi dan komponen semantis bahasa, menurut Halliday terdapat tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan, yaitu ideational (pesan), interpersonal (makna), dan textual (bentuk kebahasaan dan konteks tuturan).

Bahasa dalam sastra merupakan salah satu bentuk idiosyncratic dimana tebaran kata yang digunakan merupakan hasil pengolahan dan ekspresi individual pengarangnya. Untuk memahami betul sebuah karya sastra, seseorang perlu memahami ilmu tentang makna dengan baik. Dikarenakan terdapat sejumlah kompleksitas, semantik sering kali dikatakan sebagai bagian dari filsafat bahasa. Dengan banyaknya orang yang beranggapan demikian, bagi mereka, semantik merupakan studi yang berada di luar linguistik. Teori transformasi generatif yang dikembangkan oleh Chomsky dan pengikutnya memasukan komponen semantis sebagai bagian dari dua komponen sebelumnya (sintaktik dan fonologi).

Bab II Pengertian Bahasa dan Bahasa sebagai Sistem Semiotik

Menurut Kridalaksana, bahasa merupakan sistem lambang arbitrer yang digunakan masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Bahasa terdiri dari beberapa komponen, yaitu komponen fonologis, morfologis, sintaksis dan semantis. Sistem pada tataran bunyi dikaji bidang fonologi, tataran kata dikaji bidang morfologi, tataran kalimat dikaji bidang sintaksis, sementara tataran makna dan lambang dikaji bidang semantik.

Bahasa manusia memiliki ciri sebagai berikut: 1. Alat fisis yang digunakan bersifat tetap. 2. Organisme yang digunakan, memiliki hubungan timbal balik. 3. Menggunakan kriteria pragmatik. 4. Mengandung kriteria semantis. 5. Memiliki kriteria sintaksis. 6. Melibatkan unsur bunyi maupun unsur audiovisual. 7. Memiliki kriteria kombinasi dan bersifat produktif. 8. Bersifat arbitrer. 9. Memiliki ciri prevarikasi. 10. Terbatas dan relatif tetap.

11. Memiliki diskontinyuitas. 12. Bersifat hierarkis. 13. Bersifat sistemjs dan simultan. 14. Saling melengkapi dan mengisi. 15. Informasi kebahasaan dapat disegmentasi, dihubungkan, disatukan dan diabadikan. 16. Transmisi budaya. 17. Bahasa itu dapat dipelajari. 18. Bahasa itu dalam pemakaian bersifat bisimensional.

Setiap bahasa memiliki fungsi deiksis, yang berarti sesuatu di luar bentuk kebahasaan. Bahasa dalam sistem semiotik dibedakan dalam tiga komponen sistem, yaitu sintaktik, semantik dan pragmatik. Aspek pragmatik dalam semiotik sama sekali tidak dikaitkan dengan unsur pemakaian. Atau dengan kata lain, pusat perhatian semiotik adalah pada sistem yang mendasari sistem kebahasaan, dan bukan pada wujud pemakaiannya. Saussure mengungkapkan bahwa bahasa mencakup tiga unsur, meliputi langue, parole, dan langage, yang berarti sistem kebahasaan yang bersifat kolektif, pemakaian bahasa, dan pengelompokan parole yang menimbulkan dialek. Pemakaian bahasa dalam sistem komunikasi diawali dan disertai unsur sistem sosial budaya, sistem kebahasaan yang melandasi, bentuk kebahasaan yang digunakan, dan sistem semantis yang dikandungnya.

Dari kebahasaan dapat diperoleh informasi. Menurut Lyons, dengan bertolak dari paparan kebahasaannya, informasi dapat disebut faktual, deskriptif atau objektif. Ada pula informasi sosial yang mempertahankan terciptanya hubungan sosial sehingga informasi itu dapat diterima dan dipahami masyarakat bahasa lainnya. Sedangkan informasi ekspresif cenderung sulit dipahami dan mengandung kode bahasa yang bersifat abstrak. Dalam pemahaman informasi, diperlukan penginterpretasian dari bahasa yang digunakan oleh pengguna bahasa itu sendiri, sehingga tidak ada yang dinamakan salah tafsir. Designatum merupakan gambaran realitas yang dinuansakan lambang dalam pemakaian sesuai dengan konteks pemakaian maupun sejumlah ciri dunia luar yang diacu dan berlangsung dalam asosiasi pikiran penanggap.

Anda mungkin juga menyukai

  • TGIT Billy Molly
    TGIT Billy Molly
    Dokumen3 halaman
    TGIT Billy Molly
    Rinintha Anggie Mahakarti
    Belum ada peringkat
  • Semantik Bab 5 & 6
    Semantik Bab 5 & 6
    Dokumen6 halaman
    Semantik Bab 5 & 6
    Rinintha Anggie Mahakarti
    Belum ada peringkat
  • KKNM
    KKNM
    Dokumen2 halaman
    KKNM
    Rinintha Anggie Mahakarti
    Belum ada peringkat
  • Logika
    Logika
    Dokumen1 halaman
    Logika
    Rinintha Anggie Mahakarti
    Belum ada peringkat
  • TGIT Billy Molly
    TGIT Billy Molly
    Dokumen3 halaman
    TGIT Billy Molly
    Rinintha Anggie Mahakarti
    Belum ada peringkat
  • Logika
    Logika
    Dokumen1 halaman
    Logika
    Rinintha Anggie Mahakarti
    Belum ada peringkat
  • TGET Discussion
    TGET Discussion
    Dokumen8 halaman
    TGET Discussion
    Rinintha Anggie Mahakarti
    Belum ada peringkat