Anda di halaman 1dari 23

FISIKA LINGKUNGAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PENCEMARAN DAN
DAMPAKNYA

Oleh : KELOMPOK III

DAHLIA SITOMPUL
ERISAL SIBURIAN
RIZKY ULFA UMAIYAH
SYARIVA MARIS

FISIKA DIK C 2012


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PENCEMARAN DAN DAMPAKNYA


Pencemaran adalah proses berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
ataupun melalui proses alami sehingga mutu kualitas lingkungan turun sampai tingat
tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Peristiwa masuknya bahan pencemar atau polutan kedalam lingkungan ini dapat
mengganggu kestabilan lingkungan

A. FAKTOR PENCEMARAN LINGKUNGAN


Faktor Pencemaran lingkungan biasanya disebabkan oleh campur tangan manusia.
Kegiatan manusia yang tidak bertanggung jawab membuat terjadinya perubahan tatanan
lingkungan kita. Pencemaran yang diakibatkan oleh polutan-polutan yang dihasilkan
karena perlakuan manusianya sendiri. Suatu zat dapat disebut sebagai polutan apabila
jumlahnya melebihi jumlah normal dan berada pada suatu daerah yang bukan merupakan
tempatnya.Polutan juga merupakan factor utama pencemaran lingkungan. Polutan bersifat
merusak untuk sementara namun jika bereaksi dengan lebih lama lagi akan merusak dalam
waktu yang lama.Polutan pada setiap pencemaran akan berbeda-beda tergantung jenis
pencemarannya.

B. MACAM-MACAM PENCEMARAN
1. PENCEMARAN UDARA

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan - bahan atau zat - zat asing di dalam
udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya.

Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta dalam waktu
yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang. Bila
keadaan seperti tersebut terjadi, maka udara dikatakan telah tercemar.
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap,
tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungannya. Udara adalah juga
atmosfir yang berada disekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di
dunia ini.
Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida (CO2) untuk proses
fotosintesis oleh khlorofil daun dan ozone (O3) untuk menahan sinar ultra-violet.Susunan
(komposisi) udara bersih dan kering, kira - kira tersusun oleh :
Nitrogen

(N2)

78,09 % volume

Oksigen

(O2)

21,94 %

Argon

(Ar)

0,93 %

(CO2)

0,032 %

Karbondioksida

Zat lain yang terdapat dalam udara antara lain gas - gas mulia, nitrogen oksida, hidrogen,
methana, belerang dioksida, amonia dan lain-lain.
Pengaruh Pencemaran Udara
1.

Pada sistim pernapasan (Respiracy System)

Udara tercemar masuk ke dalam tubuh melalui mulut sampai ke paru - paru kemudian
terserap ke dalam aliran darah, menetap atau dapat disingkirkan dari paru - paru oleh sel
rambut halus.Polutan gas dan partikel dapat merusak sistim pernapasan.
2.

Efek pada tanaman.

Tanaman akan rusak akibat pencemaran udara dalam tiga cara, yaitu :
a)

Necrosis (daun rontok)

b)

Chlorosis (luntur atau perubahan warna pada daun)

c)

Perubahan pertumbuhan (alteration in grouts)

Penyebabnya adalah,
-

Belerang dioksida menyebabkan warna polos pada daun, kerusakan rumput dan juga

tanaman
kapas, gandum dan apel, dll.
-

Fluorida juga menyebabkan Necrosis pada ujung-ujung daun.

Peroxy Asil Nitrat (PAN) menyebabkan daun-daun berwarna bronze (kelabu)

3.

Efek pada hewan

Selain manusia, polusi/pencemaran udara juga mengakibatkan kematian pada binatang.


Dimulai dari Donora dimana 20 % burung kenari dan 15 % dari anjing terinfeksi dan mati.
Di Mexico sejumlah burung kenari, ayam, babi, angsa, bebek, anjing menjadi mati karena
hidrogen sulfat dan juga pada daerah - daerah lain. Racun kronik umumnya diakibatkan
dari tanaman yang telah terkontaminasi oleh polutan lalu dimakan oleh binatang sehingga
menyebabkan kematian. Polutan yang terutama penyebab kematian adalah arsenik, timah
dan molybdenum.
4.

Akibat Pada Material

Akibat yang paling umum dari polusi udara pada material adalah mengotori permukaan
bangunan, pakaian dan benda - benda lain
Selain itu ada beberapa akibat dari pengotoran material yaitu,
a.

Pengotoran dari endapan asap akan menyebabkan pemudaran warna dan

penggelapan permukaan material.


b.

Efek dari polusi udara pada logam adalah mempercepat korosi.

c.

Efek lain dari asap (smoke) pada karet akan menyebabkan peretakan karet.

d.

Efek sulfur pada pakaian dapat menyebabkan perubahan warna, luntur/pemudaran

warna.
e.

Hidrogen sulfat bereaksi dengan timah akan menyebabkan warna kelabu dan hitam

pada material
5.

Akibat Pada Atmosfer

Pengaruh langsung polusi udara khususnya partikulat adalah mengurangi penglihatan


(visibility) pada pilot pesawat udara, sehingga menyulitkan pesawat untuk mendarat
(landing) dan lepas landas (take-off).
Penyebabnya adalah karbondioksida sisa dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak
bumi, batubara, dan lain-lain).Selain itu pengaruh dari CO2 juga dapat mempengaruhi
iklim/cuaca pada permukaan bumi.
Klasifikasi Pencemaran Udara
1. Pencemar primer : pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran
udara.
2. Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer
di atmosfer.Contoh: Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan
asam sulfurik.

Jenis-Jenis Bahan Pencemaran Udara


- Karbon monoksida (CO)
- Nitrogen dioksida (N02)
- Sulfur Dioksida (S02)
- CFC
- Karbon dioksida (CO2)
- Ozon (03 )
- Benda Partikulat (PM)
- Timah (Pb)
- HydroCarbon (HC)
Dampak Pencemaran Udara :
- Penipisan Ozon
- Pemanasan Global ( Global Warming )
- Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
- Terganggunya fungsi reproduksi
- Stres dan penurunan tingkat produktivitas
- Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak

2. PENCEMARAN AIR

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air
tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan
polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan

terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air
minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata.
Persyaratan Kualitas Air Minum
Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung
yaitu air minum, air untuk MCK, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan,
rekreasi, maupun transportasi.
Secara Kualitas Fisik

Kekeruhan

Air yang mengandung material kasat mata dalam larutan dapat menyebabkan air tersebut
keruh. Kekeruhan dalam air dapat berasal dari liat, dan bahan organik. Baku Mutu
(ambang batas) maksimal kekeruhan air yang memenuhi persyaratan layak minum.

Warna

Warna pada air disebabkan adanya bahan kimia atau mikroorganisme (plankton maupun
koloni bakteri) yang terlarut dalam air. Warna yang disebabkan oleh bahan kimia disebut
sebagai apparent color dan berbahaya bagi tubuh manusia, sedangkan warna yang
disebabkan oleh mikroorganisme disebut true color yang juga berbahaya bagi kesehatan
manusia. Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna sesuai dengan
parameter amatan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, menyatakan bahwa
kadar maksimum yang diperbolehkan untuk parameter warna dalam air minum adalah 15
pada satuan skala TCU (True Color Unit).

Bau dan Rasa

Air murni tidak berbau jika dicium dan tidak memiliki rasa. Bau dan rasa yang timbul
dalam air, dapat disebabkab oleh adanya kehadiran organisme, bahan mineral, gas terlarut
dan bahan-bahan organik lainnya.

