Anda di halaman 1dari 19

STK Bongkar Kepalsuan Pendidikan Indonesia Yogya, Bernas Keputusan pemerintah untuk memberikan surat tanda kelulusan (STK)

hanya kepada siswa yang memenuhi kriteria kelulusan dalam ujian akhir nasional (UAN) mendatang, merupakan shock therapy bagi dunia pendidikan ndonesia! Kebijakan itu sekaligus menunjukkan keberanian pemerintah untuk mengubah wajah pendidikan ndonesia yang selama ini dibalut kepalsuan! "al itu dikatakan #ektor Uni$ersitas Negeri %ogyakarta (UN%) &ro' Suyanto ()d &h*, dalam pertemuan pers di #uang Sidang #ektorat UN%, #abu (+,-.)! /Siapa bilang STK masih terlalu dini untuk diberlakukan0 ni malah sudah terlambat lima tahun! (akanya, harus ada yang berani untuk melakukan perubahan dalam dunia pendidikan! Tidak boleh ada status 1uo dalam dunia pendidikan! Sudah saatnya pendidikan ndonesia bicara tentang kualitas, dan bukan sekadar 'ormalitas,/ kata #ektor! STK, seperti telah diatur dalam Surat Keputusan (enteri &endidikan Nasional No ,23-U-4,,+ tertanggal 3 5ebruari 4,,+, justru akan menyadarkan masyarakat untuk bersikap realistis dalam memahami penyelenggaraan dan pencapaian pendidikan di ndonesia! /6anyak sudah yang menjadi saksi palsu dunia pendidikan ndonesia! Nilai rapor dikatrol agar bisa lulus! Nilai )btanas (urni (N)() (atematika disulap agar bisa tinggi, padahal rata7 rata N)( (atematika nasional memang hanya .,8! ni kan ndak bener! 6anyak guru yang mengeluhkan hal ini,/ kata #ektor, yang juga menjadi &anja #UU Sisdiknas! #ektor tidak sependapat dengan sejumlah kekhawatiran yang kini berkembang dalam masyarakat, jika STK benar7benar diberlakukan! *i antaranya, bahwa STK akan mematikan kesempatan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi karena mereka hanya mengantongi surat tanda tamat belajar (STT6)! 6ahwa STK akan membuat perguruan tinggi swasta (&TS) kelabakan karena tidak berhasil menjaring calon mahasiswa! /Apanya yang dikhawatirkan0 *aya tampung &TN itu hanya 28 persen dari total lulusan S(U-(A-S(K! Sementara prediksi yang tidak lulus pada tahun ini adalah 48 persen! Artinya, kekhawatiran itu sangat tidak beralasan,/ ujar #ektor! (engutip pernyataan (endiknas (alik 5ajar dalam sebuah kesempatan di (alang, beberapa waktu lalu, #ektor mengatakan, bahwa sistem dan konsep pendidikan sesungguhnya tidak didisain secara rigid (kaku)! Karena itu, perguruan tinggi tetap dapat menerima para lulusan S(U-(A-S(K sebagai calon mahasiswa baru, meskipun mereka hanya memegang STT6 dan tidak mengantongi STK! /(ereka itu tetap bisa diterima, dengan syarat kepada mereka harus diberikan sejumlah materi matrikulasi untuk mengejar ketertinggalan! 9agipula, kalau &TS sampai tidak mendapat mahasiswa, itu bukan karena 'aktor STK! &asti ada 'aktor lainnya, seperti mungkin karena mereka memang tidak tertarik untuk menda'tar ke &TS itu,/ papar #ektor! Memburuk *i bagian lain, #ektor UN% mengakui bahwa kualitas sumberdaya manusia (S*() ndonesia semakin mengkhawatirkan! 6ahkan dalam lima tahun terakhir, mutunya

cenderung memburuk! *ari 23+ negara di dunia, ndonesia menduduki peringkat ke 22, sebagai negara dengan kualitas S*( buruk! /(au tahu sebabnya0 ni lebih karena pemerintah kita memang tidak mempunyai political will untuk memajukan sektor pendidikan di ndonesia,/ kata #ektor! &aparan data yang diterimanya dari Komisi : *&# # menyebutkan, bahwa hampir 38 persen anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk pendidikan ternyata justru diserap oleh pendidikan kedinasan! &ada tahun anggaran 4,,+, dana pendidikan yang dialokasikan untuk pendidikan kedinasan mencapai #p 8,,3 triliun atau sebesar 3.,; persen dari total anggaran pendidikan! *ari jumlah tersebut, #p +, triliun dialokasikan untuk gaji pegawai! Sekadar perbandingan, alokasi gaji untuk non kedinasan hanya #p ,,. triliun! &adahal jumlah guru yang bernaung di bawah non kedinasan mencapai + juta orang! /Sudah pemerintahnya seperti itu, masyarakatnya juga tidak pro pendidikan! &artisipasi mereka hanya 22 persen saja, dan itu ditunjukkan dengan kesadaran yang rendah untuk berin$estasi dalam bidang pendidikan! (akanya, sekalipun sulit partisipasi itu akan diupayakan untuk ditingkatkan menjadi 4, persen! (asak, beli rokok #p 3!,,, per bungkis bisa, tapi beli telur untuk tambahan gi<i bagi anak7anaknya ndak mau! 6enar ndak0 (asak belanja kosmetik lebih penting ketimbang buku anak7anaknya,/ kata #ektor! (idt)

SUA#A &)(6A#UAN *A 9% Revolusi di unia Pendidikan Indonesia Oleh ! Riberu # S S multidimensional yang melanda ndonesia membuka mata kita terhadap mutu sumber daya manusia (S*() kita, dan dengan sendirinya juga terhadap mutu pendidikan yang menghasilkan S*( itu! 5aktor penyebab krisis memang kompleks, tapi penyebab utama adalah S*( kita yang kurang bermutu! S*( kita belum cukup pro'esional, belum memiliki keterampilan managerial yang andal! *an yang paling merisaukan S*( kita sering bertindak tanpa moralitas! (enurut (* (4,,,) ndonesia menduduki peringkat ke7.8 (dari .3 negara) dalam hal daya saing! &adahal Singapura berada pada posisi no!4 dan (alaysia serta Thailand masing7masing pada urutan ke748 dan ke74+! *aya saing ditentukan oleh mutu S*(! *itinjau dari segi mutu S*(, ndonesia menduduki peringkat .;! S*( ndonesia ternyata kurang menguasai sains dan teknologi, dan kurang mampu secara manajerial! *alam kedua hal ini ndonesia mendapat nomor urut .4 dan ..! &enelitian lain mengungkapkan, produkti$itas S*( ndonesia rendah, karena kurang percaya diri, kurang kompetiti', kurang kreati' dan sulit berprakarsa sendiri (=selfstarter, N drus > T* 2???)! "al itu disebabkan oleh sistem pendidikan yang top down, dan yang tidak mengembangkan ino$asi dan kreati$itas!

