Anda di halaman 1dari 13

Tugas Ujian S2

Pembimbing :
PROF. DR. SATIMIN HADIWIDJAYA, Dr, PAK MARS
ETI PONCORINI, Dr. MPD

Disusun oleh :
Igin Ginting

PPDS-1 ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2009

JAWABAN SOAL SOAL BELAJAR MENGAJAR BIDANG KESEHATAN


PRODI MKK
PROGRAM PASCA SARJANA UNS SEPTEMBER 2009

DOSEN : 1. PROF. DR. SATIMIN HADIWIDJAYA, Dr, PAK MARS


2. ETI PONCORINI, Dr. MPD

NAMA MAHASISWA : IGIN GINTING, dr


Prodi ORTHOPAEDI

1. COGNITIF DOMAIN DALAM TAXONOMY BLOOM


Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal
ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap
domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan
hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan
cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.

Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga
domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu:
cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan
pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan
subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang
sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat
diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti

misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai pemahaman yang berada di tingkatan
kedua juga diperlukan pengetahuan yang ada pada tingkatan pertama.

Domain Kognitif
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua
bagian: Bagian pertama berupa adalah Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa
Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)
1. Pengetahuan (Knowledge)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi,


fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika
diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di level ini bisa menguraikan
dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas
minimum untuk produk, dsb.
2. Pemahaman (Comprehension)

Dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan,


tabel, diagram, arahan, peraturan, dsb. Sebagai contoh, orang di level ini bisa memahami
apa yg diuraikan dalam fish bone diagram, pareto chart, dsb.
3. Aplikasi (Application)

Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan,


prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi
informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di
tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya
kualitas dalam bentuk fish bone diagram atau pareto chart.
4. Analisis (Analysis)

Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk


dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor
penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang
akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan
tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam
tingkat keparahan yg ditimbulkan.
5. Sintesis (Synthesis)

Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan
struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu
mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg
dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan
solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap
semua penyebab turunnya kualitas produk.
6. Evaluasi (Evaluation)

Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan,


metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk
memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang
manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan
berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb

2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL TEACHER CENTER


LEARNING DAN STUDENT CENTER LEARNING :
Kelebihan model teacher center learning :
1.Pengaruh dosen sangat besar
2.Belajar atas dasar instruksi; mahasiswa belajar sangat keras

3.Belajar melalui kuliah yang terstruktur, textbook


4. Dosen berperan sebagai pendorong proses belajar mahasiswa
5. Melalui feedback, review dan pengulangan-pengulangan
6. Proses belajarnya berisi dorongan (push) kepada mahasiswa dengan sedikit
atau tanpa ada pilihan
Kekurangan model teacher center learning :
1. Hanya menekankan tingkatan intelektual saja
2. Outcome pembelajaran terutama terbatas dalam tingkat memory yang terbatas
saja
3. Tidak mendukung mahasiswa untuk mendulang ilmu yang lebih jauh
4. Motivasi belajarnya bersifat ekstrinsik
5. Penilaian ditetapkan oleh kemampuan mahasiswa untuk mereproduksi
memorinya
6. Passive learning
7. Learning is isolation
8. Fragmentation of knowledge
9. Predominance of lecture
10. Rote memory
11. Teacher derected memory
12. Learning and teaching for examination

Kelebihan model student center learning :


1. Model Pembelajaran student-centered learning merupakan bentuk pembelajaran
yang aktif dan reflektif
2.Diawali dari motivasi internal pebelajar sendiri
3. Pentingnya internal mental state bagi mahasiswa
4. Motivasi belajar bersifat internal, tujuan belajar ditetapkan sendiri
5. Info diperoleh dari internalisasi belajar mahasiswa dan transformasi mahasiswa
memunculkan pemahaman baru

