Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI PENDAPATAN NELAYAN PANCING GURITA (OCTOPUS SP.

) PER MUSIM TANGKAPAN DI PULAU BONETAMBU KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR Sri Suro Adhawati1), Haidawati, Dewi Marwati Nuryanti
1).

Srikasim64@yahoo.co.id

Jl. Abdullah Dg. Sirua. Komp Bumi Tirta Nusantara II Blok J no. 3.tello Makassar Sulawesi Selatan

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai tangkapan yang diperoleh , dan biaya (cost) yang dikeluarkan oleh nelayan tangkap pancing gurita pada tiga musim tangkapan yaitu; musim timur, musim barat dan musim peralihan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2012 di Pulau Bonetambu Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Populasi cukup homogen, Jumlah Populasi 120 nelayan, sampel diambil 15 % yaitu 18 nelayan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat perbedaan nilai tangkapan nelayan pada ketiga musim, pada musim barat nilai tangkapan nelayan per bulan turun hingga mencapai 40,1% dan pada musim peralihan turun mencapai 80,6 % dr nilai tangkapan nelayan pada musim timur. Dari sisi biaya, pada musim Barat, pengeluaran total nelayan naik sebesar 28,21 % dan sebaliknya dimusim peralihan biaya operasional nelayan mengalami penurunan sebesar 8,85 %. Kata Kunci : Nilai Tangkapan, total biaya, pendapatan nelayan gurita

PENGANTAR Indonesia merupakan salah satu negara penghasil Gurita (Octopus sp). Gurita tersebar hampir diseluruh wilayah perairan indonesia. Salah satunya adalah di Kepulauan Bonetambu Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Nelayan Bonetambu pada umumnya adalah nelayan bubu dengan hasil

tangkapan ikan Kerapu khususnya Kerapu Sunu. Tahun terakhir memperlihatkan terjadi pergeseran usaha. Nelayan Bonetambu yang tadinya adalah nelayan Bubu, berlombalomba melakukan usaha penangkapan Gurita. sehingga terjadi perpindahan usaha dari nelayan Bubu menjadi nelayan Pancing Gurita. Terjadinya perpindahan dari alat tangkap Bubu ke alat tangkap Pancing Gurita ini, terindikasi disebabkan karena pendapatan nelayan dari kegiatan penangkapan gurita tinggi dimana aktivitas penangkapan oleh nelayan dapat di lakukan sepanjang tahun tanpa dibatasi oleh musim tangkapan Untuk mengetahui berapa besar pendapatan nelayan pancing gurita dan apakah musim penangkapan tidak mempengaruhi jumlah tangkapan nelayan, maka dilakukan identifikasi terhadap besarnya jumlah tangkapan nelayan permusim tangkapan

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Februari 2012 di pulau Bonetambu

Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa telah terjadi pergeseran usaha penangkapan dari nelayan bubu ke nelayan pancing Gurita di Pulau Bonetambu. Jenis penelitian survai yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, melalui wawancara terhadap responden menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat pulau Bonetambu, jumlah populasi 120 (seratus dua puluh) sampel diambil sebanyak 15% yaitu 18 (delapan belas) orang. hal ini berdasarkan pada pernyataan Winarno. S bahwa : Bila populasi cukup homogen, populasi di bawah 100 dipergunakan sampel sebesar 50% dan di atas 100 dipergunakan sampel sebesar 15% Untuk menjawab permasalahan dilakukan identifikasi terhadap jumlah tangkapan, harga jual, jenis biaya dan kemudian dihitung dengan menggunakan alat analisis

pendapatan total dengan persamaan sebagai berikut: Pd total = Pd ms 1 + Pd ms 2 + Pd ms 3 Dimana : Pd total = Pendapatan total usaha Pd ms 1 = TR ms 1 TC ms 1 Pd ms 2 = TR ms 2 TC ms 2 Pd ms 3 = TR ms 3 TC ms 3 TR = Total Revenue (Total Penerimaan) TC = Total Cost (Total biaya) Ms 1 = Musim Timur Ms 2 = Musim Barat Ms 3 = Musim peralihan HASIL DAN PEMBAHASAN Musim Penangkapan Gurita (octopus sp.) Untuk kepentingan penelitian, klasifikasi musim penangkapan didasarkan pada klasifikasi musim penangkapan yang berlaku umum dan telah dikenal oleh masyarakat Bonetambu pada saat melakukan aktivitas penangkapan ikan kerapu dengan menggunakan alat tangkap bubu yaitu: 1. Musim Timur, yaitu berlangsung selama 5 bulan mulai dari bulan Desember - Bulan April 2. Musim Barat yaitu berlangsung selama 4 bulan mulai dari bulan Mei - Agustus