Temperatur

Menurut

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air yang baik


mempunyai deviasi suhu 3 oC dari suhu udara. Suhu yang melebihi batas normal

menunjukkan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar
(misalnya fenol atau belerang) atau sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik oleh
mikroorganisme.
Faktor-Faktor Penyebab Pencemaran Air
a) Infection Agent Infection agent merupakan bahan pencemar yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan manusia (penyakit). Bahan pencemar ini berupa mikroorganisme
patogen yang berasal dari excreta manusia dan hewan yang tidak dikelola dengan baik.
Untuk mendeteksi keberadaan mikroorganisme patogen di dalam air, dapat digunakan
bakteri Coliform sebagai bakteri penunjuk (indicator organism). Jika dalam sampel air itu
ditemui indicator organism, air tersebut sudah tercemar oleh tinja (mikroorganisme
patogen). Akan tetapi, jika di dalam air tidak ditemukan indicator organism, air tersebut
tidak tercemar oleh tinja (mikroorganisme patogen)
b) Zat-Zat Pengikat Oksigen Dissolved Oxygen atau jumlah oksigen terlarut adalah
indicator yang baik untuk menentukan kualitas air. Kandungan oksigen dalam air di atas 6
ppm dapat mendukung kehidupan tumbuhan, ikan, dan makhluk hidup dalam air.
Kandungan oksigen kurang dari 2 ppm hanya dapat mendukung kehidupan cacing, bakteri,
jamur, dan mikroorganisme pengurai. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari difusi
oksigen dan proses fotosintesis fitoplankton. Oksigen digunakan untuk proses respirasi
makhluk hidup air dan proses kimia dalam air. Tahukah kalian tentang siklus oksigen
(oxygen)? Jika dalam suatu perairan banyak kemasukan sisa makanan, jumlah
mikroorganisme dalam perairan tersebut akan meningkat. Hal ini akan berakibat pada
peningkatan jumlah oksigen dalam air yang digunakan untuk pernapasan mikroorganisme
sehingga menurunkan jumlah oksigen terlarut. Jika bahan organik telah habis, jumlah
mikroorganisme akan berkurang pula sehingga secara alamiah kandungan oksigen di
dalam akan naik dan kembali stabil.
c) Sedimen Sedimen terdiri atas tanah dan pasir yang masuk ke air dari erosi atau banjir
dan dapat menimbulkan pendangkalan aliran sungai. Selain itu, sedimentasi dapat
menimbulkan kekeruhan air yang menghalangi penetrasi cahaya matahari sehingga
mengganggu proses fotosintesis fitoplankton yang berarti pula berkurangnya pasokan
oksigen dalam air.

d) Nutrisi atau Unsur Hara (Nitrat dan Posfat) Nutrisi atau unsur hara dapat
mengakibatkan peningkatan produktivitas primer yang ditimbulkan oleh adanya
penyaringan air dengan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan (Eutrofikasi). Keadaan
ini dapat meningkatkan populasi ganggang dan bakteri dalam perairan tersebut.
Akibatnya, air menjadi keruh dan bau. Selain itu, juga menghambat proses masuknya
oksigen ke perairan yang secara tidak langsung dapat menurunkan kadar oksigen di dalam
air.
e) Pencemar Anorganik Bahan pencemar anorganik adalah logam, garam, asam, dan
basa. Merkuri, kadmium, timbel, dan nikel adalah logam dengan kadar yang relatif kecil
sudah dapat mengakibatkan pencemaran. Ingat kejadian di teluk Minamata? Asam dapat
masuk ke dalam air dari produk samping proses industri dan pelapisan logam. Asam dan
basa ini dapat menyebabkan perubahan pH air yang dapat mengganggu kehidupan di
dalam

air.

Contoh

lain,

kasus

keracunan

kobalt

yang

terjadi

di

Nebraska

merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan oleh kontaminasi kobalt di dalam air.
Akibat keracunan ini timbul penyakit jantung, kerusakan kelenjar gondok, darah tinggi,
dan kaki bengkak.
Dampak Pencemaran Air
Secara umum setiap tipe pencemaran air akan mempengaruhi kehidupan sejumlah
organisme, populasi, komunitas biologi, dan ekosistem secara keseluruhan. Seorang
ilmuan bernama Miller telah mengklasifikasikan dampak pencemaran air yang disusun
berdasarkan tingkat bahayanya terhadap manusia.
Kelas pertama, yang paling ringan adalah apabila mengganggu secara estetika seperti bau,
rasa, dan pemandangan yang buruk. Selanjutnya, kelas kedua adalah apabila menimbulkan
kerusakan barang milik. Kelas ketiga apabila membahayakan atau merusak kehidupan
tumbuhan dan hewan. Kelas keempat , apabila merugikan kesehatan manusia.
Selanjutnya kelas kelima apabila merusak genetika manusia dan mempengaruhi
reproduksi, dan yang terakhir, kelas keenam adalah apabila menimbulkan kerusakan
ekosistem secara besar-besaran.

Pencegahan Pencemaran Air


Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran
lingkungan, yaitu:
1. Secara Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan
pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan
kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah
dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup
yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan
adanya AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya.
2. Secara Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan
limbah sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah
limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi
lingkungan.
3. Secara Edukatif
Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan
pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat
dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah
5R itu Reduce, Reuse, Recycle, Recharge dan Recovery. Dua yang terakhir adalah
usaha pemulihan, misalnya dengan pembuatan lubang biopori dan sumur resapan.
Sedangkan contoh recycle yaitu dengan memanfaatkan air mandi untuk menyiram
tanaman atau nyuci kendaraan.
10 Cara Mencegah Pencemaran Air
1. Gunakan air dengan bijaksana.
2. Kurangi penggunaan deterjen.
3. Kurangi konsumsi obat-obat kimia.
4. Kurangi penggunaan obat nyamuk dan pembasmi serangga.
5. Kurangi penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai.
6. Kelola sampah rumah tangga dengan baik.

7. Menanam pohon.
8. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
9. Menggalakkan industri daur ulang.
10. Pengelolaan limbah pada industri rumah tangga.

3. PENCEMARAN TANAH

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang
masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun

di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Faktor-Faktor Penyebab Pencemaran Tanah
Faktor penyebab pencemaran tanah secara umum, Pencemaran tanah dapat
disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman,
bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
3. Limbah industry
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan
pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya
sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga,
timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri
pelapisan logam
4. Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman,
misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman misalnya DDT.

Dampak Pencemaran Tanah


a. Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur
masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam
pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal
sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta
kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat
meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal
dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan
siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat
menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin
merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat
beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi
mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada
dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.
b. Pada Ekosistem
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang
hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa
spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap
predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada
bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat
menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhlukmakhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti
konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya
tingkat

kematian

anakan

dan

kemungkinan

hilangnya

spesies

tersebut.

Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat
ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang
dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan

berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh
makanan untuk berkembang.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya
dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah
dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada
kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Penanganan
a. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.Pembersihan off-site
meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman.
Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu,
tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan
rumit.
b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air).
Pencegahan Pencemaran Tanah
Tindakan

pencegahan

dan tindakan

penanggulangan

terhadap

terjadinya

pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar
yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap
terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:

Langkah pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan
pencemar, antara lain:
1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat
terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu
tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel
kecil, kemudian dikubur.
3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan
proses pemurnian.
4) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai
dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
5) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

5. PENCEMARAN BUNYI

Ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan pencemaran bunyi, antara lain:
Pencemaran bunyi (bunyi persekitaran) merupakan bunyi hasil dari mesin, hewan dan
manusia yang mengganggu aktivitas atau keseimbangan kehidupan manusia atau hewan.
1. Polusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan
oleh bunyi atau suara yang

mengakibatkan

ketidaktentraman

makhluk

hidup

di

sekitarnya.
2. Pencamaran bunyi adalah bunyi bising yang keterlaluan yang bisa memekakkan telinga
siapa yang mendengarnya.Pencemaran bunyi biasanya melebihi 80 desibel (dB).
3.Pencemaran bunyi adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat
mengganggu

