MANAGEMEN MARIKULTUR
OLEH :
MOHAMMAD INDRAJAB
(1304053100)
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2016
BUDIDAYA TERIPANG
A. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi budidaya, merupayan salah satu syarat yang cukup menentukan untuk
mencapai keberhasilan suatu usaha budidaya teripang. Hal ini disebabkah lokasi atau tempat
pemeliharaan teripang adalah tempat yang secara langsung mempengaruhi kehidupannya.
Kriteria pemilihan lokasi yang cocok bagi budidaya teripang adalah sebagai berikut:
1)
Tempat Terlindung
Bagi budidaya teripang diperlukan tempat yang cukup terlindung dari guncangan angin dan
ombak.
2)
3)
Salinitas
Dengan kemampuan yang terbatas dalam pengaturan esmatik, teripang tidak dapat bertahan
terhadap perubahah drastis atas salinitas (kadar garam). Salinitas yang cocok adalah antara
30 33 ppt.
4)
Kedalaman air
Di alam bebas teripang hidup pada kedalaman yang berbeda-beda menurut besarnya.
Teripang muda tersebar di daerah pasang surut, setelah tambah besar pindah ke perairan
yang dalam. Lokasi yang cocok bagi budidaya sebalknya pada kedalaman air laut 0,40
sampai 1,50 m pada air surut terendah.
5)
Ketersediaan Benih
Lokasi budidaya sebaiknya tidak jauh dari tempat hidup benih secara alamiah. Terdapatnya
benih alamiah adalah indikator yang baik bagi lokasi budidaya teripang
B. Kualitas Perairan
Perairan sebaiknya harus memenuhi standard kualitas air laut yang baik bagi kehidupan
teripang seperti
a) pH 6,5 8,5
b) Kecerahan air laut 50 cm
c) Kadar oksigen terlarut 4 8 ppm
(Sumber : marineresources)
Desain dan konstruksi kurungan pagar umumnya dibedakan menjadi dua berdasarkan bahan
kurungan pagar yang dipergunakan yaitu kurungan pagar dari bambu dan kurungan pagar dari
jaring. Kurung tancap yang akan dijadikan sebagai media budidaya teripang memiliki bahan
kontruksi berupa:
a) Bahan
1)
2)
3)
4)
5)
b) Cara Pemasangan
1) Tiang dipancang pada dasar perairan sedalam 0,5 m
2) Bagian tiang yang berada di atas permukaan sebagai tempat melekatkan waring
3) Waring yang telah dilengkapi dengan tali ris disambung dengan papan
4) Papan yang telah disambung dengan waring dibalut lalu ditanam ke dalam lumpur (30
cm)
5) Bila tidak ada papan bagian ujung waring ditanam ke dalam lumpur sedalam 30 cm
kemudian bagian ujungnya dibelokkan ke dalam sepanjang 15 cm
E. Benih Teripang
Waktu yang tepat untuk memulai usaha budidaya teripang disuatu lokasi tertentu ialah 23 bulan setelah waktu pemijahan teripang di alam (apabila menggunakan benih dari alam). Benih
alam yang berumur 2 sampai 3 bulan diperkirakan sudah mencapai berat 20 50 gram per eko.
Untuk ukuran benih teripang sebesar 20 30 gram per ekor, padat penebaran berkisar antara 15
20 ekor per meter persegi, sedangkan untuk benih teripang sebesar 40 50 gram per ekor, padat
penebarannya berkisar antara 10 15 ekor per meter persegi. (Imelda, 2010)
Benih teripang dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu melakukan pemungutan dari alam
dengan berat 30-50 gr dan panjang badan 5-7 cm serta memelihara induk-induk teripang yang
sudah dewasa dengan ukuran 20-25 cm pada petak-petak di dalam area penculture. Terdapat 4
tahapan yang hars dilalui yaitu :
1) Pemijahan alami : Pada pemijahan tipe ini, teripang akan memijah secara alami tanpa
adanya rangsang buatan. Teripang jantan biasanya akan mengelurakan sperma terlebih
dulu lalu merangsang betina untuk memijah dengan selang waktu sekitar 30 menit.
2) Induk teripang biasanya dipelihara di bak pemijahan. Faktor yang menyebabkan teripang
memijah antara lain perubahan suhu yang mencolok akibat pengangkutan dari alam ke
tempat pemijahan, perbedaan tekanan air dan oksigen saat transportasi dari alam ke
tempat pemijahan, atau memamg sudah waktunya memijah.
