Anda di halaman 1dari 56

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

Tutorial Kasus

BRONKOPNEUMONIA

KE!AN" #EMAM KOMP$EK%

#isusun oleh & I'(al Muhammad )*+,**,-*,,. #inar /ulan 01 )*+,**,-*-,.

Pem(im(ing & dr1 021 %ukartini3 %41 A

#i(awakan #alam Rangka Tugas Ke4aniteraan Klinik Pada Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Rumah %akit Umum A(dul /aha( %2ahranie

5*,6

BAB I PEN#A0U$UAN Bronkopneumonia sebagai penyakit yang menimbulkan gangguan pada sistem pernafasan, merupakan salah satu bentuk pneumonia yang terletak pada alveoli paru.1 Bronkopneumonia lebih sering menyerang bayi dan anak kecil. Hal ini dikarenakan respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme (virus /bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain misalnya bahan kimia (hidrokarbon, lipoid substances) benda asing yang teraspirasi. ola kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh virus, sebagai penyebab tersering adalah respiratory synctitial virus (RSV), para influen!a virus, influen!a virus dan adenovirus.1 "nak dengan daya tahan terganggu akan menderita bronkopneumonia berulang atau bahkan bisa anak tersebut tidak mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain faktor imunitas, faktor iatrogen #uga memacu timbulnya penyakit ini, misalnya trauma pada paru, anestesia, pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna. 1 enyakit ini masih merupakan masalah kesehatan yang mencolok $alaupun ada berbagai kema#uan dalam bidang antibiotik. Hal di atas disebabkan oleh munculnya organisme nosokomial (didapat dari rumah sakit) yang resisten terhadap antibiotik. "danya organisme%organisme baru dan penyakit seperti "&'S (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang semakin memperluas spektrum dan dera#at kemungkinan ter#adinya bronkopneumonia ini. 1 Berdasarkan survey (esehatan )umah *angga 'epkes +,,1 yang menyatakan bah$a infeksi saluran pernafasan bagian ba$ah termasuk prenumonia dan bronkopneumonia berada pada peringkat kedua sebagai penyebab kematian tertinggi di &ndonesia.+ ermasalahan infeksi pada saluran nafas seperti halnya bronkopneumonia #uga dapat mencetuskan eksaerbasi pada penderita asma. *imbulnya eksaserbasi asma pada penderita yang mempunyai predisposisi timbulnya asma dengan kasus infeksi saluran nafas dapat di#elaskan karena infeksi mikroba pada sel epitel saluran nafas akan mengaktivasi sel mast serta mencetuskan peningkatan produksi

sitokin seperti &-. /, &0%1, &0%+, &0%1, &0%2 dan *.- 3 yang berperan dalam eksaserbasi asma.4

BAB II $APORAN KA%U% Identitas 4asien .ama 5 "n. 6 0aki%laki 2 bulan Bukuan )*. 19, alaran 1 dari 1 saudara + 7anuari +,11

7enis kelamin 5 8mur "lamat "nak ke 6)S 5 5 5 5

Identitas Orang Tua .ama "yah 8mur "lamat eker#aan 5 5 5 5 *n. S +, tahun #l. )evolusi (arang )e#o S$asta S6" 1 *idak ada penyakit

endidikan *erakhir 5 "yah perka$inan ke 5 )i$ayat kesehatan 5

.ama &bu 8mur "lamat eker#aan

5 5 5 5

.y. & 1: tahun #l. )evolusi (arang )e#o &)* S6 1 *idak ada penyakit

endidikan *erakhir 5 &bu perka$inan ke )i$ayat kesehatan 5 5

Anamnesis "namnesis dilakukan secara alloanamnesa pada tanggal ; 7anuari +,11


5

dengan &bu kandung pasien. Keluhan Utama 5 (e#ang Riwa7at Pen7akit %ekarang & (e#ang dialami pasien 4 #am sebelum masuk rumah sakit, sebanyak 1 kali dengan durasi 1, menit, seluruh tubuh terasa kaku dan pada saat ke#ang mata pasien melihat keatas. Sebelumnya pasien mengalami demam se#ak < hari sebelum masuk rumah sakit. 'emam naik turun menurut ibu pasien namun tidak tahu pasti berapa temperatur tubuh pasien dan temperaturnya lebih tinggi pada malam hari. ada hari kedua demam, pasien diba$a berobat ke rumah sakit s$asta namun demam tidak turun. Sampai hari kelima demam, pasien diba$a berobat ke bidan kemudian demamnya turun, namun pada sore harinya pasien mengalami ke#ang. 0alu pasien diba$a ke &=' dan saat di &=' pasien kembali ke#ang dengan durasi > < menit. Selain itu pasien #uga memiliki keluhan batuk berdahak ber$arna hi#au kental se#ak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan disertai pilek. asien #uga mengalami muntah setiap setelah minum obat sebanyak 1 kali sehari. asien #uga mengalami sesak saat di &='. Buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal. Riwa7at Pen7akit #ahulu & Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami sakit sebelum masuk rumah sakit yang sekarang. Hanya sa#a menurut ibu pasien beberapa kali pernah mengalami batuk pilek dan diba$a berobat ke bidan lalu sembuh. Riwa7at Pen7akit Keluarga & *idak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa. )i$ayat alergi dan asma disangkal oleh keluarga pasien. .amun ibu pasien mengaku sering batuk dan pilek tetapi tidak pernah berobat. Riwa7at %osio8Ekonomi Keluarga & asien tinggal dan dira$at oleh kedua orang tua. 'alam satu rumah dihuni oleh 4 orang, yaitu5 ayah, ibu, dan pasien.

(amar mandi dan toilet berada di dalam rumah. ?entilasi rumah kurang tercukupi. Sumber air5 Sungai 6ahakam, namun untuk minum dan memasak membeli air bersih. 0istrik5 0. asien memiliki #aminan kesehatan 7"6(@S'".

Riwa7at %audara8%audaran7a & )8. 0amil ke Kondisi saat $ahir !enis Persalinan Usia %ehat9 Tidak Umur %e(a(

Meninggal Meninggal

Pertum(uhan #an Perkem(angan Anak & Berat badan lahir an#ang badan lahir Berat badan sekarang an#ang badan sekarang =igi keluar *ersenyum 6iring *engkurap 'uduk 6erangkak Berdiri Ber#alan Berbicara + suku kata 6akan 6inum anak 5 "S& Susu sapi/buatan Bubur susu *im saring 6akanan padat, lauknya 5 diberikan sampai sekarang 5 tidak diberikan 5 < bulan (4 kali sehari <%2 sendok) 5 belum diberikan 5 belum diberikan 5 +<,, gr 5 12 cm 5 2,9 kg (tgl ,;%,1%+,11) 5 24 cm 5 0upa 5 4 bulan 5 < bulan 5 < bulan 5 % 5 % 5 % 5 % 5 %

Pemeliharaan Prenatal eriksa di enyakit (ehamilan Abat%obatan yang sering diminum Riwa7at Kelahiran & 0ahir di Berapa bulan dalam kandungan 7enis partus Pemeliharaan 4ostnatal 5 eriksa di (eadaan anak (eluarga berencana IMUNI%A%I &munisasi BD= olio Dampak ' * Hepatitis B & (B) (B) % (B) (B) && //////////// (B) % (B) (B) 8sia saat imunisasi &&& //////////// (B) //////////// (B) (B) &? //////////// (B) //////////// //////////// ////////// Booster & //////////// % //////////// % % Booster && //////////// % //////////// % % 5 Bidan 5 Sehat 5 Ca 5 )umah Sakit, ditolong oleh 5 dr.Sp.Ag 5 : bulan lebih 1, hari 5 spontan, langsung menangis 5 (linik, bidan 5 'emam 5 ?itamin B obat demam dari bidan

PEMERIK%AAN FI%IK 'ilakukan pada tanggal + 7anuari +,11 (esan umum (esadaran Tanda Vital -rekuensi nadi -rekuensi napas *emperatur 5 1<+ E/menit 5 21 E/menit 5 Sakit sedang 5 @162?<

5 42,1o D

Berat badan an#ang Badan Status =i!i )umus Behrman BB ideal

5 2,: kg 5 % cm 5 F (umur dalam bulan B 9) / + F(2B9)/+ F :,< kg

Status gi!i

F BB sekarang / BB ideal E 1,,G F 2,: / :,< E 1,,G F ;9,4G (gi!i baik)

(epala )ambut 6ata Hidung *elinga 6ulut (ulit 88B 0eher embesaran (elen#ar 5 *horaks ulmo &nspeksi alpasi erkusi "uskultasi Dor5 5 Bentuk dan pergerakan asimetris, retraksi &DS (B), 5 -remitus raba dekstra F sinistra 5 Sonor di semua lapangan paru 5 bronkovesikuler, )honki (B/B), $hee!ing (%/%) retraksi subcostal (%) embesaran (=B colli (%/%) 5 5 5 Hitam 5 "nemis (%/%), &kterik (%/%), Sianosis (%/%), )efleks Dahaya (B/B), upil isokor (4mm/4mm). 5 Sumbat (%), Sekret (B), DH (B) 5 Bersih, Sekret (%) 5 0idah bersih, faring Hiperemis (%), mukosa bibir basah, pembesaran *onsil (%), tonsil merah (%) (emerahan (%) 'atar

&nspeksi alpasi erkusi (anan (iri "uskultasi "bdomen &nspeksi alpasi erkusi "uskultasi @kstremitas %tatus Neurologi:us (esadaran Domposmentis (epala

5 &ctus cordis tidak tampak 5 &ctus cordis teraba, 5 Batas #antung 5 &DS &&&, 4 cm dari right parasternal line 5 &DS ? left midclavicular line 5 S1,S+ tunggal reguler, gallop (%), murmur (%)

5 *ampak datar 5 Soefl, nyeri tekan (%), organomegali (%), turgor kulit baik. 5 *impani 5 Bising usus (B) normal 5 "kral hangat (B), oedem (%)

Bentuk normal, simetris, ubun%ubun besar (datar) 0eher Sikap tegak, pergerakan baik, emeriksaan Saraf (ranialis emeriksaan Saraf (ranialis Akulomotorius (&&&) Sela mata ergerakan mata kearah superior, medial, inferior Strabismus )efleks pupil terhadap sinar upil besarnya (%) (B) 4 mm (%) (B) 4 mm (anan .ormal .ormal (iri .ormal .ormal

10

*roklearis (&?) ergerakan mata torsi superior *rigeminus (?) 6embuka mulut 6engunyah .ormal (B) (B) (B) .ormal (B) (B) (B) sde sde (B) (B) (B) .ormal (B) (B) (B) .ormal (B) (B) (B) sde sde (B) (B) (B)

6enggigit "bdusens (?&) ergerakan mata ke lateral -asialis (?&&) 6enutup mata 6emperlihatkan gigi

Sudut bibir ?estibulokoklearis (?&&&) -ungsi pendengaran (Sub#ektif) Bicara ?agus (H)

6enelan "ssesorius (H&) 6emalingkan kepala Hipoglossus (H&&) ergerakan lidah

"nggota =erak "tas (anan (B) sde (B) (B) (%) (%) (iri (B) sde (B) (B) (%) (%)

"nggota =erak "tas 6otorik ergerakan

(ekuatan )efleks fisiologis Biseps

*riceps )efleks patologis *romner Hoffman

11

"nggota =erak Ba$ah "nggota =erak Ba$ah 6otorik ergerakan (anan (B) sde (B) (B) (%) (%) (%) (%) (%) (iri (B) sde (B) (B) (%) (%) (%) (%) (%)

(ekuatan )efleks fisiologis atella

"chilles )efleks patologis Babinski

Dhaddock emeriksaan tambahan *es (ernig *es Brudin!ki & *es Brudin!ki &&

(oordinasi, =ait, (eseimbangan5 asien belum bisa ber#alan PEMERIK%AAN PENUN!AN" %kor TB Parameter (ontak *B 8#i *uberkulin Status =i!i 'emam tanpa sebab yang #elas Batuk embesaran (=B embengkakan tulang/sendi -oto )ontgen aru Total emeriksaan enun#ang emeriksaan 0aboratorium #$ Hb 0eukosit *rombosit *58*,85*,6 ,*35 ,;1,** <5*1*** %kor , , , , , , , 1 ,

12

Hematokrit 0@' ='S S=A* S= * 8reum '') HbS"g stick 11+

4,.2 G % 14; % % % % negative .on reaktif

emeriksaan )adiologi *anggal + 7anuari +,11

&nterpretasi 5 Dor bentuk dan ukuran tampak normal ulmo tampak kelainan berupa peningkatan corakan bronkovaskular dan bercak infiltrate pada lapang paru kanan. Sinus ta#am, diafragma normal setinggi costa ;.

*anggal : 7anuari +,11

13

&nterpretasi

Dor bentuk dan ukuran tampak normal ulmo tampak kelainan berupa corakan bronkovaskular dan bercak infiltrat pada lapang paru kanan yang telah berkurang Sinus ta#am, diafragma normal setinggi costa ; & & Bronkopneumonia (e#ang demam kompleks

#iagnosis Ker2a #iagnosis $ain

#iagnosis Kom4likasi & *erapi "$al *anggal ,+ 7anuari +,11 5 Dek elektrolit B ='S &7. "mpisilin 4E++< mg &? &#. =entamisin +E +< mg &? &#. 'eEametason 4E+mg &? &nfus 'eEtrose I .S ; tpm (micro) A+ 1 liter 5 'ubia ad Bonam

rognosis

$em(ar Follow8U4 Tanggal ,4%,1%+,11 BB 2,: kg Per2alanan Pen7akit Pengo(atan S5 Batuk pilek (B) < hari, mual (%), &n#. "mpisilin 4E++< mg &? muntah (%), demam (%), ke#ang (B) &n#. =entamisin +E +< mg &? 4E > < menit, B"B cair (%) &n#. 'eEametason 4E+mg &? A5 D6, . 14; E/i, )) <, E/i, &nfus 'eEtrose I .S ; tpm * 42,1oD, rh B/B, $h %/%, B8 (B) (micro) dbn, soefl, .*@ (%), edem (%) A+ 1 liter 'ia!epam 4E1,+< mg "5 ('( S5 'emam(%), ke#ang (%), batuk &n#. "mpisilin 4E++< mg &?
14

,1%,1%+,11

BB 2,: kg

berdahak (B), pilek (%). A5 D6, . 14; E/i, )) 1; E/i, * 42 oD, rh B/B, $h %/%, B8 (B) dbn, soefl, .*@ (%), edem (%) "5 Bronkopneumonia B ('(

&n#. =entamisin +E +< mg &? &#. 'eEametason 4E+mg &? &nfus 'eEtrose I .S ; tpm (micro) A+ 1 liter 'ia!epam 4E1,+< mg

,2%,1%+,11 BB 2,: kg

S5 Batuk pilek (

"mbroEol syr. 4E J cth ), 'emam(%), &n#. "mpisilin 4E++< mg &?

ke#ang (%), batuk berdahak (B), pilek &n#. =entamisin +E +< mg &? (%) muntah (%) &n#. 'eEametason 4E+mg &? A5 D6, . 11, E/i, )) 4; E/i, * 42,2oD, rh %/%, $h %/%, B8 (B) dbn, soefl, .*@ (%), edem (%) &nfus 'eEtrose I .S ; tpm (micro) "mbroEol syr. 4E J cth "lih ra$at ulmo

,:%,1%+,11 BB 2,9 kg

"5 Bronkopneumonia S5 Batuk pilek ( ), 'emam(%), &n#. "mpisilin 4E++< mg &? ke#ang (%), batuk berdahak (B), pilek &n#. =entamisin +E +< mg &? (%) muntah (%) &n#. 'eEametason 4E+mg &? A5 D6, . 1+, E/i, )) 42 E/i, * 42 oD, rh %/%, $h %/%, B8 (B) dbn, soefl, .*@ (%), edem (%) "5 Bronkopneumonia B suspect *B &nfus 'eEtrose I .S ; tpm (micro) "mbroEol syr. 4E J cth *es 6antouE

,;%,1%+,11 BB 2,9 kg

paru S5 Batuk berdahak (B), pilek (%), &n#. "mpisilin 4E++< mg &? 'emam(%), ke#ang (%), muntah (%), &n#. =entamisin +E +< mg &? B"B (%) + hari &n#. 'eEametason 4E+mg &? A5 D6, . 1,; E/i, )) 1; E/i, * 42,: oD, rh %/%, $h %/%, B8 (B) dbn, &nfus 'eEtrose I .S ; tpm (micro) "mbroEol syr. 4E J cth

15

soefl, .*@ (%), edem (%) "5 Bronkopneumonia B suspect *B ,9%,1%+,11 BB 2,: kg paru S5 Batuk berdahak (B), pilek (%), &n#. "mpisilin 4E++< mg &? 'emam(%), ke#ang (%), muntah (%), &n#. =entamisin +E +< mg &? B"B (B), B"( (B) &n#. 'eEametason 4E+mg &? A5 D6, . 1,; E/i, )) 1; E/i, * 42,: oD, rh %/%, $h %/%, B8 (B) dbn, soefl, .*@ (%), edem (%) "5 Bronkopneumonia "mbroEol syr. 4E J cth *es 6antouE (%) asien acc ()S

BAB II TIN!AUAN PU%TAKA BRONKOPNEUMONIA #EFINI%I neumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian ba$ah yang mengenai parenkim paru dimana asinus terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam interstitium. Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, #amur, parasit), bahan kimia, radiasi, aspirasi, obat%obatan dan lain%lain. neumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Sedang keradangan paru yang disebabkan oleh penyebab non infeksi (bahan kimia, radiasi, obat%obatan dan lain% lain) la!imnya

16

disebut pneumonitis.4 Bronkopneumonia merupakan radang dari saluran pernapasan yang ter#adi pada bronkus sampai dengan alveolus paru. Saluran pernapasan tersebut tersumbat oleh eksudat yang mukopurulen, yang membentuk bercak%bercak konsolidasi di lobulus yang berdekatan. enyakit ini bersifat sekunder yang ernapasan "tas), demam biasanya menyertai penyakit &S " (&nfeksi Saluran

infeksi spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh. Sebagai infeksi primer biasanya hanya di#umpai pada anak%anak dan orang tua. 1 EPI#EMIO$O"I neumonia menyebabkan lebih dari < #uta kematian per tahun pada balita di negara berkembang termasuk di &ndonesia. &nsidens pneumonia pada anak K< tahun di negara ma#u adalah +%1 kasus/1,, anak/ tahun, sedangkan di negara berkembang 1,%+, kasus/1,, anak/ tahun. neumonia merupakan penyakit yang sering ter#adi dan setiap tahunnya menyerang sekitar 1G penduduk amerika. 6eskipun telah ada kema#uan dalam bidang antibiotik, pneumonia tetap sebagai penyebab terbanyak dari kematian di "merika "ngka ke#adian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 1 tahun dan mengurang dengan meningkatnya umur. neumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh neumococcus, ditemukan pada orang de$asa dan anak besar, sedangkan Bronkopneumonia lebih sering di#umpai pada anak kecil dan bayi.<<

ETIO$O"I enyebab bronkopneumonia yang biasa di#umpai adalah2 5 1. -aktor &nfeksi a. b. ada neonates (,%+; hari)5 Streptokokus roup B, Respiratory Sincytial ada bayi (1%1+ bulan) 5 1) ?irus5 virus parainfluen!a" virus influen!a" adenovirus" RSV" #ytome alovirus. +) Arganisme atipikal5 #hlamidia trachomatis, $neumocytis. 4) Bakteri5 Streptococus pneumoni" %aemofilus influen!a"
17

Virus ()S?).