6. Dosen sebagai fasilitator saja; strategi belajar: case, PBL, project based, peer
teaching and group work
7. Mahasiswa akan merasa senang atas kebebasannya dalam menetapkan dan
memilih konten yg dibutuhkan serta aktifitas lainnya
8. Aktifitas kelompok dan kerjasama meningkatkan daya belajar mahasiswa
9. Perkembangan ketrampilan dalam belajar pada learner-centered learning tinggi
10. Experiential Learning didukung oleh 4 tahapan: I,II,III,IV
11. Experiential Learning dapat meningkatkan proses teaching
12. Active learning
13. Group and Collaborative learning
14. Integration of knowledge, concepts and curriculum
15. Varied instructional methods
16. Comprehension, application and Problem solving
17. Incorporation of Self and Peer Assessment
18. Personal and professional development
19. Self-exploration, discovery, and reflection
20. Match between assessment and learning objectives
21. Memberi kesempatan lebih mendalam kepada mahasiswa
22. Mengerti tentang Konsep, Prinsip dan Aplikasi
23. Mahasiswa terus maju dalam proses belajarnya akibat internalisasi dari
pengetahuan yang didapat
24. Mampu mempromosikan diri sendiri dalam hal aplikasi, analisis dan berfikir
kritis
25. Mahasiswa dapat lebih belajar secara independen
26. Efisien dan responsif terhadap kebutuhan yang selalu berubah dengan cepat
dan terus-menerus siap untuk berubah
Kekurangan model student center learning :
1. Terjadi aktifitas bersama-sama antara dosen dan mahasiswa
2. Perlu pendidikan dan latihan baik dosen maupun mahasiswa
3. Melalui training, dosen dpt berperan efektif sebagai fasilitator; mahasiswa
merasa mudah walaupun mereka tidak ditraining dalam ketrampilan belajar

4. Mahasiswa perlu bimbingan dlm student-centered learning


5. Benar, dalam student-centered learning:
- konsepnya tdk terstruktur
- tanpa organisasi yg baik
- perlakuan dlm ruang kelas yg berbeda
6. Banyak kelebihan intelektual dalam proses ini yang sulit untuk diakses melalui
penilaian konvensional
3. ADULT LEARNER ADALAH :
Sekelompok orang yg secara psychologis dan intelektual telah matang; tidak
semata-mata berdasar umur pebelajar.
Dosen dan Mhs termasuk Adult Learner
Karakteritik Adult Learning
1. Apa yang dipelajari orang dewasa adalah apa yang mereka pikirkan itu penting
2. Dewasa cenderung ke arah Self- Directing
3. Dewasa kaya pengalaman yang dapat membantu sebagai sumber belajar
4. Dewasa lebih suka tugas atau problem-based orientation untuk belajar daripada
subject-matter orientation
5. Motivasi belajar orang dewasa lebih bersifat intrinsik
6. Dewasa lebih suka diperlakukan sebagai dewasa
7. Dewasa menginginkan segera mengaplikasikan info.baru atau keterampilan
terhadap problem yang sedang berjalan
8. Dewasa menginginkan penetapan tidak hanya bagaimana mereka belajar tetapi
juga mengidentifikasi dan menetapkan teknik penilaiannya
4. DIAGRAM LEARNING CYCLE :
INSTRUCTIONAL METHODOLOGY ( 2 )

LEARNING OBJECTIVE (1)

ASSESSMENT AND EVALUATION(3)

Desain program pendidikan (Kurikulum), didasarkan pada:


(a). Learning objective atau tujuan pendidikan,
(b). Instructional methodology atau pelaksanaan program
(c). Assessment and evaluation atau penilaian dan evaluasi
Ke-3 komponen ini dikenal dng: Educational spiral atau Learning cycle
Learning objective:
- memberi makna sbg tujuan dari suatu program
- hrs ditetapkan terlebih dahulu sebelum program dilaksanakan
Instructional method:
- menggambarkan bagaimana program itu dilaksanakan
Assessment and evaluation:
- memonitor pelaksanaan aktifitas program, apakah tujuan pendidikan
tersebut tercapai atau tidak
- info. dari assessment and evaluation dapat merupakan feedback ke dalam
siklus pendidikan untuk perbaikan atau penyesuaian lebih lanjut
Kegiatan dalam Learning Cycle:
1. Tetapkan dahulu Learning objective, termasuk bagaimana menulisnya
2. Pilih Instructional method yg sesuai, misal tentang perkuliahan, small
group, role play, clinical teaching
dan problem-based learning
3. Lakukan assessment and evaluation for student
Hubungan ke-3 komponen dlm Learning Cycle:
- ke-3 nya memiliki hub.an linear
- ke-3 memiliki konsep saling inter-dependency
1. Masing-masing berperan sbg pilar dlm program pendidikan
2. Lemahnya satu pilar, akan membuahkan lemahnya program pendidikan, sehingga
muncul kegagalan program
3. Perubahan atas suksesnya program pendidikan akan terjadi bila ke-3 elemen telah
dirancang lebih dahulu mulai dari awal program