3. Musim Peralihan yaitu berlangsung selama 3 bulan mulai September November Investasi Usaha Jenis dan nilai investasi yang digunakan oleh nelayan tangkap pancing gurita dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 1. Jenis, umur dan nilai rata-rata Investasi Usaha Penangkapan Gurita di Pulau Bonetambu Kecamatan Ujung tanah Kota Makassar No 1 2 3 4 5 Jenis Investasi Perahu Mesin Kulepas Pocong-pocong & kait cool box Umur Investasi (tahun) 5 8 1 1 1 Nilai total Investasi
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

Nilai Investasi (Rp) 4,400,000 6,277,770 200,000 100,000 40,300 11,018,070

Perahu Perahu yang digunakan oleh nelayan tangkap pancing gurita di Pulau Bonetambu terbuat dari kayu yang disebut Lepa-lepa berukuran berkisar antara 4 7 M. Perahu dapat digunakan selama 5 tahun dengan rata-rata nilai investasi adalah sebesar Rp 4.400.000 Mesin Mesin yang digunakan oleh nelayan tangkap pancing gurita yaitu mesin tempel berukuran 6 atau 9 PK. Dapat digunakan selama 8 tahun dengan nilai rata-rata investasi sebesar Rp 6,277,770 Kulepas Kulepas adalah alat tangkap yang di desain menyerupai kepiting baik bentuk maupun warnanya. Secara keseluruhan kulepas terdiri atas beberapa komponen yakni, kail, batok kelapa, dan besi lempeng serta tali. Batok kelapa berfungsi sebagai umpan, karena itu diberi warna menyolok dengan tujuan menarik perhatian gurita. Sedangkan besi

lempeng yang dibentuk dari sendok dibuat mengkilap dan halus. Tali digunakan untuk menarik kail yang terletak dibeberapa bagian tertentu. Harga kulepas sebesar Rp.200.000 per buah dan alat tangkap ini memiliki daya tahan sekitar 1 tahun (gambar 1a.)

Pocong-pocong Pocong-pocong adalah alat tangkap yang terbuat dari semen putih yang di campur air kemudian di bentuk bagian atasnya menyerupai kepala gurita dan bagian bawah

disambung dengan kain yang di potong-potong memanjang kemudian di tempelkan pada kepala yang terbuat dari semen. (gambar 1b.) Cara pengoperasian alat sangat sederhana yaitu cukup dengan di tenggelamkan dan kemudian di tarik keatas. Gurita akan mengikuti alat tangkap hingga ke permukaan, selanjutnya gurita akan diambil dengan menggunakan kaitan besi yang di sambung dengan kayu ( gambar 1c.) Harga pocong-pocong sebesar Rp.100.000 per buah dengan daya tahan selama kurang lebih1 tahun.

Gambar 1a. Kulepas

Gambar 1b. Pocong-pocong

Gambar 1c. Pengait

Cool Box Cool box digunakan oleh nelayan tangkap pancing gurita untuk meletakkan gurita setelah di tangkap untuk langsung di es kan agar kesegarannya terjaga. Cool box dapat digunakan selama 1 tahun. Harga perbuahnya rata-rata sebesar Rp. 40.306. Nilai Tangkapan Nelayan Nilai tangkapan nelayan adalah jumlah tangkapan dikali dengan harga jual. Nilai tangkapan nelayan pertrip, per bulan, permusim dan pertahun tersaji pada tabel 2. Tabel 2. Rata-Rata Nilai tangkapan Nelayan Pertrip, Perbulan, Permusim dan Pertahun di Pulau Bonetambu Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar No Musim Jml Jml Harga Tangkapan trip jual /kg /trip (kg) /bulan (Rp) 26 16 8 19 15 9 30,000 37,000 40,000 Nilai Tangkapan (Rp) /trip 780,000 592,000 320,000 /bln 14,820,000 8,880,000 2,880,000 /musim 74,100,000 35,520,000 8,640,000 118,260,000