Mycobacterium tuberculosa" Bordetellapertusis. c. ada anak%anak (1%< tahun)5 1) ?irus 5 $arainfluensa, Influensa Virus, Adenovirus, )S? +) Arganisme atipikal 5 Mycoplasma pneumonia 4) Bakteri5 $neumokokus, Mycobakterium tuberculosis d. ada anak besar L de$asa muda 5 1) Arganisme atipikal5 Mycoplasma pneumonia, #& trachomatis +) Bakteri5 $neumokokus, Bordetella pertusis, M& tuberculosis +. -aktor .on &nfeksi. a. Bronkopneumonia hidrokarbon 5 *er#adi oleh karena aspirasi selama penelanan muntah atau sonde lambung (!at hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin). b. Bronkopneumonia lipoid 5 *er#adi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal, termasuk #eli petroleum. Setiap keadaan yang mengganggu mekanisme menelan seperti palatoski!is, pemberian makanan dengan posisi hori!ontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang sedang menangis. (eparahan penyakit tergantung pada #enis minyak yang terinhalasi. 7enis minyak binatang yang mengandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak contohnya seperti susu dan minyak ikan. Selain faktor di atas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk ter#adinya bronkopneumonia. 6enurut sistem imun pada penderita%penderita penyakit yang berat seperti "&'S dan respon imunitas yang belum berkembang pada bayi dan anak merupakan faktor predisposisi ter#adinya penyakit ini. K$A%IFIKA%I embagian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang memuaskan, dan pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi dan etiologi. Beberapa ahli telah membuktikan bah$a pembagian pneumonia berdasarkan etiologi terbukti secara klinis dan memberikan terapi yang lebih relevan. 2 1. Berdasarkan lokasi lesi di paru
18

*er#adi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi

a. b. c. +. a. b. 4.

neumonia lobaris neumonia interstitialis Bronkopneumonia neumonia yang didapat dari masyarkat (community acquired pneumonia F D" ) neumonia yang didapat dari rumah sakit (hospital'based

Berdasarkan asal infeksi

pneumonia) Berdasarkan mikroorganisme penyebab a. b. c. d. 1. a. b. <. a. b. neumonia bakteri neumonia virus neumonia mikoplasma neumonia #amur neumonia tipikal neumonia atipikal neumonia akut neumonia persisten

Berdasarkan karakteristik penyakit

Berdasarkan lama penyakit

MHA memberikan pedoman klasifikasi pneumonia, sebagai berikut : 5 1. 8sia kurang dari + bulan a. % % b. % % % % % a. neumonia berat #hest indra(in (subcostal retraction) Bila ada napas cepat (N 2, E/menit) neumonia sangat berat *idak bisa minum (e#ang (esadaran menurun Hipertermi / hipotermi .apas lambat / tidak teratur neumonia

+. 8sia + bulan%< tahun

19

% b. % %

Bila ada napas cepat neumonia Berat #hest indra(in .apas cepat dengan la#u napas N <, E/menit untuk anak usia + bulan L 1 tahun N 1, E/menit untuk anak N 1 L < tahun *idak dapat minum (e#ang (esadaran menurun 6alnutrisi.

c. % % % %

neumonia sangat berat

PATO"ENE%I% Bronkopneumonia dimulai dengan masuknya kuman melalui inhalasi, aspirasi, hematogen dari fokus infeksi atau penyebaran langsung. Sehingga ter#adi infeksi dalam alveoli, membran paru mengalami peradangan dan berlubang% lubang sehingga cairan dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih keluar dari darah masuk ke dalam alveoli. 'engan demikian alveoli yang terinfeksi secara progresif men#adi terisi dengan cairan dan sel%sel, dan infeksi disebarkan oleh perpindahan bakteri dari alveolus ke alveolus. (adang%kadang seluruh lobus bahkan seluruh paru men#adi padat (consolidated) yang berarti bah$a paru terisi cairan dan sisa%sisa sel.; Bakteri Streptococcus pneumoniae umumnya berada di nasopharing dan bersifat asimptomatik pada kurang lebih <,G orang sehat. "danya infeksi virus akan memudahkan Streptococcus pneumoniae berikatan dengan reseptor sel epitel pernafasan. 7ika Streptococcus pneumoniae sampai di alveolus akan menginfeksi sel pneumatosit tipe &&. Selan#utnya Streptococcus pneumoniae akan mengadakan multiplikasi dan menyebabkan invasi terhadap sel epitel alveolus. Streptococcus pneumoniae akan menyebar dari alveolus ke alveolus melalui pori dari (ohn. Bakteri yang masuk kedalam alveolus menyebabkan reaksi radang berupa edema dari seluruh alveolus disusul dengan infiltrasi sel%sel 6..1 roses radang dapat dibagi atas 1 stadium yaitu 5
20

1. Stadium & (1 L 1+ #am pertama/kongesti) 'isebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini ter#adi akibat pelepasan mediator%mediator peradangan dari sel% sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera #aringan. 6ediator%mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. 'egranulasi sel mast #uga mengaktifkan #alur komplemen. (omplemen beker#a sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga ter#adi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. enimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan #arak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin. +. Stadium && (1; #am berikutnya) 'isebut hepatisasi merah, ter#adi se$aktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh pen#amu ( host ) sebagai bagian dari reaksi peradangan. 0obus yang terkena men#adi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga $arna paru men#adi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 1; #am. 4. Stadium &&& (4 L ; hari) 'isebut hepatisasi kelabu yang ter#adi se$aktu sel%sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. ada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan ter#adi fagositosis sisa%sisa sel. ada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, $arna merah men#adi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti. 1. Stadium &? (: L 11 hari)

21

'isebut #uga stadium resolusi yang ter#adi se$aktu respon imun dan peradangan mereda, sisa%sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga #aringan kembali ke strukturnya semula.9 Sebagian besar pneumonia timbul melalui mekanisme aspirasi kuman atau penyebaran langsung kuman dari respiratorik atas. Hanya sebagian kecil merupakan akibat sekunder dari bakterimia atau viremia atau penyebaran dari infeksi intra abdomen. 'alam keadaan normal mulai dari sublaring hingga unit terminal adalah steril. 'alam keadaan sehat, tidak ter#adi pertumbuhan mikroorganisme di paru. (eadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. "pabila ter#adi ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, maka mikroorganisme dapat masuk, berkembang biak dan menimbulkan penyakit.1 aru terlindung dari infeksi dengan beberapa mekanisme 5 -iltrasi partikel di hidung encegahan aspirasi dengan refleks epiglottis

@kspulsi benda asing melalui refleks batuk embersihan kearah kranial oleh mukosiliar

-agositosis kuman oleh makrofag alveolar .etralisasi kuman oleh substansi imun lokal 'rainase melalui sistem limfatik.1, MANIFE%TA%I K$INIK neumonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 49%1,oD dan mungkin disertai ke#ang karena demam yang tinggi. "nak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak di#umpai pada a$al penyakit,anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada a$alnya berupa batuk kering kemudian men#adi produktif .11 (arakter % dari sputum #uga dapat menetukan penyebab dari bronkopneumonia, seperti1+5 Streptococus pneumonia 5 sputum ber$arna seperti
22

karat/berdarah % ber$arna hi#au % % 'alam 1. +. )lebsiella 5 sputum ber$arna red currant *elly &nfeksi bakteri anaerobic 5 sputum berbau busuk pemeriksaan fisik penderita pneumonia khususnya $sudomonas" %aemophilus dan $neumococcus 5 sputum

bronkopneumonia ditemukan hal%hal sebagai berikut 11 5 ada inspeksi terlihat setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal, dan pernapasan cuping hidung. ada palpasi konsolidasi yang kecil pada paru yang terkena tidak menghilangkan getaran fremitus selama #alan napas masih terbuka, namun bila ter#adi perluasan infeksi paru (kolaps paru/atelektasis) maka transmisi energi vibrasi akan berkurang. 4. 1. ada perkusi kadang tidak ditemukan kelainan, namun #ika sarang pneumonia men#adi satu maka bisa ditemukan perkusi yang redup ada auskultasi ditemukan crackles sedang nyaring.

23

#IA"NO%I% a1 Anamnesis =e#ala yang timbul biasanya mendadak tetapi dapat didahului dengan infeksi saluran nafas akut bagian atas. =e#alanya antara lain batuk, demam tinggi terus%menerus, sesak, kebiruan sekitar mulut, menggigil (pada anak), ke#ang (pada bayi), dan nyeri dada. Biasanya anak lebih suka berbaring pada sisi yang sakit. ada bayi muda sering menun#ukkan ge#ala non spesifik seperti hipotermi, penurunan kesadaran, ke#ang atau kembung. "nak besar kadang mengeluh nyeri kepala, nyeri abdomen disertai muntah.14,11 (1 Pemeriksaan Fisik 6anifestasi klinis yang ter#adi akan berbeda%beda berdasarkan kelompok umur tertentu. ada neonatus sering di#umpai takipneu, retraksi dinding dada, ada bayi%bayi yang lebih besar #arang ditemukan runtin , dan sianosis.

runtin & =e#ala yang sering terlihat adalah takipneu, retraksi, sianosis, batuk, panas, dan iritabel. ada anak pra sekolah, ge#ala yang sering ter#adi adalah demam, batuk (non produktif / produktif), takipneu dan dispneu yang ditandai dengan retraksi dinding dada. dehidrasi dan letargi.11 :1 Hitung Pemeriksaan $a(oratorium ada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan #umlah leukosit. leukosit dapat membantu membedakan pneumoni viral dan bakterial. &nfeksi virus leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi +,.,,,/mm4 dengan limfosit predominan) dan bakteri leukosit meningkat 1<.,,,% 1,.,,, /mm4 dengan neutrofil yang predominan. ada hitung #enis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta peningkatan 0@'. "nalisa gas darah menun#ukkan hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lan#ut dapat ter#adi asidosis respiratorik. &solasi mikroorganisme dari paru, cairan pleura atau darah bersifat invasif sehingga tidak rutin dilakukan. 11 d1 Pemeriksaan Penun2ang a. emeriksaan radiologis ada kelompok anak sekolah dan rema#a, dapat di#umpai panas, batuk (non produktif / produktif), nyeri dada, nyeri kepala,

24

-oto toraks (" /lateral) merupakan pemeriksaan penun#ang utama untuk menegakkan diagnosis. -oto " dan lateral dibutuhkan untuk menentukan lokasi anatomik dalam paru. &nfiltrat tersebar paling sering di#umpai, terutama pada pasien bayi. ada bronkopneumonia bercak%bercak infiltrat didapatkan pada satu atau beberapa lobus. 7ika difus (merata) biasanya disebabkan oleh Staphylokokus pneumonia.14

=ambar 4 5 -oto toraks pneumonia lobaris5 bercak infiltrat pada

" pada tampak bercak% paru kanan

=ambar 1 5 -oto toraks bronkopneumonia. b. D%)eactive rotein

" pada

"dalah suatu protein fase akut yang disintesis oleh hepatosit. Sebagai respon infeksi atau inflamasi #aringan, produksi D) distimulai oleh sitokin, terutama interleukin 2 (&0%2), &0%1 dan tumor necrosis factor (*.-). Secara klinis D) digunakan sebagai diagnostik untuk membedakan antara faktor infeksi dan non infeksi, infeksi virus dan bakteri, atau infeksi superfisialis dan profunda. (adar D) biasanya lebih rendah pada infeksi virus dan bakteri. D) kadang% kadang digunakan untuk evaluasi respon terapi antibiotik. 12 c. 8#i serologis 8#i serologis digunakan untuk mendeteksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri atipik. eningkatan &g6 dan &g= dapat mengkonfirmasi diagnosis.12 d. emeriksaan mikrobiologi

25

'iagnosis terbaik adalah berdasarkan etiologi, yaitu dengan pemeriksaan mikrobiologi spesimen usap tenggorok, sekresi nasopharing, sputum, aspirasi trakhea, fungsi pleura. Sayangnya pemeriksaan ini banyak sekali kendalanya, baik dari segi teknis maupun biaya. Bahkan dalam penelitianpun kuman penyebab spesifik hanya dapat diidentifikasi pada kurang dari <,G kasus.1, KRITERIA #IA"NO%I% 'iagnosis ditegakkan bila ditemukan 4 dari < ge#ala berikut 2 5 1. +. 4. 1. <. Sesak napas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada anas badan )onkhi basah halus%sedang nyaring (crackles) -oto thoraE menin#ikkan gambaran infiltrat difus 0eukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi +,.,,,/mm 4dengan limfosit predominan, dan bakteri 1<.,,,%1,.,,,/mm4neutrofil yang predominan). #IA"NO%A BAN#IN" ,a. Bronkiolitis b. @ksaserbasi bronkektasis c. ayah #antung d. "spirasi benda asing e. "bses bayi (husus bayi 5 a. b. 6eningitis &leus

PENATA$AK%ANAAN enatalaksanaan pneumonia khususnya bronkopneumonia pada anak terdiri dari + macam, yaitu penatalaksanaan umum dan khusus, sebaga berikut.1+,1<

26

+& $enatalaksaan ,mum a. b. emberian oksigen lembab +%1 0/menit sampai sesak nafas hilang atau aA+ pada analisis gas darah O 2, torr. emasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit. c. "sidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat intravena. -& $enatalaksanaan )husus a. 6ukolitik, ekspektoran dan obat penurun panas sebaiknya tidak diberikan pada :+ #am pertama karena akan mengaburkan interpretasi reaksi antibodi a$al. b. Abat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan suhu tinggi, takikardi, atau penderita kelainan #antung. c. emberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab dan manifestasi klinis. emilihan antibiotik dalam penanganan pneumonia pada anak harus dipertimbangkan berdasakan pengalaman empiris, yaitu bila tidak ada kuman yang dicurigai, berikan antibiotik a$al (+1%:+ #am pertama) menurut kelompok usia. ada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotik, pada penderita yang ra$at inap (penyakit berat) harus segera diberi antibiotik. emilihan antibiotik didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan dugaan kuman penyebab. a. 8mur K 4 bulan biasanya disebabkan oleh streptokokus pneumonia, stafilokokus atau entero bacteriaceal kombinasi 5 % enisilin prokam <,.,,,%1,,.,,, kl/kg/+1 #am &m, 1%+ kali sehari dan gentamisin <%: mg/kg/+1 #am +%4 kali sehari % "tau kombinasi krokasosilin <, mg/kg/+1 #am &6/&?, 1E1 hari dan gentamisin <%: mg/kg/+1 #am, +%4 E1 kali sehari. % (ombinasi ini #uga diberikan pada anak%anak lebih 4 bulan dengan malnutrisi berat atau penderita immunocomprami!ed. b. 8mur 4 bulan% < tahun, bila toksik mungkin disebabkan oleh5

27

Streptokokus pneumonia % % enisilin prokain <,.,,, % 1,,.,,, (&/kg/+1 #am &6, 1%+ kali sehari atau "mpisilin <,%1,,mg/kg/+1#am &6,&?, 4%1E sehari Stafilokokus 5 (loksasilin <, mg/kg/+1 #am &6/&? 4%1E sehari Hemofilus influen!a % % "mpisilin <,%1,,mg/kg/+1#am &6/&? 4%1E sehari (loramfenikol <,%1,,mg/kg/+1#am &?/oral 4%1E sehari

.amun, pada umumnya tidak dapat diketahui dengan pasti kuman penyebab, maka secara praktis dipakai5 % % c. (ombinasi penisilin prokain B kloramfenicol, atau (ombinasi ampisilin B kloksasilin

"nak% anak yang non toksik, biasanya disebabkan oleh 5 Streptokokus pneumonia 5 % % enisilin prokain &6 atau &? selama 1%4 hari dilan#utkan dengan -enoksimetil penisilin +<.,,,%<,.,,, (0/kg/+1 #am oral 1E1 /hari atau 6ikroplasma pneumonia 5 @ritromisin +,%<,mg/kg/+1 #am oral, 4%1E sehari

d. Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau ter#adi efek samping obat misalnya alergi atau hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu dilakukan reevaluasi apakah perlu dipilihkan antibiotik lain. Bila penderita alergi terhadap /"mpisilin, dapat digantikan dengan @ritromisin dosis <, mg/kg/BB/hari. Bila ter#adi leukopenia, kloramfenikol diganti dengan streptomisin. e. @valuasi pengobatan dilakukan setiap 1;%:+ #am. Bila tidak ada perbaikan klinis dilakukan perubahan pemberian antibiotik sampai anak dinyatakan sembuh. 0ama pemberian antibiotik tergantung pada kema#uan klinis penderita, hasil laboratoris, foto polos dada dan #enis kuman penyebab. 7ika kuman penyebab adalah stafilokokus diperlukan pemberian terapi 2%; minggu secara

28

parenteral,

7ika

penyebab

Haemophylus

influen!a

atau

Streptococcus pneumoniae pemberian terapi secara parenteral cukup 1,%11 hari Secara umum pengobatan antibiotik untuk pneumonia diberikan 1,%11 hari. 6enurut MHA, penatalaksanaan berdasarkan #enis pneumonianya adalah5 neumonia *idak Berat
a. "nak ra$at #alan b. (otrimoksasol5 *6 /kgBB/kali c. "moksisillin5 selama 4 hari 1 + mg kali +<

neumonia Berat
"nak ra$at di )S a. *erapi antibiotic % "mpisillin/amoksisillin (+<%<, mg/ kgBB/kali) &?/&6 setiap 2 #am. antau +1%:+ #am pertama. )espon baik < hari. % Bila memburuk K1; #am/ signs5 terdapat $arning

sehari selama 4 hari atau mg/kgBB/kali + kali sehari

tambahkan kloramfenikol (+< mg/kgBB/kali) &6/&? setiap ; #am. 0akukan foto dada. % asien datang keadaan klinis berat5 A+ dan kombinasi atau ampisillin%kloramfenikol ampisillin%gentamisin % Suspek S. aureus5 ganti dengan gentamisin (:,< mg/kgBB) &6/&? 1E1 dan koksasillin (<, mg/kgBB) &6/&? setiap 2 #am b. *erapi oksigen5 % % neumonia berat oksigen 6onitoring K9,G % % =unakan kateter nasal emberian tidak ada lagi c. era$atan penun#ang 29 A+ dilan#utkan sampai retraksi dan napas cepat dengan pulse oEimetry pada pasien saturasi

% % %

'emam D* Mhee!e bronkodilator Dairan maintenance sesuia umur anak

KOMP$IKA%I (omplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam rongga thoraE (seperti efusi pleura, empiema dan perikarditis) atau penyebaran bakteremia dan hematologi. 6eningitis, artritis supuratif, dan osteomielitis adalah komplikasi yang #arang dari penyebaran infeksi hematologi. 2 PRO"NO%I% ada era sebelum ada antibiotik, angka mortalitas pada bayi dan anak kecil berkisar dari +,G sampai <,G dan pada anak yang lebih tua dari 4G sampai <G. 14 'engan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1G, anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menun#ukkan mortalitas yang lebih tinggi.;

KE!AN" #EMAM #EFINI%I,=355 (e#ang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering di#umpai pada anak yang ter#adi pada suhu badan yang tinggi yang disebabkan oleh kelainan ekstrakranial. 'era#at tinggi suhu yang dianggap cukup untuk diagnosa ke#ang demam adalah 4; dera#at celcius di atas suhu rektal atau lebih. (e#ang ter#adi akibat loncatan listrik abnormal dari sekelompok neuron otak yang mendadak dan lebih dari biasanya, yang meluas ke neuron sekitarnya atau dari substansia grasia ke substansia alba yang disebabkan oleh demam dari luar otak. (e#ang demam sering #uga disebut ke#ang demam tonik%klonik, sangat sering

30

di#umpai pada anak%anak usia di ba$ah < tahun. IN%I#EN &nsiden ter#adinya ke#ang demam terutama pada golongan anak umur 2 bulan sampai 1 tahun. Hampir 4 G dari anak yang berumur di ba$ah < tahun pernah menderita ke#ang demam. (e#ang demam lebih sering didapatkan pada laki%laki daripada perempuan. Hal tersebut disebabkan karena pada $anita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat dibandingkan laki%laki. Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari lab./S6- &lmu (esehatan "nak )S8' 'r. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden ke#ang demam. ada tahun 1999 ditemukan pasien ke#ang demam sebanyak ;4 orang dan tidak didapatkan angka kematian (, G). ada tahun +,,, ditemukan pasien ke#ang demam 14+ orang dan tidak didapatkan angka kematian (, G). 'ari data di atas menun#ukkan adanya peningkatan insiden ke#adian sebesar 4:G. 7umlah penderita ke#ang demam diperkirakan mencapai + L 1G dari #umlah penduduk di "S, "merika Selatan, dan @ropa Barat. .amun di "sia dilaporkan penderitanya lebih tinggi. Sekitar +,G di antara #umlah penderita mengalami ke#ang demam kompleks yang harus ditangani secara lebih teliti. Bila dilihat #enis kelamin penderita, ke#ang demam sedikit lebih banyak menyerang anak laki%laki.1; ETIO$O"I @tiologi dan pathogenesis ke#ang demam sampai saat ini belum diketahui, akan tetapi umur anak, tinggi dan cepatnya suhu meningkat mempengaruhi ter#adinya ke#ang. -aktor hereditas #uga mempunyai peran yaitu ;%++G anak yang mengalami ke#ang demam mempunyai orang tua dengan ri$ayat ke#ang demam pasa masa kecilnya.1;,+2 Semua #enis infeksi bersumber di luar susunan saraf pusat yang menimbulkan demam dapat menyebabkan ke#ang demam. enyakit yang paling sering menimbulkan ke#ang demam adalah infeksi saluran pernafasan atas terutama tonsillitis dan faringitis, otitis media akut (cairan telinga yang tidak segera dibersihkan akan merembes ke saraf di kepala pada otak akan menyebabkan ke#ang demam), gastroenteritis akut, eEantema subitum dan infeksi

31

saluran kemih. Selain itu, imunisasi ' * (pertusis) dan campak (morbili) #uga dapat menyebabkan ke#ang demam. PATOFI%IO$O"I,+35, Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah men#adi DA+ dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. 'alam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (( B) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (.aB) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Dl%). "kibatnya konsentrasi ion (B dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi .a B rendah, sedang di luar sel neuron terdapat keadaan sebalikya. (arena perbedaan #enis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron. 8ntuk men#aga keseimbangan potensial membran diperlukan energi dan bantuan en!im .a%( "* %ase yang terdapat pada permukaan sel. (eseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh 5 erubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular )angsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimia$i atau aliran listrik dari sekitarnya erubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan ada keadaan demam kenaikan suhu 1oD akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 1,%1< G dan kebutuhan oksigen akan meningkat +,G. ada anak 4 tahun sirkulasi otak mencapai 2< G dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang de$asa yang hanya 1< G. Aleh karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam $aktu yang singkat ter#adi difusi dari ion kalium maupun ion natrium akibat ter#adinya lepas muatan listrik. 0epas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan PneurotransmitterQ dan ter#adi ke#ang. (e#ang demam yang berlangsung lama (lebih dari 1< menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya ter#adi hipoksemia,

32

hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal disertai denyut #antung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat. K$A%IFIKA%I KE!AN" #EMAM 6enurut &katan 'okter "nak &ndonesia (&'"& +,,1), membagi ke#ang demam men#adi dua+<5 (e#ang demam sederhana (harus memenuhi semua kriteria berikut)5 % % % % Berlangsung singkat 8mumnya serangan berhenti sendiri dalam $aktu K 1< menit Bangkitan ke#ang tonik, tonik%klonik tanpa gerakan fokal *idak berulang dalam $aktu +1 #am

(e#ang demam kompleks (hanya dengan salah satu kriteria berikut)5 % % % (e#ang berlangsung lama, lebih dari 1< menit (e#ang fokal atau parsial satu sisi, atau ke#ang umum didahului dengan ke#ang parsial (e#ang berulang + kali atau lebih dalam +1 #am, anak sadar kembali di antara bangkitan ke#ang 6enurut 0ivingstone (19:,), membagi ke#ang demam men#adi dua5++ 1. (e#ang demam sederhana 8mur anak ketika ke#ang antara 2 bulan R 1 tahun (e#ang berlangsung hanya sebentar sa#a, tak lebih dari 1< menit (e#ang bersifat umum, frekuensi ke#ang bangkitan dalam 1 th tidak N1 kali (e#ang timbul dalam 12 #am pertama setelah timbulnya demam +. emeriksaan saraf sebelum dan sesudah ke#ang normal emeriksaan @@= yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak menun#ukkan kelainan @pilepsi yang diprovokasi demam (e#ang lama dan bersifat lokal 8mur lebih dari 2 tahun

33

-rekuensi serangan lebih dari 1 kali / tahun @@= setelah tidak demam abnormal 6enurut sub bagian syaraf anak -(%8& membagi tiga #enis ke#ang demam, yaitu 5 1. (e#ang demam kompleks 8mur kurang dari 2 bulan atau lebih dari < tahun (e#ang berlangsung lebih dari 1< menit (e#ang bersifat fokal/multipel 'idapatkan kelainan neurologis @@= abnormal -rekuensi ke#ang lebih dari 4 kali / tahun *emperatur kurang dari 49oD +. (e#ang demam sederhana (e#adiannya antara umur 2 bulan sampai dengan < tahun Serangan ke#ang kurang dari 1< menit atau singkat (e#ang bersifat umum (tonik/klonik) *idak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah ke#ang -rekuensi ke#ang kurang dari 4 kali / tahun *emperatur lebih dari 49oD 4. (e#ang demam berulang (e#ang demam timbul pada lebih dari satu episode demam "da beberapa faktor yang mempengaruhi ter#adinya ke#ang demam berulang antara lain5 a. 8sia K 1< bulan saat ke#ang demam pertama b. )i$ayat ke#ang demam dalam keluarga c. (e#ang demam ter#adi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal d. )i$ayat demam yang sering e. (e#ang pertama adalah ke#ang demam kompleks erbedaan ke#ang demam dengan epilepsi yaitu pada epilepsi, tidak disertai

34

demam. @pilepsi ter#adi karena adanya gangguan keseimbangan kimia$i sel%sel otak yang mencetuskan muatan listrik berlebihan di otak secara tiba%tiba. enderita epilepsi adalah seseorang yang mempunyai ba$aan ambang rangsang rendah terhadap cetusan tersebut. Detusan bisa di beberapa bagian otak dan ge#alanya beraneka ragam. Serangan epilepsi sering ter#adi pada saat ia mengalami stres, #i$anya tertekan, sangat capai, atau adakalanya karena terkena sinar lampu yang ta#am. MANIFE%TA%I K$INI% ,=3,+355 *er#adinya bangkitan ke#ang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat, otitis media akuta, bronkitis, furunkulosis dan lain% lain. Serangan ke#ang biasanya ter#adi dalam +1 #am pertama se$aktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik%klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. 8mumnya ke#ang berhenti sendiri. .amun anak akan terbangun dan sadar kembali setelah beberapa detik atau menit tanpa adanya kelainan neurologik. =e#ala yang timbul saat anak mengalami ke#ang demam antara lain 5 anak mengalami demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang ter#adi secara tiba%tiba), ke#ang tonik%klonik atau grand mal, pingsan yang berlangsung selama 4, detik%< menit (hampir selalu ter#adi pada anak%anak yang mengalami ke#ang demam). (e#ang dapat dimulai dengan kontraksi yang tiba%tiba pada otot kedua sisi tubuh anak. (ontraksi pada umumnya ter#adi pada otot $a#ah, badan, tangan dan kaki. "nak dapat menangis atau merintih akibat kekuatan kontaksi otot. "nak akan #atuh apabila dalam keadaan berdiri. ostur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung selama 1,%+, detik), gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya berlangsung selama 1%+ menit), lidah atau pipinya tergigit, gigi atau rahangnya terkatup rapat, inkontinensia (mengeluarkan air kemih atau tin#a diluar kesadarannya), gangguan pernafasan, apneu (henti nafas), dan kulitnya kebiruan. Saat ke#ang, anak akan mengalami berbagai macam ge#ala seperti 5

35

a. "nak hilang kesadaran b. *angan dan kaki kaku atau tersentak%sentak c. Sulit bernapas d. Busa di mulut e. Ma#ah dan kulit men#adi pucat atau kebiruan f. 6ata berputar%putar, sehingga hanya putih mata yang terlihat. #IA"NO%I% 5,35>35< 'iagnosis ke#ang demam hanya dapat ditegakkan dengan menyingkirkan penyakit%penyakit lain yang dapat menyebabkan ke#ang, di antaranya5 infeksi susunan saraf pusat, perubahan akut pada keseimbangan homeostasis, air dan elektrolit dan adanya lesi structural pada system saraf, misalnya epilepsi. 'iperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penun#ang yang menyeluruh untuk menegakkan diagnosis ini. "namnesis % Maktu ter#adi ke#ang, durasi, frekuensi, interval antara + serangan ke#ang % Sifat ke#ang (fokal atau umum) % Bentuk ke#ang (tonik, klonik, tonik%klonik) % (esadaran sebelum dan sesudah ke#ang (menyingkirkan diagnosis meningoensefalitis) % )i$ayat demam ( se#ak kapan, timbul mendadak atau perlahan, menetap atau naik turun) % 6enentukan penyakit yang mendasari ter#adinya demam (&S ", A6", =@) % )i$ayat ke#ang sebelumnya (ke#ang disertai demam maupun tidak disertai demam atau epilepsi) % )i$ayat gangguan neurologis (menyingkirkan diagnosis epilepsi) % )i$ayat keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan % *rauma kepala emeriksaan fisik % *anda vital terutama suhu % 6anifestasi ke#ang yang ter#adi, misal 5 pada ke#ang multifokal yang

36

berpindah%pindah atau ke#ang tonik, yang biasanya menun#ukkan adanya kelainan struktur otak. % (esadaran tiba%tiba menurun sampai koma dan berlan#ut dengan hipoventilasi, henti nafas, ke#ang tonik, posisi deserebrasi, reaksi pupil terhadap cahaya negatif, dan terdapatnya kuadriparesis flasid mencurigakan ter#adinya perdarahan intraventikular. % ada kepala apakah terdapat fraktur, depresi atau mulase kepala berlebihan yang disebabkan oleh trauma. 8bun Lubun besar yang tegang dan memben#ol menun#ukkan adanya peninggian tekanan intrakranial yang dapat disebabkan oleh pendarahan sebarakhnoid atau subdural. ada bayi yang lahir dengan kesadaran menurun, perlu dicari luka atau bekas tusukan #anin dikepala atau fontanel enterior yang disebabkan karena kesalahan penyuntikan obat anestesi pada ibu. % *erdapatnya stigma berupa #arak mata yang lebar atau kelainan kraniofasial yang mungkin disertai gangguan perkembangan korteE serebri. % 'itemukannya korioretnitis dapat ter#adi pada toEoplasmosis, infeksi sitomegalovirus dan rubella. *anda stasis vaskuler dengan pelebaran vena yang berkelok L kelok di retina terlihat pada sindom hiperviskositas. % *ransluminasi kepala yang positif dapat disebabkan oleh penimbunan cairan subdural atau kelainan ba$aan seperti parensefali atau hidrosefalus. % % % % emeriksaan umum penting dilakukan misalnya mencari adanya sianosis dan bising #antung, yang dapat membantu diagnosis iskemia otak. emeriksaan untuk menentukan penyakit yang mendasari ter#adinya demam (&S ", A6", =@) emeriksaan refleks patologis emeriksaan tanda rangsang meningeal (menyingkirkan diagnosis meningoensefalitis) emeriksaan laboratorium % 'arah tepi lengkap penyebab demam % @lektrolit, glukosa darah diare, muntah, hal lain yang dapat mengganggu keseimbangan elektrolit atau gula darah.