kesehatan

dan

kenyamanan

lingkungan

yang

dinyatakan

dalam

satuan desibel (dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai,
suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan.
Sebab-Sebab Pencemaran Bunyi/Suara
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat
syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap
makhluk hidup.Sifat polutan adalah:
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.
Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar.
Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga
molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya
gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan
longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan
dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan
kesehatan.
Untuk mengetahui penyebab terjadinya pencemaran bunyi, maka kita perlu tahu
sumber-sumber dari pencemaran bunyi. Sumber pencemaran bunyi ialah sumber bunyi
yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak
maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri,

perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah
tangga. Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu
1. Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
2. Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan,
benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila,
batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
3. Pergerakan udara, gas dan cairan
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan
proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet,
flare boom, dan lain-lain.
Sebagai contoh beberapa bunyi/suara yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya
diukur dengan dB atau desibel adalah
1. Orang ribut / silat lidah

= 80 dB

2. Suara kereta api

= 95 dB

3. Mesin motor 5

= 104 dB

4. Suara petir

= 120 dB

5. Pesawat jet tinggal landas = 150 Db


Dampak dari Pencemaran Bunyi/Suara
Tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya)
kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1.Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan
tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.
2.Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada fatal tubuh dan menyebabkan sakit
yang kronis.
3.Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan
gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan.
Pencemaran bunyi dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan
fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang
menggolongkan gangguannya berupa gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap

pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya
keselamatan, menurunya performan kerja, stres dan kelelahan. Lebih rinci dampak
kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut:
1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputusputus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (
10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan
kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.Bising dengan intensitas
tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat
merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan
evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas disebabkan oleh
rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan
darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah
tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan
penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.
3. Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi
pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan
harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya
pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat
atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan
keselamatan seseorang.
4. Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau
melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo)
atau mual-mual.

5. Efek pada pendengaran


Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera
pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima
secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara
dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan
tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan
tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian
makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya
digunakan untuk percakapan.
Macam-macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas :
1.

Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift =TTS)

Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan


mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu
pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup,
daya dengarnya akan pulih kembali.
2.

Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS)

Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi faktor-faktor
sebagai berikut :
1).

Tingginya level suara

2). Lama paparan


3). Spektrum suara
4). Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan terjadi TTS akan
lebih besar
5). Kepekaan individu
6). Pengaruh

obat-obatan,

beberapa

obat-obatan dapat

memperberat

(pengaruh

synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara, misalnya quinine,
aspirin, dan beberapa obat lainnya.
7). Keadaan Kesehatan

3.

Trauma Akustik
Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat

pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari
bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang sangat keras,
seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan
tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.
4.

Prebycusis
Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang

dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya daya dengar
pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan daya dengar
akibat pajanan bising ditempat kerja.
5.

Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran .

Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan tinitus
dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari
atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).

Cara Menanggulangi Pencemaran Bunyi/Suara


1.

Penggunaa alat peredam suara


Ada berbagai cara untuk mengurangi pencemaran suara, salah satunya adalah

penggunaan alat peredam suara, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif.
Secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam. Bahan
tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas
bisingnya mau dikurangi. Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota
kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa
lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran
manusia.
Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik

a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa
beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi
campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x
10 x 15) atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus
untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik. Secara terus menerus program
ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upaya mengurangi polusi suara.
2.

Pendidikan
Melalui pendidikan dapat memberikan kesadaran serta membentuk sikap positif

terhadap alam sekiar terutama dari hal-hal yang sangat kecil. Melalui pendidikan mereka
dapat mengetahui berbagai pencemaran alam dari segi efek-efek negative terhadap
lingkungan dan manusia.
3.

Tanggung jawab bersama


Pemerintah harus berperan dalam membuat hukum untuk melindungi alam sekitar.

Pengawasan oleh pejabat lingkungan perlu ditingkatkan. Pengusaha pabrik harus


mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk pencemaran dan dampaknya terhadap
lingkungan sebelum memulai operasi pabriknya. Sehingga pemilik pabrik dapat
memasang alat peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat
diminimalisir. Terutama untuk pabrik kendaran, Pabrik kendaraan perlu memikirkan
produksi

kendaraan

yang

mesinnya

lebih

senyap

dan

ramah

lingkungan.