1 2 3

Timur Barat peralihan

Nilai tangkapan per tahun


Sumber : Data Primer Setelah Diolah

Pada tabel 2. terlihat bahwa terdapat perbedaan jumlah tangkapan nelayan pada setiap musim. Rata rata jumlah tangkapan nelayan pada musim timur mencapai 26 kg pertrip dengan rata-rata berat gurita mencapai 3 kg per ekornya. Pada musim barat jumlah tangkapan nelayan turun hingga mencapai 40.1 % dan pada musim peralihan sebesar 80.6 % dari musim timur. Demikian pula hal nya dengan jumlah trip. Pada musim timur nelayan melakukan penangkapan gurita sebanyak 19 trip perbulan sedangkan pada musim barat dan musim peralihan masing masing hanya sebanyak 15 dan 9 trip per bulan, atau dengan kata lain, ternjadi penurunan jumlah trip masing sebesar 4 trip (21%) per bulan pada musim barat dan 10 trip (53 %) per bulan pada musim timur. Kondisi ini terjadi lebih dikarenakan adanya faktor alam. Pada musim barat seringkali cuaca sangat tidak

mendukung nelayan untuk turun ke laut melakukan penangkapan. Sebaliknya untuk harga jual gurita, pada musim timur harga jual gurita lebih rendah jika dibandingkan dengan harga jual pada musim barat dan musim peralihan. Hal ini sejalan dengan teori permintaan dan teori penawaran yaitu jika jumlah barang banyak maka harga akan turun dan sebaliknya jika jumlah barang sedikit maka harga akan naik, berlaku centrisparibus. Namun demikian secara komulatif nilai tangkapan pada musim timur jauh diatas nilai tangkapan nelayan pada musim barat dan musim peralihan. Biaya Penangkapan Untuk melakukan penangkapan, nelayan mengeluarkan sejumlah biaya, baik berupa biaya tetap maupun biaya variabel. Rincian kedua jenis biaya tersebut adalah sebagai berikut. 1. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan secara kontinyu dalam jumlah yang sama dalam periode tertentu. Biaya tetap diperhitungkan dari penyusutan nilai investasi yang diperoleh dengan cara membagi nilai investasi awal dengan umur perkiraan pemakaian investasi. Rincian biaya tetap selengkapnya tersaji pada tabel berikut.

Tabel 3. Rata rata Biaya tetap perbulan, permusim dan pertahun usaha penangkapan Gurita di Pulau Bonetambu Kecamatan Ujung tanah Kota Makassar Nilai Penyusutan No 1 2 3 4 5 Jenis Invesasi Perahu Mesin Kulepas Pocong-pocong cool box total Perbulan 73,333 65,393 16,667 8,333 3,358 167,085 Permusim Timurt 366,667 326,967 83,333 41,667 16,792 835,426 Barat 293,333 261,574 66,667 33,333 13,433 668,340 Peralihan 220,000 196,180 50,000 25,000 10,075 501,255 Pertahun 880,000 784,721 200,000 100,000 40,300 2,005,021

Sumber : Data Primer Setelah Diolah,2012

Pada tabel 3. terlihat bahwa, total biaya tetap yang dikeluarkan nelayan dari 5 jenis investasi yang digunakan untuk kegiatan penangkapan gurita adalah

sebesar Rp 167.085 per bulan sama untuk semua musim. Namun Oleh karena jumlah bulan pada musim timur lebih banyak dari jumlah bulan pada musim barat dan peralihan, maka untuk biaya tetap permusim terjadi perbedaan dimana biaya tetap untuk musim timur lebih besar dari musim barat dan musim peralihan 2. Biaya variabel (Variable Cost) Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh nelayan untuk kegiatan operasional dalam usaha penangkapan gurita. Biaya variabel dimaksud meliputi, BBM,