*i samping itu, semua kita harus malu karena banyak pusat kajian menggolongkan ndonesia pada kelas amat wahid dalam hal korupsi! Korupsi berkaitan dengan penyalahgunaan kewenangan, dengan kebohongan, ketidakjujuran, bahkan dengan ketidakadilan dan pemerasan! Semua itu tanda7tanda kemerosotan bahkan kebejatan moral! Tidak adil apabila kita hanya mempersalahkan dunia pendidikan! Karena kemerosotan turut dipengaruhi oleh 'aktor lingkungan, khususnya media massa! Namun, tetap benar institusi yang ex officio bertanggung jawab terhadap pembinaan S*( adalah dunia pendidikan! @leh sebab itu, penting sekali negara berkembang seperti ndonesia mengikuti nasihat peneliti (c*ougallA invest in man not in plan! Supaya in$estasi dalam pengembangan manusia dapat berhasil, kita harus mengatur kembali dunia pendidikan kita, bukan secara tambal sulam melainkan secara menyeluruh dan mendasar! Kita membutuhkan satu re$olusi di bidang pendidikan! Kita harus menjungkirbalikan paham dan nilai yang ada, dan menggeser serta mengubah paradigma yang keliru! Bela"ar untuk #pa$ &ada tempat pertama semua kegiatan pendidikan harus diarahkan dengan jelas dan tegas kepada tujuan pendidikan! Kita belajar bukan untuk sekolah (non scholae) tetapi untuk hidup (sed vitae discimus)! Sistem pendidikan di ndonesia sudah mengubah sama sekali adagium kuno ini! Kita belajar bukan untuk hidup melainkan untuk sekolah! Sekolah menentukan kurikulum dan silabus! Sekolah menentukan metode belajar7mengajar! Sekolah menentukan ulangan, ujian, kelulusan, wisuda sampai dengan pakaian (bahkan sepatu) seragam! Sekolah menentukan uang pangkal, uang sekolah, sumbangan ini dan itu! (asyarakat mengikuti apa yang ditentukan sekolah, tanpa mempertanyakan secara kritis apa man'aat semuanya itu, ditinjau dari segi pencapaian tujuan pendidikan! 6anyak hal yang ditentukan sekolah merupakan ritus hampa ( $an llich), yang sama sekali tidak berkaitan dengan tujuan pendidikan! Ambillah sebagai contoh mata ajaran &endidikan Agama (dapat ditambah dengan &. dahulu dan 6udi &ekerti)! *ua jam per pekan, sekian puluh jam per tahun, sekian ratus jam per jenjang sekolah! Tetapi hasilnya0 (engecewakanB Kita memperoleh sekian banyak orang yang menghapal dan mungkin juga memahami ajaran dan tradisi keagamaannya, tetapi sama sekali tidak menjalankannya di dalam hidupnya! &adahal tujuan pendidikan agama bukannya penumpukan pengetahuan tentang agama melainkan pembinaan sikap dan perilaku seorang beriman sejati! Tujuan ini dapat tercapai tanpa menjejalkan sekian banyak pengetahuan ke dalam benak (atau bahkan ingatanB) murid!

6erkaitan dengan tujuan pendidikan paradigma lama terlalu abstrak dan kurang /operasional/! a harus lebih dikonkritkan! Tujuan pendidikan adalah kepribadian mandiri, yang mampu menata kehidupan dan penghidupannya di dalam sikon hidup konkrit dan kontemporer! Kemampuan menata kehidupan dan penghidupan diperoleh karena murid menguasai satu atau satu jenis pekerjaan sebagai sumber na'kah! *engan demikian ia dapat memasuki pasar kerja atau menciptakan lapangan kerjanya sendiri! (enguasai satu-satu jenis pekerjaan merupakan tujuan penting yang tidak boleh diabaikan! Sistem pendidikan memang tidak berkewajiban mencari atau memberikan lapangan kerja kepada murid! Akan tetapi ia berkewajiban mempersiapkan murid untuk memasuki lapangan kerja tertentu atau menciptakan lapangan kerjanya sendiri! Keterkaitan antara pasar kerja dan pendidikan merupakan masalah besar yang harus ditanggapi secara serius! Tiap hari koran7koran menawarkan berbagai lapangan kerja! Tetapi para pelamar /mundur teratur/, karena merasa tidak sanggup memenuhi persyaratan yang dituntut! Sekolah sama sekali tidak menyiapkan mereka untuk itu! Sekolah tidak merasa perlu mendidik orang yang 'asih berbahasa nggris, padahal banyak iklan menuntutA fluent in English! (asyarakat modern membutuhkan orang7orang yang melek komputer! Sekolah merasa sudah puas dengan manusia melek huru', penguasaan komputer menjadi urusan /kursus7kursus/! Sebaliknya ada hal7hal yang tidak perlu, tetapi karena masih tercantum dalam kurikulum tetap diajarkan! Akademi Sekretaris misalnya masih sangat mengutamakan penguasaan Steno Karundeng, padahal alat perekam sudah menggeser kedudukan Steno! Semua itu menunjukkan bahwa paradigma lamaA pendidikan sebagai penyalur dan pengawet kebudayaan sangat diperhatikan, sedangkan paradigma pendidikan sebagai agen perubahan dan modernisasi, diabaikan! Kemampuan menata kehidupan dan penghidupan diterapkan bukan di wilayah tak bertuan, melainkan di dalam sikon konkret di ndonesia! Sikon itu tidak sama dan tidak seragam dari Sabang sampai (erauke! Ada keanekaan tantangan situasi hidup konkrit di wilayah ndonesia yang begitu luas dan ber$ariasi! Tiap wilayah-daerah memiliki ciri khas! >iri itu dapat dikaitkan dengan keadaan geogra'is dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya! Ada wilayah agraris lahan kering, ada wilayah agraris lahan basahC ada wilayah maritim dengan berbagai kekayaannyaC ada wilayah industri ringan-berat, industri pariwisata dan lain7lain! Selain keanekaan wilayah ada lagi $ariasi besar kemajuan yang telah diraih tiap wilayah! Ada wilayah yang baru keluar dari <aman batu atau pola hidup normal dengan ekonomi barterC ada yang sudah di tengah budaya industri bahkan pascaindustri! *an di mana7 mana sudah terasa trend globalisasi dengan pengaruh iptek dan teknologi! Situasi yang berbeda7beda mengakibatkan tuntutan dan kebutuhan yang berbeda7beda pula!

Sebab itu harus dikembangkan $ariasi yang seluas7luasnya di dalam penataan pendidikan dan pengajaran! Ada $ariasi kurikulum, $ariasi metode mengajar7belajar, $ariasi jenis sekolah dengan $ariasi pengetahuan dan keterampilan yang dialihkan! *i samping itu, semua harus diperhatikan juga tuntutan globalisasi dengan trend iptek yang makin mendunia! ni semua mewajibkan kita meninggalkan paradigma pola tunggal dan uni'orm! Keb%inekaan Kita wajib mengusahakan kebhinekaan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan yang berbeda7beda! Untuk menghadapi tantangan yang berbeda7beda demikian pula trend masa depan, wajib dibuat semacam analisis swot, sehingga kita mendapat peta keada7 an yang cukup realistik! 6erdasarkan analisis itu dibuat rencana induk pendidikan seluruh bangsa dan tiap wilayah! Temuan peneliti "ar$ard pada awal dasawarsa D,7an wajib dicermati! &enelitian longitudinal "oward Eardner cs menemukan bahwa keberhasilan seseorang di dalam hidup bukan ditentukan oleh F tetapi terlebih oleh )F, kecerdasan emosional dengan kompetisi inter7 dan intrapersonal! *i samping )F ada lagi kecerdasan lain yang berperan seperti SF dan AF! Kalau dunia pendidikan ingin membantu murid menata kehidupan dan penghidupan dengan berhasil, maka mata ajaran-pelatihan, proses pembelajaran dan interaksi di sekolah harus melowongkan waktu yang lebih banyak bagi pengembangan potensi7 potensi lain di luar F! Sekarang ini semua diarahkan kepada pengembangan kemampuan intelektual-akademis! Kemampuan lain kurang diperhatikan! &aradigma akademis harus didampingi dengan paradigma keterampilan hidup dalam berinteraksi dengan lingkungan alam dan masyarakat! Kecerdasan intelektual juga tidak boleh direndahkan menjadi kemampuan merekam dengan ingatan (seperti yang la<im terjadi sekarang ini), dan juga tidak boleh terbatas hanya kepada kemampuan berpikir logis persepti', dan logis kon$ergen! "arus diberdayakan kemampuan berpikir kritis, di$ergen, kreati' dan ino$ati'! "anya manusia ndonesia yang kritis dan kreati' dapat menghasilkan ino$asi di dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat bangsa! Kurikulum yang begitu padat masih menghantui para guru di sekolah7sekolah kita! Sejak beberapa waktu lalu sudah mulai diadakan perampingan kurikulum, dan belakangan ini orang berbicara tentang kompetisi dasar! Kita harus mengubah paradigma penumpukan materi dengan paradigma pemberdayaan potensi peserta didik! Sejalan dengan itu metode /sekolah dengar/ harus diganti dengan metode sekolah akti' yang mengutamakan swakarsa dan swakarya murid! %ang penting bukannya menjejalkan sebanyak mungkin materi ke dalam benak murid, melainkan memicu murid menggunakan potensi7potensinya, sehingga potensi itu berkembang! *engan kata lain pemberdayaan potensi jauh lebih penting daripada

pencekokan materi! Untuk itu materi diciutkan, sehingga tersedia lebih banyak waktu untuk melatih, memberdayakan potensi! Kompetisi yang paling dasar adalah kemampuan belajar sendiri! @leh sebab itu sebelum diajarkan berbagai ilmu, diajarkan lebih dulu cara belajar sendiri! Untuk itu, perlu dikembangkan metode pembelajaran yang disebut pola proses! &ola proses mengutamakan peserta didik sendiri meman'aatkan potensi dan pengetahuan yang dimilikinya untuk menghadapi sesuatu! Tidak terlalu berman'aat menerima dan menabung sejumlah pengetahuan yang disajikan /satu arah/ dari pihak guru! %ang lebih penting adalah mendorong murid dengan bahan yang terseleksi untuk mengerjakan sesuatu dengan potensinya! &ola penyajian bahan jadi yang tuntas harus diganti dengan pola pelontaran dan penyelesaian masalah (problem posing, problem solving)! Satu masalah yang dekat dengan hidup diangkat dan dipelajari serta dicarikan penyelesaiannya oleh para murid baik sendiri7sendiri maupun dalam kerjasama kelompok! *aya serap tidak lagi menjadi tuntutan utama! *aya tanggap peserta didik dan keterampilannya untuk menghadapi sesuatu harus menjadi 'okus proses pembelajaran! Kun&i 'tama (utu pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan mutu tenaga kependidikan, khususnya tenaga pengajar! "asil penelitian 9&TK se7 ndonesia seperti dilaporkan dalam (usyawarah Nasional 9&TK di 6andung (2??.) menunjukkan bahwa selama hampir dua dasawarsa terakhir, yang /memilih/ masuk K &-9&TK bukannya kelompok top ten melainkan bottom ten dari lulusan S(U, dengan perbedaan skor yang sangat signi'ikan antara pelamar! Uni$ersitas dan pelamar K &-9&TK! tu berarti bahwa pendidikan anak bangsa diserahkan kepada para pendidik yang mutunya tidak terlalu dapat dibanggakan! *apatkah kita membulatkan tekad untuk menjaring anak7anak bangsa terbaik untuk menjadi pendidik dan pengajar0 Kalau begitu harus ada pula kebijakan yang meningkatkan pamor dan status sosial para guru-pendidik! Gaminan kesejahteraan guru dan jaminan7jaminan sosial lain harus ditingkatkan, agar angkatan muda top ten juga berminat untuk menjadi pengajar-pendidik! Kecuali itu harus ada kebijakan yang jelas mengenai pendidikan guru! Kebijakan sekitar K &-9&TK yang kemudian dijadikan uni$ersitas menunjukkan bahwa kita tidak memiliki arah yang jelas! 6agaimanapun dari seorang pengajar dan pendidik dituntutA penguasaan materi ajaran, dan penguasaan pedagogik, didaktik dan metodologi pendidikan-pengajaran! &roses pembelajaran di lembaga pendidikan guru harus mengupayakan kedua hal ini secara imbang! (engingat tugas pendidik-pengajar bukan hanya mengasah otak, tetapi terutama membina kepribadian, maka mereka diharapkan memiliki kepribadian yang mantap dan menarik! Untuk itu diusulkan agar pendidikan guru dilaksanakan dalam asrama! &embinaan dalam kebersamaan satu asrama di bawah bimbingan pendidik yang

