Anda di halaman 1dari 15

di JAMBI

Kelompok 1 Dyah Choriyah 2. Erik Ryan Y 3. Hanik Munawaroh 4. Intan Retnaning G 5. Liya Nikmatul 6. Maria Arvinawati 7. Qonita Hafidz 8. Tri Utami 9. Yohan Adi
1.

M0312017 M0312019 M0312025 M0312029 M0312038 M0312042 M0312057 M0312073 M03120

Suku Anak Dalam sering juga disebut dengan orang

rimba atau Suku Kubu. Suku tersebut merupakan salah satu suku asli yang ada di Provinsi Jambi. Suku anak dalam memiliki wilayah hidup yang cukup luas di Sumatera. Mulai dari Palembang hingga Riau dan Jambi. Selain suku kubu (suku anak dalam), juga terdapat suku Bajau. Adapula Kerinci dan orang Batin. Terdapat pula orang Melayu Jambi yaitu orang Penghulu dan Suku Pindah yang kesemuanya adalah termasuk kategori penduduk asli yang memiliki ras Melayu.

Tempat Tinggal

ADAT ISTIADAT
Kepercayaan Pakaian

JUAL BELI (BARTER) DAN MATA PENCAHARIAN


Mencari Makanan

Kehidupan dari suku kubu (anak dalam) terkenal

dengan kebiasaannya yang suka hidup terisolasi dari kehidupan dunia luar yang mengakibatkan rendahnya tingkat kebudayaan dan peradaban dari mereka. Hal tersebut terlihat dari bentuk rumah baik dari segi susunan dan bahan bangunannya, kebudayaan material suku Kubu (Anak Dalam) yang masih sangat sederhana, kemudian alat-alat rumah tangga yang mereka gunakan, alat-alat bercocok tanam dan berkebun, pakaian sehari-hari dan upacara yang mereka kenakan.

Suku Anak Dalam dalam hidup berpindah-pindah.

Dikawasan hutan secara berkelompok dan menyebar di beberapa Kabupaten, seperti di Kabupaten Batang hari, Tebo, Bungo, Sarolangun dan Merangin.

Suku Anak Dalam menjalankan kehidupan sehari-

harinya diatur dengan aturan, norma dan adat istiadat yang berlaku sesuai dengan budayanya. Kehidupannya yang masih terikat kuat dengan adat istiadat dan ketergantungan pada hasil hutan/alam dan binatang buruan, membuat Suku Anak Dalam dikategorikan sebagai salah satu Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang ada di Propinsi Jambi. Jika kita atau mereka meludah ke tanah dan mereka menjilat ludah tersebut secara tidak langsung, kita sudah menjadi bagian dari mereka (mereka memiliki ilmu gaib yang bisa dikatakan sakti).

Terdapat batas-batas tertentu yang ditentukan oleh

bukit-bukit yang terdapat pada hulu anak sungai kecil yang mengalir ke sungai yang agak besar yang menunjukkan daerah kekuasaan mereka dalam berburu dan bercocok tanam. Jika terdapat suku Kubu lainnya yang memasuki wilayah tersebut yang tidak memiliki hubungan darah/saudara maka mereka akan dianggap melanggar daerah kekuasaan dan dapat dihukum secara adat yang berlaku di kalangan mereka atau lebih parahnya akan terjadi perkelahian.

Adapun kebiasaan yang harus kita hindari jikalau

bertemu dengan suku Kubu (Anak Dalam) jika kita berkunjung ke daerah Jambi. Mereka terkenal tidak pernah mandi, jadi hal terbaik jangan pernah menunjukkan gerakkan kalau kita merasa terganggu akan bau badan mereka.

Suku Kubu (Anak Dalam) juga mengenal kebudayaan

rohani yang meliputi kepercayaan akan setan-setan dan dewa-dewa, adat kelahiran, perkawinan, pelaksanaan kematian, pantangan atau tabu, hukum adat, kesenian dan bahasa yang memiliki cirri khas tersendiri dibandingkan dengan penduduk lainnya di daerah Jambi tersebut.

Mereka masih menerapakan budaya berburu, sistem

barter, dan juga bercocok tanam untuk kelangsungan hidup mereka dan mereka termasuk suku yang menganut sistem hidup seminomaden karena kebiasaan berpindah-pindah yang mereka lakukan.

masyarakat adat asli seperti suku anak dalam adalah

satu dari sekian banyak kekayaan negeri ini. Seharusnya kita rawat dan ayomi. Modernisasi serta pemaksaan norma (plus agama) malah memiskinkan warisan bumi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai