PENCEMARAN DAN
DAMPAKNYA
DAHLIA SITOMPUL
ERISAL SIBURIAN
RIZKY ULFA UMAIYAH
SYARIVA MARIS
B. MACAM-MACAM PENCEMARAN
1. PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan - bahan atau zat - zat asing di dalam
udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya.
Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta dalam waktu
yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang. Bila
keadaan seperti tersebut terjadi, maka udara dikatakan telah tercemar.
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap,
tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungannya. Udara adalah juga
atmosfir yang berada disekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di
dunia ini.
Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida (CO2) untuk proses
fotosintesis oleh khlorofil daun dan ozone (O3) untuk menahan sinar ultra-violet.Susunan
(komposisi) udara bersih dan kering, kira - kira tersusun oleh :
Nitrogen
(N2)
78,09 % volume
Oksigen
(O2)
21,94 %
Argon
(Ar)
0,93 %
(CO2)
0,032 %
Karbondioksida
Zat lain yang terdapat dalam udara antara lain gas - gas mulia, nitrogen oksida, hidrogen,
methana, belerang dioksida, amonia dan lain-lain.
Pengaruh Pencemaran Udara
1.
Udara tercemar masuk ke dalam tubuh melalui mulut sampai ke paru - paru kemudian
terserap ke dalam aliran darah, menetap atau dapat disingkirkan dari paru - paru oleh sel
rambut halus.Polutan gas dan partikel dapat merusak sistim pernapasan.
2.
Tanaman akan rusak akibat pencemaran udara dalam tiga cara, yaitu :
a)
b)
c)
Penyebabnya adalah,
-
Belerang dioksida menyebabkan warna polos pada daun, kerusakan rumput dan juga
tanaman
kapas, gandum dan apel, dll.
-
3.
Akibat yang paling umum dari polusi udara pada material adalah mengotori permukaan
bangunan, pakaian dan benda - benda lain
Selain itu ada beberapa akibat dari pengotoran material yaitu,
a.
c.
Efek lain dari asap (smoke) pada karet akan menyebabkan peretakan karet.
d.
warna.
e.
Hidrogen sulfat bereaksi dengan timah akan menyebabkan warna kelabu dan hitam
pada material
5.
2. PENCEMARAN AIR
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air
tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan
polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan
terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air
minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata.
Persyaratan Kualitas Air Minum
Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung
yaitu air minum, air untuk MCK, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan,
rekreasi, maupun transportasi.
Secara Kualitas Fisik
Kekeruhan
Air yang mengandung material kasat mata dalam larutan dapat menyebabkan air tersebut
keruh. Kekeruhan dalam air dapat berasal dari liat, dan bahan organik. Baku Mutu
(ambang batas) maksimal kekeruhan air yang memenuhi persyaratan layak minum.
Warna
Warna pada air disebabkan adanya bahan kimia atau mikroorganisme (plankton maupun
koloni bakteri) yang terlarut dalam air. Warna yang disebabkan oleh bahan kimia disebut
sebagai apparent color dan berbahaya bagi tubuh manusia, sedangkan warna yang
disebabkan oleh mikroorganisme disebut true color yang juga berbahaya bagi kesehatan
manusia. Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna sesuai dengan
parameter amatan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, menyatakan bahwa
kadar maksimum yang diperbolehkan untuk parameter warna dalam air minum adalah 15
pada satuan skala TCU (True Color Unit).
Air murni tidak berbau jika dicium dan tidak memiliki rasa. Bau dan rasa yang timbul
dalam air, dapat disebabkab oleh adanya kehadiran organisme, bahan mineral, gas terlarut
dan bahan-bahan organik lainnya.
Temperatur
Menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
menunjukkan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar
(misalnya fenol atau belerang) atau sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik oleh
mikroorganisme.
Faktor-Faktor Penyebab Pencemaran Air
a) Infection Agent Infection agent merupakan bahan pencemar yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan manusia (penyakit). Bahan pencemar ini berupa mikroorganisme
patogen yang berasal dari excreta manusia dan hewan yang tidak dikelola dengan baik.
Untuk mendeteksi keberadaan mikroorganisme patogen di dalam air, dapat digunakan
bakteri Coliform sebagai bakteri penunjuk (indicator organism). Jika dalam sampel air itu
ditemui indicator organism, air tersebut sudah tercemar oleh tinja (mikroorganisme
patogen). Akan tetapi, jika di dalam air tidak ditemukan indicator organism, air tersebut
tidak tercemar oleh tinja (mikroorganisme patogen)
b) Zat-Zat Pengikat Oksigen Dissolved Oxygen atau jumlah oksigen terlarut adalah
indicator yang baik untuk menentukan kualitas air. Kandungan oksigen dalam air di atas 6
ppm dapat mendukung kehidupan tumbuhan, ikan, dan makhluk hidup dalam air.
Kandungan oksigen kurang dari 2 ppm hanya dapat mendukung kehidupan cacing, bakteri,
jamur, dan mikroorganisme pengurai. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari difusi
oksigen dan proses fotosintesis fitoplankton. Oksigen digunakan untuk proses respirasi
makhluk hidup air dan proses kimia dalam air. Tahukah kalian tentang siklus oksigen
(oxygen)? Jika dalam suatu perairan banyak kemasukan sisa makanan, jumlah
mikroorganisme dalam perairan tersebut akan meningkat. Hal ini akan berakibat pada
peningkatan jumlah oksigen dalam air yang digunakan untuk pernapasan mikroorganisme
sehingga menurunkan jumlah oksigen terlarut. Jika bahan organik telah habis, jumlah
mikroorganisme akan berkurang pula sehingga secara alamiah kandungan oksigen di
dalam akan naik dan kembali stabil.
c) Sedimen Sedimen terdiri atas tanah dan pasir yang masuk ke air dari erosi atau banjir
dan dapat menimbulkan pendangkalan aliran sungai. Selain itu, sedimentasi dapat
menimbulkan kekeruhan air yang menghalangi penetrasi cahaya matahari sehingga
mengganggu proses fotosintesis fitoplankton yang berarti pula berkurangnya pasokan
oksigen dalam air.
d) Nutrisi atau Unsur Hara (Nitrat dan Posfat) Nutrisi atau unsur hara dapat
mengakibatkan peningkatan produktivitas primer yang ditimbulkan oleh adanya
penyaringan air dengan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan (Eutrofikasi). Keadaan
ini dapat meningkatkan populasi ganggang dan bakteri dalam perairan tersebut.
Akibatnya, air menjadi keruh dan bau. Selain itu, juga menghambat proses masuknya
oksigen ke perairan yang secara tidak langsung dapat menurunkan kadar oksigen di dalam
air.
e) Pencemar Anorganik Bahan pencemar anorganik adalah logam, garam, asam, dan
basa. Merkuri, kadmium, timbel, dan nikel adalah logam dengan kadar yang relatif kecil
sudah dapat mengakibatkan pencemaran. Ingat kejadian di teluk Minamata? Asam dapat
masuk ke dalam air dari produk samping proses industri dan pelapisan logam. Asam dan
basa ini dapat menyebabkan perubahan pH air yang dapat mengganggu kehidupan di
dalam
air.
Contoh
lain,
kasus
keracunan
kobalt
yang
terjadi
di
Nebraska
merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan oleh kontaminasi kobalt di dalam air.
Akibat keracunan ini timbul penyakit jantung, kerusakan kelenjar gondok, darah tinggi,
dan kaki bengkak.
Dampak Pencemaran Air
Secara umum setiap tipe pencemaran air akan mempengaruhi kehidupan sejumlah
organisme, populasi, komunitas biologi, dan ekosistem secara keseluruhan. Seorang
ilmuan bernama Miller telah mengklasifikasikan dampak pencemaran air yang disusun
berdasarkan tingkat bahayanya terhadap manusia.
Kelas pertama, yang paling ringan adalah apabila mengganggu secara estetika seperti bau,
rasa, dan pemandangan yang buruk. Selanjutnya, kelas kedua adalah apabila menimbulkan
kerusakan barang milik. Kelas ketiga apabila membahayakan atau merusak kehidupan
tumbuhan dan hewan. Kelas keempat , apabila merugikan kesehatan manusia.
Selanjutnya kelas kelima apabila merusak genetika manusia dan mempengaruhi
reproduksi, dan yang terakhir, kelas keenam adalah apabila menimbulkan kerusakan
ekosistem secara besar-besaran.
7. Menanam pohon.
8. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
9. Menggalakkan industri daur ulang.
10. Pengelolaan limbah pada industri rumah tangga.
3. PENCEMARAN TANAH
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang
masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun
di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Faktor-Faktor Penyebab Pencemaran Tanah
Faktor penyebab pencemaran tanah secara umum, Pencemaran tanah dapat
disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman,
bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
3. Limbah industry
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan
pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya
sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga,
timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri
pelapisan logam
4. Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman,
misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman misalnya DDT.
kematian
anakan
dan
kemungkinan
hilangnya
spesies
tersebut.
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat
ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang
dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan
berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh
makanan untuk berkembang.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya
dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah
dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada
kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Penanganan
a. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.Pembersihan off-site
meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman.
Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu,
tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan
rumit.
b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air).
Pencegahan Pencemaran Tanah
Tindakan
pencegahan
dan tindakan
penanggulangan
terhadap
terjadinya
pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar
yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap
terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
Langkah pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan
pencemar, antara lain:
1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat
terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu
tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel
kecil, kemudian dikubur.
3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan
proses pemurnian.
4) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai
dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
5) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
5. PENCEMARAN BUNYI
Ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan pencemaran bunyi, antara lain:
Pencemaran bunyi (bunyi persekitaran) merupakan bunyi hasil dari mesin, hewan dan
manusia yang mengganggu aktivitas atau keseimbangan kehidupan manusia atau hewan.
1. Polusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan
oleh bunyi atau suara yang
mengakibatkan
ketidaktentraman
makhluk
hidup
di
sekitarnya.
2. Pencamaran bunyi adalah bunyi bising yang keterlaluan yang bisa memekakkan telinga
siapa yang mendengarnya.Pencemaran bunyi biasanya melebihi 80 desibel (dB).
3.Pencemaran bunyi adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat
mengganggu
kesehatan
dan
kenyamanan
lingkungan
yang
dinyatakan
dalam
satuan desibel (dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai,
suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan.
Sebab-Sebab Pencemaran Bunyi/Suara
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat
syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap
makhluk hidup.Sifat polutan adalah:
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.
Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar.
Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga
molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya
gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan
longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan
dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan
kesehatan.
Untuk mengetahui penyebab terjadinya pencemaran bunyi, maka kita perlu tahu
sumber-sumber dari pencemaran bunyi. Sumber pencemaran bunyi ialah sumber bunyi
yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak
maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri,
perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah
tangga. Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu
1. Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
2. Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan,
benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila,
batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
3. Pergerakan udara, gas dan cairan
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan
proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet,
flare boom, dan lain-lain.
Sebagai contoh beberapa bunyi/suara yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya
diukur dengan dB atau desibel adalah
1. Orang ribut / silat lidah
= 80 dB
= 95 dB
3. Mesin motor 5
= 104 dB
4. Suara petir
= 120 dB
pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya
keselamatan, menurunya performan kerja, stres dan kelelahan. Lebih rinci dampak
kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut:
1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputusputus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (
10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan
kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.Bising dengan intensitas
tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat
merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan
evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas disebabkan oleh
rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan
darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah
tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan
penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.
3. Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi
pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan
harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya
pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat
atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan
keselamatan seseorang.
4. Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau
melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo)
atau mual-mual.
Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi faktor-faktor
sebagai berikut :
1).
obat-obatan,
beberapa
obat-obatan dapat
memperberat
(pengaruh
synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara, misalnya quinine,
aspirin, dan beberapa obat lainnya.
7). Keadaan Kesehatan
3.
Trauma Akustik
Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat
pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari
bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang sangat keras,
seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan
tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.
4.
Prebycusis
Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang
dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya daya dengar
pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan daya dengar
akibat pajanan bising ditempat kerja.
5.
Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran .
Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan tinitus
dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari
atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).
penggunaan alat peredam suara, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif.
Secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam. Bahan
tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas
bisingnya mau dikurangi. Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota
kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa
lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran
manusia.
Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa
beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi
campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x
10 x 15) atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus
untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik. Secara terus menerus program
ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upaya mengurangi polusi suara.
2.
Pendidikan
Melalui pendidikan dapat memberikan kesadaran serta membentuk sikap positif
terhadap alam sekiar terutama dari hal-hal yang sangat kecil. Melalui pendidikan mereka
dapat mengetahui berbagai pencemaran alam dari segi efek-efek negative terhadap
lingkungan dan manusia.
3.
kendaraan
yang
mesinnya
lebih
senyap
dan
ramah
lingkungan.
Selain itu, masyarakat juga harus memperhatikan alat-alat yang dapat menimbulkan
kebisingan. karena delapan puluh persen penyebab pencemaran suara ini datangnya dari
manusia sendiri. Terutama peralatan rumah tangga, seperti tidak terlalu banyak memakai
alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak
mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung
hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar.
4.
dengan mendistribusikan brosur tenteng penyebab dan dampak pencemaran suara terhadap
lingkungan dan manusia. Selain itu, pemerintah perlu menunjukkan slide terkait
pencemaran suara agar dapat menyadarkan masyarakat dan mengajar masyarakat untuk
melindungi lingkungan.
5.
melindungi lingkungan dari pencemaran. Di samping itu juga pihak media massa juga
harus selalu meng-uptade informasi tentang lingkungan terutama masalah pencemaran.
C. DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN
1.
Punahnya Species
Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan,
kemudian mati. Berbagai species hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang
peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap
bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan
pencemar, ada pula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa
tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan
mati.
2.
Peledakan Hama
Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka .
serangga hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan insektisida juga
dapat mengakibatkan beberapa species serangga menjadi kebal (resisten). Untuk
memberantasnya, diperlukan dosis yang lebih tinggi dari biasanya. Akibatnya,
pencemaran akan semakin meningkat.
3.
Punahnya species tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai
makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi berubah. Akibatnya, keseimbangan
lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biokimia terganggu.
4.
Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah. Hal ini menyebabkan kesuburan
tanah menurun. Penggunaan pupuk terus-menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi
asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk mengatasinya,
Hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau dengan kompos, sistem
penanaman berselang-seling (tumpang sari), serta rotasi tanaman. Rotasi tanaman artinya
menanam tanaman yang berbeda secara bergantian di lahan yang sama.
5.
Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami
keracunan. Akibat keracunan, orang dapat mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita
kanker, kerusakan susunan saraf, menyebabkan cacat pada keturunannya bahkan
meninggal dunia.
6.
Pemekatan Hayati
manusia.
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makhluk hidup dikenal sebagai
pemekatan hayati (dalam bahasa inggris dikenal sebagai biomagnification).
7.
Terbentuknya lubang ozon merupakan salah satu permasalahan global. Hal ini disebabkan
bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain. Gas CFC,
misalnya dari Freon dan spray, yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer. Di
stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung (tameng)
bumi dari cahaya ultraviolet. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi
antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut berlubang.
8.
Permasalahan global lainnya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan dari proses
pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi diselimuti gas dan
debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena banyak hutan ditebang,
sehingga tidak dapat menyerap CO2.