konsumsi, es balok dan oli. Rincian pengeluaran nelayan untuk biaya variabel perjenis adalah sebagai berikut. Tabel 4. Rata-rata Biaya Variabel yang di Keluarkan Untuk Usaha Penangkapan Gurita perbulan, permusim dan pertahun di Pulau Bonetambu Kecamatan Ujung tanah Kota Makassar
Jenis Biaya 1 2 3 4 BBM Konsumsi Es Balok Oli Total Timur 684,000 400,900 304,000 9,310 1,398,210 Biaya Per bulan (Rp) Barat 1,350,000 633,000 480,000 9,375 2,472,375 Peralihan 1,080,000 569,700 432,000 9,315 2,091,015 Timur 3,420,000 2,004,500 1,520,000 46,550 6,991,050 Biaya Per musim (Rp) Barat 5,400,000 2,532,000 1,728,000 37,260 9,697,260 Peralihan 3,240,000 1,709,100 1,296,000 27,945 6,273,045 Biaya Per Th (Rp) 12,060,000 6,245,600 4,544,000 111,755 22,961,355

No

Sumber: data primer yang sudah diolah, 2012

Pada tabel 4. terlihat bahwa pengeluaran nelayan untuk BBM pada musim barat berada jauh diatas pengeluaran nelayan untuk BBM pada musim timur dan musim peralihan yaitu sebesar Rp 1.350.000. Besarnya pengeluaran untuk BBM pada musim barat ini disebabkan karena pada musim barat, daerah penangkapan nelayan lebih jauh, dan durasi waktu penangkapan nelayan lebih lama dari musim timur dan musim peralihan. Pada musim timur, nelayan melakukan penangkapan di sekitar yaitu; di pulau lumu-lumu, pulau langkai dan pulau lajukkang. pulau bonetambu musim Barat durasi waktu penangkapan nelayan pada

Pada

walaupun daerah penangkapannya sama yaitu disekitar pulau bonetambu, namun nelayan lebih banyak membutuhkan waktu untuk melakukan penangkapan, bahkan adakalanya, nelayan harus bermalam di lokasi penangkapan. Dan pada musim peralihan nelayan melakukan penangkapan hingga sampai di daerah Barru dan Pangkep. Untuk konsumsi yang terdiri dari makanan dan rokok. Pada musim Barat pengeluaran konsumsi nelayan lebih besar dari kedua musim lainnya. Hal ini berhubungan juga dengan lamanya waktu yang digunakan oleh nelayan pada musim barat. Demikian pula halnya dengan penggunaan es balok dan oli. Total Biaya Total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan untuk kegiatan penangkapan gurita. Rincian total biaya tersebut adalah sebagai berikut Tabel 5. Nilai Rata-rata Biaya Total Perbulan, Permusim dan Pertahun Usaha Penangkapan Gurita di Pulau Bonetambu Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar
No Biaya Timur 1 2 3 Tetap Variabel Total 167,085 1,398,210 1,565,295 Biaya Per Bulan (Rp) Barat 167,085 2,472,375 2,639,460 Peralihan 167,085 2,091,015 2,258,100 Biaya Per musim (Rp) Timur 835,426 6,991,050 7,826,476 Barat 668,340 9,697,260 10,365,600 Peralihan 501,255 6,273,045 6,774,300 Biaya /th (Rp) 2,005,021 22,961,355 24,966,376

biasanya

Sumber: Data primer yang sudah diolah,2011 Pada tabel 5. terlihat ,bahwa pengeluaran nelayan untuk biaya variabel 9 kali lebih besar dari pengeluaran nelayan untuk biaya tetap. Data ini menjelaskan bahwa, investasi bukan merupakan kendala bagi nelayan untuk melakukan usaha penangkapan gurita. Biaya investasi untuk kegiatan penangkapan hanya sebesar Rp 167.085 (11%) dari total biaya perbulan. Masalah yang dihadapi nelayan untuk dapat melakukan penangkapan gurita adalah BBM. Harga BBM sebesar Rp 6000 perliter dirasakan nelayan cukup tinggi. Pada musim Timur rata-rata nelayan menggunakan BBM sebanyak 6 liter per trip. Pada musim