kompeten, diharapkan lebih ampuh menghasilkan tenaga yang berkepribadian! Sejarah pendidikan guru di masa lampau memang telah membuktikan hal ini! Akhirnya re$olusi pendidikan hanya dapat dilaksanakan apabila dunia pendidikan dibebaskan! &ara penyelenggara dan pengelola pendidikan harus dibebaskan dari cengkeraman etatisme yang berlebihan! Sekarang ini dunia pendidikan ditentukan hampir seluruhnya oleh Negara (=)tat, &rancis) dengan aparat birokrasinya! Tidak boleh dilupakan bahwa hak mendidik pada tempat pertama ada pada orang tua yang melahirkan anak dan kemudian pada masyarakat! "ak ini terlalu kurang diperhatikan! Semua diserahkan kepada negara dan pejabatnya! &enentuan kebijakan oleh Negara lebih memperhatikan aspek7aspek politis7administrati' daripada aspek pedagogis, psikologis dan metodologis! &enyelenggara dan pengelola pendidikan yang umumnya terhimpun dalam %ayasan &endidikan harus diberi kebebasan untuk berprakarsa dan mengupayakan pendidikan yang paling sesuai dengan tuntutan <aman! Negara menggoreskan kebijakan dan petunjuk umum, yang merupakan rambu7rambu penjamin hak7hak warga sehubungan dengan pendidikan! *i luar itu segala sesuatu diserahkan kepada kebijakan penyelenggara dan pengelola! (ereka akan menyusun rencana dan strategi untuk menyajikan pendidikan yang paling baik dan paling rele$an! Ada cukup banyak penyelenggara dan pengelola yang bermutu dan bertanggung jawab! Penilaian Mayarakat (ereka akan melaksanakan tugas mendidik dengan baik dan e'isien, apabila tidak terlalu dibatasi oleh ketetapan-keputusan penguasa (politisB)! &enyelenggara, pengelola, serta sekolah itu sendiri akan dinilai terus menerus oleh masyarakat berdasarkan mutu tamatannya! &enilaian ini lebih menjamin mutu yang sebenarnya dan bukannya mutu di lembar kertas resmi! Untuk meningkatkan peran masyarakat dianjurkan agar diadakan *ewan7dewan pendidikan daerah, sesuai dengan kesamaan kebutuhan-kepentingan! *ewan7dewan akan bermusyawarah sendiri7sendiri pada waktunya dan sesudah itu bersama7sama di tingkat nasional! %ang ditentukan secara nasional dijadikan acuan bersama! Karena yang ditentukan secara nasional turut dipertimbangkan oleh daerah, maka diharapkan agar kebutuhan dan kepentingan daerah sudah terakomodasi! *engan demikian paradigma top down kita gantikan dengan bottom up! *alam waktu dekat ndonesia akan memilih pemimpin nasionalnya! &enulis mengimbau pemimpin terpilih untuk mengambil langkah re$olusioner dengan membebaskan jenjang wajib belajar ? tahun dari segala pungutan biaya! Kebijakan ini sesuai dengan amanat UU Sisdiknas 4,,+ &asal +. Ayat (4) dan (+), dan lebih lagi sesuai dengan amanat &embukaan UU* yang mewajibkan negara mencerdaskan bangsa! Sekaligus &emerintah menjadi pelopor penegakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat ndonesia!

Karena de facto biaya sekolah yang mahal sudah turut memperlebar kesenjangan sosial, dan karena itu turut /menyemarakan/ ketidakadilan sosial! Ketidakadilan sosial akan terus terjadi apabila masih terjadi diskriminasi, karena kesempatan bersekolah (di sekolah yang bermutuB) tidak diberikan kepada semua! (aklum, melalui pendidikan yang baik manusia diberdayakan untuk memperbaiki nasibnya sendiri! H &enulis adalah &h* dalam lmu &endidikanC dosen emeritusU , Atma Gaya, dan berbagai

Indeks pendidikan Indonesia Menurun +2, 4,,3 &osted by 'ajarwisnu in Pendidikan. trackback &embangunan &endidikan Nama negara seperti (alta, Armenia, Santa 9ucia, atau (auritius tidak terlalu akrab dengan telinga kita! Kalaupun ada yang pernah mendengar, boleh jadi tidak mengetahui di belahan bumi manakah negara7negara IkecilJ tersebut berada! 6agaimana bentuk pemerintahannya pun, mungkin kita menerka7nerka! Akan tetapi, jangan terlalu menganggap remeh! Sebab, negara7negara IkecilJ itu ternyata memiliki kualitas pendidikan lebih baik daripada negara yang jumlah penduduknya besar seperti ndonesia! Kenyataan ini tergambar dalam ndeks &embangunan &endidikan atau )* ()ducation *e$elopment ndeK) yang terdapat pada laporan )5A ()ducation 5or All) yang dipublikasikan dalam Elobal (onitoring #eport 4,,D! 9aporan E(# dikeluarkan @rganisasi &endidikan, lmu &engetahuan, dan Kebudayaan &erserikatan 6angsa76angsa (UN)S>@) setiap tahun yang berisi hasil pemonitoran reguler pendidikan dunia! ndeks pendidikan ini dibuat dengan mengacu pada enam tujuan pendidikan )5A yang disusun dalam pertemuan pendidikan global di *akar, Senegal, tahun 4,,,! *alam laporan terakhir yang dipublikasikan pada No$ember 4,,3, )* mengompilasi data pendidikan dari 24? negara di seluruh dunia! ndeks ini dibuat dengan membagi tiga kategori penilaian, yaitu nilai )* tinggi, sedang, dan rendah! &ada E(# kali ini, ndonesia tetap berada pada )* kategori sedang bersama 8+ negara lainnya! Total nilai )* diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian,

yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huru' pada usia 28 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan jender, dan angka bertahan siswa hingga kelas 8 sekolah dasar (S*)! Posisi Indonesia (engetahui posisi ndonesia di dunia mungkin tidak harus membandingkannya dengan negara7negara yang secara geogra'is letaknya jauh seperti di atas! >ukup dengan melihat posisinya di antara sesama negara Asia Tenggara! "asil indeks pembangunan pendidikan terakhir ternyata menunjukkan adanya pergeseran posisi ndonesia dan (alaysia! Gika pada tahun7 tahun sebelumnya peringkat ndonesia selalu berada di atas (alaysia, kali ini terjadi perbedaan hasil! *alam laporan yang dipublikasikan No$ember lalu itu, posisi (alaysia melonjak enam tingkat dari peringkat ;4 menjadi 8;! Sebaliknya, peringkat ndonesia turun dari posisi 8D menjadi ;4! Nilai total )* yang diperoleh ndonesia juga turun ,,,,+ poin, dari ,,?+D menjadi ,,?+8! Sementara itu, (alaysia berhasil meraih total nilai ,,?.8, atau naik ,,,22 poin dari tahun sebelumnya! *alam penghitungan kali ini, (alaysia berhasil menaikkan poin pada tiga komponen penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huru' pada usia 28 tahun ke atas, dan angka partisipasi menurut kesetaraan jender! Adapun kategori angka bertahan kelas 8 S* memperoleh nilai sama dengan tahun sebelumnya! ndonesia hanya berhasil menaikkan poin pada angka bertahan kelas 8 S* sebesar ,,,,. poin! Adapun pada kategori lain, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar dan angka partisipasi menurut kesetaraan jender, poinnya justru turun sebesar ,,,,3 poin! Sedangkan angka melek huru' berhasil mempertahankan skor yang sama dengan tahun sebelumnya! Sistem penilaian )* juga membagi tiga kategori skor, yaitu kelompok negara dengan indeks pendidikan tinggi (,,?8, ke atas), sedang (,,D,, sampai di bawah ,,?8,), dan rendah (di bawah ,,D,,)! &ada pembagian ini tercatat enam negara Asia Tenggara, yaitu ndonesia, (alaysia, 5ilipina, :ietnam, (yanmar, dan Kamboja, berada di kelompok negara dengan kategori )* sedang! Sementara 6runei *arussalam yang baru tahun ini masuk dalam penilaian berada di kelompok negara dengan indeks pembangunan pendidikan tinggi!