4. Medical educators harus berfikir prospektif ke depan tentang semua aspek dari
aktifitas pendidikan
5. ROLE PLAY PENYAKIT GONNORHOE :
- Pendidikan untuk dokter tidak terbatas dalam hal pengetahuan saja, tapi juga
dapat menyangkut tentang sikap, perilaku, interpersonal dan ketrampilan
komunikasi
-

Merupakan

salah

satu

bentuk

metode

instuksional

yang

dapat

memperlihatkan sikap dan perilaku


- Metode pendidikan yang konvensional yang hanya dengan kuliah saja sangat
mengganggu akan maksud ini
- Metode ini melibatkan 2 mahasiswa; satu berperan sebagai pasien sedang yang
lainnya sbg dokter
- Permainan berdasar skenario yang telah dibuat; penonton melakukan observasi
- Role-play akan mengakifkan daya tarik mhs dan memberi wewenang untuk
melakukan kontrol diri
- Role-play sangat efektif dlm pembelajaran konseling dan ketrampilan
- Tidak terstrukturnya dan arahan dlm pembelajaran mrpk menghalang utama yg
memerlukan penanganan tersendiri
- Naskah untuk role-play termasuk deskripsi cakupan materi, tujuan, definisi
problem, instruksi thd role-player dan observer
- Dosen bertanggungjawab dlm role-play termasuk untuk mempertahankan aturan
main, aktif melakukan observasi dan feedback
Keuntungan role-play
1. memberikan partisipasi aktif bagi mhs
2. Ketrampilan mhs dpt diperlihatkan
3. Mampu melakukan kerampilan dlm lingkungannya
4. Dapat meningkatkan rasa percaya diri
5. Mampu melakukan modifikasi perilaku
6. Skenarionya dpt dirasakan dlm kehidupannya
7. Sumber yg diperlukan untuk pelaksanaan terbatas

Role-play dapat digunakan untuk:


- teknik interview
- mengungkap riwayat (anamnesis)
- konseling
- negosiasi untuk pengobatan
- memecahkan berita buruk
- peer-teaching
Naskah Role-play: Fokus pada konseling penyakit Gonnorhoe :
Content area: Dewasa Gonnorhoe, konsultasi untuk pengobatan dan kesembuhan
Tujuan: a). Mahasiswa mampu merencanakan konseling untuk pasien gonnorhoe
B) Mahasiswa mampu mendemonstrasikan dengan benar mengenai edukasi
pasien gonorhoe
Problem definisi:
- Ada dialog antara dokter dengan pasien tentang penyakitnya
Fokus pada role-play baik untuk role-player/observer
- Fokusnya pada teknik konseling
Aturan bagi observer
-

Perhatikan pendekatan teknik approachnya

Skenario : 2 mahasiswa bertindak satu sebagai dokter dan yang satunya sebagai
pasien. Ada dialog mengenai konseling penyakit gonorhoe
Pasien

: Apa penyebab dari penyakit gonnorhoe ?

Dokter

: Kuman Neisseria gonorrhoeae

Pasien

: Penularannya melalui apa ?

Dokter

: Melalui hubungan kelamin secara genito genital, oro genital, anogenital.


Dapat juga secara manual lewat alat, pakaian, handuk, termometer.

Pasien

: Gejala yang tampak pada penderita gonorhoe laki laki ?

Dokter

: Gatal, panas di ujung kemaluan, nyeri kencing, keluar nanah, kadang


disertai darah, nyeri saat ereksi, kadang ada penbesarab kelenjar getah
benibg sekitarnya, ujung kemaluan merah, bengkak, merekah seperti
mulut ikan.

Pasien

: Bagaimana pengobatan gonorrhoe ?

Dokter

: Setelah pemeriksaan laboratorium ditegakkan gonorrhoe diberikan terapi


antibiotik khusus untuk kuman gonorhoe selama 7 hari, kemudian
dievaluasi ada tidaknya nanah / duh tubuh bila masih ada lanjutkan
pemberian antibiotik selama 7 hari

Pasien

: Apakah dapat disembuhkan ?

Dokter

: Ya bisa terutama kalau kuman belum resisten, kalau sudah resisten perlu
rujukan

Pasien

: Bagaimana cara mencegah supaya tidak tertular gonorhoe ?

Dokter

: Higiene yang baik, tidak berganti ganti pasangan, tidak menggunakan


alat pribadi bergantian, setia pada pasangan

Pasien

: Terima kasih atas penjelasannya Dokter

Dokter

: Ya sama - sama

Anda mungkin juga menyukai