3) Pemijahan dengan pembedahan : Metode ini dilakukan dengan cara membelah teripang
pada bagian bawah tubuhnya, dari anus menuju ke atas. Setelah dibelah, gonad
dikeluarkan dan diletakkan pada wadah kering. Pada teripang betina, akan ditemukan
kantung telur yang kemudian ditoreh dan telur dimasukkan ke tempat pemijahan yang
berisi air laut bersih. Sementara pada teripang jantan, akan ditemukan testis yang
kemudian dipotong menjadi beberapa bagian. Dengan demikian sperma dapat keluar dan
ditampung di wadah lain yang berisi air laut. Setelah itu, sperma dan telur dicamput
menjadi satu kemudian diaduk lalu didiamkan. Telur yang diabuahi dipanen dan
dipindahkan ke tempat pemeliharaan larva.
4) Metode ini jarang digunakan (hanya terbatas pada penelitian), karena memiliki beberapa
kelemahan. Beberapa diantaranya adalah angka fertilitasnya rendah yaitu di bawah 20%,
dan membutuhkan banyak induk.
5) Pemijahan dengan perangsang kejut suhu : Prinsip yang digunakan pada metode ini
adalah dengan cara meningkatkan suhu air. Peningkatan suhu air dapat dilakukan dengan
cara menjemur bak pemijahan di bawah terik matahari, merebus air, atau pemanasan
dengan menggunakan pemanas elektrik sehingga suhu air menjadi 5-7o C lebih tinggi dari
suhu sebelumnya.
6) Setelah teripang memijah, teripang tersebut dipindahkan ke wadah lain yang berisi air
laut bersih untuk melanjutkan pemijahan. Pemijahan ini akan berlangsung sekitar 15-20
menit. Adanya sperma akan merangsang teripang betina untuk mengelurkan sel telurnya
dengan cara :
a) Desikasi dan penyemprotan : Pada metode ini, induk teripang yang akan dipijahkan
dikeluarkan dari dalam bak dan kemudian ditempatkan pada tempat kering selama 1/2
sampai dengan 1 jam. Setelah itu, induk teripang tersebut disemprot air laut
bertekanan tinggi selama 5-10 menit. Pada tahapan berikutnya, induk dimasukkan
kembali ke dalam bak pemijahan. Setelah 1,5-2 jam kemudian induk teripang akan
mulai bergerak aktif, induk jantan mulai memijah dan kemudian diikuti dengan induk
betina.
b) Tahapan penting setelah pemijahan adalah perawatan benih. Telur teripang yang telah
dibuahi akan mengendap di dasar bak pemijahan atau perairan yang menjadi
habitatnya. Sebaliknya, telur yang tidak dibuahi akan melayang di daerah permukaan
air.
c) Setelah lebih dari 32 jam, telur akan berubah menjadi larva dan membentuk stadium
auricularia (yang terdiri atas stadium awal, tengah, dan akhir) dengan ukuran 812,50987,10 mikron. Pada stadium ini larva diberi pakan berupa plankton jenis Dunaliella
sp., Phaeodactylum sp., Isochrysis galbana, Nannochlorosis sp., Skeletonema spp.,
dan Chaetoceros spp.
d) Sepuluh hari kemudian, larva berkembang memasuki stadium doliolaria berukuran
614,78-645,70 mikron. Sama seperti larva stadium auricularia, larva stadium
doliolaria hidup melayang di air seperti plankton.
e) Selang tiga belas hari kemudian, ddoliodaria memasuki stadium pentactula. Pada
stadium ini larva berwarna cokelat kekuningan dengan panjang ukuran antara 1.0001.200 mikron. Larva pada stadium ini biasanya hidup di pinggiran bak bagian bawah.
F. Pakan Teripang
Teripang binatang pemakan detritus berupa plankton, sisa-sisa bahan organik yang
mengendap kedasar perairan. Untuk
ditambahkan pakan tambahan yang berupa campuran antara kotoran hewan dan dedak hakis
dengan perbandingan 1:1. Pemberian pakan tambahan juga sekaligus dapat memperbaiki
kesuburan perairan. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 0,2-0,5 Kg/m2/ 2 minggu. Pakan
yang diberikan ditempatkan pada karung goni yang diberi lubang-ubang, dengan tujuan untuk
menghindarkan kemungkinan pakan akan hanyut karena arus atau gelombang.
dipelihara. Kriteria kualitas air yang cocok untuk budidaya teripang adalah dasar perairan terdiri
dari pasir, pasir berlumpur, berkarang, dan ditumbuhi tanaman lamun (rumput lindung).