Negara Asia Tenggara lain, yaitu 9aos, hingga saat ini masih termasuk dalam kelompok negara dengan indeks pembangunan pendidikan rendah! Khusus untuk Singapura dan Thailand tidak tercatat dalam penilaian sehingga tidak dapat dibandingkan! Satu hal yang patut dicatat, tahun ini (alaysia berhasil meraih poin ,,?.8, atau hanya butuh ,,,,8 poin lagi untuk masuk ke kelompok negara dengan indeks pendidikan tinggi! Sedangkan ndonesia sedikitnya membutuhkan ,,,28 poin lagi untuk masuk dalam kategori )* tinggi! tu pun jika tahun depan tidak lagi terjadi penurunan seperti tahun ini! Gika mengamati perolehan total skor indeks pendidikan selama empat tahun, yaitu antara tahun 4,,2 dan 4,,8, terlihat hanya (yanmar dan Kamboja yang menunjukkan peningkatan setiap tahun! 6ahkan, pada tahun 4,,8 terjadi lompatan posisi Kamboja dengan berhasil masuk ke kelompok )* medium (sedang) dari tahun7tahun sebelumnya di kelompok negara ber7)* rendah! Seperti juga (alaysia, pada tahun tersebut hampir semua nilai komponen dalam indeks pendidikan Kamboja meningkat! "anya angka melek huru' yang stagnan, sama dengan tahun sebelumnya! Kenaikan poin setiap tahun sebenarnya terjadi juga pada (alaysia, khususnya periode 4,,474,,8! Untuk tahun 4,,2, (alaysia belum tercatat dalam pengukuran indeks pembangunan pendidikan dunia! (engenai posisi ndonesia di )5A kali ini, (enteri &endidikan Nasional 6ambang Sudibyo mengatakan, penurunan peringkat pencapaian )5A di UN)S>@ itu tidak perlu dibesar7besarkan! &asalnya, peningkatan kualitas pendidikan di ndonesia sudah mulai diakui negara lain! I(edia massa jangan mencari yang jelek7jelek saja dalam pencapaian re'ormasi pendidikan di ndonesia! Secara kualitas, pendidikan ndonesia sudah mengalami lompatan yang luar biasa! (eskipun masih masuk kategori yang perekonomiannya menengah, ndonesia memberanikan diri mengikuti program penilaian & SA atau &rogramme 'or nternational Assessement! Setidaknya ndonesia berani ikut penilaian dengan +, negara industri maju,J kata 6ambang! Untuk menindaklanjuti hasil e$aluasi UN)S>@ terhadap pencapaian )5A 4,28, tanggal 2272+ *esember lalu diadakan pertemuan e$aluasi pertengahan pencapaian )5A! &ertemuan dihadiri pemimpin negara, lembaga donor, dan lembaga internasional lainnya! )$aluasi ini menolong negara yang berkomitmen mewujudkan pencapaian )5A sehingga masing7masing negara menjadi tahu bagaimana posisinya dalam pencapaian pendidikan

dasar, yang umumnya masih jauh dari target )5A 4,28! Kelemahan pencapaian umumnya terlihat di pencapaian pendidikan dasar dan pendanaan! *alam peningkatan kualitas pendidikan, ada tiga kebijakan yang ditekankan! &ertama, negara7negara harus mengembangkan kebijakan untuk melatih dan merekrut sebanyak7 banyaknya guru S* dengan memerhatikan perkembangan karier mereka! Kedua, melakukan pendekatan komprehensi' dengan ber'okus pada kurikulum, pedagogi, persamaan jender, bahasa pengantar, buku teks, dan 'asilitas yang layak! Ketiga, adanya kebijakan untuk menyiapkan anak7anak siap belajar, caranya dengan meningkatkan partisipasi pendidikan anak usia dini serta akses kesehatan dan gi<i di sekolah! (Kompas)

e&ember (), )**+ Peringkat Pendidikan Turun dari ,- ke .) Oleh Moh. Yamin *alam laporan 6adan &erserikatan 6angsa76angsa (&66) untuk bidang pendidikan, United Nation )ducational, Scienti'ic, and >ultural @rgani<ation (UN)S>@), yang dirilis pada Kamis (4?-22-,3) menunjukkan, peringkat ndonesia dalam hal pendidikan turun dari 8D menjadi ;4 di antara 2+, negara di dunia! %ang jelas, education de$elopment indeK ()* ) ndonesia adalah ,!?+8, di bawah (alaysia (,!?.8) dan 6runei *arussalam (,!?;8)! (au tidak mau, itu mengilustrasikan bahwa kualitas pendidikan kita pun semakin dipertanyakan! Sebab, tingkat pendidikan ndonesia kian melorot! Alih7alih akan mencerdaskan kehidupan bangsa, itu hanya sebuah utopia! 9alu siapa yang harus disalahkan0 Kita harus banyak introspeksi! Saya juga tidak bisa menyalahkan pemerintah seratus persen, kendati pemerintah tetap harus bertanggung jawab atas malapetaka tersebut! Ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengapa kualitas pendidikan kita bernasib sedemikian tragis! &ertama, kondisi pemerintah yang sangat kental politis punya peran penting serta signi'ikan untuk memperkeruh keadaan! Tatkala keadaan pemerintah berpolitis, itu akan menyebabkan atmos'er pendidikan labil, sebut saja dalam hal kebijakan pendidikan yang dilahirkan pemerintah!

