Pembimbing :
PROF. DR. SATIMIN HADIWIDJAYA, Dr, PAK MARS
ETI PONCORINI, Dr. MPD
Disusun oleh :
Igin Ginting
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga
domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu:
cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan
pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan
subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang
sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat
diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti
misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai pemahaman yang berada di tingkatan
kedua juga diperlukan pengetahuan yang ada pada tingkatan pertama.
Domain Kognitif
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua
bagian: Bagian pertama berupa adalah Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa
Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)
1. Pengetahuan (Knowledge)
Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan
struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu
mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg
dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan
solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap
semua penyebab turunnya kualitas produk.
6. Evaluasi (Evaluation)
6. Dosen sebagai fasilitator saja; strategi belajar: case, PBL, project based, peer
teaching and group work
7. Mahasiswa akan merasa senang atas kebebasannya dalam menetapkan dan
memilih konten yg dibutuhkan serta aktifitas lainnya
8. Aktifitas kelompok dan kerjasama meningkatkan daya belajar mahasiswa
9. Perkembangan ketrampilan dalam belajar pada learner-centered learning tinggi
10. Experiential Learning didukung oleh 4 tahapan: I,II,III,IV
11. Experiential Learning dapat meningkatkan proses teaching
12. Active learning
13. Group and Collaborative learning
14. Integration of knowledge, concepts and curriculum
15. Varied instructional methods
16. Comprehension, application and Problem solving
17. Incorporation of Self and Peer Assessment
18. Personal and professional development
19. Self-exploration, discovery, and reflection
20. Match between assessment and learning objectives
21. Memberi kesempatan lebih mendalam kepada mahasiswa
22. Mengerti tentang Konsep, Prinsip dan Aplikasi
23. Mahasiswa terus maju dalam proses belajarnya akibat internalisasi dari
pengetahuan yang didapat
24. Mampu mempromosikan diri sendiri dalam hal aplikasi, analisis dan berfikir
kritis
25. Mahasiswa dapat lebih belajar secara independen
26. Efisien dan responsif terhadap kebutuhan yang selalu berubah dengan cepat
dan terus-menerus siap untuk berubah
Kekurangan model student center learning :
1. Terjadi aktifitas bersama-sama antara dosen dan mahasiswa
2. Perlu pendidikan dan latihan baik dosen maupun mahasiswa
3. Melalui training, dosen dpt berperan efektif sebagai fasilitator; mahasiswa
merasa mudah walaupun mereka tidak ditraining dalam ketrampilan belajar
4. Medical educators harus berfikir prospektif ke depan tentang semua aspek dari
aktifitas pendidikan
5. ROLE PLAY PENYAKIT GONNORHOE :
- Pendidikan untuk dokter tidak terbatas dalam hal pengetahuan saja, tapi juga
dapat menyangkut tentang sikap, perilaku, interpersonal dan ketrampilan
komunikasi
-
Merupakan
salah
satu
bentuk
metode
instuksional
yang
dapat
Skenario : 2 mahasiswa bertindak satu sebagai dokter dan yang satunya sebagai
pasien. Ada dialog mengenai konseling penyakit gonorhoe
Pasien
Dokter
Pasien
Dokter
Pasien
Dokter
Pasien
Dokter
Pasien
Dokter
: Ya bisa terutama kalau kuman belum resisten, kalau sudah resisten perlu
rujukan
Pasien
Dokter
Pasien
Dokter
: Ya sama - sama