Barat nelayan mulai bermalam sehingga jumlah bensin yang tadinya hanya 6L/trip pada saat

musim timur, menjadi 15L/trip pada musim Barat . Dan 25 L/trip pada musim peralihan. Pada musim peralihan nelayan mulai pergi mencari gurita di luar pulau Makassar yaitu daerah Barru dan Pangkep dan biasanya dua atau tiga hari lama melaut per tripnya. Pendapatan Usaha Pendapatan usaha adalah total nilai tangkapan gurita setelah dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha penangkapan. Pendapatan usaha penangkapan gurita perbulan, permusim dan pertahun tersaji pada tabel berikut. Tabel 6. Pendapatan Rata Rata Usaha penangkapan Gurita Perbulan, Permusim dan Pertahun di Pulau Bonetambu Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar
No Uraian Timur 1 2 3 TR TC PD 14,820,000 1,565,295 13,254,705 Per Bulan (Rp) Barat 8,880,000 2,639,460 6,240,540 Peralihan 2,880,000 2,258,100 621,900 Timur 74,100,000 7,826,476 66,273,524 Per musim (Rp) Barat 35,520,000 10,365,600 25,154,400 Peralihan 8,640,000 6,774,300 1,865,700 Per tahun (Rp) 118,260,000 24,966,376 93,293,624

Sumber : Data primer yang sudah diolah, 2012

Pada musim timur dan musim barat, pendapatan nelayan cukup tinggi. Yaitu jauh diatas Upah Minimun Regional Sulawesi Selatan tahun 2011 sebesar Rp 1100.000. dengan pendapatan sebesar Rp 13.254.705 per bulan dimusim puncak dan Rp 6.240.540 perbulan dimusim barat, seyogyanya nelayan gurita dapat hidup dengan layak. Namun hasil

identifikasi, pendapatan nelayan pada musim peralihan sebesar Rp 621900 perbulan menciptakan hutang berkepanjangan bagi nelayan. Sehingga pendapatan nelayan pada musim timur dan barat sebahagiaan besar digunakan untuk menutupi hutang.. KESIMPULAN 1. Nelayan dapat melakukan penangkapan pada semua musim. Pada musim timur, nilai tangkapan nelayan lebih banyak dibandingkan dengan Jumlah tangkapan nelayan pada musim barat dan musim peralihan 2. Biaya investasi usaha dan biaya operasional kegiatan cukup rendah. Musim barat membutuhkan biaya yang lebih banyak dari biaya yang dibutuhkan pada musim timur dan musim peralihan. 3. Pendapatan yang diperoleh nelayan pada musim timur dan barat perbulan tinggi berada diatas upah minimun regional Sulawesi Selatan tahun 2011 yaitu sebesar Rp1.100.000 namun pada musim peralihan pendapatan nelayan jauh dibawah upah minimum regional yaitu sebesar Rp 621.900 perbulan.

SARAN 1. Nelayan membutuhkan lembaga keuangan yang dapat memberikan pinjaman lunak dengan bungan pinjaman rendah untuk mengatasi musim peralihan dimana pendapatan nelayan sangat kecil. 2. Menjamin Informasi harga gurita di pasar nasional dan internasional dapat diketahui oleh nelayan. DAFTAR PUSTAKA Evayani,Janety. 2004. Deskripsi Perikanan Gurita (Famili Octopodidae) Di Perairan Kabupaten Provinsi Bengkulu. Tesis Program Pasca Sarjana.Universitas Diponegoro. Semarang. Fitday 2010, Gizi dari Octopus. http://www.fitday.com/fitness-articles/nutrition/healthyeating/the-nutrition-of-octopus.html (diakses, 19 April 2011) Hermiati,2005. Analisis keuntungan usaha pembenihan udang windu skala besar di kec.Galesong Utara. Kab. Takalar. Tesis Program Pasca Sarjana. Universitas Hasanuddin Makassar. Imron, Masyuri. 2003. Kemiskinan Dalam Masyarakat Nelayan. Dalam jurnal masyarakat dan budaya. PMB-LIPI . Joesron, T, S dan Fathorrozi, M. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat. Jakarta. MahyonodanSeto. 2004. Peningkatan pendapatan dan Analisis Pendapatan. Harvarindo. Jakarta. Rahardja, Manurung. 2006. Teori Ekonomi Mikro. Edisi ketiga. LP Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta . Sujarno. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat. Tesis Program Pasca Sarjana. Universitas Sumatera Utara. Medan . Warta Pasar Ikan Edisi April 2010. Gurita Ada Pasarnya. Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Jakarta. Hal. 15 http://www.google.co.id/. 2010. DataPokok Kelautan dan Perikanan 2010 (diakses pada 3 November,2011)

Anda mungkin juga menyukai