Sebab, gerbong pemerintah ditarik dua kekuatan besar tak terlihat (in$isibile big power) dengan kepentingan politik berbeda saat menentukan sebuah keputusan politik pendidikan tertentu! *iakui atau tidak, itu realitas politik di depan hidung kita semua! Karena itu, wajar pendidikan selalu berada dalam rangkulan kepentingan politik tertentu! Aroma /politik pendidikan penguasa/ sangat lekat dalam dunia pendidikan! Untuk melepaskan hal tersebut, ibarat panggang jauh dari api! Kedua, kondisi keuangan negara yang sangat sedikit bisa memperburuk dunia pendidikan! Sebab, minimnya dana akan menghambat pembangunan pendidikan dalam segala hal, baik in'rastruktur maupun suprastruktur! (iskinnya dana dalam dunia pendidikan akan membuat bangunan7bangunan sekolah dan 'asilitas pendidikan lain tidak bisa digarap dengan sedemikian maksimal serta optimal! *engan demikian, kondisi ironis itu pun sangat muskil akan menyegerakan tercapainya pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa secara merata! Gustru, yang terjadi adalah kemiskinan pendidikan yang mengglobal di ibu pertiwi ini akan membumi! Akibatnya, rakyat tetap buta huru' dan begitu seterusnya! Gangan harap pula, kita bisa menjadi bangsa maju! %ang pasti, tidak adanya anggaran cukup dan besar dari pemerintah pusat maupun daerah dalam bentuk anggaran pendapatan belanja negara (A&6N) serta anggaran pendapatan belanja daerah (A&6*) sangat memicu gagalnya pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan, termasuk dalam agenda (illineum *e$elopment Eoals ((*Es)C cerdas, pintar, terampil, dan seterusnya! Ketiga, kondisi kota maupun kabupaten dengan sumber daya manusia (S*() yang terbatas sangat memberikan e'ek buruk bagi mandeknya pembangunan pendidikan! Sebab, adanya S*( menjadi kata kunci bagi keberhasilan sekian banyak agenda pendidikan di daerah! 9ogikanya adalah bagaimana kota dan kabupaten akan bisa melakukan pembangunan pendidikan, sementara para pejabat dan aparat terkait di daerah tidak memiliki kemampuan7kemampuan tertentu dalam bidang yang diembannya! #oda pembangunan pendidikan yang bisa berjalan dinamis dan konstrukti' menjadi bentuk untuk menjawab tamparan keras UN)S>@ terhadap pendidikan ndonesia! &ertama, kepemimpinan yang kuat sangat diharapkan bisa diwujudkan secara praksis dan konkret! Susilo 6ambang %udhoyono (S6%) sebagai nakhoda kapal ndonesia harus tegas dalam mengambil sebuah kebijakan politik pendidikan! Gangan mau diinter$ensi pihak7pihak tertentu yang coba menggodanya! )tos kerja tinggi, komitmen politik, dan tanggung jawab politik sebagai pengemban amanat rakyat untuk memajukan dunia pendidikan sangat dibutuhkan secara nyata! Kedua, tata kelola pemerintahan yang baik harus bisa dijalankan secara sinergis dan komplementer! /The right man on the right place/ menjadi pintu utama untuk

menyukseskan program pendidikan yang mencerdaskan! Kerja sama politik yang baik di banyak elite lapis diperlukan secara praksis! Ketiga, partisipasi semua pihak juga wajib hadir dalam konteks mendukung program7 program pendidikan yang mencerdaskan! Semua lapisan masyarakat ditagih untuk ikut akti' dalam pengembangan dan pemajuan dunia pendidikan! Keempat, memunculkan sikap sadar terhadap persoalan7persoalan pendidikan harus pula dilakukan semua lapisan masyarakat! Sebab, pendidikan itu bukan hanya milik segelintir orang an sich, tetapi milik seluruh rakyat ndonesia dari Sabang sampai (erauke! (oh! %amin, sta' peneliti pada 5K & Uni$ersitas slam (alang Sumber : jawa pos dotcom TagsA jawa pos, (oh! %amin, &endidikan ndonesia 5iled under &endidikan, 6log by "asan

Kualitas Pendidikan Indonesia Memperi%atinkan Lritten by (uhammad Sya'ii Lednesday, ,3 No$ember 4,,3 Ba%rudin/ 0Kulitas Renda% Karena Potensi #nak Tidak Perna% igali0 !ombang M &endidikan ndonesia semakin hari kualitasnya makin rendah! 6erdasarkan Sur$ey United Nations )ducational, Scienti'ic and >ultural @rgani<ation (UN)S>@), terhadap kualitas pendidikan di Negara7negara berkembang di asia paci'ic, ndonesia menempati peringkat 2, dari 2. negara! Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada le$el 2. dari 2. negara berkembang! 6ahruddin (.4), *irektur S(& Alternati' Forriyah Toyyibah Salatiga Gawa Tengah mengatakan, salah satu 'aktor rendahnya kualitas pendidikan di ndonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak! &ara pendidik seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya! Ikelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan

potensi para siswa,J ujarnya saat lokakarya analisa masalah pendidikan yang digelar oleh 9embaga Kajian dan &engembangan Sumberdaya (anusia M NU Gombang! (enurut 6ahruddin, pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu! a mengatakan, proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreati'! Iitu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya ber'ikir anak tidak bisa diarahkan,J jelas pria berputra dua ini! Selain kurang kreati'nya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram! Kurikulum hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat! 9ebih parah lagi, pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreati'! Jini salahnya, kurikulum dibuat di Gakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah! Gadinya, para lulusan hanya pintar cari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas!J Kata 6ahruddin di Aula K&# Karya Sehat! 9ebih lanjut ia mengatakan, kualitas pendidikan ndonesia sangat memprihatinkan! 6erdasarkan analisa dari badan pendidikan dunia (UN)S>@), kualitas para guru ndonesia menempati peringkat terakhir dari 2. negara berkembang di Asia &aci'ik! &osisi tersebut menempatkan negeri agraris ini dibawah :ietnam yang negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu! Sedangkan untuk kemampuan membaca, indonesia berada pada peringkat +? dari .4 negara berkembang di dunia! I9emahnya input 1uality, kualitas guru kita ada diperingkat 2. dari 2. negara berkembang! ni juga kesalahan negara yang tidak serius untuk meningkatkan kualitas pendidikan,J ujarnya jumat (4-22) siang! ((s)

