II.
Macam-macam komponen pada peranti ortodonti lepasan Menurut Ardhana 2011, komponen pada peranti lepasan terdiri dari yaitu :
a.
Peranti lepasan terdiri dari baseplate atau framework yang ditahan pada lengkung gigi oleh cengkeram dan berfungsi untuk mendukung komponen membentuk tekanan yang bekerja pada gigi-gigi bila gigi digerakkan. Baseplate juga berfungsi untuk meneruskan reaksi dari komponen aktif ke gigi-gigi dan jaringan ditahan oleh baseplate. (Adams, 1991) b. Komponen Retensi
Peranti membutuhkan retensi atau stabilitas yang baik dengan menggunakan cengkeram misalnya cengkeram Adams yang dibuat dari kawat stainless steelberdiameter 0,7 mm (Sulandjari, 2008). Retensi yang kurang baik menyebabkan peranti mudah lepas, pasien sukar memasang peranti sehingga peranti jarang dipakai (Rahardjo, 2009). c. Komponen aktif
Komponen aktif merupakan bagian-bagian dari peranti lepasan yang secara aktif dapat menghasilkan suatu kekuatan untuk menggerakkan gigi (Ardhana, 2011). Komponen aktif pada peranti lepasan biasanya diperoleh dari pegas, elastik, busur labial dan sekrup (Isaacson, 2002). Pegas merupakan kekuatan yang dapat menggerakkan gigi secara terus-menerus sampai ke posisi gigi yang diinginkan. Tetapi hal ini dapat dikatakan tidak mungkin karena kekuatan yang dihasilkan pegas berbanding langsung dengan defleksi pegas sehingga bila gigi bergerak, kekuatan pegas juga akan berkurang. Elastik jarang digunakan bersamaan dengan pemakaian peranti lepasan. Kadang-kadang elastik digunakan untuk retraksi insisif atas dan bawah (Rahardjo, 2009). Sekrup digunakan untuk berbagai gerakan gigi dan sebagai alat memperlebar seluruh lengkung geligi (Adams, 1991). Sedangkan busur labial merupakan kawat melengkung yang menempel pada permukaan labial gigi-gigi (Ardhana, 2011). d. Komponen penjangkaran
Gaya yang menghasilkan gerakan gigi yang diinginkan pasti berkaitan dengan gaya lawan yang besarnya setara. Peranti ortodonti aktif, lepas maupun cekat, akan
memberi gaya yang perlu ditahan. Dalam ortodonti struktur-struktur yang menahan gaya lawan, disebut sebagai penjangkaran (Williams, 1995)