37

emeriksaan fungsi hati dan gin#al gangguan metabolisme @nsefalopati. emeriksaan penun#ang

% (adar *.- alfa, &0%1 alfa R &0%2 pada DSS meningkat @nsefalitis akut/

% 0umbal ungsi curiga meningitis, umur kurang dari 1+ bulan diharuskan dan umur di antara 1+%1; bulan dian#urkan. % @@= tidak dapat mengidentifikasi kelainan yang spesifik maupun memprediksi ter#adinya ke#ang yang berulang, tapi dapat dipertimbangkan pada ('( % D*%scan atau 6)& tidak dilakukan pd ('S yang ter#adi pertama kali, akan tetapi dapat dipertimbangkan untuk pasien yang mengalami ('( untuk menentukan kelainan struktural berupa kompleks tunggal atau multipel. #IA"NO%A BAN#IN" 6enghadapi seorang anak yang menderita demam dengan ke#ang, harus dipikirkan apakah penyebab ke#ang itu di dalam atau diluar susunan saraf pusat. (elainan di dalam otak biasanya karena infeksi, misalnya meningitis, ensefalitis, abses otak, dan lain%lain.oleh sebab itu perlu $aspada untuk menyingkirkan dahulu apakah ada kelainan organis di otak. 6enegakkan diagnosa meningitis tidak selalu mudah terutama pada bayi dan anak yang masih muda. ada kelompok ini ge#ala meningitis sering tidak khas dan gangguan neurologisnya kurang nyata. Aleh karena itu agar tidak ter#adi kekhilafan yang berakibat fatal harus dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal yang umumnya diambil melalui pungsi lumbal. Baru setelah itu dipikirkan apakah ke#ang demam ini tergolong dalam ke#ang demam kompleks atau epilepsi yang dprovokasi oleh demam. PENATA$AK%ANAAN5*35,35< 'alam penanggulangan ke#ang demam ada 2 faktor yang perlu diker#akan, yaitu 5 1. 6engatasi ke#ang secepat mungkin +. engobatan penun#ang

38

4. 6emberikan pengobatan rumat 1. 6encari dan mengobati penyebab <. 6encegah ter#adinya ke#ang dengan cara anak #angan sampai panas 2. engobatan akut 1) 6engatasi ke#ang secepat mungkin

+)

engobatan penun#ang engobatan penun#ang dapat dilakukan dengan memonitor #alan nafas,

pernafasan, sirkulasi dan memberikan pengobatan yang sesuai. Sebaiknya semua pakaian ketat dibuka, posisi kepala dimiringkan untuk mencegah aspirasi lambung. enting sekali mengusahakan #alan nafas yang bebas agar oksigenasi ter#amin, kalau perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi. engisapan lender dilakukan secara teratur dan pengobatan ditambah
39

dengan pemberian oksigen. Dairan intavena sebaiknya diberikan dan dimonitor sekiranya terdapat kelainan metabolik atau elektrolit. -ungsi vital seperti kesadaran, suhu, tekanan darah, pernafasan dan fungsi #antung dia$asi secara ketat. ada demam, pembuluh darah besar akan mengalami vasodilatasi, manakala pembuluh darah perifer akan mengalami vasokontrisksi. (ompres es dan alkohol tidak lagi digunakan karena pembuluh darah perifer bisa mengalami vasokontriksi yang berlebihan sehingga menyebabkan proses penguapan panas dari tubuh pasien men#adi lebih terganggu. (ompres hangat #uga tidak digunakan karena $alaupun bisa menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah perifer, tetapi sepan#ang $aktu anak dikompres, anak men#adi tidak selesa karena dirasakan tubuh men#adi semakin panas, anak men#adi semakin re$el dan gelisah. 6enurut penelitian, apabila suhu penderita tinggi (hiperpireksi), diberikan kompres air biasa. 'engan ini, proses penguapan bisa ter#adi dan suhu tubuh akan menurun perlahan%lahan. Bila penderita dalam keadaan ke#ang obat pilihan utama adalah dia!epam yang diberikan secara per rektal, disamping cara pemberian yang mudah, sederhana dan efektif telah dibuktikan keampuhannya. Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua atau tenaga lain yang mengetahui dosisnya. 'osis tergantung dari berat badan, yaitu berat badan kurang dari 1, kg diberikan < mg dan berat badan lebih dari 1, kg rata%rata pemakaiannya ,,1%,,2 mg/(gBB. (emasan terdiri atas < mg dan 1, mg dalam rectiol. Bila ke#ang tidak berhenti dengan dosis pertama, dapat diberikan lagi setelah 1< menit dengan dosis yang sama. 8ntuk mencegah ter#adinya udem otak diberikan kortikosteroid yaitu dengan dosis +,%4, mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis. =olongan glukokortikoid seperti deksametason diberikan ,,<%1 ampul setiap 2 #am sampai keadaan membaik. 4) engobatan rumat Setelah ke#ang diatasi harus disusul dengan pengobatan rumat dengan cara mengirim penderita ke rumah sakit untuk memperoleh pera$atan lebih lan#ut. engobatan ini dibagi atas dua bagian, yaitu5 rofilaksis intermitten 8ntuk mencegah terulangnya ke#ang di kemudian hari, penderita ke#ang

40

demam diberikan obat campuran anti konvulsan dan antipiretika yang harus diberikan kepada anak selama episode demam. "ntipiretik yang diberikan adalah paracetamol dengan dosis 1,%1<mg/kg/kali diberikan 1 kali sehari atau ibuprofen dengan dosis <%1,mg/kg/kali, 4%1 kali sehari. "ntikonvulsan yang ampuh dan banyak dipergunakan untuk mencegah terulangnya ke#ang demam ialah dia!epam, baik diberikan secara rectal dengan dosis < mg pada anak dengan berat di ba$ah 1, kg dan 1, mg pada anak dengan berat di atas 1,kg, maupun oral dengan dosis ,,4 mg/kg setiap ; #am. rofilaksis intermitten ini sebaiknya diberikan sampai kemungkinan anak untuk menderita ke#ang demam sedehana sangat kecil yaitu sampai sekitar umur 1 tahun. -enobarbital, karbama!epin dan fenition pada saat demam tidak berguna untuk mencegah ke#ang demam. rofilaksis #angka pan#ang rofilaksis #angka pan#ang gunanya untuk men#amin terdapatnya dosis teurapetik yang stabil dan cukup di dalam darah penderita untuk mencegah terulangnya ke#ang di kemudian hari. Abat yang dipakai untuk profilaksis #angka pan#ang ialah5 1. -enobarbital'osis 1%< mg/kgBB/hari. @fek samping dari pemakaian fenobarbital #angka pan#ang ialah perubahan sifat anak men#adi hiperaktif, perubahan siklus tidur dan kadang%kadang gangguan kognitif atau fungsi luhur. +. Sodium valproat / asam valproat. 'osisnya ialah +,%4, mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis. .amun, obat ini harganya #auh lebih mahal dibandingkan dengan fenobarbital dan ge#ala toksik berupa rasa mual, kerusakan hepar, pankreatitis. 4. -enitoin. 'iberikan pada anak yang sebelumnya sudah menun#ukkan gangguan sifat berupa hiperaktif sebagai pengganti fenobarbital. Hasilnya tidak atau kurang memuaskan. emberian antikonvulsan pada profilaksis #angka pan#ang ini dilan#utkan sekurang%kurangnya 4 tahun seperti mengobati epilepsi. 6enghentikan pemberian antikonvulsi kelak harus perlahan%lahan dengan #alan mengurangi dosis selama 4 atau 2 bulan. 1) 6encari dan mengobati penyebab enyebab dari ke#ang demam baik sederhana maupun kompleks biasanya

41

infeksi traktus respiratorius bagian atas dan otitis media akut.

emberian

antibiotik yang tepat dan kuat perlu untuk mengobati infeksi tersebut. Secara akademis pada anak dengan ke#ang demam yang datang untuk pertama kali sebaiknya diker#akan pemeriksaan pungsi lumbal. Hal ini perlu untuk menyingkirkan faktor infeksi di dalam otak misalnya meningitis. "pabila menghadapi penderita dengan ke#ang lama, pemeriksaan yang intensif perlu dilakukan, yaitu pemeriksaan pungsi lumbal, darah lengkap, misalnya gula darah, kalium, magnesium, kalsium, natrium, nitrogen, dan faal hati. PRO"NO%I%5-35> 1. (ematian 'engan penanganan ke#ang yang cepat dan tepat, prognosa biasanya baik, tidak sampai ter#adi kematian. 'alam penelitian ditemukan angka kematian ('S ,,12G s/d ,,:1G. +. *erulangnya (e#ang (emungkinan ter#adinya ulangan ke#ang kurang lebih +< s/d <, G pada 2 bulan pertama dari serangan pertama. 4. @pilepsi "ngka ke#adian @pilepsi ditemukan +,9 G dari ('S dan 9: G dari ke#ang demam kompleks. )esiko men#adi @pilepsi yang akan dihadapi oleh seorang anak sesudah menderita ('S tergantung kepada faktor 5 a. ri$ayat penyakit ke#ang tanpa demam dalam keluarga b. kelainan dalam perkembangan atau kelainan sebelum anak menderita ('S c. ke#ang berlangsung lama atau ke#ang fokal. Bila terdapat paling sedikit + dari 4 faktor di atas, maka kemungkinan mengalami serangan ke#ang tanpa demam adalah 14 G, dibanding bila hanya didapat satu atau tidak sama sekali faktor di atas. 1. Hemiparesis Biasanya ter#adi pada penderita yang mengalami ke#ang lama (berlangsung lebih dari setengah #am) baik ke#ang yang bersifat umum maupun ke#ang fokal. (e#ang fokal yang ter#adi sesuai dengan kelumpuhannya. 6ula%mula kelumpuhan bersifat flacid, sesudah + minggu timbul keadaan spastisitas. 'iperkirakan B ,,+ G ('S mengalami hemiparese sesudah ke#ang lama.

42

<.

)etardasi 6ental 'itemuan dari 141 penderita dengan ('S tidak mengalami kelainan &S,

sedang ke#ang demam pada anak yang sebelumnya mengalami gangguan perkembangan atau kelainan neurologik ditemukan &S yang lebih rendah. "pabila ke#ang demam diikuti dengan terulangnya ke#ang tanpa demam, kemungkinan men#adi retardasi mental adalah <E lebih besar.