'1I# P21 I IK#1 I1 312SI# KRITIS N Kamis, 2, Ganuari 4,,D O !2.? pembaca O 4!?2D byte P Semarang, *unia pendidikan ndonesia saat ini berada pada titik kritis! &enyebab utamanya adalah kekeliruan dalam menata kebijakan dan sistem pedagogis! Kondisi ini akan semakin

memburuk dan memprihatinkan bila hingga tahun 4,,. tidak ada pembenahan yang signi'ikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di ndonesia! Keprihatinan ini disampai7kan (enteri &endidikan Nasio7nal ((endiknas) Abdul (alik 5adjar seusai melantik #ektor Uni$ersitas Negeri Semarang (Unnes) *rs AT Soegito S" (( di Semarang, Sabtu (28-;), menggantikan *rs #asdi )kosiswoyo (Sc! Selain menghadiri pelantikan #ektor Unnes, pada hari yang sama, (endiknas juga menghadiri pelantikan kembali &ro' r )ko 6udihardjo (Sc sebagai #ektor Uni$ersitas *iponegoro (Undip) di Auditorium mam 6ardjo, Undip! (alik menambahkan, terpuruknya pendidikan ndonesia terbukti dengan buruknya peringkat mutu pendidikan ndonesia di Asia maupun di dunia! *i tingkat dunia, peringkat mutu pendidikan ndonesia menduduki nomor 2,4! / ni sangat memprihatinkan dan membuat jajaran pendidikan ndonesia harus segera membenahinya,/ ujar (alik! (alik menegaskan, salah satu 'aktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di ndonesia adalah terputusnya dunia pendidikan dengan kepentingan masyarakat luas! Untuk itu, ia mengimbau agar perguruan tinggi mampu menjembatani antara kepentingan masyarakat dengan dunia pendidikan! /&erguruan tinggi jangan hanya besar karena jajaran gedung dan ketersediaan jumlah sarana dan prasarananya saja, tetapi harus bisa mencetak lulusan yang bisa diman'aatkan masyarakat melalui getaran7getaran akademik yang sehat,/ jelasnya! *ia menambahkan, pembenahan dunia pendidikan ndonesia harus dimulai sejak tingkat S*, sebab S* merupakan basis pendidikan yang paling mendasar! Kekurangan guru &ada bagian lain (alik mengatakan, saat ini ndonesia kekurangan tenaga guru pada semua tingkatan pendidikan di berbagai tempat! *iperkirakan kekurangan guru mencapai 4,,!,,, orang! Kekurangan tenaga guru ini akibat adanya kebijakan pemerintah <ero growth yang berlaku sejak tahun 2??,! /&erlu ada terobosan untuk mengangkat guru kontrak! Euru kontrak itu bisa dari guru wiyata bakti atau orang7orang yang memiliki kemampuan untuk menjadi guru,/ ujarnya! (alik mengatakan, kekurangan guru ini disebabkan oleh pengangkatan guru yang tidak merata! Terlebih di era otonomi daerah, semua wewenang pengangkatan guru berada di pemerintah kabupaten- kota! Akibatnya, pengangkatan guru menjadi tidak seimbang! Artinya, antara jumlah guru pensiun dengan yang menggantinya tidak seimbang! >ontohnya, dari 2, guru yang pensiun, yang menggantikan atau diangkat hanya dua orang! (engenai pembiayaan, tambah (alik, pemerintah pusat akan membantu pembiayaan honor guru kontrak itu! /&erkiraan sementara, kalau satu guru mendapat honor #p 4,,!,,, atau #p 48,!,,, per bulan, lalu dikalikan dengan 4,,!,,, tenaga,/ ujar (alik! (kompas)

Indeks Pendidikan Indonesia Modern &embangunan &endidikan (Kompas +2-2474,,3) ndeks &endidikan ndonesia (enurun

Nama negara seperti (alta, Armenia, Santa 9ucia, atau (auritius tidak terlalu akrab dengan telinga kita! Kalaupun ada yang pernah mendengar, boleh jadi tidak mengetahui di belahan bumi manakah negara7negara /kecil/ tersebut berada! 6agaimana bentuk pemerintahannya pun, mungkin kita menerka7nerka! Akan tetapi, jangan terlalu menganggap remeh! Sebab, negara7negara /kecil/ itu ternyata memiliki kualitas pendidikan lebih baik daripada negara yang jumlah penduduknya besar seperti ndonesia! Kenyataan ini tergambar dalam ndeks &embangunan &endidikan atau )* ()ducation *e$elopment ndeK) yang terdapat pada laporan )5A ()ducation 5or All) yang dipublikasikan dalam Elobal (onitoring #eport 4,,D! 9aporan E(# dikeluarkan @rganisasi &endidikan, lmu &engetahuan, dan Kebudayaan &erserikatan 6angsa76angsa (UN)S>@) setiap tahun yang berisi hasil pemonitoran reguler pendidikan dunia! ndeks pendidikan ini dibuat dengan mengacu pada enam tujuan pendidikan )5A yang disusun dalam pertemuan pendidikan global di *akar, Senegal, tahun 4,,,! *alam laporan terakhir yang dipublikasikan pada No$ember 4,,3, )* mengompilasi data pendidikan dari 24? negara di seluruh dunia! ndeks ini dibuat dengan membagi tiga kategori penilaian, yaitu nilai )* tinggi, sedang, dan rendah! &ada E(# kali ini, ndonesia tetap berada pada )* kategori sedang bersama 8+ negara lainnya! Total nilai )* diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huru' pada usia 28 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan jender, dan angka bertahan siswa hingga kelas 8 sekolah dasar (S*)! &osisi ndonesia (engetahui posisi ndonesia di dunia mungkin tidak harus membandingkannya dengan negara7negara yang secara geogra'is letaknya jauh seperti di atas! >ukup dengan melihat posisinya di antara sesama negara Asia Tenggara!