1) Terlindung dari angin kencang dan arus/gelombang yang kuat.
2) Tidak tercemar dan bukan daerah konflik serta mudah dijangkau.
3) Kedalaman perairan lokasi antara 50-150 cm pada saat surut terendah dan sirkulasi air
terjadi secara sempurna.
4) Mutu air: salinitas 24-33 ppt, kecerahan 50-150 cm, suhu 25-30 C.
5) Kadar oksigen terlarut 4 8 ppm.
6) Intensitas cahaya matahari sampai dasar perairan.
H. Pengendalian Penyakit
Beberapa jenis hama maupun hewan penyaing seperti kepiting, bulu babi, dan bintang
laut harus disingkirkan dari kurungan pagar. Hama dapat mengakibatkan kerusakan fisik pada
tubuh teripang, misalnya terluka atau bahkan akan memangsanya. Sedangkan hewan penyaing
merugikan karena berkompetisi dalam hal perolehan pakan, ruang gerak, dan sebagainya.
Kerusakan fisik pada tubuh teripang karena serangan hama dapat menimbulkan penyakit. Luka
yang tidak segera diobati menjadi bertambah besar. Akibatnya, makin lama fisik teripang
semakin lemah. Untuk itu, pengobatan teripang yang terluka harus segera dilakukan dengan
merendamnya dalam larutan acriflauin 4 ppm atau methylen blue 4 ppm selama 0,5-1 jam.
Setelah diobati, teripang ditempatkan dalam bak penampungan selama 1-2 hari.
I. Panen
Pemungutan hasil atau panen dapat dilakukan setelah teripang mencapai ukuran pasar
(marketing size), yaitu berkisar antara 4 - 6 ekor per kg (berat basah). Untuk mendapat kan
ukuran ini biasanya teripang dipelihara selama 6 7 bulan dengan sint asan yang dicapai kurang
lebih 80 % dari total penebaran awal. Panen dilakukan pada pagi hari sewaktu air sedang surut
dan sebelum teripang membenamkan diri. Panen dapat dilakukan secara :
1) Panen selektif ialah dengan memilih teripang yang telah mencapai ukuran pasar dengan
berat rata-rata sekitar 200 g/ekor.
2) Panen total ialah dengan memungut semua teripang dari areal budidaya, kemudian
dilakukan seleksi menurut ukuran.
Sebelum dipasarkan, teripang terlebih dahulu diproses (diolah) agar diperoleh kualitas
produk yang memenuhi standar pasar. Beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengolahan
teripang hingga siap untuk dipasarkan adalah sebagai berikut :
1) Teripang hasil panen dicuci terlebih dahulu dengan air bersih, kemudian direndam
dengan air campuran daun pepaya selama kurang lebih 15 menit.
Perendaman ini
dimaksudkan untuk melarutkan zat kapur pada bagian kulit luar teripang.
2) Teripang yang sudah direndam dengan air campuran daun pepaya dibersihkan dengan
cara mengelupas kulit bagian luarnya (zat kapur).
3) Selanjutnya teripang di rebus sampai mendidih selama 1 jam, lalu didinginkansambil
ditiriskan airnya.
4) Setelah dingin, teripang di belah pada bagian abdomennya untuk mengeluarkan isi
perutnya. Pada saat pembedahan diusahakan agar tidak banyak melukai otot-otot bagian
tubuh teripang.
5) Setelah isi perut dikeluarkan, maka teripang siap untuk dipanggang dengan cara
pengapasapan hingga kering.
6) Lama pengasapan berkisar antara 3 5 jam, setelah itu teripang diikat agar bekas
pembedahan pada bagian abdomen tertutup kembali.
7) Teripang yang sudah diikat siap untuk di packing dan dalam proses pengemasannya perlu
diperhatikan beberapa hal seperti, bahan pembungkus harus bersih, kering dan tidak
mudah sobek.
Selain teripang asap, beberapa jenis olahan teripang lainnya adalah sebagai berikut :
1) Teripang Kaleng
Salah satu bentuk pengolahan teripang yang dapat dilakukan adalah teripang kaleng.
Pada prinsipnya, proses yang digunakan sama dengan proses pengalengan ikan. Hanya
dalam pengalengan teripang ini tetap dibedakan dalam penyediaan bahan baku teripang
yang akan dikalengkan yaitu berbeda berdasarkan jenis teripang.
2) Kerupuk teripang