TB PA#A ANAK #IA"NO%I% U2i Tu(erkulin erkembangan hipersensitivitas tipe lambat pada kebanyakan individu yang terinfeksi dengan basil tuberculosis membuat u#i tuberculin sangat dibutuhkan. emeriksaan ini merupakan alat diagnosis yang penting dalam menegakkan diagnosis tuberkulosis. 8#i multi punksi tidak seakurat u#i 6antouE karena dosis antigen tuberculin yang dimasukkan ke dalam kulit tidak dapat di kontrol.8#i tuberkulin lebih penting lagi artinya pada anak kecil bila diketahui adanya konvensi dari negatif. ada anak diba$ah umur < tahun dengan u#i tuberkulin positif, proses tuberkulosis biasanya masih aktif meskipun tidak menun#ukkan kelainan klinis dan radiologis.+; "da beberapa cara melakukan u#i tuberkulin yaitu dengan cara mono dengan salep, dengan goresan disebut patch test cara von pirTuet, cara mantouE dengan menyuntikan intrakutan dan multiple puncture metode dengan 1 L 2 #arum berdasarkan cara Heat and *ine. 8#i kulit 6antouE adalah in#eksi intradermal ,.1 m0 yang mengandung < unit tuberculin ( 8* ) derivate protein yang dimurnikan ( ' ) yang distabilkan dengan *$een ;,.+9 Sampai sekarang cara 6antouE masih dianggap sebagai cara yang paling dapat dipertanggung #a$abkan karena #umlah tuberkulin yang dimasukkan dapat diketahui banyaknya. )eaksi lokal yang terdapat pada u#i 6antouE terdiri atas+9 5 i. ii. iii. @ritema karena vasodilatasi perifer @dema karena reaksi antara antigen yang dimasukkan dengan antibodi &ndurasi yang dibentuk oleh sel mononukleus. embacaan u#i tuberculin dilakukan 1; L :+ #am. Setelah penyuntikan
43

diukur diameter melintang dari indurasi yang ter#adi. (adang L kadang penderita akan mulai berindurasi lebih dari :+ #am sesudah perlakuan u#i, ini adalah hasil positif. -aktor L faktor yang terkait hospes, termasuk umur yang amat muda, malnutrisi, immunosupresi karena penyakit atau obat L obat, infeksi virus, vaksin virus hidup, dan tuberculosis yang berat, dapat menekan reaksi u#i kulit pada anak yang terinfeksi dengan 6.tuberculosis. *erapi kortikosteroid dapat menurunkan reaksi terhadap tuberculin, dengan pengaruh yang sangat bervariasi+;. &nterpretasi hasil test 6antouE +;,+9,4,5 1. &ndurasi 1, mm atau lebih U reaksi positif "rti klinis adalah sedang atau pernah terinfeksi dengan kuman Mycobacterium tuberculosis. +. &ndurasi < L 9 mm U reaksi meragukan "rti klinis adalah kesalahan teknik atau memang ada infeksi dengan Mycobacterium atypis atau setelah BD=. erlu diulang dengan konsentrasi yang sama. (alau reaksi kedua men#adi 1, mm atau lebih berarti infeksi dengan Mycobacterium tuberculosis. (alau tetap 2 L 9 mm berarti cross reaction atau BD=, kalau tetap 2 L 9 mm tetapi ada tanda L tanda lain dari tubeculosis yang #elas maka harus dianggap sebagai mungkin sering kali infeksi dengan Mycobacterium tuberculosis. 4. &ndurasi , L 1 mm U reaksi negatif. "rti klinis adalah tidak ada infeksi dengan Mycobacterium tuberculosis. *es 6antouE dinyatakan 4ositi? apabila diameter indurasi N 1, mm. (emungkinan yang perlu dipikirkan pada anak dengan hasil tersebut5 a. *erinfeksi tuberkulosis secara alamiah b. &nfeksi *B mencakup infeksi *B laten, sakit *B aktif, atau pasca terapi *B. c. d. ernah mendapat imunisasi BD= (pada anak dengan usia kurang dari < tahun) ada pasien usia kurang dari < tahun dengan ri$ayat vaksinasi BD= kecurigaan ke arah infeksi alamiah *B bila hasil u#i 6antouE N 1< mm. e. &nfeksi mikobakterium atipik

44

6eskipun demikian, hasil u#i 6antouE N < mm dapat dipertimbangkan positif pada pasien tertentu seperti 5 a. b. nefrotik asien%pasien tertentu yang terinfeksi tuberkulosis mungkin dapat menun#ukkan hasil tes mantouE yang negatif. (ondisi demikian dapat disebabkan beberapa hal seperti5 a. *idak sedang terinfeksi 6.tb b. Sedang dalam masa inkubasi c. "nergi yang kemungkinan ter#adi pada pasien 5 % % % asien dengan status malnutrisi berat asien dengan infeksi berat seperti campak, cacar air, pertusis, difteri, tifoid asien dengan status imunokompromasi atau pasien menggunakan imunosupresan #angka pan#ang seperti pasien H&?, keganasan, sindrom nefrotik dan lainnya %
%

asien dengan infeksi H&? asien dengan transplantasi organ atau mendapat imunosupresan #angka pan#ang seperti pasien keganasan atau sindrom

asien dengan sakit *B berat seperti *B milier, meningitis *B 6engingat masa yang diperlukan untuk terbentuknya cellular mediated immunity se#ak masuknya kuman *B adalah +%1+ minggu maka hasil negatif pada pasien dengan kontak erat penderita *B de$asa masih mungkin pasien sedang dalam masa inkubasi.

45

BAB III PEMBA0A%AN Teori )Bronko4neumoni. @pidemiologi 5 "ngka ke#adian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 1 tahun dan mengurang oleh de$asa dengan meningkatnya umur. neumonia lobaris hampir selalu disebabkan neumococcus, ditemukan pada orang dan anak besar, sedangkan Kasus )Bronko4neumoni. asien berusia 2 bulan

Bronkopneumonia lebih sering di#umpai pada anak kecil dan bayi. =e#ala klinis 5 'idahului infeksi saluran asien mengalami demam > < hari S6)S. 'emam naik turun dan paling tinggi pada malam hari.

nafas selama beberapa hari, suhu tubuh dapat naik secara mendadak sampai 49%1,oD, gelisah, dispneu, pernafasan cepat dan

dangkal disertau pernafasan cuping hidung 1 hari S6)S pasien mengalami dan sianosis disekitar hidung dan mulut, sesak, menggigil (pada anak), ke#ang (pada bayi) batuk produktif dengan 5 sputum5 Streptococus $sudomonas" pneumonia batuk berdahak ber$arna hi#au kental. mengalami ke#ang. sputum Saat datang ke )S, pasien mengalami sesak dan

karakter (arena panas yang tinggi pasien

ber$arna seperti karat/berdarah %aemophilus $neumococcus 5 sputum ber$arna hi#au )lebsiella 5 sputum ber$arna red currant *elly &nfeksi bakteri anaerobic 5 sputum berbau busuk

46

emeriksaan -isik 5 % &nspeksi terlihat pernafasan cuping hidung dan pada setiap nafas terdapat retraksi % % % otot epigastrik, intrakostal, suprasternal. alpasi ditemukan vokal fremitus yang simetris. erkusi tidak terdapat kelainan. "uskultasi ditemukan crackles sedang

% &nspeksi pernafasan cuping hidung (%), retraksi (%) % % alpasi fremitus simetris erkusi Sonor Mhee!ing (%/%)

% "uskultasi )onki (B/B),

nyaring ataupun suara nafas bronkial. emeriksaan enun#ang 5 0ab 5 leukositosis (1;.,,,%1,.,,,/mm4) dengan geseran kekiri pada hitung #enis dengan neutrofil predominan dan 0@' meningkat -oto rontgen 5 bercak%bercak infiltrat tersebar lobaris). (bronkopneumonia) atau meliputi satu/sebagian lobus (pneumonia

ada pasien, didapatkan #umlah leukosit 14.1,,/mm4

-oto rontgen pada tanggal + #anuari +,11 didapatkan bercak infiltrat difusse tersebar dan pada tanggal : 7anuari +,14 bercak tersebut telah berkurang.

47

enatalaksanaan 5

Dek elektrolit B ='S &7. "mpisilin 4E++< mg &? &#. =entamisin +E +< mg &? atau nasofaring. 7ika &#. 'eEametason 4E+mg &? &nfus 'eEtrose I .S ; tpm (micro) A+ 1 liter

*erapi suportif yang diberikan pada penderita pneumonia adalah 5 % emberian oksigen +%1 0/menit melalui kateter hidung penyakitnya berat dan sarana tersedia, alat bantu napas mungkin diperlukan terutama dalam +1%1; #am % emberian adekuat. cukup. % % % (oreksi kelainan elektrolit atau metabolik yang ter#adi. 6engatasi penyakit penyerta. emberian terapi inhalasi dengan nebuli!er bukan merupakan tata laksana rutin yang harus diberikan. emilihan antibiotik didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan dugaan kuman penyebab. c. Streptokokus pneumonia % sehari atau % "mpisilin 1,,mg/kg/+1#am &6,&?, 4%1E sehari Stafilokokus 5 (loksasilin <, mg/kg/+1 #am &6/&? 4%1E sehari Hemofilus influen!a <,% enisilin prokain <,.,,, % 1,,.,,, (&/kg/+1 #am &6, 1%+ kali 8mur 4 bulan% < tahun, bila toksik mungkin disebabkan oleh5 cairan Dairan dan nutrisi yang yang diberikan

mengandung gula dan elektrolit yang

48

% %

"mpisilin 1,,mg/kg/+1#am &6/&? 4%1E sehari (loramfenikol 1,,mg/kg/+1#am &?/oral 4%1E sehari

<,% <,%

.amun, pada umumnya tidak dapat diketahui dengan pasti kuman penyebab, maka secara praktis dipakai5 % % kloksasilin b. 8mur K 4 bulan biasanya disebabkan oleh streptokokus pneumonia, stafilokokus atau entero bacteriaceal kombinasi 5 % enisilin prokam <,.,,,%1,,.,,, kl/kg/+1 #am &m, 1%+ kali sehari dan gentamisin <%: mg/kg/+1 #am +%4 kali sehari % "tau kombinasi krokasosilin <, mg/kg/+1 #am &6/&?, 1E1 hari dan gentamisin <%: mg/kg/+1 #am, +%4 E1 kali sehari. % (ombinasi ini #uga diberikan pada anak% anak lebih 4 bulan dengan malnutrisi berat atau penderita immunocomprami!ed. c. "nak% anak yang non toksik, biasanya disebabkan oleh 5 Streptokokus pneumonia 5 % enisilin prokain &6 atau &? selama 1%4 hari dilan#utkan dengan %-enoksimetil penisilin +<.,,,%<,.,,, (0/kg/+1 #am oral 1E1 /hari atau 6ikroplasma pneumonia 5 @ritromisin +,% <,mg/kg/+1 #am oral, 4%1E sehari (ombinasi prokain B kloramfenicol, atau (ombinasi ampisilin B penisilin

49

Ke2ang demam V Bangkitan ke#ang yang ter#adi pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (e#ang demam ter#adi pada anak 2 bulan % < tahun V "nak laki%laki lebih sering mengalami ke#ang demam "e2ala Klinis 1 'urasi ke#ang bervariasi, dapat berlangsung beberapa menit sampai lebih dari 4, menit, tergantung pada #enis ke#ang demam tersebut +. (e#ang 'emam (ompleks menurut (onsensus .asional (e#ang demam5 W N 1< menit % asien demam se#ak >< hari disertai batuk pilek sebelum masuk )umah Sakit,. asien ke#ang + kali, ke#ang seluruh tubuh, durasi setiap kali ke#ang >1, menit. *idak ada bukti adanya infeksi intrakranial asien 0aki%laki, berumur 2 bulan

50

W ada ke#ang fokal atau W bersifat umum dengan di dahului gerakan fokal W berulang dalam +1 #am Penatalaksanaan $en obatan Akut. Saat )e*an X "ntikonvulsan 'ia!epam ,,< mg/kgBB/hari X X X *urunkan panas arasetamol dosis 1,%1< mg/kgBB/E engobatan penyebab panas Suportive Kasus )Tes Tu(er:ulin. 4ositi? % ada pasien tes negative % % &ndurasi , cm "lasan 5 pasien tidak terinfeksi 6.tb / *erapi yang diberikan 5 % 'ia!epam 4E1,+< mg 6enghilangkan ke#ang

Teori )Tes Tu(er:ulin. *es 6antouE dinyatakan apabila diameter indurasi anak dengan hasil tersebut5

6antouE

N 1, mm.

(emungkinan yang perlu dipikirkan pada a. *erinfeksi tuberkulosis secara alamiah b. &nfeksi *B mencakup infeksi *B laten, sakit *B aktif, atau pasca terapi *B. c. d. ernah mendapat imunisasi BD= (pada anak dengan usia kurang dari < tahun) ada pasien usia kurang dari < tahun dengan ri$ayat vaksinasi BD= kecurigaan ke arah infeksi alamiah *B bila hasil u#i 6antouE N 1< mm. e. &nfeksi mikobakterium atipik 6eskipun demikian, hasil u#i 6antouE N < mm dapat dipertimbangkan positif pada pasien tertentu seperti 5 a. asien dengan

51

infeksi H&? a. asien dengan transplantasi organ atau mendapat imunosupresan #angka pan#ang seperti pasien keganasan atau sindrom nefrotik asien%pasien tertentu yang terinfeksi tuberkulosis mungkin dapat menun#ukkan hasil tes mantouE yang negatif. (ondisi demikian dapat disebabkan beberapa hal seperti5 a. *idak sedang terinfeksi 6.tb b. Sedang dalam masa inkubasi c. "nergi yang kemungkinan ter#adi pada pasien 5 % % asien dengan status malnutrisi berat asien dengan infeksi berat seperti campak, cacar air, pertusis, difteri, tifoid % asien dengan atau status pasien imunokompromasi

menggunakan imunosupresan #angka pan#ang seperti pasien H&?, keganasan, sindrom nefrotik dan lainnya %
%

asien dengan sakit *B berat seperti *B milier, meningitis *B 6engingat masa yang diperlukan untuk terbentuknya cellular mediated immunity se#ak masuknya kuman *B adalah +%1+ minggu maka hasil negatif pada pasien dengan kontak erat penderita *B de$asa masih mungkin pasien sedang dalam masa inkubasi.
52

53

BAB @ PENUTUP asien an. 6, laki%laki, berusia 2 bulan, datang dengan keluhan utama ke#ang se#ak 1 hari S6)S. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penun#ang ditegakkan diagnosis pada pasien ini adalah bronkopneumonia. *atalaksana yang diperoleh pasien ini adalah terapi umum, terapi simptomatis dan terapi kausal Secara umum, penegakan diagnosis, alur penatalaksanaan sudah sesuai dengan literatur yang ada. rognosis pada pasien ini berdasarkan per#alanan penyakit dan penatalaksanaan yang telah didapatkan adalah bonam

54

#AFTAR PU%TAKA 1. +. )ahma$ati, "., (urnia$ati, ".'. +,,;. Bronkopneumonia. 6edical study club (6iSD)fkui.org. (ant#ananingrat, 6. +,,2. Saatnya 6engenal )adang aru .on%*B yang *ak (alah 6ematikan. -armacia ?ol.? .o.9 "pril +,,2. 7akarta5 * "mythas ublicita. 6elintira, &., Cunus, -., Miyono, M.H. +,,4. eranan #hlamydia pneumonia dan Mycoplasma pneumonia *erhadap @ksaserbasi "sma. Bagian ulmonologi dan &lmu (edokteran )espirasi -akultas (edokteran 8niversitas &ndonesia. 'alam Dermin 'unia (edokteran .o.11, +,,4. 7akarta 5 * (albe -arma. "lberta 6edical "ssociation. +,,1. 0uideline for The 1ia nosa and Mana ement of #ommunity Acquired $neumonia $ediatric& http5/$$$.albertadoctor.org. "lsagaff, Hood dkk. +,,1. Buku A*ar Ilmu $enyakit $aru. Bagian &lmu enyakit aru dan Saluran .apas -( 8nair 5 Surabaya. &katan 'okter "nak &ndonesia.+,1,. anduan elayanan 6edis (7ilid &). 7akarta5 enerbit &'"&. Bradley 7.S., Byington D.0., Shah S.S, "lverson B., Darter @.)., Harrison D., (aplan S.0., 6ace S.@., 6cDracken 7r =.H., 6oore 6.)., St eter S.'., Stock$ell 7."., and S$anson 7.*. +,11. *he 6anagement of Dommunity%"cTuired neumonia in &nfants and Dhildren Alder than 4 6onths of "ge 5 Dlinical ractice =uidelines by the ediatric &nfectious 'iseases Society and the &nfectious 'iseases Society of "merica. #lin Infect 1is. <4 (:)5 21:%24, MHA.+,,<. elayanan (esehatan "nak di )umah Sakit, edoman Bagi )umah Sakit )u#ukan *ingkat ertama di (abupaten/(ota. 7akarta 5 MHA &ndonesia 'epartemen (esehatan )&. +,,+.$edoman $emberantasan $enyakit Infeksi Saluran $ernafasan Akut untuk $enan ulan an $neumonia pada Balita. 7akarta. Soegi#anto, Soegeng dr.Sp"((2& +,,+. Ilmu $enyakit Anak 1ia nosis dan $enatalaksanaan. enerbit Salemba 6edika 5 7akarta &'"& 8(( ulmologi Bagian &(" -( 8S8/)S H"6 6@'".. +,,4. Tatalaksana Mutakhir $enyakit Respiratorik pada Anak. 6edan. Bennete 6.7. +,14. $ediatric $neumonia. http5//emedicine.medscape.com/article/92:;++%overvie$. (9 7anuari +,11) (amangar,.ader. +,14. Bacterial neumonia Dlinical resentation. http5//emedicine.medscape.com/article/4,,1<:%clinicalYa$+aab2b4b+. (1, 7anuari +,11). Bagian/S6- &lmu (esehatan "nak -( 8nair. +,,2. $edoman 1ia nosis dan Terapi& Surabaya. &katan 'okter "nak &ndonesia. +,,1. Standar $elayanan Medis )esehatan Anak& Badan enerbit &'"& 5 7akarta Bagian/S6- &lmu (esehatan "nak )S8' ". M"H"B SC"H)".&@. +,,2. edoman 'iagnosis dan *erapi. Samarinda &katan 'okter "nak &ndonesia. +,,;. Buku A*ar Respirolo i Anak. Badan enerbit
55

4.

1. <. 2. :.

;. 9. 1,. 11.
12. 13.

11. 1<. 12. 1:.

1;. 19. +,. +1. ++. +4. +1. +<. +2.

+:.

+;. +9.

4,. 41.

&'"& 5 7akarta &katan 'okter "nak &ndonesia. +,,:. Simposium $enatalaksanaan $enyakit $aru $ada Anak Terkini. 7ember. Behrman dkk, (e.d Bahasa &ndonesia), &lmu (esehatan "nak. @disi 1<, @=D, +,,,. Hal +,<9%+,2:. )udolph "6. 3ebrile Sei!ures. Rudoplh $ediatrics. @disi ke%+,. "ppleton dan 0ange, +,,+. usponegoro. '. Hardiono dkk. (onsensus enatalaksanaan (e#ang 'emam. &katan 'okter "nak &ndonesia. 7akarta, +,,2. 6ary )udolf, 6alcolm 0evene. ediatric and #hild %ealth. @disi ke%+. Black$ell pulblishing, +,,2. Hal :+%9,. rice, Sylvia, "nderson. atofisiologi, (onsep (linis roses% roses enyakit. @=D, 7akarta +,,2. 6ard#ono 6ahar, dkk. .eurologi (linis 'asar, *. 'ian )akyat. 7akarta, +,,2. ediatrica, Buku Saku "nak, edisi 1, *osca @nterprise. 8=6 7og#akarta, +,,<. 3ebrile Sei!ures 3act Sheets/ 4ational Institutes of 4eurolo y and Stroke 'iunduh pada tanggal ,9 'ecember +,11. 'idapatkan dari5 $$$.ninds.nih.gov/disorders/febrileZsei!ures/detailZfebrileZsei!ures.htm 3ebrile Sei!ures/ #auses" Symptoms" 1ia nosis and Treatment . 'iunduh pada tanggal ,9 'ecember +,11. 'idapatkan dari5 $$$.medicinenet.com/febrileZsei!ures/article.htm Sei!ures types& 'iunduh pada tanggal ,9 'ecember +,11. 'idapatkan dari $$$.+betrhealth.com/Sei!ure*ypes.html. *an, Hoan *#ay 'rs.[ )ahard#a, (irana 'rs. 5 5bat 6 obat $entin " )hasiat" $en unaan dan 7fek 6 efek Sampin nya, edisi ke <, cetakan ke +, enerbit * @leE 6edia (omputindo, (elompok =ramedia 7akarta, Bab 9 *uberkulostatika, hal 11< L 1<1. "latas, 'r. Husein et al 5 Ilmu )esehatan Anak, edisi ke :, buku +, 7akarta[ -akultas (edokteran 8niversitas &ndonesia 199:, hal <:4 L :21. &'"&. +,,;. 'iagnosis dan *atalaksana *uberkulosis "nak. 7akarta 5 'ep(es)&.

56

Anda mungkin juga menyukai