"asil indeks pembangunan pendidikan terakhir ternyata menunjukkan adanya pergeseran posisi ndonesia dan (alaysia! Gika pada tahun7 tahun sebelumnya peringkat ndonesia selalu berada di atas (alaysia, kali ini terjadi perbedaan hasil! *alam laporan yang dipublikasikan No$ember lalu itu, posisi (alaysia melonjak enam tingkat dari peringkat ;4 menjadi 8;! Sebaliknya, peringkat ndonesia turun dari posisi 8D menjadi ;4! Nilai total )* yang diperoleh ndonesia juga turun ,,,,+ poin, dari ,,?+D menjadi ,,?+8! Sementara itu, (alaysia berhasil meraih total nilai ,,?.8, atau naik ,,,22 poin dari tahun sebelumnya! *alam penghitungan kali ini, (alaysia berhasil menaikkan poin pada tiga komponen penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huru' pada usia 28 tahun ke atas, dan angka partisipasi menurut kesetaraan jender! Adapun kategori angka bertahan kelas 8 S* memperoleh nilai sama dengan tahun sebelumnya! ndonesia hanya berhasil menaikkan poin pada angka bertahan kelas 8 S* sebesar ,,,,. poin! Adapun pada kategori lain, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar dan angka partisipasi menurut kesetaraan jender, poinnya justru turun sebesar ,,,,3 poin! Sedangkan angka melek huru' berhasil mempertahankan skor yang sama dengan tahun sebelumnya! Sistem penilaian )* juga membagi tiga kategori skor, yaitu kelompok negara dengan indeks pendidikan tinggi (,,?8, ke atas), sedang (,,D,, sampai di bawah ,,?8,), dan rendah (di bawah ,,D,,)! &ada pembagian ini tercatat enam negara Asia Tenggara, yaitu ndonesia, (alaysia, 5ilipina, :ietnam, (yanmar, dan Kamboja, berada di kelompok negara dengan kategori )* sedang! Sementara 6runei *arussalam yang baru tahun ini masuk dalam penilaian berada di kelompok negara dengan indeks pembangunan pendidikan tinggi! Negara Asia Tenggara lain, yaitu 9aos, hingga saat ini masih termasuk dalam kelompok negara dengan indeks pembangunan pendidikan rendah! Khusus untuk Singapura dan Thailand tidak tercatat dalam penilaian sehingga tidak dapat dibandingkan! Satu hal yang patut dicatat, tahun ini (alaysia berhasil meraih poin ,,?.8, atau hanya butuh ,,,,8 poin lagi untuk masuk ke kelompok negara dengan indeks pendidikan tinggi! Sedangkan ndonesia sedikitnya membutuhkan ,,,28 poin lagi untuk masuk dalam kategori )* tinggi! tu pun jika tahun depan tidak lagi terjadi penurunan seperti tahun ini! Gika mengamati perolehan total skor indeks pendidikan selama empat tahun, yaitu antara tahun 4,,2 dan 4,,8, terlihat hanya (yanmar dan Kamboja yang menunjukkan peningkatan setiap tahun! 6ahkan, pada tahun 4,,8 terjadi lompatan posisi Kamboja dengan berhasil masuk ke kelompok )* medium (sedang) dari tahun7tahun sebelumnya di kelompok negara ber7)* rendah! Seperti juga (alaysia, pada tahun tersebut hampir semua nilai komponen dalam indeks pendidikan Kamboja meningkat! "anya angka melek huru' yang stagnan, sama dengan tahun sebelumnya! Kenaikan poin setiap tahun sebenarnya terjadi juga pada (alaysia, khususnya

periode 4,,474,,8! Untuk tahun 4,,2, (alaysia belum tercatat dalam pengukuran indeks pembangunan pendidikan dunia! (engenai posisi ndonesia di )5A kali ini, (enteri &endidikan Nasional 6ambang Sudibyo mengatakan, penurunan peringkat pencapaian )5A di UN)S>@ itu tidak perlu dibesar7besarkan! &asalnya, peningkatan kualitas pendidikan di ndonesia sudah mulai diakui negara lain! /(edia massa jangan mencari yang jelek7jelek saja dalam pencapaian re'ormasi pendidikan di ndonesia! Secara kualitas, pendidikan ndonesia sudah mengalami lompatan yang luar biasa! (eskipun masih masuk kategori yang perekonomiannya menengah, ndonesia memberanikan diri mengikuti program penilaian & SA atau &rogramme 'or nternational Assessement! Setidaknya ndonesia berani ikut penilaian dengan +, negara industri maju,/ kata 6ambang! Untuk menindaklanjuti hasil e$aluasi UN)S>@ terhadap pencapaian )5A 4,28, tanggal 2272+ *esember lalu diadakan pertemuan e$aluasi pertengahan pencapaian )5A! &ertemuan dihadiri pemimpin negara, lembaga donor, dan lembaga internasional lainnya! )$aluasi ini menolong negara yang berkomitmen mewujudkan pencapaian )5A sehingga masing7masing negara menjadi tahu bagaimana posisinya dalam pencapaian pendidikan dasar, yang umumnya masih jauh dari target )5A 4,28! Kelemahan pencapaian umumnya terlihat di pencapaian pendidikan dasar dan pendanaan! *alam peningkatan kualitas pendidikan, ada tiga kebijakan yang ditekankan! &ertama, negara7negara harus mengembangkan kebijakan untuk melatih dan merekrut sebanyak7banyaknya guru S* dengan memerhatikan perkembangan karier mereka! Kedua, melakukan pendekatan komprehensi' dengan ber'okus pada kurikulum, pedagogi, persamaan jender, bahasa pengantar, buku teks, dan 'asilitas yang layak! Ketiga, adanya kebijakan untuk menyiapkan anak7anak siap belajar, caranya dengan meningkatkan partisipasi pendidikan anak usia dini serta akses kesehatan dan gi<i di sekolah! &A9U& &AN>A ASTUT Q )ST)# 9 N>) NA& TU&U9U

Penurunan Peringkat Pendidikan Indonesia 4arus !adi 5ambuk NGAKA#TAP 9aporan badan &erserikatan 6angsa76angsa (&66) untuk bidang pendidikan, )ducationals, Scienti'ic and >ultural @rgani<ation (UN)S>@) 4,,3 menunjukkan, peringkat ndonesia dalam hal pendidikan turun dari 8D menjadi ;4 dari 2+, negara di dunia! &enurunan peringkat itu, harus dijadikan cambuk bagi pemerintah ndonesia untuk terus memajukan dunia pendidikan nasional! &akar pendidikan dari Uni$ersitas Negeri Gakarta (UNG) Arie' #achman, mengatakan hal itu kepada -S&-, di Gakarta, pekan lalu menanggapi laporan UN)S>@ yang menempatkan posisi pendidikan ndonesia pada peringkat ke ;4! Namun kata Arie', peringkat itu bisa dijadikan pula pembanding di internal!

RRKita berkaca sendiri mengenai dunia pendidikan nasional! Apakah masyarakat sudah memperoleh akses pelayanan pendidikan bermutu atau belum,/ kata penasihat &erguruan *iponegoro itu! 6Se&ara 7lobal6 Selain laporan UN)S>@ bisa menjadi pemacu kinerja pemerintahan, Arie' menerangkan, kualitas pendidikan nasional tidak bisa dilihat dari kasus per kasus! Namun harus dilihat secara global dengan melihat beberapa 'aktor seperti, kondisi pemerintahan, kondisi keuangan negara, kondisi kota atau kabupaten, dan sebagainya! / Kualitas pendidikan nasional bisa membaik jika minimal ada empat 'aktor yakni kepemimpinan yang kuat, tata kelola pemerintahan yang baik, partisipasi semua pihak, dan kesadaran terhadap permasalahan pendidikan,RR ujarnya! *alam laporan UN)S>@ edisi ke ; mengenai /)ducation 'or All Elobal (onitoring/ yang dirilis pada Kamis (4?-22), menyebutkan education de$elopment indeK ()* ) ,!?+8, di bawah (alaysia (8;) dan 6runei *arussalam (.+), dengan )* ,!?.8 dan ,!?;8! )* menggambarkan rata7rata kemajuan pendidikan yang dicapai di suatu negara, khususnya pada akses memperoleh pelayanan pendidikan dan kesetaraan gender! Sumber / S'#R# P2MB#R'#1 #I8Y

Anda mungkin juga menyukai