Selain itu, masyarakat juga harus memperhatikan alat-alat yang dapat menimbulkan
kebisingan. karena delapan puluh persen penyebab pencemaran suara ini datangnya dari
manusia sendiri. Terutama peralatan rumah tangga, seperti tidak terlalu banyak memakai
alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak
mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung
hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar.
4.

Pameran dan kampanye lingkungan


Mengadakan pameran secara berkala disetiap daerah tertentu tentu perlu dilakukan

dengan mendistribusikan brosur tenteng penyebab dan dampak pencemaran suara terhadap
lingkungan dan manusia. Selain itu, pemerintah perlu menunjukkan slide terkait
pencemaran suara agar dapat menyadarkan masyarakat dan mengajar masyarakat untuk
melindungi lingkungan.

5.

Melalui media massa


Penyiaran masalah terkait lingkungan agar masyarakat peka dan berhati-hati untuk

melindungi lingkungan dari pencemaran. Di samping itu juga pihak media massa juga
harus selalu meng-uptade informasi tentang lingkungan terutama masalah pencemaran.
C. DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN
1.

Punahnya Species

Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan,
kemudian mati. Berbagai species hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang
peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap
bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan
pencemar, ada pula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa
tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan
mati.
2.

Peledakan Hama

Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka .
serangga hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan insektisida juga
dapat mengakibatkan beberapa species serangga menjadi kebal (resisten). Untuk
memberantasnya, diperlukan dosis yang lebih tinggi dari biasanya. Akibatnya,
pencemaran akan semakin meningkat.
3.

Gangguan Keseimbangan Lingkungan

Punahnya species tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai
makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi berubah. Akibatnya, keseimbangan
lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biokimia terganggu.
4.

Kesuburan Tanah Berkurang

Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah. Hal ini menyebabkan kesuburan
tanah menurun. Penggunaan pupuk terus-menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi
asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk mengatasinya,
Hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau dengan kompos, sistem
penanaman berselang-seling (tumpang sari), serta rotasi tanaman. Rotasi tanaman artinya
menanam tanaman yang berbeda secara bergantian di lahan yang sama.

5.

Keracunan dan Penyakit

Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami
keracunan. Akibat keracunan, orang dapat mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita
kanker, kerusakan susunan saraf, menyebabkan cacat pada keturunannya bahkan
meninggal dunia.
6.

Pemekatan Hayati

Bahan pencemar memasuki lingkungan melewati rantai makanan dan jaring-jaring


makanan. Bahan beracun yang dibuang ke perairan dapat meresap ke dalam tubuh alga.
Selanjutnya, alga tersebut tersebut dimakan oleh udang kecil Udang kecil dimakan oleh
ikan . Jika ikan ini ditangkap manusia kemudian dimakan, bahan pencemar akan masuk ke
dalam tubuh

manusia.

Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makhluk hidup dikenal sebagai
pemekatan hayati (dalam bahasa inggris dikenal sebagai biomagnification).
7.

Terbentuk Lubang Ozon

Terbentuknya lubang ozon merupakan salah satu permasalahan global. Hal ini disebabkan
bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain. Gas CFC,
misalnya dari Freon dan spray, yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer. Di
stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung (tameng)
bumi dari cahaya ultraviolet. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi
antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut berlubang.
8.

Efek Rumah Kaca

Permasalahan global lainnya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan dari proses
pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi diselimuti gas dan
debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena banyak hutan ditebang,
sehingga tidak dapat menyerap CO2.

D. USAHA-USAHA MENCEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN


1) Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman penduduk.
2) Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau
ekosistem.
3) Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
4) Memperluas gerakan penghijauan.
5) Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
6) Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup
sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.
7) Membuang sampah pada tempatnya.
8) Penggunaan lahan yang ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai