Anda di halaman 1dari 108

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan usia yang telah mencapai lebih dari setengah abad, TNI mengalami pasang surut dalam mempertahankan eksistensinya sebagai tentara pro esional. Dalam negara demokrasi pro esionalisme militer diartikan peran militer (tentara) dibatasi pada pelaksanaan perintah dibidang pertahanan nasional dan keamanan dalam negeri (keadaan darurat) diba!ah supremasi sipil." #danya supremasi sipil mengharuskan militer mengabdikan diri secara pro esional pada keputusan$keputusan politik sipil. %ebagai alat negara, militer harus diba!ah kendali dan kontrol masyarakat sipil. Institusi militer hanyalah menjadi agen operasional atau pelaksana e ekti di lapangan, yang diikuti pula oleh mekanisme pertanggungja!aban ke publik secara transparan. &ara kontrol demikian, tentu saja tetap mempertimbangkan pada prinsip penghargaan atas otoritas

pro esionalisme yang diberikan kepada kemandirian militer. %ecara historis ada tiga peristi!a penting yang menjadikan TNI merasa lebih berjasa dan tidak berada diba!ah otoritas sipil. 'ertama adalah re(olusi kemerdekaan tahun ")*+$")*). 'ada re(olusi isik ini, perjuangan bersenjata
1

%alim %aid, Militer Indonesia dan Politik, Dulu, Kini, dan Kelak (,akarta-%urya .ulti /ra ika) hal (

yang dilakukan oleh TNI diklaim sebagai saham terbesar mereka ketika mendirikan negara Indonesia. Kedua adalah saat pemberontakan muncul di berbagai daerah pada dekade +0$an. Keberhasilan TNI untuk membungkam pemberontakan$pemberontakan tersebut melalui operasi militer diklaim sebagai saham penting TNI untuk mempertahankan keutuhan negara Indonesia. Ketiga, keberhasilan TNI menghancurkan 'artai Komunis Indonesia ('KI) setelah peristi!a / 10 %2'KI semakin memperbesar saham TNI dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa. Dari ketiga peristi!a penting tersebut, keberadaan TNI yang berada di garis depan untuk mempertahankan keutuhan bangsa dan mendapatkan legitimasi. 3aktor historis tersebut membuat Indonesia belum memiliki pengalaman otentik bagaimana sistem politik secara substansial menempatkan posisi tentara dalam kerangka subordinasi sipil, apalagi dalam bentuk kontrol e ekti sebagaimana diberlakukan pada negara demokratis. 4ahkan, yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya. .iliterlah yang cenderung mendominasi civil society. Ini dapat dirunut dari pengalaman panjang dari masa re(olusi kemedekaan dan semakin intens ketika 5rde 4aru berkuasa. Kebijakan negara Indonesia untuk membentuk TNI menjadi militer pro esional diba!ah supremasi sipil sudah dilakukan sejak a!al kemerdekaan. 'ada masa pemerintahan 'erdana .enteri %utan %yahrir dan #mir %yari udin, militer ditempatkan dalam posisi alat negara diba!ah kendali pemerintah sesuai dengan supremasi sipil6. Namun, militer berpandangan kebijakan tersebut tidak realistik mengingat proses lahir dan tumbuhnya TKR yang mengangap dirinya
2

Reid ,.% #nthony, Revolusi Nasional Indonesia ( ,akarta- 'enebar %!adaya,"))7) hal. "1)

sebagai alat perjuangan rakyat dan bukannya sebagai alat negara belaka di ba!ah kendali pemerintah1. Kegagalan kebijakan pro esional militer diba!ah supremasi sipil di Indonesia berhubungan erat dengan perkembangan sistem ketatanegaraan dan sistem politik, karena militer pro esional muncul didalam sistem politik yang stabil. Dinamika politik nasional yang kacau menciptakan perspekti dikalangan militer untuk turut campur dalam politik praktis dan keraguan terhadap kepemimpinan kaum sipil maupun terhadap sistem politik secara keseluruhan. Di sisi lain gagalnya kebijakan pro esional militer di ba!ah supremasi sipil militer di Indonesia adalah karena militer digunakan untuk mempertahankan kekuasaan oleh re8im yang berkuasa. 'ada masa %ukarno, militer diakui sebagai kekuatan politik dalam lembaga negara (De!an Nasional) yang dibentuk oleh pemerintah. 'emerintah melibatkan TNI dalam politik dengan membiarkan berlangsungnya proses balance of power antara dua kekuatan politik utama pada !aktu itu yakni TNI dan 'KI. .eletusnya peristi!a 9/erakan 10 %eptember: pada tanggal " 5ktober ")7+, merupakan suatu turning point dalam perkembangan politik nasional Indonesia memperkuat posisi dan kelanggengan dominasi politik tentara dalam sistem politik nasional. 4egitu pun dengan pemerintahan 5rde 4aru, militer ditempatkan pada kedudukan yang istime!ah sebagai motor pembangunan dan atas penilaian ketidakmampuan sipil. Di ba!ah kendali %oeharto yang menempatkan militer pada tempat spesial baik atas dasar ikatan psikologis ataupun keyakinan atas
3

%oebijono, DWI !N"#I $%RI Perke&bangan dan Peranannya dala& Ke'idupan Politik di Indonesia (;ogyakarta- /ajah .ada <ni(ersity 'ress, "))=) hal "1

militer sebagai salah satu keistime!aan yang diberikan kepada militer adalah menempatkanya pada posisi strategis pemerintahan dalam konsep d!i ungsi #4RI, dimana angkatan bersenjata dilihat secara sah sebagai kekuatan militer dan sosial$politik dimana kekuatan sosial$politiknya dikukuhkan secara legal. 4erakhirnya pemerintahan 5rde 4aru mendorong re ormasi di semua lini, termasuk mere ormasi #4RI yang selama ini menjadi alat dan bagian dari kekuasaan. 4erbagai tuntutan bermunculan agar TNI kembali ke barak.* yang disebabkan praktik$praktik otoriterisme secara massi semasa 5rde 4aru dimana militer merupakan >mesin resmi> kekerasan negara. Tidak mengherankan jikalau momentum ledakan perla!anan masyarakat atas praktik kese!enang$!enangan menga!ali gerakan re ormasi politik beberapa tahun berikutnya, senantiasa menempatkan sasaran utama pada sikap dan perilaku militer. %ejumlah bukti mengenai ekspresi kekerasan aparat bersenjata selama ini telah menjadi ingatan kolekti yang mengenaskan, yang dengan sendirinya menyebabkan keprihatinan dan kebencian masyarakat. %eperti yang dicatat 4hakti dalam .akhasyin (6006-7$=) beberapa kekerasan yang dilakukan TNI adalah terjadinya penculikan sejumlah akti(is prodemokrasi dan terbunuhnya empat mahasis!a Trisakti pada tanggal "6 .ei "))? dan belum ada pengusutan menjadikan masyarakat tidak percaya pada kemampuan TNI untuk menjaga stablitas. Karenanya, semua itu kian menebalkan argumen atas adanya keyakinan bah!a, gerakan re ormasi politik di Indonesia saat ini dianggap >berhasil@ jikalau

#sren Nasution, 6001, Religiositas (NI Refleksi Pe&ikiran )enderal %esar #oedir&an (,akarta'renada .edia) hal 6+

prasyarat penting dapat dipenuhi, yakni dilakukannya perombakan mendasar atas posisi dan peran militer di Indonesia. 'ada masa pemerintahan #bdurrahman Aahid dimulai rintisan kebijakan untuk 9menghalau: militer dari arena politik praktis, karena alasan mendasar perlunya institusi militer untuk kembali pada ungsi utamanya dan memperbaiki kembali konsep hubungan sipil$militer dengan lebih mengedepankan pada supremasi sipil. Kebijakan tersebut diantaranya strategi untuk pemisahan antara militer dengan kepolisian, yang dilandasi oleh perbedaan substansial posisi dan perannya dalam kehidupan masyarakat. &arut$marutnya posisi keduanya menyebabkan hancurnya pro esionalisme yang semestinya diemban oleh kedua institusi tersebut. Tentara, yang sesungguhnya hanya memiliki !ilayah pertahanan negara ternyata merasuki area keamanan yang merupakan otoritas kepolisian. %ebaliknya pula, kepolisian yang semestinya merupakan kekuatan sipil malahan mengalami militerisasi. <paya$upaya membatasi ruang militer sebelumnya juga dia!alinya dengan proses sipilisasi institusi pertahanan, dimana secara simbolis di!ujudkan dalam bentuk pengisian jabatan menteri pertahanan dari kalangan sipil. Transisi demokrasi yang diupayakan di Indonesia memang masih me!arisi gurita militerisasi yang berakar kuat dalam re8im otoritarian (5rde 4aru) sebelumnya. 5leh karena itu, dimasa pemerintahan .ega!ati %oekarno 'utri dikeluarkan undang$undang nomor 1* tahun 600* tentang Tentara Nasional Indonesia yang berarti prasyarat penting tegaknya supremasi sipil, absennya militer dari arena politik dan terbangunnya militer pro esional.

'erubahan$perubahan kebijakan negara untuk membangun militer yang pro esional memba!a dampak terhadap militer secara keseluruhan, yakni meliputi komando ke!ilayahan diberbagai daerah di Indonesia. %alah satunya adalah Korem 0162Airabraja yang berada diba!ah Kodam I2 4ukit 4arisan sebagai basis kekuasaan tentara (#D) TNI penyelenggaraan pertahanan untuk !ilayah %umatera 4arat yang memba!ahi "0 Kodim dan 6 4ataliyon. + 'ro esionalisme militer pada tatanan implementasinya di Korem 016 Airabraja menunjukkan perubahan$ perubahan signi ikan sekitar organisasi TNI khususnya #ngkatan Darat sebagai proses dialektika prajurit #ngkatan Darat dalam memaknai pro esionalisme.7 Dengan demikiaan penelitian tentang pro esionalisme militer menarik untuk dilakukan karena- perta&a, pro esionalisme merupakan karakteristik militer yang paling utama. Ter!ujudnya TNI pro esional, akan memba!a dampak terhadap kemampuan TNI untuk menegakkan kedaulatan negara,

mempertahankan keutuhan !ilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjaga keselamatan bangsa dan negara serta kelangsungan pembangunan nasional. Kedua, perjalanan sejarah militer begitu kompleks sehingga masih banyak celah dan ruang yang belum diteliti, baik secara nasional maupun secara kedaerahan. Ketiga, pro esionalisme militer merupakan isu$isu populer dalam !acana hubungan sipil$militer dalam demokrasi di Indonesia.
5

Korem 0162Airabraja adalah hasil penggabungan 6 (dua) Korem sebelumnya yaitu Korem 0162Airabraja yang berkedudukan di 4ukittinggi dan Korem 0112Airayudha yang berkedudukan di %olok. Keputusan Kasad No. Kep2102I2")?+ tanggal 66 ,anuari ")?+ dan surat perintah 'angdam III2"= #gustus No. %prin2)"2I2")?+ tanggal 61 ,anuari yang .akoremnya berkedudukan di Kota .adya 'adang. .ulai saat itu resmilah berdirinya Korem 0162Airabraja yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung ja!ab penuh kepada 'angdam III2"= #gustus yang kemudian dilikuidasi ke dalam Kodam I 4ukit 4arisan. 6 Kusnanto #nggoro, 600?, Pengantar Profesonalis&e Militer, Profesinalisasi (NI (.alang<.. 'ress) hal B(

B. Masalah dan Fokus Penelitian 4erdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini akan melihat bagaimana pro esionalisme militer di %umatera 4arat. 'ertanyaan dalam penelitian ini adalah". 4agaimana pola pemahaman para per!ira di Korem 016 Airabrajadi

%umatera 4arat tentang tuntutan pro esionalisme militer dalam jajaran kesatuan merekaC 6. #pa langkah$langkah yang diambil oleh para per!ira di Korem 016Airabraja tersebut dalam menja!ab tuntutan re ormasi militerC 1. 4agaimana mereka menyesuaikan diri antara tuntutan pusat dan realitas di daerah tersebut. #pa kendala$kendala utama yang mereka hadapiC

C. Tujuan Penelitian ". <ntuk memahami pola pemahaman para per!ira di Korem 016 Airabrajadi %umatera 4arat tentang tuntutan pro esionalisme militer dalam jajaran kesatuan mereka 6. <ntuk memahami langkah$langkah yang diambil oleh para per!ira di Korem 016Airabraja tersebut dalam menja!ab tuntutan re ormasi militer 1. <ntuk memahami penyesuaian diri mereka antara tuntutan pusat dan realitas di dearah. .endiskripsikan kendala$kendala utama yang mereka hadapi D. Man aat Penelitian !. "e#ara Teoritis

%tudi pro esinalisme militer ini adalah studi dari sudut pandang sosiologi militer. Kendatipun begitu penelitian ini tetap bersinggungan dengan ilmu sosial lain yaitu politik dan sejarah. Khusus dalam sosiologi militer ini, penelitian ini memiliki peluang untuk menyempurnakan atau melengkapi teori yang pernah dikemukakan oleh teorisi di bidang kajian militer, khususnya mengenai pemikiran dan konsepsi tentang pro esionalisme militer di luar ,a!a. $. "e#ara Praktis a) 4agi peneliti <ntuk memenuhi syarat gelar .agister 'endidikan 'rogram %tudi %osiologi$#ntropologi di <ni(ersitas Negeri 'adang dan memamahi militer secara sosiologi lebih dalam.

b) 4agi .asyarakat .enambah pengetahuan masyarakat tentang in ormasi

pro esionalisme militer Indonesia di luar ,a!a sehingga ketika bicara militer bukan hanya tentang ,a!a.

c) 4agi pemerintah dan militer Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah dan militer di pusat dan daerah dalam menyusun kebijakan tentang pro esionalisme militer yang tidak hanya berpusat pada nilai$nilai

budaya ,a!a. %ehingga nilai$nilai di luar ,a!a ikut membentuk nilai$ nilai pro esionalisme militer Indonesia.

BAB II TIN%AUN PU"TA&A A. Landasan Teori !. Militer dan Pro esionalis'e Militer 'enelitian ini merupakan penelitian yang memakai pendekatan sosiologi yaitu menurut Ailliam 5gburn dan .eyer 3. Nimko bah!a sosiologi adalah

penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial=. Dan lembaga militer khusus Korem 016 Airabraja adalah organisasi sosial. 'enelitian mem okuskan pemahaman tentang pro esionalisme militer yang berorientasi pada nilai$nilai militer pro esionalime lama (*ld Professionalis&). Dengan mengunakan teori interaksi simbolik untuk mencari de inisi atau makna pro esionalisme militer dari kaca mata militer itu sendiri. 4erikut ini teori dan konsep yang berkaitan dengan penelitian 9'ro esionalisme .iliter: yang akan dilakukan. Dimulai dengan konsep pro esionalisme, menurut Duntington ahli militer ini mengatakan bah!a orang yang pro esionalisme adalah seorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus dalam suatu bidang yang penting yang merupakan kerja keras manusia. 'engetahuan pro esional pada dasarnya bersi at
7

Eeeger, K.,. ")?+. Realitas #osial+ Refleksi ilsafat #osial dan ,ubungan Individu-Masyarakat dala& .akrawala #e/ara' #osiologi. (,akarta- /ramedia) hal 6*

intelektual dan dapat disimpan dalam bentuk tulisan.:? #da spealisasi dalam suatu pekerjaan sehingga ditekuni secara terus$menerus dan bisa di!ariskan kepada generasi selanjutnya karena ada dokumentasi salah satunya berbentuk tulisan. Ketika bicara tentang pro esionalisme ini bukan sebuah hasil yang pembelajaran hari ini tetapi adalah sebuah proses terus$terus dari masa lalu. %edangkan menurut F endi pro esionalisme adalah seorang pro esional yang bekerja dalam konteks sosial dan melakukan ungsi pelayanan yang sangat penting man aatnya bagi masyarakat). %elain hasil yang maksimal dituntut secara indi(idu dan kelompok pro esionalisme juga harus ber ungsi untuk masyarakat secara keseluruhan. %etelah berbicara tentang pro esionalisme maka selanjutnya adalah merumuskan tentang militer, seperti yang dikemukakan Duntington bah!a

gambaran tentang militer adalah bersi at disiplin, kaku, logis, ilmiahG si at tidak leksibel, toleran, instuiti , dan emosional. 4ekerja terus$menerus dalam ungsi kemiliteran akan membangkitkan si at$si at tersebut yaitu gemar berperang "0. %i at$si at militer tersebut adalah pembeda militer dengan sipil batasan antara dirinya dan orang a!am atau !arga sipil secara umum dilambangkan dengan seragam dan pangkat, ketika ada tindakan secara indi(idu, kelompok dan atas nama institusi maka ketika akan memberikan interprestasi bah!a ini adalah beris at sipil atau bersi at militer.

Dungtington. ' %amuel. 6001 (eori dan Politik ,ubungan Militer-#ipil (,akarta. 'T /rasindo) hal * 9 .unadjir F endi, 600?, Profesionalis&e Militer + Profesionalisasi (NI (.alang, <.. 'ress) hal 19 10 Duntington.6001. Pra/urit dan Negara (eori dan (eori.... hal 7*

10

%ebelum

kita

merumuskan

pro esionalisme

militer,

penulis

ingin

menyampaikan bah!a pada umumnya para penulis tentang militer di Indonesia menyamaratakan antara pro esionalime militer dalam konteks peran institusi militer dalam negara dengan pro esionalisme militer secara indi(idu (per!ira) sebagai pimpinan institusi militer yang memiliki keahlian dan tanggung ja!ab sebagai seorang per!ira militer pro esional"". Aalaupun pada akhirnya per!iralah yang me!akili militer ketika berhadapan dengan pemerintah atau negara. .aka penulis membagi pro esionalisme militer sebagai institusi dengan perannya dalam negara dan 'er!ira sebagai militer pro esional. $. Pro esionalis'e Militer se(agai Institusi dan Perann)a dala' Negara Ta(el ! * Peran Militer dala' "iste' Pe'erintahan Indikator De'okratis &o'unis +toritarian 5rientasi .iliter 'ro esionalisme .engikuti 'retorian di ba!ah partai supremasi sipil 3ungsi .iliter %ebagai 'elindung Disemua sektor pertahanan partai Institusionalisai .iliter sebagai .iliter sebagai .iliter sebagai militer lembaga negara aset partai pemerintah atau yang terpisah dari setidak$tidaknya pemerintah mengusai pemerintah .iliterisme Terbatas %angat tertutup %angat kuat 'osisi militer di %upremasi sipil, .iliter .iter dominan, hadapan sipil militer subordinat dominan, sipil militer subordinat subordinat Dak kontestasi Rendah atau %angat tinggi %angat tinggi moderat (dominan) Dak istime!ah Terbatas %angat tinggi %angat tinggi militer
11

4aca .arsekal TNI Djoko %uyanto. 600=, Menu/u (NI Profesional Dan Dedikatif, ,akarta, 'usat 'enerangan TNI, %alim %aid, 6007, Militer Indonesia dan Politik+ Dulu, Kini dan Kelak, ,akarta,'ustaka %inar Darapan, 'anglima TNI Djoko %antoso,60"0, Doktrin (entara Nasional Indonesia (ridar&a 0kakar&a 1(RID0K2, ,akarta, .arkas 4esar TNI, dan &onnie Rahakundini 4akrie, 600=, Perta'anan Negara dan Postur (NI Ideal, (,akarta, ;ayasan 5bor Indonesia)

11

Kontrol sipil %angat kuat terhadap militer %umber F endy (600?-77)

Kuat

%angat lemah, bahkan tidak ada.

Dari tabel diatas bisa disimpulkan bah!a yang menentukan sistem pemerintahan bukan hanya idiologi dan sistem pemerintahan tetapi peran militer dalam suatu negara. Kita bicara tentang demokrasi tetapi militer memegang seluruh tampuk pemerintahan, logika demokrasi demikian hanya logika omong kosong belaka. .iliter bukan hanya mengambarkan kekuatan perang semata namun juga mengambarkan corak negara tersebut. 'ro esionalisme militer dan perannya dalam negara seperti yang tercermin dalam << nomor 1* tahun 600* dan ketetapan .'R tentang pemisahan TNI dan Kepolisian yaituTentara 'ro esional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik,diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahternaannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang telah dirati ikasi."6 Tentara nasional Indonesia adalah alat negara yang berperan dalam pertahanan negara"1. Ketika negara Indonesia berusaha menuju demokrasi dalam arti yang sebenarnya maka peran militer sebagai pertahanan negara harus dirumuskan secara jelas dan terperinci, undang$undang nomor 1* tahun 600* tentan TNI dan Tap .'R tentang pemisahan polisi dari TNI adalah untuk mengantar Indonesia pada demokrasi dalam arti sebenarnya. %esuai dengan pernyataan di atas tabel di ba!ah mengambarkan kesusain t'e old profesionalis&e of e3ternal defence
12

4ambang Keso!o. 600+. !ndang-!ndang Republik Indonesia (entara Nasional Indonesia Perta'anan Negara dan Kepolisian Negara.(,akarta, 4'. 'anca <saha) hal 66 13 4ambang Keso!o. 600+, Ketetapan .'R RI No2.'R26000 Tentang 'emisahan TNI dan Kepolisian Negara RI 'asal 6 ayat " hal +, (,akarta, 4'. 'anca <saha) hal +

12

dengan << nomor 1* dan Tap .'R nomor tahun 6000 tentang pemisahan kepolisian dengan TNI.

Tabel 6, 'erbedaan 'aradigma- 'ro esionalisme Hama adalah Keamanan keluar (pertahanan), pro esionalisme baru adalah pertahanan ke dalam dan pembangunan nasional 'ro esionalisme Hama 'ro esionalisme 4aru 3ungsi .iliter 'ertahanan keluar 'ertahanan ke dalam %ikap masyarakat .asyarakat menerima .asyarakat mempunyai terhadap pemerintah ke!enangan pemerintah posisi ta!ar atas kebijakan pemerintah Keahlian militer yang Ketrampilan khusus #da kaitan antara dibutuhkan sesuai dengan kemampuan politik dan keinginan pemerintahan kemampuan militer Ruang lingkup Terbatas Tidak terbatas ke!enangan militer Ruang lingkup militer .iliter netral secara .iliter ikut berpolitik di luar keahlian militer politik (perang) Dampak terhadap .iliter hanya militer bersama sipil hubungan sipil militer mengontrol militer dan mengontrol militer dan tidak ikut dalam urusan berperan diluar peran sipil militer %umber %tepan dalam 3ortuna (600*-"7+) Duntington (6001-=0) mengatakan bah!a ada tiga tanggung ja!ab militer terhadap negara ". 3ungsi represetati . ;aitu me!akili tuntunan keamanan militer di dalam peralatan negara. Ia harus menjaga agar otoritas negara tetap memperoleh in ormasi mengenai batas minimal kemanan militer yang harus dimiliki di tengah$tengah kemampuan negara lainnya. 'ada umumnya ia memiliki hak dan tugas untuk mengemukakan pandangannya kepada lembaga$ lembaga umum, baik ekskuti maupun legislati .

13

6. 'er!ira militer memiliki sebuah ungsi penasihat, untuk menganalisis dan melaporkan segala implikasi dari bidang alternati mengenai tindakan negara menimbang tiga kemungkinan kebijakan. a. kebijakan pertama dapat dilaksanakan lebih mudah dengan kekuatan militer yang saat ini tersedia b. kebijakan kedua melibatkan resiko$resiko serius kecuali ada tambahan kekuatan militer, c. kebijakan ketiga berada diluar kemampuan militer 1. 'er!ira memiliki ungsi eksekuti , yaitu mengimplementasi keputusan negara dalam hal keamanan militer bahkan jika keputusan tersebut menimbulkan pertentangan yang keras dengan pertimbangan secara militer yang dimilikinya. Duntington mengatakan (6001-7)$=0) pandangan militer terhadap

kebijakan nasional mencerminkan tanggung ja!ab pro esional terhadap keamanan militer negara. Tanggung ja!ab menuntun militer 9(") untuk memandang negara sebagai unit dasar organisasi politikG (6) menitikberatkan pada ancaman terus$menerus terhadap keamanan negara dan keadaan perang yang berkelanjutanG(1) menekankan besarnya dan kedekatan ancaman keamananG (*) mendorong dipertahankan kekuatan militer yang kuat, beraneka ragam, dan siap siagaG (+) menentang diperluasnya komitmen negara dan keterlibatan negara dalam perang, kecuali kemenangan sudah ditangan.: Dari rumusan Duntington di atas memperlihatkan bah!a peran militer dalam bidang pertahanan, selalu keadaan siaga, dan siap perang. .iliter mengajukan anggaran untuk alusista (#lat <tama (dan) %istem %enjata)"* dan dipenuhi oleh negara. .iliter memliki otonom tentang bagaimana pertahanan dibentuk dan kesiapan perang tersebut namun sipil yang berhak menyatakan perang. Hebih jauh mengenai posisi militer dalam negara demokratis bisa kita pelajari dari prinsip$prinsp yang dita!arkan /enschel dalam Kontra% (6001-60$66),
14

Ingo Aandelt, .ay 600),Ka&us Kea&anan Ko&pre'ensif Indonesia+ $kroni& dan#ingkatan (,akarta, 3riedrich$Fbert$%ti tung (3F%) Indonesia) hal 61

14

Kontra% (6001-66$61), IDF# dalam 3ortuna (600*-"7)), %enoaji dalam F endy (600?-70), dan F endy (600?-70), pernyataan$pernyataan yang dikemukakan oleh para ahli diatas terlihat, bah!a prinsip$prinsip tersebut lahir dari kesalahan$ kesalahan yang dilakukan oleh militer khususnya pada 5rde 4aru, dan prinsip$ prinsip tersebut dapat digambarkan sebagai berikut". .iliter tidak ikut dalam partispasi politik atau bersi at netral dalam politik 6. Tidak boleh berbisnis baik secara institusi maupun secara perorangan atau militer tidak dibenarkan mendapat dukungan keuangan diluar pendapatan dan belanja negara 1. .iliter menjaga keamanan eksternal negara (pertahanan) *. %upremasi sipil diartikan dalam beberapa poin a) .enteri pertahan dipegang sipil b) .iliter tunduk dan dikontrol oleh kekuasaan sipil (ekskuti , legislati dan yudikati ) c) .enciptakan doktrin militer yang mengakui supremasi sipil d) Keluarnya militer dari administrasi sipil +. .iliter tunduk pada hukum ,. Per-ira dala' +rganisasi Militer Pro esional

.erujuk pada Duntington bah!a hanya per!ira yang disebut sebagai militer pro esional sedangkan prajurit yang diba!ahnya bintara dan tamtama hanya pelaksana keputusan per!ira. 9'er!ira modern merupakan pro esional. Dan per!ira militer modern adalah orang yang pro esional...keper!iraan memenuhi kreteria utama pro esionalisme, sedangkan tamtama adalah speasialis dalam menerapkan kekerasan, dan bukan dalam mengelola kekerasan"+.: a. Tanggung.%a-a( Per-ira Pro esional Kemampuan militer yang unik, yang sama sekali tidak asing lagi bagi hampir semua per!ira, dan justru membedakan mereka dengan !arga sipil. Keahlian utama ini diungkapan oleh Darold Hass!el dalam Duntington (6001-?)

15

Duntington.6001. Pra/urit dan Negara (eori dan (eori.... hal

7* 15

mengatakan istilah manajemen kekerasan adalah ungsi kekuatan militer adalah keberhasilan dalam pertempuran bersenjata. Tugas per!ira meliputi 9(") pengaturan perlengkapan, dan pelatihan angkatan bersenjataG (6) perencanaan kegiatannyaG dan (1) pengarahan kegiatan operasinya di dalam dan di luar pertempuran. 'er!ira disini tinggal barak (4ataliyon) menyiapkan, melatih, merencanakan perang dan siap ditugaskan untuk perang.:

(. &eahlian Per-ira Pro esional Duntington dalam 'erlmuter (6000-"*) mengatakan bah!a per!ira

pro esional di 8aman modern merupakan satu kelas sosial yang baru mempunyai ciri$ciri dasar berikut". Keahlian (9manajemen kekerasan:) 6. 'ertautan (tanggung ja!ab kepada klien, masyarakat atau negara), 1. Korporatisme (kesadaran kelompok dan organisasi birokrasi dan ) *. Ideologi (9semangat militer:) ;hudoyono dalam F endi (600?-6=) mengatakan bah!a prajurit pro esional menpunyai kriteria sebagai berikut. #pabila ia bertindak (dalam ukuran tertentu) sebagai". %eorang patriot. 6. %eorang komando 1. %eorang pembina (manajer). *. %eorang pemikir (strategis and tactian) dan +. %eorang yang ahli pada bidangnya atau kecabangan. %elain itu, sosok dan kreteria seorang prajurit yang pro esional sesuai hakikat dan ilsa at Tri %akti Airatama, yaitu (") harus mempunyai mental yang tangguh, (6) intelegensi yang tinggi, dan (1) isik yang kuat.:

16

%ecara detail .antiri dalam F endy (600?-6)$10) menguraikan bah!a pro esionalisme militer pada dasarnya ter!ujud karena lima aspek, yaitu sebagai berikut". #danya kemampuan intelektual personil 6. .emiliki kemampuan berkomunikasi atau dengan kata lain kemampuan berbahasa Indonesia dan bahasa asing. Dal itu penting karena trans er teknologi hanya dapat dilaksanakan apabila para prajurit menguasai asal teknologi tersebut 1. Kemampuan kemampuan, karena pada dasarnya setiap personil militer harus mampu menjadi pemimpin dari tingkat terba!ah hingga teratas *. Dimilikinya, moti(asi dari sanubari setiap personil untuk ingin menjadi personel yang selalu pro esional.

#. +rganisasi Per-ira Pro esional <ntuk menjamin keahlian dan tanggung ja!ab diperlukan sebuah kesatuan standar dalam operasionalnya, kesatuan tersebut bisa berbentuk korp, asosiasi dan lain$lain yang di sana berkumpulnya orang$orang pro esional tersebut. 9. Rasa kebersamaan ini bersumber dari kedisiplinan dan pelatihan kemampuan pro esional, ikatan kerja bersama, dan saling berbagi suatu tanggung ja!ab sosial yang unik. Rasa kesatuan ter!ujud dalam suatu organisasi pro esional yang membentuk dan menerapkan standar tanggung ja!ab pro esional. 5rganisasi$organisasi pro esional pada umumnya berbentuk asosiasi atau birokrasi.:"7 Duntington dalam F endy (600?-16$11) mengatakan bah!a syarat agar korps militer menjadi korps militer yang pro esional yaitu". #danya spealisasi ungsional dan pembagian kerja. #lasan yang mendasari adalah tidak mungkin menjadi seorang yang ahli dalam pengelolaan kekerasaan (militer) untuk pertahanan dan pada saat yang bersamaan ahli dalam bidang politik dan kenegaraan.
16

ibid hal +

17

6. Keberadaan satu sumber otoritas kekuasaan. %eorang per!ira yang pro esional dikaruniai pemikiran untuk melayani negara. Dalam pratiknya, ia harus setia pada satu institusi tertentu yang pada umumnya diterima sebagai per!ujudan otoritas bangsa. .erujuk pada pendapat tersebut dapat dikatakan bah!a agar korps militer dan personilnya menjadi pro esional maka mereka harus bersikap netral dalam politik dan tidak memihak golongan tertentu. 1. 'ertumbuhan bangsa$bangsa. %ebagai bagian dari birokrasi negara, korps per!ira hanya dapat dipertahankan oleh lingkungan masyarakat yang memiliki badan pemerintahan yang maju. 4angkitnya berbagai pemikiran partai$partai demokratis pada dasarnya merupakan sistem untuk mengorganisasikan institusi$institusi politik. Namun, para pendukungnya berusaha membentuk institusi$institusi militer ke dalam pola tersebut juga. 5leh karena itu, korps militer jangan sampai menjadi sebuah partai politik, bertujuan politik, dan menjadi bagian partai politik tertentu. %elain itu, juga personil juga tidak boleh menjadi anggota partai politik atau mendukung partai tertentu. 4. Korps per!ira merupakan pro esi yang bersi at birokratis sekaligus organisasi yang bersi at birokratis juga. Dalam pro esi ini, tingkat kemampuan dibedakan dengan hirarki kepangkatanG dalam organisasi, tugas dan pekerjaan dibedakan dengan hirarki kantor. 'angkat melekat pada pribadi per!ira dan mencerminkan keberhasilan pro esionalnya diukur dengan pengalaman, senioritas, pendidikan, dan kemampuan "=. Dalam kenaikan pangkat dan pemberian jabatan aktor senioritas menjadi salah satu aktor terpenting. %eperti komandan meninggalkan tempat maka yang bertanggung ja!ab adalah yang memiliki pangkat tertinggi, ketika terdapat 6 orang atau lebih mempunyai pangkat yang sama, maka dilihat siapa yang lebih senior.

/.

Pe'aknaan Pro esionalis'e Militer dengan Teori Interaksi "i'(olik dan Teori &ontruksi "osial

a.

Teori Interaksi "i'(olik <ntuk memaknai pro esionalisme militer tersebut dari militer itu sendiri,

disini digunakan teori interaksi simbolik. ,oas dan Rock dalam Rit8er dan /oodman (600*-677) mengatakan bah!a
17

Ibid hal "1

18

9'ertama realitas diciptakan secara akti saat kita bertindak di dalam dunia nyata. Kedua manusia mengingat dan mendasarkan pengetahuan mereka mengenai dunia nyata pada apa yang telah terbukti berguna bagi mereka. #da kemungkinan mereka menganti apa$apa yang tidak lagi bekerja . ketiga manusia mende inisikan objek sosial dan isik yang mereka temui di dunia nyata menurut kegunaannya bagi mereka. Keempat bila kita ingin memahami aktor, kita harus mendasarkan pemahaman itu diatas apa$apa yang sebenarnya mereka kerjakan dalam dunia nyata. #da tiga hal yang penting bagi interaksi simbolik. (") memusatkan perhatian pada interaksi antara aktor dengan dunia nyata, (6) memandang baik aktor maupun dunia nyata sebagai proses dinamis dan bukan sebagai struktur yang statis, (1) dan arti penting yang dihubungkan kepada kemampuan aktor untuk mena sirkan kehidupan sosial. .enurut ,ohnson (")?7- 1+$1=) yang menjadi dasar interaksionisme simbolik masa kini meliputi9%aling ketergantungan organis antara konsep diri dan organisasi sosial, gambaran tentang kenyataan sosial yang muncul dari komunikasi simbol, tekanan pada asal$usul sosial dari konsep diri dan sikap$sikap seseorang, ide terhadap respons terhadap stimulus lingkungan sangat ber(ariasi dan mencerminkan arti subyekti yang dimiliki bersama, dan penggunaan konsep$ konsep secara meluas seperti peran, melaksanakan peran, dan mengambil peran. 4agi interaksionisme simbol, organisasi sosial tidak menentukan pola$ pola interaksi organisasi sosial muncul dari proses interaksi. 4lumer dalam Rit8er I /oodman (600*-6=0) menegaskan unit analisis

adalah proses penting dalam interaksi simbolik adalah memberikan aktor kekuatan bertindak terhadapnya dan yang memberikan makna atas prilakunya sendiri. %edangkan menurut 4ulmer dalam Eeeger ("))0-66*$667) menyambung pada gagasan$gagasan .ead menyampaikan konsep$konsep ". Konsep diri G manusia mampu memandang diri sebagai objek pikirannya dan bergaul atau berinter aksi dengan dirinya sendiri. Ia mengarahkan diri kepada objek$objek termasuk diri sendiri, berunding dan ber!ancara dengan diri sendiri. Ia memasalahkan mempertimbangkan, menguraikan, dan menilai hal$hal tertentu yang telah ditarik ke dalam lapangan kesadarannya, dan akhirnya ia merencanakan dan mengorganisir perbuatan$perbuatannya. Halu proses interkaksi dengan diri sendiri dan proses pemaknaan dan pena siran tampak dengan jelas 6. Konsep perbuatan (action) oleh karena perbuatan manusia bentuk dalam dan melalui proses interaksi dengan diri sendiri, manusia menghadapkan

19

diri pada macam$macam hal sepeti kebutuhan, perasaan, tujuan, perbuatan orang lain, pengharapan dan tuntutan orang lain, peraturan$peraturan masyarakatnya situasinya self i&age, ingatannya dan cita$cita untuk masa depan. .anusia sendiri adalah konstruktor kelakuannya. 1. Konsep objekG manusia hidup ditengah objek$objek kata dimengerti dalam arti luas dan meliputi semua yang menjadi sasaran perhatian akti manusia. 5bjek dapat bersi at isik seperti kursi, atau khayalan..., kebendaan Fmpire %tate 4uilding atau abstrak seperti konsep kebebasan, hidup atau tidak hidup, terdiri golongan atau terbatas pada satu orang, bersi at pasti seperti golongan darah, atau agak kabur seperti ajaran ilsa at. *. Konsep interaksi sosialG interaksi berarti bah!a peserta masing$masing memindahkan diri mereka secara mental di dalam posisi orang lain. dengan berbuat demikian, mereka mencoba mencari arti maksud yang oleh pihak lain diberikan kepada aksinya, sehingga komunikasi dan interaksi dimungkinkan. Dalam interaksi simbolik orang mengartikan dan mena siran gerak$gerak orang lain dan bertindak sesuai dengan arti itu. 5rang menimbang perbuatan masing$masng orang secara timbal balik, dan hal ini tidak hanya merangkaikan perbuatan orang yang satu dengan perbuatan orang lain, melainkan menganyam perbuatan$perbuatan mereka menjadi apa yang barangkali boleh disebut suatu transaksi dalam arti bah!a perbuatan$perbuatan yang diasalkan dari masing$masing pihak diserasikan, sehingga membentuk suatu aksi bersama yang menjembatani mereka. +. Konsep /oin action, artinya ialah aksi kolekti yang lahir di mana perbuatan$perbuatan masing$masing peserta dicocokan dan diserasikan satu sama lain. 4lummer, .anis dan .elt8er, Rose, %no! dalam Rit8er I /oodman (60"01)6$1)1) mencoba mengemukakan prinsip$prinsip dasar terori

interaksionisme simbolik diantaranyaa. Tidak seperti binatang yang lebih rendah, manusia ditopang oleh kemampuan ber ikir b. Kemampuan ber ikir dibentuk oleh interaksi sosial c. Dalam interaksi sosial orang mempelajari makna dan simbol yang memungkinkan mereka menggunakan kemampuan ber ikir tersebut d. .akna dan simbol memungkinkan orang melakukan tindakan dan interaksi khas manusia e. 5rang mampu memodi ikasi atau mengubah makna dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan ta sir mereka terhadap situasi tersebut

20

. 5rang mamapu melakukan modi ikasi dan perubahan ini karena kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan diri mereka sendiri g. ,alinan pola tindakan dan interaksi ini kemudian menciptakan kelompok masyarakat De!ey dalam Eeeger ("))0-66"$666) menjelaskan prinsip berlandaskan suatu teori pengenalan yaitu 9;ang tidak memahami pikiran manusia sebagai otocopy atau pencerminan dunia melainkan sebagai hasil kegiatan2akti(itas manusia sendiri. .anusia terlibat akti dalam proses pengenalan. Ia mengahadapkan kesadaran pada hal$hal yang diluar. Dalam proses akti ini pemikiran manusia tidak hanya berperan menjadi instrumen atau sarana untuk bertindak, tetapi menjadi bagian dari sikap kelakuan manusia. Teori pengenalan ini menghasilkan suatu citra manusia dinamis, anti deterministik dan penuh optimisme. .anusia tidak secara pasi menerima saja pengetahuannya di luar, tetapi secara akti dan dinamis membentuk sendiri pengetahuan dan kelakuannya.: .ead dalam Eeeger ("))0-661) mengatakan9%ebelum bertindak, manusia mengenakan arti$arti tertentu kepada dunianya sesuai skema$skema interprestasi yang telah disampaikan kepadanya melalui proses$proses sosial. 4aik kelakuan sendiri maupun kelakuan orang lain senantiasa disesuaikan dan diserasikan dengan arti$ arti tertentu. %ehubungan dengan proses$proses ini yang menga!ali perilaku manusia, konsep 9pengambilan peran: (role taking) amat penting. %ebelum seorang diri bertindak, ia membayangkan dirinya dalam posisi orang lain dan coba memahami apa yang diharapkan oleh pihak itu. 'ola kelakuan harus diserasikan dengan yang diandaikan oleh masyarakat: 3aris dalam Rit8er I /oodman (600*-6=") menyatakan pre erensi .ead mungkin bukan buah pikiran baru masyarakat tetapi masyarakatlah yang pertama dan kemudian baru pikiran yang muncul dalam masyarakat, bah!a masyarakat atau lebih luasnya kehidupan sosial, adalah sesuai dengan prioritas dalam analisis .ead. .ead dalam Rit8er I /oodman (600*-6=6) pre erensi berbentuk ". Tindakan, tindakan sosial sebagai 9unit primiti : dalam teorinya. Dalam menganalisis tindakan, pendekatan .ead hampir sama dengan pendekatan beha(ioris dan memusatkan perhatian pada rangsangan (stimulus) dan

21

tangapan (renponse). Tetapi, stimulus di sini tidak menghasilkan respon manusia secara otomatis dan tanpa dipikirkan. Kita membayangkan stimulus sebagai sebuah kesempatan atau peluang untuk bertindak, bukan sebagai paksaan atau perintah. 6. I&puls, impuls yang meliputi 9stimulasi2ransangan spontan yang berhubungan dengan alat indera dan reaksi aktor terhadap ransangan, kebutuhan untuk melakukan sesuatu terhadap ransangan itu. Rasa lapar adalah contoh yang tepat untuk impuls. #ktor secara spontan dan tanpa pikir memberikan reaksi atas impuls, tetapi aktor manusia lebih besar kemungkinan akan memikirkan reaksi yang tepat. Dalam ber ikir tentang reaksi, manusia hanya mempertimbangkan situasi kini, tetapi juga pengalaman masa lalu dan mengantisipasi akibat dan tindakan di masa depan. %ecara menyeluruh, impuls, seperti semua unsur teori mead, melibatkan aktor dan lingkungan. 1. Persepsi, aktor menyelidiki dan bereaksi terhadap ransangan yang berhubungan dengan impuls. 'ersepsi melibatkan rangsangan yang baru masuk maupun citra mental yang ditimbulkannya. #ktor tidak secara spontan menangapi stimuli dari luar, tetapi memikirkan sebentar dan menilainya melalui bayangan mental. .anusia tak hanya tunduk kepada ransangan dari luarG mereka juga memilih secara akti memilih ciri$ciri ransangan dan memilih di antara sekumpulan ransangan. #rtinya sebuah ransangan yang berbeda dan mereka mempunyai kapasitas untuk memilih yang mana perlu diperhatikan dan yang mana perlu diabaikan. .ereka menolak memisahkan orang dari objek itulah yang menyebabkan sesuatu itu menjadi objek bagi seseorang. 'emahaman dan objek tak dapat dipisahkan satu sama lain (berhubungan secara dialektis) *. Manipulasi, segera setelah impuls menyatakan dirinya sendiri dan objek telah dipahami, langkah selanjutnya adalah memanipulasi objek atau mengambil tindakan berkenaan dengan objek itu.

+. Ko&su&asi, tahap pelaksanaan atau mengambil tindakan yang memuaskan dorongan hati yang sebenarnya. (. Teori &ontruksi "osial 4erger dan Huckmann dalam .aJmun (600)-61$6*) mengatakan bah!a kenyataan itu dibangun secara sosial. Namun, kenyataan sosial itu bukanlah tunggal melainkan ganda. Kenyataan sosial itu bersi at ganda karena memiliki dimensi objekti dan subjekti . 4erger dan Hukman dalam 'oloma (60"0-100) meringkas teori mereka dengan menyatakan 9realitas terbentuk secara sosial: dan sosiologi ilmu pengetahuan harus menganalisa proses bagaimana hal itu terjadi. .embatasi 22

realitas sebagai 9kualitas yang berkaitan dengan enomena yang dinggap berada di luar kemaun kita. 4erger dalam 'oloma (60"0-10") berpendapat realitas kehidupan sehari$ hari memiliki dimensi$dimensi subjekti dan objekti . .anusia merupakan melalui proses instrumen dalam menciptakan realitas sosial yang objekti

eksternalisasi, sebagaimana ia mempengaruhi melalui proses internalisasi (yang mencerminkan realitas subjekti ). 4erger melihat masyarakat (Korem 016 %umbar sebagai unit sosial) sebagai produk manusia, dan manusia (per!ira menengah) sebagai produk masyarakat. Mas)arakat se(agai 0ealitas +(jekti 4erger dalam 'oloma (60"0-106) melihat struktur sosial yang objekti memiliki karakter tersendiri, tetapi asal mulanya harus dilihat sehubungan dengan eksternalisasi manusia atau interaksi manusia dalam struktur yang ada. Fksternalisasi ini kemudian memperluas institusional aturan sosial, sehingga struktur merupakan proses yang kontinyu. 4ukan penyelesain yang sudah tuntas. %ebaliknya, realitas objekti yang terbentuk melalui eksternalisasi kembali membentuk manusia dalam masyarakat. 'roses dialektika ini merupakan proses yang berjalan terus, dimana internalisasi dan eksternalisasi menjadi 9momen: dalam sejarah. %ebagai elemen ketiga ialah proses internalisasi, atau sosialisasi indi(idu kedalam dunia sosial objekti . Ketiga elemen ini internalisasi, eksternalisasi, dan objekti(ikasi, saling bergerak secara dialektis. Dukum dasar yang mengendalikan dunia sosial objekti ialah peraturan. 4erger dan Huckmann dalam 'oloma (60"0-101) mengatakan bah!a sebagai mata rantai antara organisme manusia dan struktur sosial juga mirip dengan rumusan ungsional struktural. %truktur sosial terdiri dari peranan perilaku yang terpola atau memiliki lambang$melambangkan timbal balik. Aalau indi(idu tidak identik dengan ukuran$ukuran pelaksanaan peranan tersebut. Tipologi peranan peranan itu merupakan 9hubungan yang diperlukan bagi institusionalisasi itu merupakan 9hubungan yang diperlukan bagi institusionalisasi kelakuan.

23

9dengan demikian, peranan dapat dikatakan sebagai unit dasar aturan terlembaga objekti . Mas)arakat se(agai 0ealitas "u(jekti 4erger dan Huckmann dalam 'oloma (60"0-10*$10+) mengatakan bah!a dalam menguraikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi yang dialami indi(idu di masa kecil, di saat mana dia diperkenalkan pada dunia sosial objekti . Karena realitas yang ada tidak mungkin diserap dengan sempurna maka sianak akan menginternalisir pena siran terhadap relaitas tersebut. %etiap orang memiliki 9(ersi: realitas yang dianggapnya cermin dari dunia objekti . Dengan demikian 4erger dan Huckmann menekankan eksistensi realitas sosial berganda. a. 0ealita o(jekti * realitas objekti yang terbentuk melalui eksternalisasi

kembali membentuk manusia dalam masyarakat contohnya adalah undang$ undang nomor 1* tahun 600* tentang TNI. b. 0ealita su(jekti - <ndang$undang nomor 1* tentang TNI yang diberikan oleh negara kepada TNI tidak terserap sempurna sehingga indi(idu atau per!ira menengah daerah resort militer 016 dan menginterprestasikan sendiri aturan$ aturan yang telah ditetapkan.

B. Hasil Penelitian )ang 0ele1an %umber utama yang menjadi studi rele(an dalam membantu memudahkan penelitian ini adalah disertasi saudara .uhadjir F endy yang berjudul 9%tudi 3enomenologi Tentang 'ola 'embentukan 'ro esionalisme Tentara Nasional Indonesia (4erdasar 'engalaman 'endidikan, 'elatihan dan 'enugasan pada 'er!ira .enengah TNI #D Daerah /arni8un .alang) pada tahun 600). .uhadjir mem okuskan penelitian pada pola pembentukan atau internalisasi pemahaman

24

tentang pro esionalisme militer. 'enelitian ini hanya menitik beratkan nilai$nilai yang mendasari konstruksi pemahaman sebagaimana tersebut di atas adalah bersumber dari gagasan tentang 9Ksatriya: yang berakar dalam tradisi keprajuritan kerajaan ,a!a .ataram. 5leh sebab itu TNI pro esional dapat diberi label lebih spesi ik sebagai 9Tentara 'ro esional Ksatriya: %umber studi rele(an yang kedua adalah tesis saudara Nasirul .akhasin yang berjudul Implikasi reposisi TNI terhadap pengembangan Karier 'er!ira .enengah 'ada Komando Teritorial (%uatu Kajian Kelembagaan dan

'ro esionalisme .iliter di Kodam IE2Diponogoro ,a!a Tengah). 'enelitian ini mem okus reposisi (pengembalian posisi TNI untuk ungsi) pertahanan)

mengkajinya implikasinya terhadap karir per!ira menengah di Kodam tersebut ketika TNI kehilangan ungsi sosial politiknya. %umber studi rele(an yang ketiga adalah buku .estika Ked tentang /iyugun- .ikal %akal (entara Nasional di #u&atera. ;ang menarik dalam buku ini adalah tesis unsur pembentuk TNI selama ini yang kenal dan selalu ditulis adalah 'eta, KNIH dan Haskar, dengan adanya buku ini mematahkan tesis

tersebut. 'FT#, KNIH dan Haskar hanya berlaku di ,a!a, tidak bisa diberlakukan atas nama Indonesia sedangkan di %umatera adalah /iyugun. berdasarkan buku ini di 4orneo juga didirikan pelatihan militer oleh ,epang tetapi sepengetahuan penulis belum yang menulisnya secara detil. ;ang kedua adalah %umatera 4arat (.inang Kabau) masyarakatnya tidak tertarik untuk masuk tentara, kesadaran dan peran tokoh$tokoh %umatera 4aratlah yang membujuk, mempro(okasi

25

menyadarkan untuk masuk tentara, yang nanti dipergunakan untuk kepentingan kemerdekaan.

C. &erangka Pe'ikiran Dalam penelitian ini mengunakan skema identitas militer pro esional yang dikemukakan oleh ;uddy &risnandi (600+-"+*$"+7) dan dilengkapi dengan

undang$undang nomor 1* tahun 600* tentang TNI, menurut penulis identitas pro esionalisme militer yang dikemukakan oleh ;uddy &risnandi dan << No.1* tahun 600* tentang TNI telah me!akili pemikiran %amuel Duntington tentang pro esionalisme militer lama (old profesionalis&), karena bisa menerangkan posisi militer dalam negara maupun per!ira sebagai militer pro esional. %kema identitas militer pro esional Indonesia adalah sebuah narasi tentang

pro esionalisme militer di Indonesia, skema ini menjadi jelas ketika di lihat dalam konteks %umatera 4arat yaitu Korem Airabraja 016. 4aik isu sentral yang akan sampaikan dalam penelitian maupun isu lokal tentang enomena militer yang terjadi di %umatera 4arat. <ntuk memahami kerangka pemikiran ada beberapa konsep yang perlu di pahami 1. 'er!ira sebagai militer pro esional"?. 6. 'er!ira sebagai manajer kekerasan 1. 'er!ira menengah TNI #ngkatan Darat (.ayor, Hetkol, Kolonel)").

18

Duntington.6001. Pra/urit dan Negara (eori dan (eori.... hal

7* 26

19

,ales!ari 'ramodha!ardani dan

.u ti .akaarim,

Tentara Indonesia

Reformasi Nasional
27

, (,akarta, ID%'% dan D&#3,600)) hal +

BAB III MET+D+L+2I PENELITIAN .etodologi penelitian merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana prosedur kerja mencari kebenaran ilmiah. Kualitas kebenaran yang diperoleh dalam berilmu pengetahuan terkait langsung dengan kualitas prosedur kerjanya.60
20

Noeng .uhadjir, Metolodologi Penelitian Kualitatif,(;ogyakarta, Rake %arasin, 6006) hal +

28

A. %enis Penelitian %esuai dengan masalah dan okus penelitian, maka penelitian ini mengunakan pendekatan kualitati . %alah satu alasan penting untuk melakukan penelitian kualitati adalah bersi at penyelidikan dan subjek penelitian yang diteliti sesuatu yang menarik dan belum banyak mendapat perhatian dari peneliti$peneliti lain, dan peneliti harus mendengar in ormasi dan membuat gambaran berdasarkan keterangan in orman. 'endekatan ini digunakan agar dapat memahami lebih luas tentang pro esionalisme militer di %umatera 4arat. Teknik pengambilan data kualitati , yaitu pengamatan, !a!ancara, atau penelaahan dokumen6". %edangkan menurut .oleong pada buku berbeda, metode kualitati adalah prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriti berupa kata$kata tertulis atau lisan dari orang$orang yang berprilaku yang diamati. 66 Dan menurut %ai ullah mende inisikan penelitian kualitati sebagai kemampuan untuk melakukan pengamatan secara cermat untuk mendapatkan data yang shahih dan handal serta kecakapan untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan baik dengan komunitas masyarakat yang diamati dan di!a!ancarai61.

B. Lokasi Penelitian Hokasi penelitian ini dilakukan di Korem 016 Airabraja 'ro(insi %umatera 4arat. #lasan penelitian dilakukan di Korem 016 di %umatera 4arat karena ingin memahami realitas pro esionalisme militer secara konteks sosial di %umatera 4arat dan Korem 016 Airabraja adalah institusi tertinggi #ngkatan Darat di %umatera 4arat.

21

HeBi ,. .oleong. 600+, Metodologi Penelitian Kualitatif, (4andung cet. LLI,, 'T Remaja Rosdakarya, 600+) hal * 22 HeBi ,. .oleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (4andung,'T.Remaja Rosdakarya, "))6) hal ) 23 %ai ullah, Metodologi Penelitian , (.alang, 3akultas %yariJah, 6007), hal "+

29

'enelitian militer selama ini berpusat di ,a!a sebagai pusat kajian militer baik secara kekuataan militer, sejarah militer, ataupun latar sosial militer. Dan menurut peneliti %umatera 4arat juga mempunyai nilai$nilai militer yang belum diteliti yang bisa menjadi sumbangan terhadap pemikiran militer modern yang pro esional khususnya untuk militer Indonesia. C. Teknik Pengu'3ulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara indi(idu ataupun kelompok, hasil obser(asi terhadap suatu benda ( isik), kejadian atau kegiatan dan hasil penguji.6* %edangkan data sekunder adalah data$ data yang mendukung data utama atau data yang bukan diusahakan sendiri oleh peniliti, data sekunder ini mencakup dokumen$dokumen resmi, buku$buku, penelitian yang ber!ujud laporan, buku harian, dan sebagainya yang mendukung operasionalisasi penulisan hasil penelitian.6+Karena data sekunder ini membantu peneliti untuk mendapatkan bukti maupun bahan yang akan diteliti,sehingga peneliti dapat memecahkan atau menyelesaikan suatu penelitian dengan baik karena karena didukung dari buku$buku baik yang sudah dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan.67 'engumpulan data tersebut dilakukan dengan !. +(ser1asi <ntuk mendapatkan data$data yang akurat dan autentik, peneliti mengadakan pengamatan secara langsung (obser(asi) terhadap objek yang diteliti, termasuk didalamnya kejadian atau perististi!a$peristi!a tertentu yang erat hubungannya dengan penelitian.6= 'eneliti akan mengobser(asi akti(itas per!ira$per!ira menengah militer tersebut dan institusinya, atas i8in dari institusi mereka maka
24

/abriel #min %ilalahi, Metode Penelitian dan #tudy Kasus, (%idoarjo, &E, &itra .edia,6001) hal += 25 %oerjono %oekamto, Pengantar Penelitian ,uku&, (,akarta, <ni(ersitas Indonesia 'ress, ")?7) hal "6 26 /abriel #min %ilalahi, Metode Penelitian dan #tudy Kasus, hal += 27 Damdani Na!a!i, Pengantar Metodologi Riset, (,akarta, Raja /ra indo 'ersada,"))7) hal "00

30

obser(asi ini bisa dilakukan. Karena dia!al obser(asi yang peneliti lakukan pada lembaga militer tersebut sangat prosedural dan cenderung tertutup. $. 4a-an#ara atau interview Aa!ancara merupakan suatu proses interaksi untuk mendapatkan in ormasi secara langsung dari in orman, metode ini digunakan untuk menilai keadaan seseorang dan merupakan tulang punggung suatu penelitian sur(ei, karena tanpa !a!ancara maka akan kehilangan in ormasi yang (alid dan orang yang menjadi sumber data utama dalam penelitian 6?. 'endapat lain mengatakan !a!ancara adalah proses tanya ja!ab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung in ormasi$in ormasi atau keterangan$keterangan.6) Teknik !a!ancara yang peneliti lakukan adalah !a!ancara mendalam melalui pertanyaan yang terstruktur atau tergantung situasi dengan mengunakan pedoman !a!ancara. Teknik ini dirasa perlu karena dalam pengamatan saja lembaga militer yang dikenal tertutup tidak semuanya bisa terlihat dengan jelas. Aa!ancara tersebut dilakukan ketika jam dinas per!ira menengah tersebut dari senin sampai hari ,umJat di Korem 016 Airabraja, dan yang di!a!ancarai adalah per!ira menengah yang berasal dari %umatera 4arat. Aa!ancara dilakukan berdasarkan in orman penelitian. In orman penelitian adalah subjek penelitian yang ditentukan sebagai sumber in ormasi yang rele(an dengan permasalahan pro esionalisme militer, oleh karena itu diharapkan in ormannya adalah orang yang mengerti, paham, mengenai situasi dan kondisi, lokasi dan menguasai permasalahan penelitian. In orman dalam penelitian ini adalah orang$ orang yang mampu memberikan in ormasi yang rinci dan mendalam mengenai pro esionalisme militer. In orman dalam penelitian ini adalah pada per!ira menengah TNI #ngkatan Darat (.ayor, Hetkol, Kolonel) 10 yang bertugas Korem 016 Airabraja di %umatera 4arat.

28 29

%uharsimi #rikunto, 6006, Prosedur Penelitian #uatu Pendekatan,... hal "07. &holid Narbuko dan #bu #chmadi, Metodologi Penelitian, (,akarta, 4umi #ksara, 600*) Dal ?1

31

'emilihan in orman dilakukan dengan memakai cara purpusif sa&pling. Di mana in orman penelitian peneliti pilih sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Purposife sa&pling di sini berarti disini berarti peneliti telah menentukan in orman dengan anggapan atau pendapat sendiri. <ntuk mendapat kan kelengkapan data maka per!ira menengah di bagi dalam beberapa kriteria dari per!ira Korem 016 Airabraja berjumlah 1*.1" ". 'er!ira menengah yang memahami pro esionalisme militer 6. 'er!ira menengah yang berasal dari %umatera 4arat dan memahami budaya .inangkabau %umatera 4arat 1. 'er!ira .enengah dari suku ,a!a dan 4ima .enurut 3aisal ("))0-+7) teknik pemilihan in orman dilakukan dengan metode purposive sa&pling in orman ditentukan secara sengaja atas pertimbangan tertentu bukan secara acak. .enurut .uhadjir (600)-"6) mengatakan bah!a banyak in orman yang dibutuhkan ditetapkan di lapangan atas prinsip kejenuhan in ormasi. 4ila dengan in orman yang telah diambil, ada in ormasi yang masih diperlukan, dikejar lagi in orman yang diperkirakan kebutuhan in ormasi yang belum diperoleh, sebaliknya jika dengan menambah in orman hanya diperoleh in ormasi yang sama, berarti jumlah in orman sudah cukup, karena in ormasi sudah jenuh.
30

,ales!ari

'ramodha!ardani

dan

.u ti

Refor&asi (entara Nasional Indonesia


.akaarim,

, (,akarta, ID%'% dan D&#3,600)) hal +

31

www.kodam.bukitbarisan

32

'enelitian kualitati menurut %arantakos menekankan bah!a banyaknya jumlah sampel bukan menjadi prioritas utama, untuk menjamin tingginya akurasi, (aliditas dan keberhasilan dalam penelitian kualitati 16. Dan pengambilan sampel tersebut dijelaskan 'atton dengan mengkategorikan pengambilan sampel dengan (ariasi maksimum, dimana pengambilan sampel dilakukan bila subyek penelitian menampilkan banyak (ariasi, dan keter!akilan semua (ariasi penting untuk meman aatkan adanya perbedaan$perbedaan yang ada untuk menampilkan kekayaan data.11

5.

Doku'enter .etode dokumentern yaitu mengenai hal$hal atau (ariebel yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notolen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.1*%tudi dokumenter dalam penelitian dibutuhkan karena data ada yang bersi at administrati , monogra i daerah, historis daerah, adat istiadat dan kondisi sosial budaya yang berkaitan dengan pro esionalisme militer di %umatera 4arat. E. Teknik Pe'eriksaan &ea(sahan Data Teknik penjamin keabsahan data merupakan aktor menentukan dalam penelitian kualitati . Dalam hal ini untuk menperkuat keabsahan data penelitian tentang pro esionalisme militer, langkah$langkah yang dilakukan menurut .oleong (6000-"=+$"?0) mengatakan bah!a-

!.
32

Per3anjangan keikutsertaan

F. Kristi 'oer!andari, Pendekatan Kualitatif Penelitian Perilaku Manusia , ('er ecta H'%'1 3akultas 'sikologi <I, ,akarta, 600+) hal )+$)7 33 Ibid ., hal )?
34

%uharsimi #rikunto, 6006, Prosedur Penelitian #uatu Pendekatan,...hal 607

33

Dalam hal ini peneliti melakukan obser(asi partisipasi dan berusaha membaurkan diri dan terlibat dalam kegiatan militer yang dilalukan oleh per!ira$ per!ira menengah tersebut. Dal ini memungkin peneliti dapat menangkap enomena$ enemena yang terkait dengan pro esionalisme militer. 'erpanjangan keikutsertaan menjadi penting guna berorientasi dengan situasi dan kondisi, guna memastikan apakah konteks itu telah dipahami atau belum. &ontoh perpanjangan keikutsertaan adalah ikut menyaksaksikan kegiatan harian per!ira seperti apel pagi dan sore. $. &etekunan 3enga'atan Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri$ciri dan unsur$unsur dalam situasi yang sangat rele(an dengan persoalan dan isu yang berhubungan dengan pro esionalisme militer dan memusatkan diri pada hal$hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain, jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan pengalaman. 'engamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap aktor$ aktor yang menonjol. Ketekunan pengamatan menghasilkan kedalaman dalam sebuah penelitian. 5. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang meman aatkan sesuatu yang lain di luar data itu keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Den8in dalam .oleong (600*-"=?) menbedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang meman aatkan pengunaan sumber, metode, penyidik dan teori. 'atton dalam .oleong (600*-"=?) mengatakan bah!a triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu in ormasi yang diperoleh melalui !aktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitati . Dal ini dapat dicapai dengan jalan (") membandingkan data hasil

34

pengamatan dengan hasil !a!ancara, (6) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (1) membandingkan apa yang dikatakan orang$orang tentang situasi penelitian membandingkan apa yang dikatakan orang$orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang !aktu, (*) membandingkan keadaan dan pers ekti seorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, (*) membandingkan hasil !a!ancara dengan isi dokumen berkaitan. 'ada triangulasi metode, menurut 'atton dalam .oleong (600*-"=?) mengatakan terdapat dua strategi, yaitu (") pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, (6) pengecekan kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama Teknik triangulasi jenis ketiga ialah dengan jalan meman aatkan peneliti atau pengamat lain untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. 'eman aatan pengamat lainnya memnbantu mengurangi kemencengan dalam pengumpulan data. 'ada dasarnya pengunaan suatu tim penelitian dapat direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. Triangulasi dengan teori, menurut Hincoln dan /uba dalam .oleong (600*-"=?) mengatakan bah!a akta tertentu tidak sederajat kepercayaan dengan satu atau lebih teori. Dipihak lain, 'atton dalam .oleong (600*-"=)) mengatakan bah!a hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakan penjelasan banding (rival e3planation). Dalam hal ini, analisis telah menguraikan pola, hubungan, dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis, maka penting sekali untuk mencari tema atau penjelasan pembanding atau penyaing. 'eneliti mengunakan teknik traingulasi data dengan bentuk triangulasi sumber dan metode, dengan beberapa sumber data (in orman) diberikan pertanyaan yang sama yang berpedoman pada pedoman !a!ancara, sehingga bisa dikumpulkan data yang sama. Ketika dicek kembali kepada in orman yang berbeda dan mendapat ja!aban yang sama, sehingga diperoleh kebenaran data, dengan

35

demikian data$data yang diperoleh bisa dipertanggung ja!ab secara penulisan ilmiah. F. Teknik Pengelolahan dan Analisis Data .enurut .iles dan Daberman ("))6-60) mengatakan beberapa langkah dalam analisis data dalam penelitian dengan metode kualitati !. 0eduksi Data Reduksi yaitu suatu proses pemilihan, pem okusan, dan penyederhanaan data$ data 9kasar: yang mungkin muncul dari catatan tertulis di lapangan. %etiap mengumpulkan data, data di tulis dengan rapi, terinci dan sistematis. Kemudian dibaca, dipelajari, dan dipahami agar data$data yang didapat bisa dimengerti. %elanjutnya dilakukan proses pemilihan yaitu memilih hal$hal yang pokok, membuat ringkasan, dan di okuskan pada hal$hal yang penting sehingga sesuai dengan rumusan masalah. .ereduksi data yaitu menerangkan data yang sudah terkumpul tentang pro esionalisme militer, lalu data diseleksi dan dikumpulkan ke dalam kategori sebagai pro esionalisme militer. %etelah itu ja!aban yang dari in orman dikelompokkan sehingga nampak perbedaan$perbedaan in ormasi yang didapatkan dari lapangan. Data yang masih belum lengkap dicari kembali dengan melakukan !a!ancara ulang dengan in orman. $. Pen)ajian Data 'enyajian data yaitu proses penyajian ke dalam bagian yang sesuai atau membentuk jalinan antara satu aktor dengan aktor lainnya, sedangkan data yang tidak lengkap dilacak kembali ke lapangan. 'ada tahap penyajian data ini, penulis berusaha menyimpulkan kembali data$data yang telah disimpulkan pada tahap reduksi data sebelumnya. Data yang telah disimpulkan diperiksa kembali dan dibuat dalam bentuk laporan penelitian. .elalui penyajian data peneliti dapat memahami pro esionalisme militer di %umatera 4arat. 5. Penarikan &esi'3ulan

36

Dari a!al melakukan penelitian, peneliti mencari makna dari data yang diperoleh, (erikasi dengan cara ber ikir ulang selama melakukan penulisan, meninjau kembali catatan di lapangan, bertukar pikiran agar bisa mengembangkan data. %elanjutnya menganalisis data dengan cara membandingkan ja!aban dari in orman mengenai permasalahan penelitian yang si at penting, dan dirasa sudah sempurna maka hasil penelitian yang telah diperoleh nantinya akan ditulis dalam bentuk laporan akhir. 'enarikan kesimpulan akhir atau penelitian dari hasil deskripsi berupa laporan ilmiah. Kesimpulan akhir diambil dengan cara menggabungkan dan menganalisis keseluruhan data yang didapatkan di lapangan baik dengan !a!ancara maupun obser(asi yang dilakukan dalam penelitian ini tentang pro esionalisme militer di %umatera 4arat.

BAB I6 37

TEMUAN UMUM

!. "ejarah Pe'(entukan &ore' 75$ 4ira(raja Korem 016 Airabraja %umatera 4arat merupakan lembaga tertinggi militer angkatan darat di %umatera 4arat yang memba!ahi "0 Kodim dan 6 bataliyon. Korem beralamat di Korem 0162Airabraja yang berkedudukan di jalan %udirman No.6) 'adang %umatera 4arat. %ebelum menjadi Korem 016 Airabraja, Korem 016 Airabraja dahulunya adalah Kodam III2"= #gustus. Kodam III2"= #gustus dibentuk di !ilayah %umatera bagian 4arat (ersi TNI adalah dalam rangka menjaga keamanan dan mempertahankan daerah dari serangan

pemberontak , berdasarkan %kep Kasad nomor skep 67+2*2")+) tanggal "+ april ")+)1+ bertepatan dengan peristi!a 'emerintahan Re(olusioner Republik Indonesia ('RRI) yang berpusat di %umatera 4arat. %etelah 6+ tahun Kodam III2"= #gustus menjalankan tugasnya didaerah %umatera 4arat dan Riau, yang dimulai dari tanggal "= #pril ")+) berdasarkan surat keputusan Kasad No. Kpts 67+ 2 ")+) dengan 'anglima #hmad ;ani, maka pada akhir tahun ")?* Kodam III2"= #gustus telah berhasil menyelesaikan setiap tugas dan tanggung ja!abnya dengan baik dan sukses. 4aik dalam tubuh Kodam III2"= #gustus sendiri maupun dalam menegakkan kedaulatan dan stabilitas di!ilayah %umbar dan Riau. Dasil yang menonjol sekali dalam tugas Kodam III2"= #gustus dalam !ilayah jajarannya ialah pembangunan desa di %umatera 4arat. %emua itu adalah berkat kebijaksanaan Kodam III2"= #gustus dan kerja

35

;oni "112;huda %akti, #e/ara' 4onif 56674'uda #akti ('adang-") ;oni "112;huda %akti

38

sama yang baik dengan aparat pemerintah daerah, dengan pemuka masyarakat dan masyarakat itu sendiri, sebutan kemanunggalan #4RI dengan Rakyat. Kodam III2"= #gustus meliputi dua 'ropinsi yaitu - 'ropinsi %umatera 4arat dan Riau. .empunyai 1 %atpur, 1 4anpur, " <nit 'endidikan dan satuan teritorial yaitu Korem 01"2Airabima, Korem 0162Airabraja dan Korem 0112Airayudha. 4erdasarkan kebijakan pimpinan TNI #D tentang rencana pembangunan kekuatan TNI #D yaitu pelaksanaan program reorganisasi jajaran TNI$#D yang harus siap operasi pada bulan #pril ")?7, maka reorganisasi tersebut dilaksanakan secepatnya. Reorganisasi dilaksanakan secara menyeluruh, ada likuidasi terhadap suatu susunan organisasi, dan ada penggabungan beberapa unsur terhadap pihak lain, yang kesemuanya itu bersi at menyeluruh dalam pelaksanaannya akan di atur dari ba!ah keatas. %ecara kelembagaan militer dari Kodam III2"= #gustus menjadi Korem 016 Airabraja adalah penurunan kelembagaan karena Korem adalah bagian dari Kodam baik secara ke!enangan atau ke!ilayaan dan penurunan dari Kodam menjadi Korem akan mengurangi alat kelengkapan lembaga secara personil maupun secara asilitas isik. Korem 0162Airabraja yang berkedudukan di jalan

%udirman No.6) 'adang, !ilayahnya meliputi 'ropinsi %umatera 4arat adalah hasil penggabungan 6 (dua) Korem sebelumnya yaitu Korem 0162Airabraja yang berkedudukan di 4ukittinggi dan Korem 0112Airayudha yang berkedudukan di %olok. 4rigjen TNI %oeripto melantik Kolonel Iding %u!ardi Nrp ")6?0 menjadi Danrem 0162%umatera 4arat yang kemudian berganti nama dengan Airabraja

39

sesuai dengan surat Keputusan Kasad No. Kep2102I2")?+ tanggal 66 ,anuari ")?+ dan surat perintah 'angdam III2"= #gustus No. %prin2)"2I2")?+ tanggal 61 ,anuari yang .akoremnya berkedudukan di Kota .adya 'adang17. .ulai saat itu resmilah berdirinya Korem 0162Airabraja yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung ja!ab penuh kepada Kodam I 4ukit 4arisan yang baru. Ailayah Korem 0162Airabraja meliputi !ilayah Kodam III2"= #gustus kecuali !ilayah Korem 01"2Airabima, dengan batas$batas !ilayahnya sebagai berikut ". %ebelah utara berbatas dengan Tapanuli %elatan. 6. %ebelah selatan berbatas dengan kabupaten Kerinci, 'ropinsi ,ambi. 1. %ebelah timur berbatas dengan daerah 'ropinsi Riau atau !ilayah Korem 01"2Airabima

$.

&o'andan &ore' Dari 4aktu ke 4aktu 'impinan %atuan yang pernah menjabat sebagai Danrem 0162Airabraja mulai semenjak berdirinya Korem 0162Airabraja adalah sbb ". Kolonel In Iding %u!ardi 6. Kolonel In # i uddin Thaib 1. Kolonel In .usa *. Kolonel In %oe!arno #di!ijo +. Kolonel Ka( %upar!antoro 7. Kolonel In Fdi Aaluyo =. Kolonel #rt . Iskak tmt 67$0"$")?+ s.d. 0"$0)$")?=. tmt 0"$0)$")?= s.d. 6?$0)$")?) tmt 6?$0)$")?) s.d 66$01$"))" tmt 66$01$"))" s.d 1"$01$"))1 tmt 1"$01$"))1 s.d 1"$0)$"))* tmt 1"$0)$"))* s.d. "6$0*$"))+ tmt "6$0*$"))+ s.d. 01$06$"))=

36

Korem 016 Airabraja, #e/ara' Kore& 869 Wirabra/a, ('adang-Korem 016 Airabraja 60"") hal 6+

40

?. Kolonel Ka( %oegiono ). Kolonel In Dahler %.Dasibuan "0. Kolonel In %oeprianto %.I' "". Kolonel &8i Karsidi %T "6. Kolonel In Kusmintardjo "1. Kolonel #rm 4ambang %ubagio

tmt 01$06$"))= s.d. 07$""$"))? tmt 07$""$"))? s.d. 06$"6$6000 tmt 06$"6$6000 s.d. "0$0*$6001 tmt "0$0*$6001 s.d. 0+$01$600+ tmt 0+$01$600+ s.d 60$07$600= tmt 60$07$600= s.d 6?$01$600?

"*. Kolonel #rm Danu Na!a!i, %.%os tmt 6?$01$600? s.d 6*$01$600) "+. Kolonel In .ulyono "7. Kolonel .. 4ambang Tau ik "=. Kolonel In Drs. #mrin tmt 6*$01$600) s.d 6)$01$60"0 tmt 6)$0)$60"0 s.d 01$0+$60"6 tmt 01$0+$60"6 s.d %ekarang

%ejak berdirinya Korem 016 Airabraja dari tahun ")?+ sampai tahun 60"1 dan telah "= orang yang memimpin Korem 016 Airabraja. 'ada tahun 60"6 komandan Korem 016 Airabraja untuk pertama kali di pimpin oleh putra daerah %umatera 4arat yaitu Kolonel In Drs. #mrin. Kepemimpinan Korem 016 Airabraja diserahkan kepada putra daerah %umatera 4arat berindikasi adanya kepercayaan .abes TNI #D kepada putra daerah %umatera 4arat untuk memimpin daerahnya sendiri.

5. Personil &ore' 75$ 4ira(raja

41

Korem 016 Airabraja disebut juga dengan .akorem 016 Airabraja mempunyai rekapitulasi personel militer dan 'N% catatan terakhir pada bulan .aret 60"1, kenapa diajukan catatan terakhir karena mutasi di lembaga militer tinggi, pindah tugas, operasi perang, promosi jabatan dan lain sebagainya. Ta(el ! &eterangan %esuai T5'2D%'' 'ersentasse Per-ira 1* "00M Bintara 7+ "00M Tanta'a ?1 "00M PN" *1 "00M %u'lah 66+ "00M

%ejarah Korem 016 Airabraja hal "* Tabel " memperlihatkan standar yang ditetapkan oleh lembaga tertinggi TNI #D yang menjadi acuan bagi .akorem 016 Airabraja bagi penempatan personil, standar ini dilakukan karena ada kajian TNI tertentu berdasarkan luas !ilayah dan kebutuhan. Ta(el $ &eterangan Keadaan Nyata 'ersentase Per-ira 10 ??.6M Bintara ?= "11.?M Tanta'a ?= PN" 6) %u'lah 611 "01.7M

"0*.?M 7=.*M

%umber %ejarah Korem 016 Airabraja hal "+ Tabel 6 memperlihatkan personil .akorem yang sebenarnya,

memperlihatkan bah!a per!ira yang ada .akorem masih kurang * orang per!ira karena ada dua posisi yang masih belum diisi yaitu !akil komandan Korem dan 'asi 4akti dan dua per!ira lainnya. Tetapi jumlah 4intara lebih dari 11 persen dari standar yang diberikan yaitu 66 orang, sedangkan Tamtama lebih * persen dari standar yaitu * orang. Dalam lembaga militer juga ada sipil yang

42

diperkejakan oleh negara untuk membantu tugas ke!ilayaan !alaupun tidak ada sipil yang memegang jabatan penting di lembaga militer khusus Korem 016 Airabraja. 'ersonil di Korem 016 Airabraja berlebih secara jumlah berlebih tetapi kurang secara komposisi yang ditetapkan oleh markas besar angkatan darat. 8. "truktur Per-ira Menengah di &ore' 4ira(raja N + " 6 1 * + 7 = ? ) "0 "" "6 "1 "* "+ "7 "= %ABATAN D#.RF. K#%RF. K#%I INTFH '#%I INTFH K#%I 5'% '#%I H#T '#%I 5'% K#%I 'FR% '#%I 'FR% K#%I H5/ '#%I H5/ K#%I TFR '#%I K5.%5% '#%I A#NAIH '#%I 4#KTI '#K<. K#'FN DF%TRI5 FHE#N5 %D %<'#DI .#;5R &DK .#;5R IN3 DR%. ,#.F% %IT#N//#N/ D#%ID5H#N %D HFTK5H &#, D#.#NIK. .#;5R IN3 HFTK5H IN3 K#'TFN IN3 .#;5R #RD HFTK5H &#, .#;5R IN3#NTRI NAMA DR%. #.RIN P&T9C+0P"9N0P TMT %AB K5H5NFH IN3#NTRI 6"$01$60"6 Ho!ong 0+$01$60"6 0"$06$60"0 0"$0?$60"6 "7$0?$60"" 01$0)$60"0 0=$0)$60"6 0?$0?$60"" 0?$""$60"6 1"$0?$60"6 0"$0=$60"0 "+$""$60"0 "0$06$60"" Ho!ong 66$"6$600? 1"$0?$60"6

H#.45K %IT5D#N/ #.RIK#H N#%<TI5N 4#R#.<HI DR%. %<DFR.#N .. %I DFKKI %<,#T.IK5 %.'D D5TH#N /<RNIN/ .. K#%NI %.'D I/IT D5N5HF/5 D#,I,#D /<HT5., %.'D DR%. I%N#INI

.#R#T<# .#;5R IN3 .#;5R IN3 HFTK5H IN3 .#;5R &#, .#;5R IN3

%umber %ejarah Korem 016 Airabraja 60""

43

'er!ira menengah di Korem 016 Airabraja seharusnya berjumlah "= orang untuk mengisi jabatan yang ada, tetapi ada dua jabatan yang belum diisi yaitu Kasrem dan 'asi 4akti. Dua jabatan ini dalam lembaga Korem sangat (ital akan menperlambat kinerja Korem. Kasrem atau Kepala %ta Korem dijabat oleh seorang 'amen TNI #D berpangkat Hetnan Kolonel, merupakan pembantu utama Danrem, ber ungsi9 Perta&a, memimpin, mengatur, megkoordinasikan dan menga!asi segala kegiaan sta . Kedua, menyusun Rencana Kegiatan #nggaran (RK#) Korem sebagai bahan masukan RK# Kodam.Ketiga, menyusun rencana tata ruang yang berkaitan dengan ungsi pertahanan sebagai sub sistem rencana tata ruang !ilayah sesuai peraturan pemerintah serta me!akili Danrem dalam pelaksanaan Rakorbangda. Kee&pat, mengkoodinasikan dan menga!asi penyelenggaraan latihan perorangan, kesatuan, badan dan Komando dalam jajaran Korem termasuk Aanra. Keli&a, melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh Danrem. Keena&, dalam melaksanakan tugas ke!ajibannya bertanggung ja!ab kepada Danrem1=.

Kasrem mempunyai !e!enang yang besar sesudah Komandan Korem, sedangkan 'asi 4akti adalah pembantu Kasi Teritorial dalam menjalankan tugas komando teritorial. Di Korem 016 Airabraja per!ira menengah berjumlah

sebanyak "+ orang secara kesukuan didominasi oleh suku 4atak dan ,a!a. %uku minang atau berasal dari %umatera 4arat hanya tiga orang. %ecara nasional komposisi suku atau asal daerah dalam tubuh TNI didominasi oleh suku ,a!a dan 4atak1?, khususnya TNI #D.

/. 6isi Dan Misi &ore' 75$94ira(raja


37 38

Hetnan ,enderal 4udiman, Ko&ando Resort Militer, (-%eskoadG,akarta) hal = '. Dasudungan %irait, *rang %atak Melesat di )alur Militer (.edan- %orot) hal +

44

Eisi dan misi Korem 016 Airabraja ditujukan untuk me!ujudkan satuan yang siap operasional, pembinaan satuan dimulai dari tingkat perorangan s.d 4atalyon dalam rangka membentuk mental dan isik prajurit dalam satuan yang pro esional a) Ter!ujudnya disiplin dan tata tertib. b) Ter!ujudnya pro esionalisme prajurit. c) Ter!ujudnya kepemimpinan lapangan. d) Ter!ujudnya pemahaman hakekat sebagai tentara rakyat dan tentara pejuang. e) Ter!ujudnya keimanan dan ketaN!aan prajurit Korem 0162Abr kepada Tuhan ;ang .aha Fsa. ) Ter!ujudnya kondisi isik prajurit. g) Ter!ujudnya semangat juang, moti(asi dan ji!a korsa. h) Ter!ujudnya pembinaan administrasi satuan. i) Ter!ujudnya penghayatan kemanunggalan TNI dan Rakyat. j) Ter!ujudnya kemampuan manajerial 'er!ira dan 4intara1). ,. Birokrasi Militer %etelah penulis mendapatkan i8in penelitian dari 'asca %arjana <N' (<ni(ersitas Negeri 'adang) di Korem 016 Airabraja 'adang penulis langsung menuju Korem 016 Airabraja yang beralamat di jalan %udirman nomor 6)

'adang %umatera 4arat. %esampai di Korem 016 Airabraja penulis mengalami keraguan juga sebagai orang sipil yang masuk ke lingkungan militer yang dan tidak mempunyai kenalan yang bekerja di lembaga tersebut, akan melakukan penelitian. .iliter sebagai lembaga tertutup, eksklusi , sensiti dan arogan

menempel keras di kepala penulis, tetapi saat penulis bertekad bah!a penelitian adalah sebuah penghargaan karena kesulitan itu ada harganya. Ibarat meminum air pengunungan dari dalam kemasan akan berbeda prosesnya dengan meminum air pengunungan langsung dari mata airnya. %elama ini penulis kuliah di 'asca <N' dari semester satu menyukai topik militer hanya dengan membaca buku dan sumber berita lainnya tentang militer.
39

Ibid hal "+

45

'enulis sebagai orang yang membaca atau mendengar berita tentang militer atau bukan sumber berita, dengan penelitian penulis berharap menjadi sumber berita. .eminum air kemasan dari pengunungan hanya butuh uang dan sedikit !aktu tetapi meminum air pengunungan dari sumbernya akan menjadi sebuah proses pencarian dan perjalanan panjang untuk sampai bisa menikmati air dari sumber yang sama. 4egitu juga dengan memahami militer yang selama ini didapat dari membaca buku, berita, dan mendengar cerita tentang militer, akan berbeda dengan langsung datang dan menjadi bagian dikehidupan militer tersebut khususnya Korem 016 Airabraja %umatera 4arat. Korem 016 Airabraja adalah lembaga birokrasi militer, ketika penulis berusaha mendapatkan i8in penelitian di Korem 016 Airabraja maka berhadapan dan menyesuaikan diri dengan birokrasi militer seperti mengurus i8in penelitian di Korem 016 Airabraja. Ketika pertama memasuki Korem 016 Airabraja ada dua pintu masuk dengan tujuan yang sama, satu pintu masuk khusus umum dan satu pintu masuk khusus untuk kedinasan, ini penulis ketahui ketika penulis masuk melalui pintu masuk kedinasan, penjaga pos tersebut memberikan keterangan bah!a besok ketika masuk Korem pintu satu lagi yang khusus untuk umum, karena pintu masuk ini khusus kedinasan. #khirnya penulis masuk dari pintu satu lagi. Di pos penjagaan tertulis 9Tamu Aajib Hapor: dengan hal tersebut penulis melapor kepada tentara yang menjaga yang berpangkat 'rada ( prajurit dua) secara umum bisa digambarkan adalah satu garis merah di lengan bajunya yang terkesan curiga, penulis ditanya punya keperluan apa dan darimana, lalu penulis

46

menperlihatkan surat i8in penelitian dari 'asca %arjana <N' lalu penulis di antarkan ke ruangan bagian sekretariat yang hampir sejajar dengan pos penjagaan untuk umum, di sana penulis diterima dengan baik lalu beritahu bah!a suratnya di proses dulu dan tunggu 1 hari lagi. Dalam obrolan meminta i8in di bagian sekretariat ternyata sta yang melayani penulis dalam kepengurusan i8in tersebut ternyata istrinya orang 4atusangkar dan penulis kenal dengan lingkungan istrinya karena adalah orang dari Tanah Datar sehingga obrolan akhir bercerita tentang Tanah Datar. Dalam hal ini ikatan$ikatan daerah atau tempat tinggal masih menjadi rujukan untuk bisa lebih diterima dalam kepengurusan i8in. Dari keterangan sta kesekretariatan mengatakan bah!a belum ada selama + tahun ia bekerja di bagian sekretariat Korem 016 Airabraja mahasis!a atau lembaga di luar lembaga yang kaitan dengan militer melakukan penelitian. penulis terkejut dan pesimis belum ada sebuah ormat yang jelas dalam mendapatkan i8in penelitian dari lembaga militer ini, ada kemungkinan i8in penelitian ini ditolak. %etelah membaca surat i8in penelitian dari 'asca sarjana maka sta tersebut

mendisposisi surat masuk tersebut dan diminta datang 1 hari lagi ke bagian kesekretariatan. %etelah 1 hari berlalu penulis kembali ke Korem 016 Airabraja ketika masuk di pos penjagaan ditanya dengan pertanyaan yang sama keperluannya apa dan darimana, lalu penulis menerangkannya, setelah itu dipersilahkan ke sekretariat, lalu dari sekretariat surat tersebut sudah disposisi lalu diarahkan ke bagian intel Korem 016 Airabraja yang berada di sebelah pos penjagaan khusus kedinanasan, setelah sampai di bagian intel tersebut diterima oleh dua sta bagian intel satu

47

dari seorang laki$laki berpangkat 'rada dan perempuan berseragam kuning kecoklat$coklatan artinya bukan tentara !anita (ko!ad) tetapi 'N% (pega!ai negeri sipil). 'ertanyaan yang sama penulis dapatkan dari mana, keperluannya apaC. Halu penulis jelaskan seperti di pos penjagaan dan kesekretariatan, lalu sta mengatakan datang * hari lagi. %etelah * hari penulis mendatangi lagi Korem 016 Airabraja mele!ati pos penjagaan dengan proses yang sama dan langsung ke bagian Intel. Di bagian Intel ini setelah menunggu sekitar dua jam di ruang tunggu. Di ruang tunggu penulis antri dengan tentara muda yang mau menikah, untuk bisa menikah harus mendapatkan i8in dari bagian intel dan personil (sumber daya manusia) dengan memba!a calon istrinya ke Korem tersebut. Tentara yang menikah dengan berpakain lengkap kedinasan dan calon istrinya memakai pakain dharma !anita nya atau 'ersit. %etelah menunggu sekitar dua jam penulis di persilahkan masuk dan salah satu sta intel tersebut me!a!ancarai penulis dengan banyak

pertanyaan, dari tahap ini penulis melihat bah!a lembaga militer adalah lembaga yang tertutup untuk diteliti. %elain pembicaraan di atas penulis juga merasakan ada ketakutan dan kecurigaan dari sta intel yang me!ancarai penulis, karena tidak ada sebelumnya yang melakukan penelitian di Korem 016 Airabraja. Dalam berahadapan dengan militer atau tentara penulis pernah membaca ketika ditanya oleh tentara ja!ablah dengan pertanyaan singkat dan jelas atau tidak berbelit$belit, ketika berhadapan denga sta intel yang me!ancarai penulis menja!ab dengan singkat dan jelas,

sehingga pembicaraan berjalan cepat. %etelah di!a!ancarai penulis diarahkan

48

untuk langsung mengahadap komandan Korem 016 Airabraja yaitu Kolonel In Drs. #mrin. %etelah dari bagian intel tersebut penulis langsung menghadap komandan Korem 016 Airabraja yaitu Kolonel #mrin untuk memastikan apakah penulis dii8inkan melakukan penelitian di lembaga yang dipimpinya. 'enulis menunggu cukup lama sekitar 6 jam di ruang tunggu, karena komandan ini lagi ada tamu dan setelah itu penulis di suruh memasuki ruangan. %etelah bersalaman dengan kolonel #mrin, penulis ditanya darimana asal, kegiatan sehari$hari, dan penelitian ini untuk kepentingan apaC. Halu penulis menerangkan seperti apa yang telah penulis terangkan sebelumnya, dan beliau mengi8inkan untuk melakukan penelitian di lembaga yang beliau pimpin, percakapan berlangsung cepat sekitar "0 menit, lalu penulis keluar dari ruangan komandan Korem 016 Airabraja tersebut. %etelah keluar penulis menanyakan kepada sta beliau kapan surat i8in

penelitian bisa di dapatkan dan ja!abannya sekitar 6 hari lagi. %etelah dua hari penulis kembali ke Korem 016 Airabraja dan menanyakan ke sekretariat dan arahkan bagian intel berdasarkan nomor surat, setelah sampai di bagian Intel penulis menanyakan surat i8in penelitian tersebut, ternyata penulis harus menghadap kepada Kasi (kepala seksi) Intel yaitu Hetkol &aj Drs ,ames %itanggang. %etelah menunggu beberapa jam sesudah makan siang penulis dipersilahkan oleh sta nya untuk masuk ke ruangan kasi Intel. %etelah bersalaman penulis di!a!ancarai. Kasi Intel adalah bagian di Korem 016

49

Airabraja yang ditugaskan untuk menyaring apakah penelitian bisa dilanjutkan atau tidak. 'ertemuan dengan kasi intel berlangsung cepat dan penulis merasakan dalam pembicaraan ada kecurigaan terhadap penelitian yang akan dilakukan, atau dalam pemikiran penulis karena intel di Korem 016 Aira 4raja ini dilatih dan ditugaskan untuk selalu curiga dan !aspada. %etelah berakhir pembicaraan tersebut akhirnya penulis di arahkan ke 'asi 'ers. %etelah keluar ruangannya penulis langsung ke ruangan 'asi 'ers ('er!ira %eksi %umber Daya .anusia di lembaga militer). 'asi 'ers yaitu mayor In Dekki %ujatmiko, setelah bertemu dengan 'asi 'ers penulis menerangkan hanya 1 orang 'amen yang berasal %umatera 4arat yaitu Komandan Korem 016 Airabraja Kolonel #mrin, Kasi 'ers yaitu %uherman, dan 'akum (per!ira bantuan hukum untuk TNI dan %ta khusus Komandan Korem 016 Airabraja) .ayor Destrio

Fl(ano dan setelah berdiskusi dengan pembimbing ditambah dua orang dari bagian teritorial .ayor Isnaini dari NT4 dan 'asi 'ers sendiri .ayor Dekki %ujadmiko, dan sejak itu penulis mulai meneliti di Korem 016 Airabraja 'adang. %etelah menghadap 'asi 'ers ini secara administrasi penelitian ini bisa dilakukan. 'erjalanan dan proses panjang dalam mendapatkan i8in penelitian di Korem 016 Airabraja ini bagi penulis adalah pencapain yang mengkece!akan karena penulis sempat putus asa karena proses yang lama yang menghabis sekitar "" hari dan harus menemui banyak orang.

%kema 4irokrasi dalam i8in penelitian di Korem 016 Airabraja Sekretariat diarahkan Intel interogasi 50

'intu masuk Interogasi

asi ers diarahkan

!asi Intel Interogasi

!omandan !orem

I"in enelitian

%eharusnya mengurus i8in penelitian di lembaga negara tidak layak memakan !aktu "", hari hal ini terjadi karena proses birokrasi militer yang berbelit$belit. %eperti pernyataan Rina (60"6-"1) berbelit$belit birokrasi di Indonesia akibat para pega!ai tidak dapat berkembang optimal dalam menjalankan tugasnya karena dia hanya menerima perintah dari atasannya saja. Aaktu dan biaya yang tidak terukur adalah cermin ketidakpro esional kerja penopang birokrasi. .ereka masih melestarikan budaya birokrasi kolonial. Inilah budaya birokrasi kita saat ini yang jauh dari kesan melayani masyarakat. 'erubahan kepemimpinan yang terjadi di tingkat nasional maupun daerah ternyata tidak mampu mendorong re ormasi birokrasi khususnya birokrasi militer. &ita$ cita dari sistem birokrasi adalah mencapai e isiensi kerja yang seoptimal mungkin. &ita$cita birokrasi tidak ter!ujud karena sistem sentralisasi birokrasi yang

di!ariskan oleh pemerintah orde baru telah menyebabkan birokrasi terjebak dalam pengembangan kultur organisasi yang berorientasi (ertikal dari pada kultur horisontal, sehingga norma dan nilai$ nilai yang menjadi acuan bertindak lebih

51

berorientasi pada penguasa yang pada akhirnya berkembang enomena suka dan tidak suka dalam birokrasi*0.

:.

Tata &elola Lingkungan di &ore' 75$ 4ira(raja Karakter bersih dan rapi ini akan terlihat ketika kita masuk dilingkungan

TNI khususnya .akorem 016 Airabraja, hasil obser(asi penulis .akorem 016 Airabraja dari pintu masuk sampai ke halaman paling belakang tidak menemukan sampah berupa tisu, puntung rokok, plastik atau sampah yang biasa ditemui di tempat$tempat sipil seperti kampus <ni(ersitas Negeri 'adang khususnya area 'asca %arjana yang notaben adalah kaum intelektual yang tertinggi secara

pendidikan, sampah yang ada di .akorem 016 Airabraja adalah sampah daun kering yang gugur itupun disiang hari karena paginya telah dibersihkan. 'engertian sampah dikemukakan oleh #8!ar dalam Ketut (60"6-"*) mengatakan bah!a sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, umumnya berasal dari kegiatan manusia dan bersi at padat. Dan Kodoatie dalam Ketut (60"6-"+) menyebutkan bah!a sampah adalah limbah atau buangan yang bersi at padat, setengah padat yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan manusia, he!an maupun tumbuh$tumbuhan. Dampir setiap akti(itas manusia, he!an dan tumbuhan menghasilkan sampah maka pengelolahan sampah menjadi sangat penting seperti yang dilakukan di Korem 016 Airabraja.

40

D!iyanto, #gus, dkk, 6001, Reformasi Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah, 'usat %tudi Kependudukan dan Kebijakan, </., ;ogyakarta, , hal "0+

52

.iliter di Korem 016 Airabraja mempunyai kesadaran sampah yang tinggi baik secara lembaga ataupun secara indi(idu, ketika penulis masuk ke ruangan 'amen$'amen atau ruangan tunggu yang menjadi in orman penulis, tidak ada abu rokok, debu di atas meja atau tisu berserakan di lantai. Ruangan per!ira menengah tersebut sangat sederhana jauh dari keme!ahan kecuali ruangan komandan Korem tetapi kebersihan dan kerapiannya membuat nyaman. Kesadaran sampah ini memang penting. #danya petugas kebersihan khusus yaitu satuan yang bertanggung untuk kebersihan dan kerapian Korem 016 Airabraja yaitu bagian 4arak, bagian ini terletak di belakang Korem 016 di dekat kantin Korem 016 Airabraja. 4agian ini selalu sibuk setiap hari mulai membersihkan bagian luar Korem seperti halaman, jalan$jalan, taman$taman, memperbaiki bagian$bagian bangunan rusak, dan mengecat, sedangkan kebersihan ruangan adalah tanggung ja!ab masing$masing satuan. &at di Korem 016 Airabraja terlihat selalu baru hal ini dilakukan oleh bagian barak, sehingga dari luar Korem selalu terlihat indah. tempat itu

;.

Prajurit Tidak "uka Me'(a#a Di Korem 016 Airabraja terdapat pustaka yaitu dari ruang pos penjagaan

untuk umum belok kiri dan sesudah ujung bangunan belok kanan, di dekat bagian penerangan. 'ustaka yang ada di Korem tersebut cukup lengkap, penulis terkejut karena ada buku Darold &rouch yang berjudul .iliter dan 'olitik di Indonesia yang pada tanggal 1" .ei tahun ")?7 ditarik dari peredaran oleh pemerintah orde

53

baru*", buku itu berisikan kritikan terhadap pemerintahan militer yang berkuasa !aktu itu. Ketika penulis memasuki pustaka ada seorang tentara yang bertugas jaga di pustaka, petugas tersebut main game sendiri karena mungkin bosan karena sendirian. Halu penulis mengisi buku tamu yang sediakan, penulis melihat nama penulis yang pertama. Di halaman sebelumnya hanya ada satu dan dua nama tentara yang berkunjung ke pustaka tersebut dan beberapa hari sebelumnya kosong. %elama penulis membaca buku di perpuskaan tersebut dan menjadi kegiatan rutin penulis ketika ada jad!al !a!ancara dengan per!ira menengah, dalam menunggu penulis sering ke pustaka dan tidak pernah penulis temukan ada tentara meminjam buku atau membaca buku bersama penulis di ruangan pustaka tersebut. %epinya pustaka di Korem 016 Airabraja mengidenti ikasikan minat baca tentara khususnya anggota Korem 016 Airabraja sangat rendah. 4erdasarkan pengamatan penulis dengan sepinya pustaka Korem 016 Airabraja dapat diidenti iksasikan minat baca tentara khususnya anggota Korem 016 Airabraja sangat rendah.

<.

Tata 0uang &ore' Tata ruang Korem 016 Airabraja cukup bagus karena satu bangunan dengan

bangunan lain terpisah mempunyai ruang hijau juga tempat parkir yang luas. Korem 016 tertutup untuk orang umum yang tidak memiliki tujuan dan

kepentingan yang jelas. 5rang umum hanya bisa masuk ke Korem 016 Airabraja
41

#g, Ditarik dari Peredaran, %uku :Militer dan Politik Indonesia (,akarta-Kompas)

54

hanya pada hari ,umat ketika %holat ,umat karena pagar belakang Korem dibuka untuk umum. .asyarakat dan tentara di Korem sholat bersama$sama di mesjid korem yang terletak di bagian belakang di depan parkir truk$truk dan mobil dinas pimpinan Korem. Ketika masuk .akorem hanya ada dua pos masuk, yaitu sebelah kiri dan kanan ketika menghadap ke Korem, yang kiri untuk rutinitas dan umum, sebelah kanan untuk kedinasan. Ketika masuk Korem 016 Airabraja nuansa militer langsung terasa karena dipintu masuk langsung ditanya dengan cara militer. 4angunan kedua jaga menyatu dengan ruanga Intel. %edangkan ruangan Komandan Korem terlihat dengan jelas dari luar dengan lapangan besar di depannya yaitu sebelah kanan ruangan intel. <ntuk bisa masuk ke ruangan

komandan adalah lurus dan belok kanan, di ruangan komandan cukup me!ah, karena ini lambang mar!ah kesatuan Korem 016 Airabraja, !alaupun tidak seme!ah ruangan bupati atau !alikota hari ini. Korem 016 sebagai lembaga lengkap secara asilitas , karena ada kantin yang besar di belakang, mesjid yang besar, lapangan badmiton, koperasi di samping kanan yang lengkap menjual berbagai kebutuhan harian.

!7. Pangkat dan Len#ana Militer 'ertama masuk penulis sebagai orang sipil merasa asing karena semua orang berpakain seragam, bersenjata, dan berbagai macam pangkat dan lencana sedangkan penulis tidak. Dalam keseharian di Korem tanda pangkat dan lencana inilah yang menjadi simbol sekaligus hirarki kekuasan maupun penghormatan.

55

Dari pangkat dan lencana ini kita bisa langsung tahu tentara berkuasa atau tidak, baru atau sudah lama, kesatuannya apa (In antri atau Ka(aleri), pernah ditugaskan di!ilayah kon lik, dan jenis$jenis penghargaan yang dia dapat selama jadi tentara. 'angkat dan pakain dinas tersebut di buat umumnya dalam tiga bentuk dengan tujuan berbeda. 'ertama untuk upacara$upacara kemiliteran tanda kepangkatannya ber!arna kemerah$kemerahan, kedua untuk dinas harian ber!arna hijau tua, ketiga untuk ke lapangan ber!arna hijau muda juga sedangkan !arna dan bentuk pakaian juga menyesuaikan.

!!.

Bahasa Militer %alah satu si at bahasa yaitu dinamis, artinya bahasa itu tidak lepas dari

berbagai kemungkinan perubahan yang se!aktu$!aktu dapat terjadi. Demikian halnya dengan bahasa suatu komunitas tidak terlepas dari hal tersebut. Dalam masyarakat yang multikultural, muncul berbagai ragam bahasa dari kelompok$ kelompok sosial tertentu. Keberagaman bahasa ini dipengaruhi oleh aktor usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, pro esi, dan asal daerah. %alah satu keragaman yang muncul di masyarakat di antaranya adalah bahasa militer . 4ahasa militer merupakan salah satu bagian dari bahasa suatu komunitas, yang memiliki karakteristik khusus dalam penggunaannya. Timbulnya (ariasi bahasa pada komunitas tidak terlepas dari adanya budaya tertentu yang mereka jalani. Dal tersebut menarik untuk karena kondisi kebahasaan yang terjadi pada komunitas militer mempunyai keunikan dibandingkan komunitas lainnya.

56

%tudi tentang bahasa

militer tidak dapat dilepaskan dari pendekatan

sosiologi. 'endekatan ini menempatkan studi bahasa dalam kerangka berpikir bah!a bahasa adalah sebagai akta sosial. 4ahasa merupakan alat komunikasi terpenting bagi manusia dalam interaksi sosial. Dengan menggunakan bahasa, manusia berusaha untuk menjaga kebersamaan dan komunitasnya atas berbagi in ormasi, sikap, gagasan, dan saling memahami (Treece, ")?1- 6*$6+). Dari sudut pandang pragmatik kekhasan bahasa militer ditandai dengan pemakaian tindak tutur aserti , direkti , ekspresi , dan deklarati yang khas dilingkungan militer. Tindak tutur tersebut berbeda antara karakteristik yang digunakan oleh atasan dengan yang digunakan oleh ba!ahan. 4ahasa militer juga memiliki karakteristik khusus dalam menggunakan prinsip$prinsip komunikasi tutur, khususnya prinsip kerja sama. 'emakaian kata$kata kuantitas, kualitas, rele(ansi, dan pelaksanaan amat dominan dalam tuturan militer. %istem komunikasi militer menghendaki jenis$jenis in ormasi yang langsung, singkat, dan akuratG tidak mendua dan tidak menimbulkan keraguan. 5leh karenanya, mengenai prinsip kesopanan dalam komunikasi resmi militer tidak banyak digunakan tetapi kee esiennya bahasa dalam perintah dari komandan kepada anak buah. Dalam keseharian militer menunjukkan bah!a terdapat

bentuk$bentuk bahasa militer yang khas sesuai dengan ungsi pemakaiannya, misalnya terdapat bentuk khas bahasa militer dalam bertelepon, berte muka, bahasa dalam upacara, bahasa dalam rapat, bahasa dalam amanat pejabat atau komandan, dan bahasa dalam pertempuran2latihan pertempuran. 4entuk$bentuk bahasa ini tidak dapat dipertukarkan ungsi pemakaiannya karena akan

57

menimbulkan kekacauan komunikasi. Di samping itu, dalam bahasa militer ini ditemukan enomena lain yang penting, yakni bentuk$bentuk bahasa yang

digunakan oleh atasan berbeda dengan bahasa yang digunakan ba!ahan. Kedua bentuk bahasa ini tidak dapat dipertukarkan pula pemakaiannya. 4ahasa komandan kepada anak buahnya mempunyai si at$si at dari tipe kepemimpinan militeristik adalah- (") lebih banyak menggunakan sistem perintah2komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (6) menghendaki kepatuhan mutlak dari ba!ahan, (1) sangat menyenangi ormalitas, upacara$upacara ritual dan tanda$tanda kebesaran yang berlebihan, (*) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari ba!ahannya, (+) tidak menghendaki saran, usul, dan kritikan$kritikan dari ba!ahannya, (7) komunikasi hanya berlangsung searah. Kata$kata komandan terhadap ba!ahan seperti pahami, laksanakan, diperintahkan, kerjakan, sedangkan bahasa anak buah kepada komandanya adalah siap laksanakan komandan, mohon arahan, mohon ijin, siap salah komandan, <ngkapan tersebut menjadi sebuah kela8iman untuk diucapkan bagi seluruh personil Korem 016 Airabraja baik sipil apalagi militer. <ntuk bahasa dapat ditemukan dari penyebutan 9mohon i8in: dan 9siap: dalam setiap pembicaraan antara ba!ahan dengan atasan. Kata 9mohon i8in: kerap digunakan bila seorang ba!ahan ingin mengutarakan suatu hal pada atasan. Ini merupakan kebiasaan pada personil militer termasuk juga selalu mengatakan 9siap: manakala atasan memberi arahan atau perintah. #nak buahnya selalu menja!ab 9%iap Komandan:, bila ia menyuruh mengerjakan sesuatu. Ketika tidak tahu apa yang harus dikerjakan maka kata$kata yang kita dengar adalah

58

mohon petunjuk, ketika permasalahan ini masih belum sepenuhnya selesai kata$ kata selanjutkan mohon diarahkan.

59

BAB 6 TEMUAN &HU"U" &ita$cita militer pro esional secara ideal dikontruksikan le!ak doktrin$ doktrin TNI seperti %umpah 'rajurit, %apta .arga, Delapan Aajib TNI, Kode Ftik 'er!ira, Tridarma Fkakarma dan undang$undang nomor 1* tahun 600* tentang TNI yang telah dibahas sebelumya. Namun dalam realitas objekti pro esionalisme militer di kalangan per!ira menengah Korem 016 Airabraja yang menjadi subjek penelitian perlu dilihat dari pengalaman hidup mulai dari masa kanak$kanak, remaja, memasuki pendidikan militer. dan penugasan (militer akti ). !. Cita.#ita 'enjadi Militer dala' 0ealitas +(jekti Realitas sosial objekti dunia kemiliteran untuk per!ira menengah subjek penelitian dimulai dari masa kecil dan remaja ketika bercita$cita menjadi tentara seperti yang disampaikan oleh Drs. .ayor Isnaini#lasan menjadi tentara di !aktu kecil (%D) karena dulu melihat tentara melakukan kegiatan T..D (Tentara Nasional Indonesia .anunggal .embangun Desa), saya melihat tentara iklas dan disiplin dalam bekerja, T..D itu bukan tugas pokok tentara, setelah saya kuliah masuk .en!a (resimen mahasis!a) saya menyukai disiplin dan latihan militer, , menjadi tentara adalah untuk mendarmabaktikan diri kepada negara juga akhirnya untuk mendapatkan pekerjaan: Keinginan subjek penelitian berpro esi menjadi tentara bukanlah cita$cita keluarga atau keinginan keluarga supaya anaknya menjadi tentara, sedangkan subjek penelitian ini orang tuanya seorang guru di sekolah dasar. Internalisasi pada subjek penelitian juga tidak dari materi pembelajaran sekolah yang

berhubungan dengan pelajaran sejarah atau pengetahuan tentang tentara. tentang

60

tentara biasanya berhubungan dengan internalisasi kemiliteran di sekolah

yang

bergantung pada tokoh$tokoh militer tertentu seperti ,endral %oedirman, ,enderal %oeharto atau yang lainnya, tetapi subjek penelitian mendapatkan ketertarikan menjadi tentara berasal dari identitas di luar sekolah yaitu identitas tentara yang sedang bertugas di lingkungan subjek penelitian. &ita$cita menjadi tentara datang kegiatan$kegiatan tentara yang disaksikan secara berulang kali. 'ernyataan ini juga diperkuat oleh pernyataan subjek penelitian lainnya yaitu komandan Korem 016 Airabraja Kolonel #mrin.enjadi tentara ketika masih di %.# (%.# Don 4osco 'adang), disini umumnya bercita$cita jadi dokter, insinyur dan pengusaha jarang yang menjadi tentara. %aya masuk tentara karena !aktu itu adalah ingin mengabdi terhadap negara dan menurut saya jalur tentara yang bisa saya dicapai, saat itu orang tua mempunyai kemampuan terbatas secara inansial dan keluarga saya tidak ada yang berpro esi tentara. 4erdasarkan pendapat in orman diatas dapat dipahami bah!a aktor lingkungan pergaulan teman sebaya tidak selalu menjadi acuan untuk menentukan sikap dan pilihan hidup tetapi kesempatan dan kemampuan. .enurut subjek penelitian merasa mampu dan mempunyai kesempatan untuk menekuni bidang militer dan ditambah keadaan orang tua yang terbatas. %tatus menjadi tentara dan perbaikan kehidupan ekonomi menjadi acuan lainnya untuk menjadi tentara. Ditambahkan oleh subjek penelitian lainya tentang keinginan setelah

tamat dari sekolah militer %epa (sekolah per!ira) seperti yang disampaikan oleh subjek .ayor In antri Isnaini yang lahir dan bertugas di 8aman 5rde 4aru yaitu %etelah tamat %epa saya ingin pangkat terakhir Hetkol dengan jabatan terakhir jadi Dandim. %aya tamat di8aman D!i ungsi #4RI, tentara bisa jadi bupati atau !alikota, saya dulu ingin jadi bupati di 4ima.

61

Di!aktu kecil keinginan untuk menjadi tentara diilhami oleh T..D tetapi setelah tamat %epa subjek penelitian melihat kesempatan berbeda yaitu mendapatkan jabatan dikemiliteran dan di luar kemiliteran. 4agi subjek penelitian jabatan didalam kemiliteran adalah sesuatu yang baik sehingga subjek penelitian akan berusaha melakukan keberhasilan tugas sehingga ada prestasi kerja. %edangkan keinginan menjabat di luar kemiliteran dikarenakan di 8aman 5rde 4aru di ba!ah pemerintahan %oeharto militer diberi keluluasaan khususnya #ngkatan Darat untuk menjabat dalam melaksanakan peran sosial politik. <mumnya bupati dan !alikota disetiap kabupaten kota di8aman orde bar adalah per!ira #ngkatan Darat. Dari paparan tersebut dapat dipahami bah!a internalisasi terhadap realitas objekti yang menghasilkan pemahaman tentang TNI berasal dari pengalaman, kesempatan, kemampuan, keinginan mengabdi kepada negara dan mendapatkan pekerjaan yang akhirnya menjadi konsep kontruksi memasuki pro esi sebagai tentara.

$.

Identitas Militer dala' 0ealitas +(jekti <ntuk membentuk tujuan$tujuan militer tersebut menjadi sebuah identitas

militer maka lahirlah realitas sosial objekti dunia kemiliteran. %ecara sederhana organisasi militer digambarkan sebagai organisasi yang di lengkapi persenjataan dan memiliki tanggung ja!ab serta bertugas mempertahankan kedaulatan suatu negara dari serangan musuh baik dari luar maupun dalam negara. %elain dari itu militer juga disebut sebagai raison d;entre untuk menghadapi dan mengatasi

62

keadaan darurat (e&ergency organi<ation) yang bercirikan organisasi keras, ketat, hirarkhis sentralistis, berdisiplin keras, dan bergerak atas komando. ;ang dimaksud dengan e&ergency organi<ation adalah sebagai alat2kekuatan pertahanan keamanan untuk menghadapi, mengendalikan dan mengatasi keadaan ga!at yang ditimbulkan oleh tindakan kekerasan bersenjata dari pihak$pihak lain yang mengancam negara, kedaulatan, dan integrasi !ilayah. Dalam kemiliteran dibangunlah budaya militer yaitu 'abit for&ation, 'abit for&ation dimaksudkan untuk menanamkan kebiasaan$kebiasaan yang mutlak perlu agar tugas dapat terlaksana dalam keadaan bagaimanapun*6. Dalam organisasi militer membentuk jati diri militer khususnya TNI #D adalah dari rekrutmen dan pendidikan militer. #dapun penyedia rekrutmen per!ira di TNI #D berdasarkan sumber beberapa masukan atau rekrutmen yaitu #kademi TNI #ngkatan Darat (##D), %ekolah 'er!ira 'rajurit Karir (%epa 'K), dan %ekolah &alon 'er!ira (%ecapa). Rekrutmen per!ira #kademi #ngkatan Darat umumnya adalah tamatan %ekolah .enengah #tas (%.#) yang berumur antara "? tahun sampai 6" tahun, artinya setelah mereka tamat %.# langsung menda tar menjadi prajurit dan lama pendidikan yang mereka jalani adalah 1 tahun. %edangkan %epa 'K adalah rekrutmen yang berasal dari tamatan perguruan tinggi yang berumur rata$rata 66 tahun sampai 6+ tahun, tamatan %epa 'K ini adalah tamatan militer yang merasakan menjadi sipil di uni(ersitas atau setingkatnya, pendidikan yang dapatkan hanya satu tahun. %edangkan tamatan %ecapa adalah tamatan yang berasal dari internal angkatan Darat yang sebelum
42

Hihat Dasnan Dabib ,$%RI dan De&okratisasi Politik, dala& .'olisin,Militer dan "erakan Prode&okrasi #tudi $nalisis (entang Respons Militer (er'adap "erakan Prode&okrasi di Indonesia,Tiara Aacana,;ogyakarta,6006

63

berpangkat sersan lalu melanjutkan pendidikan per!ira. Tamatan %ecapa ini adalah tentara terdidik secara militer yang melanjutkan pendidikan militernya. Dalam pendidikan militer di ##D, %epa 'K, dan %ecapa tersebut juga ada beberapa tahapan pendidikan yaitu struktur pendidikan pengembangan

per!ira bermula dari jenjang 'endidikan 'embentukan (Diktuk), 'endidikan 'ertama(Dikma), 'endidikan 'engembangan %pealisasi (Dikbangspes),

'endidikan 'engembangan <mum (Dikbangum). %etelah tamat dari sekolah per!ira TNI #D tetap harus mendapatkan pendidikan lanjutan seperti jenis dan jenjang pendidikan yang termasuk kategori Dikbangspes diantaranya adalah, Kursus 'er!ira Hanjutan (%us 'ala) satu dan dua, 'endidikan Kursus Kecabangan seperti dilatih untuk menjadi In antri, Kursus

Ka(aleri atau lainnya. Kursus Komandan 4ataliyon (%us Danyon),

Komandan Kodim (%us Dandim) Kursus Komanda Korem (%us Danrem), sedangkan yang termasuk Dikbangum adalah %ekolah %ta dan Komando

#ngkatan Darat (%esko #D), %ekolah Komando TNI (%esko TNI) dan Kursus Hembaga 'ertahanan Nasional (%us Hemhanas). 'endidikan di lembaga militer seperti #kmil dan %epa 'k yang membuat identitas militer menjadi jati diri, sebagai contoh subjek penelitian Kolonel #mrin ada berasal dari #kmil artinya setelah tamat %.# (%ekolah .enengah #tas) langsung menjadi militer menempuh pendidikan selama tiga tahun, dalam logika umum akan berbeda dengan tamatan %epa 'K yang kuliah dulu atau menjadi sipil lebih lama, lalu masuk ke pendidikan militer selama delapan bulan sampai satu tahun di lembaga pendidikan militer. Dalam !a!ancara dengan subjek penelitian

64

tamatan #kmil dan %epa 'K tidak terdapat perbedaan dalam memahami identitas sebagai prajurit, seperti yang di sampaikan oleh .ayor Destrio Fl(ano %D dari %epa 'K9Ketika kita masuk dalam pendidikan kita di 9nolkan: semuanya diatur mulai dari cara makan, cara berjalan, cara berpakain, cara berbicara, cara mengatur susunan pakain di almari baju lipatan harus sekian 9centi: dan letaknya pakain dalam, celana ada tempatnya masing$masing, tempat tidur harus rapi, tidak boleh ada sampah dan semuanya !aktunya diatur dan harus tepat !aktu, ketika ada melangar ada hukumannya baik secara indi(idu atau kelompok, kita tidak boleh protes apapun perintah dari pelatih harus dilaksanakan, intinya adalah kita dibentuk menjadi tentara, hasilnya bisa dilihat ketika kita hajatan contohnya pasti kita bisa membedakan mana sipil mana tentara: Kerangka ber ikir militer yang dibentuk adalah disiplin baik itu disiplin hidup ataupun disiplin mati, seperti yang sampaikan oleh Nitisenito dalam (600=-16) yaitu dengan adanya kedisiplinan maka dapat diharapkan semua intruksi, saran dan sebagainya ditaati oleh mereka dengan baik, disiplin tersebut ada yang disebut 9disiplin hidup: yaitu yang dilaksanakan dengan kesadaran dan tanggung ja!ab dan 9disiplin mati: yaitu hanya disadarkan pada perintah$perintah saja. Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan dan kepatuhan, disiplin bagi seorang anggota militer atau seorang prajurit TNI merupakan suatu keharusan dan pola hidup yang harus dijalani. 'embentukan disiplin bagi 'rajurit dia!ali dari masa pendidikan dasar keprajuritan, pembinaan dan pengasuhan. Karena si atnya yang OharusJ tadi, maka perlu diberlakukan suatu peraturan dan ketentuan demi lancarnya penegakan disiplin dalam tubuh organisasi militer.

65

'enegakan hukum disiplin militer bersumber kepada peraturan$peraturan hukum disiplin prajurit. Terdapat beberapa peraturan yang berlaku ataupun sudah berlaku dalam rangka penegakkan hukum disiplin militer. 4eberapa peraturan tersebut adalah perta&a, <ndang$<ndang Nomor 67 Tahun "))= tentang Dukum Disiplin 'rajurit #4RI. Kedua, 'eraturan Disiplin 'rajurit TNI yang disahkan dengan Keputusan 'anglima TNI Nomor Kep2662EIII2600+ Tanggal "0 #gustus 600+. Ketiga, 'eraturan pelaksanaan lainnya yaitu 'eraturan <rusan Dalam <ndang$<ndang Nomor 1* Tahun 600* tentang Tentara

('<D). Kee&pat,

Nasional Indonesia. Keli&a %umpah 'rajurit, keena&, %apta .arga, ketu/u', Delapan (?) Aajib TNI. .engenai pembentukan dan penaman nilai$nilai tentara khusus per!ira militer ini dalam struktur kurikulum pendidikan yang diselenggarakan yaitu meliputi materi %emangat ,uang, 'embinaan .ental dan Tauladan Keberanian, seperti yang disampaikan oleh Hetkol %uherman.ateri$materi pelajaran mengarah pada pembentukan ji!a prajurit mulai sejarah TNI, lalu pelajaran %apta .arga, %umpah 'rajurit, Aajib TNI, dan !a!asan nusantara iniah yang membentuk ji!a prajurit. .ateri$materi pembentukan dan pelajaran %apta .arga, %umpah 'rajurit, Aajib TNI tidak hanya dilakukan ketika dalam pendidikan tetapi diteruskan kita bertugas sebagai prajurit, materi$materi penting karena inilah jati diri sebagai Tentara Nasional Indonesia. %elama dipendidikan lembaga militer internalisasi kemiliteran tertanam dengan jelas dan terjad!al. Internalisasi militer ini sebagai realitas objekti lebih

66

tertanam ketika seorang prajurit khususnya per!ira militer akan ditugaskan pada suatu bidang, seperti memimpin pasukan di medan tempur atau memimpin lembaga militer sebagai tugas teritorial karena sebelumnya dididik dengan keahlian tertentu. %etelah mengikuti pendidikan dasar militer per!ira menengah tersebut melanjutkan keahlian khusus (Dikbangspes) seperti .ayor Dekki %ujatmiko mengambil In antri sebagai keahliannya setelah menempuh pendidikan dasar, dan Hetkol %uherman mengambil keahlian khusus pada pembinaan mental. 'endidikan di lingkungan militer TNI #D tidak hanya mendapatkan keahlian tetapi untuk kenaikan pangkat. Dari letnan dua ke Hetnan %atu harus mengikuti %us Hapa ", dari Hetnan %atu ke .ayor harus mengikuti %us Hapa 6, dari .ayor ke Hetkol harus mengikuti %esko #D, dari Hetkol ke Kolonel harus mengikuti sesko TNI atau Hemhanas. 'er!ira adalah prajurit yang telah mendapatkan pendidikan tertinggi dalam kemiliteran sehingga kemampuan yang dimiliki per!ira akan sesuai dengan tingkat pendidikan yang diikuti, semakin tinggi pendidikan seseorang maka diasumsikan semakin tinggi pula pengetahuan dan ketrampilannya, hal ini mengambarkan bah!a pendidikan berperan dalam membimbing kearah suatu tujuan yang diinginkan.

5. Pro esionalis'e Militer Dala' 0ealitas +(jekti Dari beberapa pengertian tentang pro esionalisme 'er!ira menengah TNI #D di .akorem 016 Airabraja merupakan kecakapan seseorang per!ira dalam melakukan akti(itas yang ditunjang oleh kecerdasan, ketrampilan, pengalaman, serta kemampuan indi(idual yang berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan

67

pergunakan dalam menghadapi tugas$tugas bersi at teknis dan non teknis serta tanggung$ja!ab yang tinggi terhadap pro esi tentara maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. %ecara keseluruhan pemikiran utama tentang pro esionalisme TNI di!arnai oleh pandangan yang meliputi tiga dimensi !aktu yaitu massa sekarang dan masa depan dengan pengertian bah!a masa sekarang sebagai akibat masa lalu dan menentukan masa mendatang. 4erbagai koreksi dan e(aluasi tentang hasil perubahan lingkungan akan terus berkembang seiring dengan tuntutan 8aman. <paya pembinaan yang bersi at konseptual sebagai realitas objekti terus

dikembangkan untuk terciptanya TNI yang pro esional. Nilai$nilai dasar keprjuritan yang menjadi norma$norma dasar bagi prajurit untuk bersikap, berucap dan bertindak sebagai prajurit TNI pro esional. %eperti yang disampaikan oleh Drs Hetkol &aj %uherman ..%i sebagai realitas objekti . 9%etelah berpisahnya TNI dan 'olri dan diatur oleh undang$undang nomor 1* tahun 600* menyatakan bah!a tugas TNI atau tentara dibidang pertahanan dan 'olri dibidang keamanan: De inisi tentang pertahanan bisa dilihat di undang$undang nomor 1* tahun 600* tentang TNI, menimbang bah!a9'ertahanan negara adalah segala usaha untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan !ilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer serta ancaman bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan negara. TNI sebagai kekuatan utama pertahanan negara bisa dilihat pada undang$ undang nomor 1* tahun 600* pada pertimbangan selanjutnya yaitu94ah!a Tentara Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan !ilayah, dan melindungi keselamatan

68

bangsa, menjalankan operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang, serta ikut secara akti dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.: %elanjutnya pemahaman tentara secara jelas bisa dilihat seperti pernyataan Drs. .ayor In Isnaini9Tentara adalah seorang yang menda tarkan sebagai tentara dan didik, yang mendarmakan baktikan dirinya untuk bangsa dan negara secara tulus dan iklas, bukan orang se!aan atau untuk kebendaan dan tidak akan membelokkan haluan Ibu 'erti!i: Dari pengertiaan di atas pada prinsipnya tentara hanya mengabdi pada negara bukan se!aan, se!aan disini berarti bah!a pro esi tentara bukan pada dasar jual beli atau transaksi tetapi ketulusan membela negara. 'ro esi sebagai tentara berbeda dengan pro esi pada umumnya seperti dokter, pengacara, atau yang lainnya. 'ro esi tentara tidak bisa diperjualbelikan karena

pengabdiannya hanya untuk negara, dokter atau pengacara bisa saja memilih untuk bekerja dengan bayaran dan ta!ar mena!ar. Internalisasi pro esi tentara terlihat dari salah satu doktrin tentara yaitu ? !ajib TNI 9Perta&a, bersikap ramah tamah terhadap rakyat. Kedua, bersikap sopan santun terhadap rakyat. Ketiga, menjunjung tinggi kehormatan !anita. Kee&pat, menjaga kehormatan diri dimuka umum. Keli&a, senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya. Keena&, tidak sekali$kali merugikan rakyat. Ketu/u', tidak sekali$ kali menakuti dan menyakiti hati rakyat. Kedelapan, menjadi contoh dan memelopori usaha$usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya.*1: Dan di tambahkan oleh .ayor Destrio Fl(ano %D yang berdimensi kesatuan 9'rajurit atau tentara intinya adalah siapapun dia, ada perintah dilaksanakan dan menerima apa adanya. #da perintah harus jalan apapun resikonya, ketika perintah maju perang !alau hanya ada pisau harus tetap maju:
43

http-22!!!.tni.mil.id2(ie!$6+6?=$tni$sebagai$tentara$rakyat.html

69

Tentara, prajurit atau militer adalah sebuah sistim organisasi yaitu organisasi militer yang mempunyai pedoman yang jelas. Dalam organisasi militer jelas perintah harus dilaksanakan tidak ada komentar atau protes, ketika penulis sedang me!ancarai subjek penelitian yang notaben adalah per!ira menengah yang memegang jabatan struktural di Korem 016 Airabraja setiap ba!ahannya disebut anak buah, kata$kata yang keluar dari anak buahnya adalah siap dan (komandan) atau berbicara sesama tentara tetapi pangkat lebih tinggi maka hal yang sama terjadi. 5rganisasi militer menganut sistim komando yaitu !e!enang atau kekuasaan seseorang komandan yang dilaksanakan secara sah, terhadap anggota baha!annya di lingkungan satuan TNI karena pangkat dan jabatannya. Komando perlu disertai ke!iba!aan seorang Komandan, agar anggota yang dipimpin benar$benar ikhlas dalam melaksanakan tugas. 'emahaman subjek penelitian tentang pro esionalisme militer hampir sama dengan pemahaman pro esionalisme secara umum yaitu ahli dibidangnya. %eperti yang disampaikan oleh .ayor In Isnaini9'ro esionalisme militer adalah menunjukkan keahlian dibidang militer, ditugas dalam dan luar negeri mampu dia maka akan bagus karirnya, sekarang lebih terbuka dulu tamatan Aamil di cetak hanya untuk per!ira sta dan tamatan #kmil untuk per!ira komandan, mulai dari angkatan saya ("))*$"))+) tamatan Aamil dan #kmil dicetak untuk per!ira komandan, leting saya sudah ada "1 orang jadi Danyon dan diantaranya ketika dikirim ke daerah kon lik mendapatkan penghargaan sangkur perak karena mendapatkan ?0 pucuk senjata, dan ada + jenderal perempuan tamatan Aamil:

70

%edangkan

menurut

Kolonel

Drs.

#mrin

mengatakan

bah!a

pro esionalisme militer adalah9#papun jabatan, pangkat, dan tugasnya bisa melakukan dengan kualitas mahir: Dari pernyataan diatas subjek penelitian bah!a pro esionalisme adalah kompeten dibidangnya, ketika bicara militer maka pro esionalisme militer terbagi dua, perta&a pro esionalisme militer untuk operasi perang adalah kemampuan memenangkan perang, menghancurkan musuh, mengamankan dan menguasai daerah perang, kedua pro esionalisme militer selain perang adalah kemampuan militer ke!ilayaan seperti, bertugas di Koramil, Kodim, Korem, Kodam dan .abes TNI. Disamping itu terlihat bah!a dahulunya per!ira militer tamatan Aamil hanya mengisi jabatan$jabatan sta yaitu sta ke!ilayaan di Kodim, Korem, atau kegiatan militer selain perang Kodam atau ke!ilayaan lainnya.

%edangkan tamatan #kmil yang dididik menjadi per!ira komandan yang terjun ke medan perang. 'erubahan ini terjadi menurut in orman setelah Kasad 3ai8al Tanjung pergi studi banding ke #merika, di sana per!ira$per!ira banyak berasal dari tamatan uni(ersitas termasuk &ollin 'o!el sebagai menteri pertahanan, sejak itulah #kmil dan Aamil diberikan kesempatan yang sama. 4agi in orman yang menjadi tolak ukur pro esionalisme per!ira militer adalah kemampuannya ini bisa dilihat salah satunya adanya lima ,endral !anita, setelah penulis cek in ormasinya tentang + jenderal !anita ini memang benar adanya dari tamatan Aamil. 1 !anita ,enderal ini ada di #ngkatan Darat yaitu berpangkat brigadir ,enderal yaitu 4rigjen TNI #D Dera!ati, 4rigjend TNI #D Kartini dan 4rigjen TNI #D %ri 'armini, satu di angkatan laut yaitu Haksamana

71

'ertama TNI #H &hristina .aria Rantetana, %K., .'D dan satu di kepolisian yaitu 4rigjen 'ol 4asaria 'anjaitan. Dari pernyataan di atas militer militer adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan angkatan bersenjata. .iliter biasanya terdiri atas para prajurit atau serdadu. Karena lingkungan tugasnya terutama di medan perang, militer memang dilatih dan dituntut untuk bersikap tegas dan disiplin. Dalam kehidupan militer memang dituntut adanya hirarki yang jelas dan para atasan harus mampu bertindak tegas dan berani karena yang dipimpin adalah pasukan bersenjata. 8. Identitas Le'(aga Militer Dala' 0ealitas +(jekti Di a!al penelitian penulis ingin memberikan de inisi yang jelas antara de inisi pro esionalisme militer secara institusi dalam negara dengan per!ira militer sebagai pelaku militer pro esional. Tetapi temuan penelitian membuktikan bah!a secara nyata bah!a antara militer sebagai institusi dan per!ira sebagai pelaku militer pro esional memiliki perbedaan dalam kacamata militer khususnya per!ira menengah di Korem 016 Airabraja seperti yang disampaikan oleh Hetkol %uherman9'eran militer secara institusi dari !aktu ke !aktu tidak ada yang salah karena semua peran institusi militer ada dasar 8aman soekarno, 8aman soeharto , atau 8aman re ormasi. ,angan melihat 8aman orde baru dari kaca mata re ormasi. Karena TNI berperan sesuai dengan undang$undang dan peraturan. Kaman orde baru boleh berpolitik diatur oleh Tap .'R, di 8aman re ormasi tidak boleh berpolitik diatur <<.:

72

%ubjek penelitian mencoba menerangkan kesalahan militer dari sudut pandang sipil atau masyarakat umum, kesalahan militer tersebut adalah ungsi

militer diluar pertahanan. 3ungsi militer diluar pertahanan di8aman pemerintahan %oeharto dikenal dengan D!i ungsi #4RI diatur oleh undang$undang yang jelas, ketika ada yang menyimpang adalah pribadi$pribadi karena menurut subjek penelitian masih banyak secara personil per!ira menengah dan per!ira tinggi yang tidak menyalahgunakan jabatannya di 8aman 5rde 4aru ataupun saat sekarang. Karena dalam pelaksanaan peran #4RI didasarkan pada beberapa

undang$undang atau ketetapan .'R yang menjadi landasan legal ormal yang berlaku. 4agi per!ira menengah di Korem 016 Airabraja lembaga militer tidak pernah salah yang salah adalah indi(idunya. 'engaturan D!i ungsi #4RI dalam undang$undang sendiri baru dimulai pada era 5rde 4aru, !alaupun sebelumnya beberapa peraturan perundangan telah menyinggung kedudukan #4RI sebagai golongan ungsional seperti << No. = Tahun ")+= tentang De!an Nasional, << No. ?0 Tahun ")+? tentang De!an 'erancang Nasional, dan Ketetapan .'R% No. II2.'R%2")70. 'ada era 5rde 4aru, undang$undang yang mengatur D!i ungsi #4RI ialah Ketetapan .'R% Nomor LLIE2.'R%2")77, yang kemudian disusul oleh << No. "+ Tahun ")7) tentang 'emilihan <mum dan << No. "7 Tahun ")7), Ketetapan .'R No. IE2.'R2")=?, <ndang$undang Nomor 60 Tahun ")?6 tentang Ketentuan$ ketentuan 'okok 'ertahaan Keamanan Negara, dan << no. 6 Tahun ")?? tentang 'rajurit #4RI.

73

<ndang$undang nomor = tahun ")+= tentang pembentukan De!an Nasional yang 'asal 1 ayat " mengatakan bah!a De!an Nasional dipimpin

oleh 'residen**. Di dalam lembaran tersebut disampaikan bah!a negara dalam keadaan darurat maka perlu dibentuk De!an Nasional. Keadaan darurat inilah yang menjadi senjata ampuh %oekarno dalam mengahadapi setiap persoalan dan jalan masuk bagi militer selain ungsi pertahanan mulai terbuka salah satu adalah pasal 1 ayat * poin c mengatakan pejabat$pejabat militer dan sipil yang dianggap perlu*+. %edangkan dalam << No. ?0 Tahun ")+? tentang De!an 'erancang Nasional di pada pasal ) para #nggota De!an 'erancang Nasional terdiri dari orang$orang ahli yang memiliki hasrat dan semangat pembangunan dan pada pasal ) poin disebutkan bah!a anggotanya adalah pejabat$pejabat sipil dan militer yang ahli dalam soal$soal pembangunan*7. <ndang$undang nomor "7 tahun ")7) tentang %usunan dan Kedudukan .ajelis 'ermusya!aratan Rakyat, De!an 'er!akilan Rakyat Dan De!an 'er!akilan Rakyat Daerah mengatur tentang keterlibatan #4RI di D'R dan .'R yaitu9'asal ". #yat 1 poin c mengatakan bah!a anggota dpr2mpr adalah <tusan /olongan Karya #ngkatan 4ersenjata dan /olongan Karya bukan #ngkatan 4ersenjata yang ditetapkan berdasarkan pengangkatan. sepertiga dari seluruh anggota ..'. R. dan terdiri- pada ayat" pasal * poin b dikatakan bah!a #nggota tambahan ..'.R. dari golongan Karya
44

/.#. .aengkom, !ndang-!ndang Darurat Republik Indonesia No&or = (a'un 5>?= tentang Dewan Nasional, (,akarta- Kehakiman,")+=) hal "0 45 Ibid hal 1 46 /.#. .aengkom dan Dardi, <ndang$<ndang Republik Indonesia Nomor ?0 Tahun ")+? Tentang De!an 'erancang Nasional (,akarta, Hembaran Negara RI) hal )

74

#ngkatan 4ersenjata. 'asal ayat + mengatakan ,umlah <tusan /olongan Karya #.4.R.I. dan /olongan Karya bukan #.4.R.I. ditetapkan oleh 'residen.*=: Dari undang$undang nomor "7 tahun ")7) tersebut dilaksanakan pemilu pada tanggal 'emilu ")=" diadakan tanggal 1 ,uli ")=" 'emilu ditujukan memilih *70 anggota D'R dimana 170 dilakukan melalui pemilihan langsung oleh rakyat sementara "00 orang diangkat dari kalangan angkatan bersenjata dan golongan ungsional oleh 'residen*?. Ketetapan .'R No. IE2.'R2")=? tentang /aris$garis 4esar Daluan Negara mengukuhkan D!i ungsi #4RI sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional yaitu #ngkatan 4ersenjata Republik Indonesia di samping selaku kekuatan Dankam, juga merupakan kekuatan sosial*). 'ada << No. 60 tahun ")?6 tentang Ketentuan$ketentuan 'okok 'ertahanan Keamanan Negara, pasal 6? ayat " mengambarkan tentara sebagai kekuatan sosial yaitu 9#ngkatan 4ersenjata sebagai kekuatan sosial bertindak selaku dinamisasi dan stabilisator yang bersama$sama kekuatan sosial lainnya memikul tugas dan tanggung ja!ab mengamankan dan menyukseskan perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan serta meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.+0: Dan #4RI mengi8inkan berbisnis adalah pasal 16 ayat satu yaitu 'engamanan sumber daya alam dan sumber daya buatan dilaksanakan dengan

47

#lamsyah. #usunan dan Kedudukan Ma/elis Per&usyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daera', (,akarta-%ekretaris Negara RI,")7)) hal " 48 %eta 4asri, %istim pemilu Indonesia, (;ogyakarta- Heutika'rio,60"" # hal 6 49 #dam .alik dan dkk, Ketetapan .ajelis 'ermusya!aratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IE2.'R2")=? Tentang /aris$/aris 4esar Daluan Negara, (,akarta-.'R,")=?) hal "? +0 %udharmono <ndang$<ndang Republik Indonesia Nomor 60 Tahun ")?6 tentang Ketentuan$ Ketentuan 'okok 'ertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (,akarta- %ekretaris Negara Republik Indonesia, ")?6) hal "+

75

konser(asi dan di(ersi ikasi serta didayagunakan bagi kepentingan pertahanan keamanan negara+". Terakhir << no. 6 Tahun ")?? tentang 'rajurit #4RI menegaskan dalam penjelasan pasal 7 adalah 9'rajurit#ngkatan 4ersenjata Republik Indonesia dalam mengemban tugas di bidang pertahanan keamanan negara adalah penindak dan penyanggah a!al, pengaman,penga!al serta penyelamat bangsa dan negara, serta sebagai kader, pelopor,pelatih rakyat guna menyiapkan kekuatan pertahanan keamanan negara dalammenghadapi setiap bentuk ancaman musuh atau la!an dari manapun datangnya. Dalam bidang sosial politik, bertindak selaku dinamisator dan stabilisator yang bersama$sama dengan kekuatan sosial politik lainnya bertugas menyukseskan perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan serta meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, prajurit #ngkatan 4ersenjata Republik Indonesia berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai masalah kenegaraan dan pemerintahan serta mengembangkan demokrasi 'ancasila dan kehidupan konstitusional sesuai dengan peraturan perundang$ undangan yang berlaku.+6: Dan TNI sebagai kekuatan pertahanan juga diatur undang$undang yaitu undang$undang nomor 1* tahun 600* tentang TNI khususnya 'ro esionalisme militer dan perannya dalam negara seperti yang tercermin dalam << nomor 1* tahun 600* dan ketetapan .'R tentang pemisahan TNI dan Kepolisian yaitu9Tentara 'ro esional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik,diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahternaannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang telah dirati ikasi.+1 Tentara nasional Indonesia adalah alat negara yang berperan dalam pertahanan negara+*.:
52 51

%udharmono, !ndang-!ndang Republik Indonesia No&or 9 (a'un 5>@@ (entang Pra/urit Ibid hal "7 $ngkatan %ersen/ata Republik Indonesia, (,akarta-%ekretaris Negara RI, ")??) hal 67 53 4ambang Keso!o. 600+. !ndang-!ndang Republik Indonesia (entara Nasional Indonesia Perta'anan Negara dan Kepolisian Negara.(,akarta, 4'. 'anca <saha) hal 66 54 4ambang Keso!o. 600+, Ketetapan .'R RI No2.'R26000 Tentang 'emisahan TNI dan Kepolisian Negara RI 'asal 6 ayat " hal +, (,akarta, 4'. 'anca <saha) hal +

76

%ejalan dengan argumentasi tersebut Kolonel Drs. #mrin yang mengatakan9%ecara idiologi atau peran institusi militer indonesia sudah hampir sama dengan dengan yang negara$negara Fropa dan negara #ustralia yaitu peran militer sebagai pertahanan negara.: .enurut subjek penelitian yang bertugas beberapa kali ke luar negeri seperti #ustralia bah!a militer di Indonesia lebih cinta terhadap negara dibandingkan negara$negara Fropa dan #ustralia. Di negara$negara Fropa dan #ustralia tersebut setiap perjalanan tugas rutin atau insendentil dihitung sebagai pendapatan, seperti kegiatan penangulangan bencana alam. Ketika TNI menjalankan tugas seperti penangulangan bencana dipandang sebagai darmabakti kepada negara.

/.Identitas Per-ira Militer se(agai 0ealitas +(jekti Di dalam organisasi militer terdapat berbagai sumber kekuatan kekerasan baik berupa personel, peralatan, persenjataan, dan terdapat pembagian tugas serta !e!enang yang diatur dalam hirarkhi yang sangat ketat. 4erdasarkan jenis kemahiran dan ketrampilan, baik dalam penggunaan alat maupun persenjataan. Dal tersebut menjadikan pekerjaan militer sangat unik. 'engelolanya pun

memerlukan kemampuan yang sangat khusus. Kemampuan itulah yang menjadi kompetensi utama para prajurit per!ira. %ecara realitas objekti per!ira tersebut digambarkan sebagai berikut oleh .ayor Isnaini9 'er!ira adalah seorang prajurit gagah berani dalam sikap dan prilaku sesuai dengan kode etik dan sumpah per!ira karena telah didik untuk berbuat yang terbaik dan contoh suri teladan dari ba!ahannya serta bertanggung ja!ab sesuai perbuatannya:

77

%eorang per!ira digambarkan sebagai orang yang bisa menyelesaikan tugas apa saja yang diberikan dan ino(ati , dan seluruh in orman mengemukakan bah!a seorang per!ira militer seorang komandan, guru, hakim dan teman seperjuangan seperti yang disampaikan oleh Hetkol %uherman ..%i bah!a yang membedakan antara per!ira dengan tamtama dan sersan adalah9'er!ira adalah orang yang mampu menjadi seorang guru, komandan, teman seperjuangan, dan seorang hakim.: Dalam pemahaman ideal subjek penelitian per!ira mampu menjadi guru maksudnya adalah bah!a seorang per!ira harus memiliki perilaku yang bisa dicontoh dan ditiru oleh ba!ahannya, juga kemampuan untuk mengembangkan ba!ahan secara utuh, maka hendaknya per!ira menguasai berbagai hal sebagai kompetensi dasar dalam kemiliteran ketika per!ira tempur maka dia menguasai taktik, cara menembak, cara mengunakan peralatan perang seperti radio, tank baja dan lain sebagainya. Dalam pengertian ini jabatan per!ira merupakan pekerjaan pro esi yang membidangi bidang tertentu seperti in antri atau ka(aleri. 'er!ira sebagai guru bermakna berperan dalam pembentukan sumberdaya manusia

militer yang pontensial dibidang militer untuk pembangunan bangsa dan negara terutama di sekolah$sekolah militer seperti #kmil (akademi militer), Aamil, %ecaba (sekolah calon bintara), %ecata (sekolah calon tamtama). Ketika per!ira berperan sebagai guru maka per!ira menjadi orang kedua setelah orang tua dalam mendidik dan memga!asi anak buah, untuk menuju cita$ cita dan tujuan hidupnya. %eorang per!ira harus memiliki dedikasi yang sangat tinggi dan pro esi yang dipilihnya itu bukan pekerjaan sampingan sebab diakui

78

atau tidak per!iralah yang menentukan keberhasilan pengembangan kemampuan dan karir anak buahnya. 'er!ira sebagai komandan adalah seorang yang mampu memberikan perintah dan dipatuhi oleh anak buahnya. Komandan ini menjelaskan hirarki kekuasaan dalam militer yang mempunyai hak (eto dalam penentuan kebijakan dan tidak boleh bantah apapun itu perintahnya, anak buahnya harus melaksanakannya. Kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang dinamakan komandan regu, komandan pleton, dan komandan kompi. 'er!ira sebagai teman seperjuangan adalah orang yang mampu berbaur dengan anak buahya sehingga terjadi keakraban, seperti makan bersama anak buah, bahu membahu dimedan pertempuran, dan di luar tugas dengan bermain bulu tangkis dan bola kaki bersama$sama anak buah. 'er!ira sebagai hakim adalah seorang per!ira harus mampu menghukum anak buahnya ketika melakukan kesalahan. Ketika anak buah melakukan kesalahan dihukum mulai dari hukuman berbentuk isik, mental, diturunkan

pangkatnya, tidak naik pangkat, hukuman penjara di penjara militer, sampai pemecatan. Dalam menjelaskan hukuman isik subjek penelitian tidak mau detil dalam menjelaskannya tetapi dari cerita mulai dari pendidikan sampai bertugas penulis menyimpulkan bah!a hukuman isik berbentuk pus' up, scot' /u&p, lari sampai pukulan atau tamparan. Dukuman mental ini berbentuk teguran sampai makian secara lisan. %eperti kata$kata bodoh dan tolol kamu, atau dipermalukan didepan pasukan. Dukuman berbentuk isik dan mental dilakukan ketika

kesalahan masih bersi at kelalain atau kegagalan dalam menjalankan tugas.

79

Dukuman berbentuk tidak naik pangkat, turun pangkat, dipenjara di penjara militer, dan pemecatan. Kesalahan prajurit ini adalah pelanggaran hukum seperti beristri lagi tanpa i8in istri pertama atau menikah diam$diam, narkoba, dan penyalagunaan senjata api. Dalam hukuman penjara, ketika seorang tentara masih dipenjara di penjara militer artinya tentara tersebut masih berstatus tentara, tetapi ketika tentara tersebut dipenjara di penjara umum atau penjara sipil status tentara tersebut sudah dipecat. Tujuan hukuman terhadap prajurit adalah untuk menjaga kedisiplin, kepatuhan, keberhasilan tugas dan kesatuan korps. %edangkan menurut .ayor Destrio Fl(ano 9;ang membedakan seorang per!ira pertama adalah pola pikir yang ino(ati , ketika perintah datang kepada per!ira maka harus dilaksanakan apapun resikonya, ada atau tidaknya anggaran harus dilaksanakan, ketika kita memerintahkan anak buah kita harus menyediakan peralatan dan perlengkapannya sehingga tugas tersebut bisa terlaksana, dan peran di luar kemiliteran kita aplikasi kepada anggota, bukan hanya memerintah. 'er!ira dalam pengertian ini adalah per!ira menengah yang harus

mampu menterjemahkan dan melaksanakan perintah kepada ba!ahannya. Ketika perintah datang dari komandan teratas per!ira menengahlah yang mengeksekusi perintah ini membuat bisa dipahami dan menyediakan asilitas untuk

melaksanakan perintah tersebut. 'erintah teratas sebagai realitas objekti harus mampu diterjemahkan sebagai realitas subjekti . Realitas subjekti berupa

perintah pengamanan terhadap presiden ketika melakukan kunjungan ke %umatera 4arat. Ketika per!ira melakukan tugasnya maka dia akan membekali anak buahnya dengan asilitas pendukung mulai dari alat transportasi, logistik, dan kebutuhan lainnya.

80

,. Tanggung %a-a( Per-ira dan &eahlian Per-ira dala' 0ealitas +(jekti 'ada topik tanggung ja!ab per!ira subjek penelitian mengemukan perbedaan terutama per!ira berkarir sebagai sta atau ke!ilayaan dan per!ira ke!ilayaan

yang lahir dari operasi perang. 4agi yang berkarir sebagai sta

tanggung ja!ab per!ira adalah mengayomi aggotanya, melaksanakan tugas dengan baik sesuai program kerja dan keahlian. Tanggung ja!ab merupakan konsekuensi logis dari keahlian. Kesadaran bah!a keahlian tidak bisa diterapkan semena$mena muncul karena adanya rasa tanggung ja!ab untuk memberikan keamanan militer kepada negaranya. %edangkan bagi per!ira yang ditempatkan di operasi perang seperti dikatakan .ayor Dekki %ujatmiko 9Keahlian seorang pe!ira militer tempur adalah pertama memilihara isiknya tetap kuat karena naik turun gunung dan jangan sampai menjadi beban anggota dalam pertempuran, kedua intelegensi adalah bagaimana menyelesaikan permasalahan yang bersi at terencana ataupun situasional, ketiga pengetahuan adalah baik militer seperti mendapatkan data akurat tentang keberadaan musuh, keempat kepemimpinan yaitu kemampuan berbaur dengan pasukan untuk keberhasilan pertempuran. Keahlian$ keahlian per!ira tempur dasarnya adalah pendidikan dan berkembang oleh pengalaman. %edangkan tanggung ja!ab per!ira adalah menyelesaikan tugas dengan selamat sehingga seluruh anggota bertemu keluarganya:. .ayor Dekki %ujatmiko adalah per!ira tamatan Aamil yang langsung ditugaskan di !ilayah operasi yaitu #ceh selama "0 tahun, pengalaman tempur pertamanya ketika menga!al objek (ital FBBon .obil, hari pertama mengalami tujuh kali kontak senjata, pertama kontak senjata panik dan binggung, kontak senjata kedua mulai bisa bertindak, menurut penuturan .ayor Dekki %ujatmiko-

81

9'ada kontak senjata pertama saya hanya diam dan tiarap tidak tahu apa yang dilakukan. 'ada kontak senjata kedua saya panggil sersan yang terbiasa kontak senjata dengan /#. (/erakan #ceh .erdeka), saya tanya apa yang harus dilakukan, sersan tersebut menja!ab pasukan dibagi pertama untuk kontak senjata, kedua mencari posisi musuh, ketiga melebar kekanan untuk bisa menemukan musuh, keempat ada anggota yang menjaga kendaraan dan logistik: %ubjek penelitian menceritakan pada kontak senjata ketiga sampai seterusnya terbiasa karena pengalaman. Keberhasilan tugas .ayor In antri Dekki %ujatmiko setelah ikut pelatihan Rider (pasukan gerak cepat) di Kopassus dan ditugaskan kembali ke #ceh. %edangkan tanggung ja!ab per!ira secara ke!ilayaan menurut Hetkol %uherman adalah Tanggug ja!ab per!ira keberhasilan tugas, pembinaan anggota dan personil masing sesuai program kerja masing$masing yang telah ditetapkan, seperti saya sebagai kasi pers program kerjanya adalah membantu komandan (Damrem) untuk pembinaan personil, penempatan dan lain$lain. :. Pena siran Per-ira Menengah terhada3 Undang.Undang No'or 58 Tahun $778 Terhada3 TNI se(agai 0ealitas "u(jeti Dalam pemaparan sebelumnya telah diuraikan jenis$jenis realitas objekti dunia sosial kemiliteran yang masuk ke dalam kesadaran subjek penelitian, selanjutnya penulis memaparkan realitas subjekti yang ada dalam dunia

kemiliteran, berdasarkan pengalaman dari subjek penelitian yang di!a!ancarai. 'emahaman tersebut dari proses internalisasi yang dilakukan subjek

penelitian, dari sudut pandang realitas subjekti dalam realitas sosial kemiliteran merupakan media bagi subjek penelitian untuk melakukan eksternalisasi. Dalam hal ini proses internalisasi dan proses eksternalisasi itu sesungguhnya terjadi dalam kesadaran subjek penelitian secara bersamaan. #ntara realitas sosial

82

kemiliteran dengan subjek penelitian memiliki keterkaitan dialetik, keterkaitan dialetik tersebut terjadi disaat yang tepat. &ooley dalam F endi (600)-71) mengatakan bah!a hubungan dialetik inilah disebut 9looking glaas self: yang menghasilkan perasaan diri (sense of self), unsur utama perasaan diri adalah citra diri (self i&age) dan harga diri (self estee&). 'erasaan diri inilah yang sangat mempengaruhi pembentukan jati diri (self identiti). Konsep$konsep di atas ketika diturunkan dengan okus penelitian adalah konsep$konsep tentang pro esionalisme militer bersumber dari pandangan militer terhadap diri mereka sendiri dan pena siran prajurit TNI itu memandang atau membuat penilain terhadap dirinya sendiri sebagai realitas sosial. <ndang$undang nomor 1* tahun 600* tentang TNI sudah membentuk TNI kepada TNI yang pro esional seperti yang disampaikan oleh subjek penelitian Hetkol %uherman ..%i 9.enurut saya undang$undang nomor 1* tahun 600* sudah membentuk militer ke arah pro esionalisme seperti kenaikan anggaran militer dan pembelian alutsista. Dan keahlian sesuai dengan satuan$satuannya:

Kenaikan anggaran militer secara keseluruhan bisa terlihat dalam postur anggaran

83

%umber ,urnal Indonesia Re(ie! Re ormasi %ektor Kemananan Eolume I, #gustus 60"1 Disisi lain implikasi dari undang$undang nomor 1* tahun 600* tentang TNI, adanya kejelasan !e!enang tentara sehingga tidak tumpang tindih dengan

lembaga lain. %ebelum dikeluarkannya undang$undang nomor 1* tahun 600* tumpang tindih ke!enangan TNI dengan kepolisian seperti yang sampaikan oleh .ayor Isnaini 9%etelah diterapkan << No 1* tahun 600* tentang TNI maka !e!enang TNI dan 'olri menjadi jelas dan tidak tumpah tindih ke!enangan, tentara mempunyai ke!enangan dibidang pertahanan dan polisi mempunyai ke!enangan dibidang keamanan. Dulu ketika ada maling ketangkap oleh masyarakat dilaporkan di Koramil atau polisi, tetapi kalau kejadiannya sekarang jelas masyarakat melapor ke polisi, TNI bisa turun tangan ketika masalah keamanan kalau permintaan resmi (tertulis) dari kepolisian meminta bantuan TNI:. Danya pada keadaan darurat saja tentara bisa mengambil ungsi polisi dengan ketentuan$ketentuan tertentu. %eperti yang disampaikan oleh .ayor Isnaini-

84

9TNI bisa ikut campur karena keadaan darurat, seperti kejadian di %umba!a ketika kantor polisi akan dibakar oleh masyarakat. 'enyebabnya ada beberapa masyarakat di tahan polisi karena demontrasi keperusahaan Ne!mont. Diantara demontran yang ditangkap ada yang sakit. Demontran yang sakit di antar ke rumah sakit oleh polisi dan meninggal. .enurut polisi meninggalnya anggota masyarakat di rumah sakit, tetapi dokter rumah sakit mengatakan sudah meninggal ketika diantar. .asyarakat berasumsi bah!a polisi yang membunuh demontran yang ditangkap. Halu masyarakat menyerang ke kantor 'olres, polisi yang ada di 'olres menembak masyarakat masyarakat. 'enembakan tersebut membuat masyarakat makin marah lalu menyerbu polisi, dan akhirnya polisi terdesak. Dengan kejadian tersebut 4upati menelpon minta bantuan kepada saya (TNI). #khirnya TNI menduduki 'olres tetapi tanpa senjata hanya bermodalkan pakain lengkap dan tameng untuk mengamankan. Dal ini saya lakukan karena saya tidak ingin ketika terjadi tembak menembak antara polisi dan masyarakat nanti tertuduh adalah TNI. 4upati berpendapat mempunyai dasar untuk memerintah TNI karena dia kepala daerah, lalu bupati menelpon Kasad dan Kapolda bah!a 4upati yang bertanggung ja!ab dalam meminta TNI ikut campur ketika terjadi kon lik antara polisi dan masyarakat, pada kejadian tersebut ada petinggi polisi yang tersinggung karena peran kepolisian di ambil oleh tentara, tetapi akhirnya polisi berterimah kasih pada TNI #D:

Diagra'n)a TNI Bisa Ikut Ca'3ur Masalah &ea'anan Keadaan Darurat

85

4upati .eminta 4antuan TNI 4upati2 Aalikota 4ertanggug ,a!ab Kasad Kapolda

TNI masih menggunakan model pembacaan internal security dan bukan e3ternal
security #ncaman yang dilihat masih didominasi ancaman internal ketimbang ekternal, sehingga pola pengembangan cenderung berorientasi gelar kekuatan internal. Dal ini bisa dilihat dari pengembangan postur pertahanan negara yang di buat Dephan dengan 'eraturan .enteri 'ertahanan No 'FR26*2.2LII2600= dan dituangkan dalam 'ostur 'ertahanan Negara 600?.

9Dinamika dan kecenderungan lingkungan strategis internasional, ka!asan dan regional senantiasa berpengaruh terhadap perkembangan pada tataran nasional. Isu demokratisasi berindikasi menurunnya rasa kebangsaanG isu otonomi daerah berdampak negati timbulnya egosektoral dan kedaerahan yang primordialistis. Isu sentral lainnya pemulihan krisis inansial globalG Kelangkaan energi, kegiatan ragam ilegalG .asih terdapat enomena keterbelakangan, kebodohan, ketidakadilan dan kemiskinan, berimplikasi terhadap timbulnya kesenjangan dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat. 'rediksi ancaman yang mungkin timbul berkaitan dengan - permasalahan perbatasan, separatis, terorisme, radikalisme, kejahatan transnasional dan kon lik komunal2hori8ontal serta bencana alam. Tahun 60"" merupakan tahun kedua dari Rencana %trategis 'ertahanan Negara (Renstra Danneg) Tahun 60"0$60"*, dalam rangka melanjutkan pembangunan struktur dan postur pertahanan negara. %trategi pembangunan pertahanan militer diprioritaskan secara konsisten untuk pembangunan me!ujudkan Kekuatan 'okok .inimum (Mini&u& 0ssential orce7.F3) sesuai sasaran strategi yang telah ditetapkan. %trategi pembangunan pertahanan militer diprioritaskan untuk pemberdayaan industri pertahanan nasional, pencegahan dan penanggulangan gangguan keamanan dan pelanggaran hukum di laut, peningkatan rasa aman

86

masyarakat, modernisasi deteksi dini keamanan nasional, dalam rangka pembangunan standard detterence.:++ %edangkan menurut .ayor Dekki %ujatmiko bah!a undang$undang nomor 1* tahun 600* tentang TNI implikasinya adalah9Dulu tentara ikut$ikut memenangkan /olkar, sekarang tidak lagi, TNI tidak boleh jadi alat kekuasaan, ketika TNI menjadi alat kekuasaan pasti akan dijauhi oleh rakyat. <ndang$undang TNI nomor 1* tahun 600* .iliter kembali pada ungsi tugas utama sebagai alat pertahanan negara, konsekuensinya militer tidak dibenarkan menjadi alat kekuasaan politik tertentu Ketidakterlibatan seperti berpihaknya kepada /olkar.

TNI dipolitik menjadi sorotannya, karena menurut subjek

penelitian politik hanya membebani TNI karena tidak semua tentara menyukai politik. 4agi subjek penelitian yang lama bertugas di daerah kon lik kesiapan dan kemampuan Tentara yang dibutuhkan dalam menghadapi perang yang menjadi titik okusnya. .iliter harus netral dari politik, tidak boleh terlibat dalam politik karena keterlibatan semacam itu akan menjauhkan mereka dari pro esionalisme.

;.

&esejahteraan Pri(adi 6ersus &esejahteraan Le'(aga se(agai 0ealitas "u(jekti Topik ini menarik untuk dibahas karena berdasarkan !a!ancara dengan

in orman mereka merasakan kenaikan pendapatan ketika undang$undang nomor 1* tahun 600* seperti yang disampaikan oleh in orman .ayor Destrio Fl(ano-

55

.enteri 'ertahanan,Kebi/akan Perencanaan Perta'anan Negara 9855, (,akarta-Kemhan) hal +

87

9Dibandingkan dengan tentara dulu atau sebelum dikeluarkan undang$undang nomor 1* tahun 600* tentang TNI, sekarang secara kesejahteraan lebih baik !alaupun tidak me!ah, di .alaysia setingkat 'rada gajinya 7 juta rupiah perbulan, .ayor seperti saya sekitar *0 juta, tetapi kita bersyukur itulah kemampuan negara kita: .ayor Dekki %ujatmiko mengatakan bah!a9Aaktu tahun 6000 gaji pokok saja masih )00.000 rupiah padahal saya per!ira tempur di !ilayah kon lik yaitu #ceh, setelah dikeluarkan undang$undang nomor 1* tahun 600* kesejahteraan prajurit makin membaik !alaupun belum cukup, sekarang rata$rata perbulan gaji pokok ditambah tunjangan berkisar +,7 juta per bulan dengan pangkat mayor menjabat sebagai 'asi 'ers: Do'3et Prajurit TNI* Prada !.: juta= &olonel /=, juta/, No Pangkat Masa &erja Penghasilan rata. rata " 'rada 0 tahun ".=)6.=7* 6 %erda 0 tahun 6.000.07* 1 Hetnan dua 0 Tahun 6.7*6.17* * Kopral dua "+ tahun, menikah,dua anak 6.6)*.01* + %ersan .ayor "+ tahun, menikah,dua anak 6.70+.067 7 .ayor "+ tahun, menikah,dua anak *.00".+?6 = Kopral Kepala 10 tahun, menikah,dua anak 6.+11.776 ? 'elda 10 tahun, menikah,dua anak 6.))?.=?6 ) Kolonel 10 tahun, menikah,dua anak +.7"0.7+* Dalam pemberitaan media juga terungkap bah!a kenaikan pendapatan tentara seperti yang diberitakan Ei(ane!s.com9Dalam 'eraturan 'residen RI Nomor =6 Tahun 60"0 tentang Tunjangan Kinerja 'ega!ai di Hingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI), disebutkan tunjangan kinerja TNI terdiri atas ") kelas jabatan. Kelas jabatan tertinggi atau ") mendapatkan tunjangan kinerja sebesar Rp6),66 juta. <ntuk kelas di ba!ahnya yaitu ke$"? sebesar Rp6",7* juta, kelas "= (Rp"=,*= juta), dan kelas "7 mendapat tunjangan Rp"6,)* juta. %ementara itu, untuk kelas jabatan di tengah$ tengah seperti kelas jabatan ) mendapatkan tunjangan kinerja Rp6,6* juta. Dan untuk kelas jabatan terendah mendapat remunerasi Rp)6* ribu untuk kelas jabatan 6. %elanjutnya, menurut 'eraturan 'residen No. =1260"0 tentang Tunjangan Kinerja 'ega!ai di Hingkungan Kepolisian Negara RI mendapatkan tunjangan tertinggi sebesar Rp6",1 juta di kelas jabatan "?. <ntuk kelas di ba!ahnya yaitu kelas
56

.. Ri8al .aslan, Do&pet Pra/urit (NI+ Prada 5.= /uta, Kolonel ?,A /uta, (,akarta-"") Detik

88

"7 sebesar Rp"7,6" juta, kelas "+ (Rp?,+= juta), dan kelas "* sebesar Rp7,61 juta. <ntuk kelas di tengah$tengah atau kelas ? mendapatkan tunjangan sebesar Rp",*+ juta dan kelas paling rendah atau ke$6 mendapatkan tunjangan kinerja Rp++1 ribu.:+= Dibalik kesejateraan personil membaik dijajaran TNI #D khusus .akorem 016 Airabraja, namun yang miris adalah keadaan .akorem sebagai lembaga TNI #D. Ketika masuk ke lembaga tersebut dari luar memang terlihat rapi, bersih dan catnya yang selalu baru. Tetapi ketika masuk mulai dari ruangan ke ruangan, dari asilitas ke asilitas, dari peralatan dan perlengkapan diketahui bah!a ada akta miris di sana. 9Kendaraan operasional di atas 10 tahun, ada bencana atau musibah kita yang turun tangan duluan karena ke!ajiban (operasi militer selain perang).: 4erdasarkan obser(asi penulis yaitu bagian paling belakang .akorem tempat truk$truk tersebut dari sekilas saja memang truk$truk tersebut sudah terlihat tua dilihat dari modelnya !alaupun catnya kelihatan baru yaitu hasil cat tangan dengan kuas. Tidak layaknya truk$truk sebagai alat tranportasi TNI membuat personil TNI tersebut kha!atir dan cemas kalau menjalankan tugas dari .akorem 016 Airabraja ke luar daerah seperti yang sampaikan oleh .ayor In Dekki %ujatmiko 94erpergian jarak jauh atau keluar daerah seperti contoh ke %olok kha!atir dan cemas juga apalagi kalau banyak tanjakan takut los karena tenaga truknya tidak kuat lagi.: Hembaga militer sebagai lembaga negara harus di asilitasi secara layak karena militer juga mempunyai tugas ungsi yang jelas baik sebagai operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang salah satunya adalah alat trans ortasi yaitu truk militer. Truk$truk tersebut berjumlah "* buah truk P T
57

$i%anews.&om didown load 03'04'2013

89

dan * truk Q T+?, namun yang bisa jalan hanya dua buah truk. Truk 6 buah ini bisa berjalan karena sistem kanibal yang lakukan dengan "? truk secara keseluruhan. %ebagai pejabat negara per!ira$per!ira menengah yang menjabat pada posisi$posisi tertentu juga mendapatkan asilitas tertentu seperti mobil dinas, dilihat dari susunan personel dan perlengkapan mobil dinas model sedan ada sekitar = buah dan ,eep sekitar "0 buah semua kendaraan dinas di parkir rapi di dibagian belakang .akorem. 4erdasarkan obser(asi penulis bah!a kendaraan$ kendaraan tersebut sudah tua dan kumal, mungkin karena tidak pernah dipakai lagi, alasan kendaraan dinas ini tidak dipakai lagi adalah 9%ebagai per!ira menengah yang mejabat dilingkungan TNI #D .akorem 016 Airabraja kami diberikan mobil dinas tetapi mobil dinas bisa jalan tetapi sudah tidak layak jalan, daripada mogok di tengah perjalananan lebih baik memakai mobil sendiri.: %elama penulis melakukan penelitian disana bah!a pejabat$pejabat .akorem yang umumnya adalah per!ira menengah tidak memakai mobil dinas tetapi mobil sendiri. Kadangkala menurut in orman komandan Korem juga memakai mobil pribadi untuk perjalanan jauh menurut .ayor Destrio9.obil komandan Korem itu adalah I8u8u 'hanter pengadaan 600+: 4erbagai alasan dikemukakan oleh subjek penelitian mulai dari tidak adanya anggaran dan militer tidak lagi berbisnis. .obil dinas komandan Korem tersebut tidak layak lagi sebagai mobil dinas komandan Korem 016 Airabraja karena ketika ada tamu dari ,akarta atau lainnya, mobil tersebut tidak bisa mengikuti rombongan karena keterbatasan kemampuan mobil tersebut. 'er!ira menengah di Korem 016 Airabraja mempunyai ruangan sendiri karena memangku jabatan$jabatan struktural seperti komandan Korem, Kasi dan
58

%yai ul Ri8al, la&piran Peraturan Kasad daftar susunan personel dan perlengkapan, (600?)

90

'asi 'ers, sta

khusus komandan, atau 'asi teritorial. Ketika masuk keruangan

pejabat korem ini yang kelihatan mar!ahnya hanya ruangan komandan korem, sedangkan ruangan kasi$kasi terlihat sederhana, sedangkan ruangan pasi$pasinya kurang layak sebagai ruangan pejabat setingkat pro(insi. Ketidak layakan ini bukan karena pejabat harus me!ah tetapi kelayakan sebagai institusi negara. <ntuk membuat nyamannya ruangan kerja salah seorang in orman mengatakan yaitu .ayor Destrio 9.enpergunakan uang sendiri, bisa dari gaji atau keuangan pribadi komandan untuk membeli #& dan kursi tamu:

<.

&arir Ter(aik Militer Putra Daerah "u'atera Barat Berakhir di Bintang 5 Dari hasil !a!ancara dengan subjek penelitian adalah untuk mencapai

pangkat tertinggi di TNI #D (Kasad) maka harus dimiliki adalah a. &o'3etensi Pri(adi <ntuk mencapai jabatan diTNI #D khususnya harus memiliki kemampuan yang baik dan selalu memperbaiki kualitas pribadi. %alah satu penilaian terhadap kualitas pribadi terlihat dari penugasan terhadap personil tentara tersebut dan keberhasilan tugas seperti yang disampaikan oleh .ayor In Dekki %ujatmiko 9Karir militer yang sampai ke per!ira tinggi dan mejabat dikemiliteran biasanya dilihat dari karir militernya yaitu pernah menjabat disatuan tempur (!ilayah kon lik), Ke!ilayaan, dikirim keluar negeri dan di lembaga pendidikan: <ntuk mencapai pangkat kolonel dari pangkat letnan dua di TNI #D harus menempuh beberapa kali pendidikan yaitu %uslapa ", %uslapa 6, %eskoad, dan %esko TNI. %etelah itu baru mendapatkan kesempatan menjadi letnan 91

jenderal sampai ,enderal bintang * dengan menjabat pada posisi tertentu seperti komandan Kodam, Kasad atau di .abes TNI. .enurut Kolonel In #mrin bah!a kenapa orang .inang Kabau atau %umatera 4arat belum ada yang memimpin TNI #D (Kasad) atau mencapai ,enderal bintang * adalah9Tidak ada orang %umatera 4arat memimpin TNI dan hanya sampai bintang tiga (4rigjen) adalah masalah kualitas, saya sudah 6= tahun dinas tidak mendengar dari pimpinan pusat atau ka!an$ka!an di militer bah!a orang %umatera 4arat tidak bisa jadi pimpinan TNI karena dikaitkan dengan masalah asal daerah dan 'RRI: .enurut subjek penelitian kualitaslah yang menentukan karir seorang tentara bukan pada asal daerah ataupun kejadian masa lalu. .enurutnya belum ada kualitas orang %umatera 4arat yang mampu sampai ke jenderal bintang *, aktanya orang %umatera 4arat hanya sampai bintang 1 brigadir jenderal. (. 0eko'endasi "osial &e'as)arakatan 'utra daerah %umatera 4arat belum mencapai pangkat tertinggi di militer yaitu jenderal bintang * karena tidak adanya rekomendasi dari masyarakat baik secara bersama maupun secara indi(idu. .enurut .ayor Destrio Fl(ano9Korem di %umatera 4arat harus menjadi Kodam, karena memba!ahi "0 Kodim dan 6 satuan tempur dan !ilayah yang luas. Karena biasanya satu Korem memba!ahi * atau + Kodim, dan 6 Korem layak menjadi satu Kodam. Ketika ada komandan Korem berasal dari %umatera 4arat maka dukungan dan rekomendasi dari masyarakat menjadi penting, seperti contoh Kapolri 4intang satu, Haktamal bintang satu harusnya komandan Korem bintang satu. Ailayah Haktamal lebih kecil dan anggotanya juga sedikit. Ketika ada keadaan darurat dan bencana yang bertanggung ja!ab adalah komandan Korem. Ketika ada desakan dari masyarakat maka komandan Korem bisa bintang satu atau menjadi Kodam, dari kami (tentara) tidak mungkin desakan itu karena kami sebagai tentara harus menerima apa adanya dan tidak boleh protes karena begitu dogmanya.:

92

.enurut subjek penelitian bah!a .akorem 016 Airabraja mempunyai !ilayah kerja yang luas tetapi yaitu sepuluh Kodim dan 6 satuan tempur, menurut subjek penelitian ini sudah layak dijadikan Kodam, sehingga akhirnya mendapatkan asilitas militer sesuai dengan ketentuan Kodam. Dengan adanya putra daerah yang menjadi komandan .akorem sebenarnya adalah kesempatan untuk meminta ke pusat (Kasad atau 'angab) oleh masyarakat dan tokoh masyarakat menjadikan Kodam sehingga juga membantu karir putra daerah. Kapolda (kepala kepolisian) dan Haktamal adalah jabatan yang setingkat memiliki pimpinan per!ira tinggi Hetnan ,enderal atau bintang satu sedangkan komandan Korem hanya kolonel. %eharusnya dengan !ilayah yang setara pangkat yang memimpin harusnya sama sehingga ada kesetaraan. Namun subjek penelitian melihat bah!a masyarakat %umatera 4arat tidak mempunyai dukungan terhadap pengusulan permasalahan .akorem menjadi Kodam ataupun dukungan terhadap putra daerah yang berkarir di militer. %ubjek penelitian tidak bisa melakukan ini karena tentara harus patuh dan taat pada keputusan pimpinan. Dal ini ditambahkan oleh komandan Korem yaitu Kolonel Drs #mrin mengatakan bah!a 9Rekomendasi dari daerah bisa membantu, masyarakat dan tokoh masyarakat kompak meminta ke pusat putra daerah menjadi pimpinan TNI: .enurut subjek penelitian bah!a masyarakat secara organisasi kemasyarakatan dan pribadi tidak ada mendukung sama sekali, masyarakat %umatera 4arat atau .inangkabau bersikap tidak peduli. Ketika ada putra daerah %umatera 4arat yang memiliki jabatan$jabatan strategis di pusat kekuasaan juga tidak ada kepeduliannya. %eperti /ama!an 3au8i menteri Dalam Negeri juga

93

tidak peduli terhadap Korem 016 Airabraja atau putra daerah yang berkarir dibidang militer.

#.

P00I >Pe'erintahan 0e1olusioner 0e3u(lik Indonesia? %elain masalah kompetensi pribadi dan tidak adanya rekomendadi sosial

kemasyarakatan bagi sebahagian per!ira menengah di Korem 016 Airabraja tidak adanya orang %umatera 4arat mencapai pangkat ,endral penuh atau bintang * karena menurut .ayor Destrio Fl(ano Dengan adanya peristi!a 'RRI ('emerintahan Re(olusioner Republik Indonesia), mungkin menyebabkan putra %umatera 4arat tidak mendapatkan rekomendasi menjadi bintang *, karena peristi!a 'RRI sebuah legenda .enurut subjek penelitian peristi!a 'RRI adalah sebuah peristi!a besar yang menguncang Indonesia yang berpusat di %umatera 4arat. 'eristi!a 'RRI bagi pemerintah pusat adalah pemberontakan 'RRI2'ermesta yang terjadi di %umatera dan %ula!esi juga merupakan pemberontakan yang paling berbahaya, karena mendapat dukungan dari pihak #merika dan Inggris+). %edangkan bagi masyarakat %umatera 4arat 'RRI untuk mencapai otonomi daerah dan tindakan mereka sesungguhnya untuk mempengaruhi karakter Republik 70 yang sentralistik. Dengan adanya peristi!a 'RRI khusus bagi putra daerah %umatera 4arat yang berkarir bidang militer memutuskan karir mereka militer secara keseluruhan karena umumnya per!ira militer yang berasal dari .inangkabau terlibat 'RRI.

59

Hihat #udrey Kahin dan /eorge .c. Turnan Kahin. %ub(ersi 'olitik Huar Negeri, 'en. RK. Heirissa, (,akarta- 'ustaka /ra iti, 6000), hal. 666. G R.K. Heirissa, 'RRI2'ermesta- %trategi .embangun Indonesia Tanpa Komunis, (,akarta- 'ustaka /ra iti, "))"), hal 6"=

dan )6.
60

Ibid 67+

94

'emerintah pusat pada !aktu itu mengambil kebijakan mendatangkan pejabat dan tentara ,a!a tumpah ke sini (%umatera 4arat) selama dan sesudah pemberontakan... dengan orang ,a!a menduduki hampir semua pos senior di kantor gubernur (/ubernur orang .inang) militer dan kepolisian, orang %umatera 4arat melihat diri mereka sebagai !arga negara kelas dua7". Dan Ked dan &haniago dalam Kahin (600+-1)+) mengatakan bah!a /ubernur mencatat bah!a tahun ")=", hanya lima belas orang dari "00 per!ira militer di pro(insi ini (%umatera 4arat) dengan pangkat .ayor keatas putra daerah %umatera 4arat.

BAB 6I PEMBAHA"AN 'enelitian ini telah menemukan adanya realitas sosial yang khas dalam kehidupan per!ira menengah militer militer di Korem 016 Airabraja yang bisa disebut realitas sosial kemiliteran. 4agi indi(idu$indi(idu per!ira menengah di Korem 016 Airabraja realitas sosial kemiliteran mempunyai dua makna realitas objekti dan makna realitas objekti . Realitas objekti sebagai internalisasi yang
61

Ibid 170

95

membatasi,menentukan, bahkan memaksa diri per!ira menengah di Korem 016 Airabraja harus berprilaku (ber ikir, bersikap, dan bertindak) tertentu, yaitu pola kelakuan seorang per!ira TNI. %edangkan makna selanjutnya adalah makna realitas subjekti yaitu makna yang dita sirkan sendiri oleh per!ira TNI sebagai aktor sosial. .aka dalam pemahaman ini per!ira militer memiliki makna ganda dalam menjalankan ungsi dan status sosialnya. Realitas subjekti militer

terbentuk oleh realitas objekti yang mereka terima. Realitas objekti kemiliteran dibentuk oleh pengalaman masa anak$nak dan remaja, perjalanan karir yang terlihat dari jenjang pendidikan militer, dan masa tugas, jenjang pangkat, dan penugasan$penugasan. %emakin tinggi pendidikan militer, semakin lama masa tugas, semakin tinggi pangkat, semakin banyak penugasan$penugasan maka semakin dalam realitas objekti di dalam diri per!ira menengah tersebut. Realitas objekti ini bisa diterangkan dalam tiga ase, pertama ase sebelum memasuki pendidikan militer (masa anak$anak dan remaja), kedua pendidikan militer, dan ketiga ase bertugas atau dinas akti . Realitas objekti masa anak dan remaja ini terdiri dari pengalaman yang berhubungan dengan kegiatan militer seperti T..D dan keinginan memperbaiki kehidupan. Realitas objekti masa pendidikan terdiri dari 'endidikan 'ertama (Dikma) 'endidikan 'embentukan (Diktuk), 'endidikan 'engembangan ase

(Dikbang), Dikbang terbagi dua yaitu Dikbang %pesialisasi (Dikbangspes) dan <mum (Dikbangum).

96

Realitas objekti masa tugas atau militer akti adalah %uslapa %atu dan Dua, 'endidikan Kursus Kecabangan seperti dilatih untuk menjadi In antri, Kursus

Ka(aleri atau lainnya. Kursus Komandan 4ataliyon (%us Danyon),

Komandan Kodim (%us Dandim) Kursus Komanda Korem (%us Danrem), sedangkan yang termasuk Dikbangum adalah %ekolah %ta dan Komando

#ngkatan Darat (%esko #D), %ekolah Komando TNI (%esko TNI) dan Kursus Hembaga 'ertahanan Nasional (%us Hemhanas). 'emahaman mengenai pro esionalisme militer terjadi dalam sebuah dialektika yang kompleks, antara realitas sosial objekti kemiliteran di satu sisi dengan realitas subjekti kemiliteran di sisi lainnya. Di antara dua realitas tersebut banyak terjadi momen$momen yang berbarengan berupa internalisasi dan eksternalisasi. Internalisasi terjadi dalam realitas objekti kemiliteran ke arah realitas subjekti kemiliteran. %ejalan dengan hal tersebut eksternalisasi terjadi dari realitas subjekti kemiliteran ke arah realitas objekti kemiliteran. Realitas objekti kemiliteran adalah penciptaan dunia sosial TNI yang dilakukan oleh TNI sendiri. Realitas objekti TNI ini tidak hanya berhubungan dengan masalah pertahanan sebagai domain utamaTNI tetapi juga pengetahuan di luar pertahanan, seperti masalah politik, ekonomi, sosial kemasyarakatan disebagainya. 'engetahuan ini didapat ketika per!ira TNI melalui jalur pendidikan karir atau kenaikan pangkat. 'roses eksternalisasi merupakan proses dimana per!ira menengah yang tersosialisasi tidak sempurna secara bersama$sama akan membentuk makna$ makna itu. .elalui eksternalisasi inilah si at struktur sosial menjadi terbuka secara luas. Dalam realitas objekti ini banyak hal di sekitar per!ira menengah yang sebenarnya tidak langsung saja menjadi makna, tetapi harus mele!ati proses yang cukup panjang yang mele!ati proses sejarah. .aka dari proses sosialisasi

97

dan penegakan aturan orang akan menjadi anggota dalam suatu masyarakat. %eperti pemikiran dari Fmile Durkheim yang coba di jelaskan oleh 'eter H. 4erger bah!a :masyarakat sebagai realitas obyekti : yang memiliki kekuatan memaksa sekaligus sebagai akta sosial. .enurut 4erger dan Huckman (")77-") menyatakan, realitas terbentuk secara sosial dan sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menganalisa proses atau enomena bagaimana hal itu terjadi secara nyata dan memiliki karakteristik yang khusus dalam kehidupan sehari$hari. Realitas obyekti , dengan membatasi realitas sebagai kualitas yang berkaitan dengan enomena yang kita anggap berada di luar kemauan atau keinginan kita, karena 'eter H. 4erger juga mencoba menelusuri pemikiran dari Karl .arB yang menyatakan bah!a :indi(idu adalah produk masyarakat:, dan :masyarakat adalah produk manusia:. 'er!ira adalah produk masyarakat militer dan masyarakat militer adalah produk manusia. 'er!ira menengah sebagai kenyataan subjekti menyiratkan bah!a realitas objekti dita siri secara subjekti oleh indi(idu. Dalam proses mena siri itulah berlangsung internalisasi. Internalisasi adalah proses yang dialami manusia untuk Jmengambil alihJ dunia yang sedang dihuni sesamanya. Internalisasi berlangsung seumur hidup melibatkan sosialisasi, baik primer maupun sekunder. Internalisasi adalah proses penerimaan de inisi situasi yang disampaikan orang lain tentang dunia institusional. Dengan diterimanya de inisi$de inisi tersebut, indi(idu atau per!ira menengah bukan hanya mampu mamahami de inisi orang lain, tetapi lebih dari itu, turut mengkonstruksi de inisi bersama. Dalam proses

mengkonstruksi inilah, indi(idu berperan akti sebagai pembentuk, pemelihara, sekaligus mengubah masyarakat.

98

Deskripsi mengenai proses dialektika yang terjadi antara realitas objekti kemiliteran dengan realitas subjekti kemiliteran dapat di gambarkan dari dalam skema

! $ Internalisasi

PE MA HA

Ekternalisasi

MAN

0ealitas +(jekti ". 'endidikan 6. Doktrin 1. 'enugasan

0ealitas "u(jekti

Tabel Interaksi %imbolik Dunia Kemiliteran di Korem 016 Airabraja Dialektika Eksternalisasi= Proses Feno'ena +(jekti1asi= dan Internalisasi Mo'en Internalisasi Identi ikasi diri Dasil pemahaman per!ira dengan dunia menengah Korem 016 sebaga para kemiliteran elit militer yang bersumber dari %umpah 'rajurit, %apta .arga, Delapan Aajib TNI, Kode Ftik 'er!ira, Tridarma Fkakarma dan undang$undang nomor 1* tahun 600* tentang TNI baik secara 99

5bjekti(asi

Interaksi diri dengan dunia kemiliteran di Korem 016 Airabraja

tertulis maupun lisan. Dan menyesuaikan diri dengan simbol$ simbol komando militer tentang pola kebiasaan para tentara dalam bersikap, berprilaku dan melakukan tugas. 'enyadaran bah!a militer tidak sama dengan sipil. Karena itu semua elemen yang terkait dengan militer tersebut selalu dianggap keharusan. 'enyadaran menjadi militer melalui pendidikan militer dan penugasan militer. 'endidikan tersebut adalah dari rekrutmen (#kmil, %epa 'K dan %ecapa), dan pendidikan dalam menjalani peran sebagai 'er!ira militer akti (%uslapa " dan 6 sampai %esko TNI atau %esko Hemhanas). 'enugasan mulai tugas teritorial (tugas militer selain perang) sampai penugasan di !ilayah kon lik (tugas militer untuk perang) .unculnya jati diri militer yang didasarkan atas pertimbangan dan perubahan peraturan perundang$ undangan dan doktrin TNI, sehingga tindakan$tindakan para militer normati melahirkan pro esionalisme militer

Fksternalisasi

'enyesuaian diri dengan dunia kemiliteran di Korem 016 Airabraja

4erdasarkan keterangan di atas pro esionalisme militer merupakan salah satu isu yang kontro(ersial dibandingkan isu yang ada pada umumnya dianggap sebagai bagian dari kajian militer. Teori$teori mengenai pro esionalisme militer seperti yang ditulis oleh %amuel Duntington, #l red %te an, .orris ,ano!its, dan lainnya berhasil mengidenti ikasi beragam karakter pro esionalisme militer, mulai dari kemampuan mereka menguasai kemampuan teknis, membangun etika pro esi sampai mematuhi otoritas politik. Di Indonesia atau secara nasional 100

pro esionalisme TNI menjadi isu yang ramai dibicarakan, kalangan militer mena sirkan secara sempit dengan menitikberatkan pada netralitas politik atau ketidakikutsertaan dalam politik praktis. %edangkan pro esionalisme militer tidak muncul begitu saja melainkan hasil dari konteks sosial, kultural, dan politik yang terjadi di dalam dan di luar militer. 'embangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan negara merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari upaya penegakan kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). <paya pembangunan pertahanan diarahkan untuk membangun Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang pro esional sebagai komponen utama ungsi pertahanan negara yang mampu melindungi, memelihara, dan mempertahankan keutuhan NKRI. 'embangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan negara diselenggarakan secara terpadu dan bertahap untuk me!ujudkan pertahanan yang e ekti , e isien, dan modern sehingga mampu menindak dan menanggulangi ancaman yang datang dari dalam maupun luar negeri. Nilai$nilai militer dibangun untuk menyesuaikan diri dengan

perkembangan 8aman, nilai tersebut

adalah nilai$nilai

militer pro esional

menekankan nasionalisme dan pengabdian nasional, Kemajuan dalam bidang militer diperoleh melalui prestasi dan bukan keturunan atau unsur primodial. Dengan kerja keras, anggota$ anggota militer yang berbakat dapat maju terus lebih cepat daripada anggotaanggota kelompok yang lain, teknologi militer yang berkembang terus menjadi begitu amat kompleks memerlukan latihan yang lebih luas dan mendalam, perjalanan, dan pengenalan$pengenalan nilai$nilai baru, kee ekti an dan prestise militer memerlukan penggelaran sistem persenjataan

101

modern. Karena dukungan mesin militer yang modern pada umumnya memerlukan landasan industri yang kuat, per!ira$per!ira militer telah menjadi pendukung utama bagi pembangunan industri atau industrialisasi. ;ang menjadi permasalahan adalah dinamika pada tingkat nasional akan memba!a cerita yang sama pada tingkatan lokal. 'emaknaan pro esionalisme militer di tingkat lokal khusus Korem 016 Airabraja bisa untuk memahamami jatidiri TNI dari dari TNI itu sendiri. %ehingga bisa menjadikan institusi militer sebagai institusi untuk bina !atak tentara agar demikian dapat memainkan peran untuk trans ormasi jatidiri tentara yang bersi at nasional. %edangkan hambatan pro esionalisme militer adalah masih terbatasnya secara kuantitas maupun kualitas kemampuan peralatan pertahanan, khususnya alat utama sistem senjata (alutsista) TNI menjadikan kemampuan pertahanan negara belum mampu secara optimal menghadapi ancaman pertahanan dan keamanan yang dapat mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang memadainya kondisi dan jumlah alutsista, sarana dan prasarana, serta masih rendahnya tingkat kesejateraan anggota TNI merupakan permasalahan yang selalu dihadapi dalam upaya meningkatkan pro esionalisme TNI. <paya$upaya menterjemahkan pro esionalisme militer sesuai dengan undang$undang dan peraturan yang menuntut untuk patuh dan taat pada undang$ undang dan peraturan yang ada. TNI telah melakukan dalam rangka meningkatkan pro esionalisme. Namun pro esionalisme militer yang dikembangkan TNI bukan diarahkan pada pro esionalisme seperti yang kemukakan oleh Duntington.

102

'ro esionalisme

menurut

Duntington

bercirikan

keahlian

yaitu

tingkat

ketrampilan dan pengetahuan militer yang tinggiG korporasi yang ditandai dengan keterikatan kelompokG solidaritas korp yang kuatG serta tanggung ja!ab yang mendalam dalam pro esi, yang akhirnya menjadi karakter militer. 'ro esionalisme militer yang dikembangkan adalah pendalaman dan penyesuain terhadap perkembangan politik yang bisa dibuktikan dari berbagai pandangan yang berkembang baik secara institusi maupun secara pribadi. Keengganan TNI untuk secara total keluar dari peran sosial politik juga bisa dilihat dari upaya untuk tetap mempertahankan keberadaan komando teritorial, padahal komando teritorial ini merupakan jembatan penghubung tentara dengan persoalan di luar bidang kemiliteran. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bah!a pro esionalisme tentara yang dikembangkan bukan pro esionalisme sebagaimana tentara berbuat, namun lebih merupakan pendalaman terhadap peran$peran yang sudah dijalankan sebelumnya denga menyesuaikan pada situasi dan kondisi.

BAB 6II &E"IMPULAN DAN "A0AN 4erdasarkan hasil penilitian yang diperoleh dari lapangan dan berdasarkan telaah dari berbagai sumber yang telah dituangkan dalam pembahasan sebelumnya maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut". 'emahaman manajemen kepemimpinan tentara di Korem 016 Airabraja bukan hanya manajemen dalam mengelola kekerasan semata atau

103

manajemen perang (operasi militer perang) tetapi juga terdapat manajemen militer selain perang (operasi militer selain perang). Implikasi dari pemahaman tersebut, maka tugas$tugas operasi militer selain perang (teritorial) adalah memiliki derajat yang hampir sama dengan operasi militer untuk perang. %ehingga pemahamman pro esionalisme militer yang dita!arkan oleh %amuel Duntington tidaklah sama dengan pemahanan pro esionalisme militer dalam realitas Korem 016 Airabraja. 6. 'ro esionalisme militer di Indonesia umumnya dan Korem 016 Airabraja adalah pro esionalisme setengah hati, baik dari pemerintah terhadap militer maupun militer itu sendiri. %etengah hati pro esionalisme militer dari pemerintah, pemerintah tidak menyiapkan militer secara penuh untuk perang mulai kemampuan personil, teknologi dan peralatan militer dan masih dibebani dengan dengan kegiatan selain perang yang kadang kala tidak hubungan dengan pro esionalisme militer seperti %ingkarak /o /reen. Dari militer sendiri pro esionalisme militer setengah hati adalah tugas ke!ilayaan atau teritorial masih menjadi domain utama militer. .iliter tidak mau menghapus peran teritorial, 'enghapusan peran teritorial akan membuat militer mem okuskan diri sebagai lembaga pertahanan negara untuk perang. "aran ". 'ro esionalisme militer Indonesia pada umumnya dan Korem 016 Airabraja tidak hanya pada tatanan konsep dan aturan tetapi pada tatanan realitas, mulai dari perencanaan matang dan berakhir dengan pengangaran 104

yang sesuai dengan perencanaan yang berpedoman kebutuhan militer, karena hari ini anggaran militer jauh dari kebutuhan militer, kemenangan perang tidak lagi ditentukan oleh jumlah dan kualitas personil tetapi kualitas personil, peralatan dan teknologi militer yang unggul. Kebutuhan militer di Indonesia berdasarkan kebutuhan daerah operasi militer, pada perang modern yang menjadi salah satu kunci kemenangan perang adalah adaptasi dan leksibelitas baik secara tekonologi militer ataupun dalam strategi perang. 6. Hembaga militer Korem 016 Airabraja harus diperbaiki baik secara asilitas lembaga ataupun secara teknologi militer yang teruji, terencana dan menyesuaikan dengan perkembangan militer dunia. .

DAFTA0 PU"TA&A #mos 'erlmutter, ")?+, Militer dan Politik, ,akarta, Raja!ali 'ers #ndi Aidjajanto, 600+, 0volusi Doktrin Perta'anan Indonesia, ,akarta. #nonim. 600+. !ndang-!ndang Republik Indonesia (entara Nasional Indonesia Perta'anan Negara dan Kepolisian Negara.,akarta 4'. 'anca <saha #nonim, Rabu, 10 .ei 60"6, Kasus Pe&ukulan Wartawan, DPR Panggil Pangli&a (NI, ,akarta, Ei(ane!s #sren Nasution, 6001, Religiositas (NI Refleksi Pe&ikiran )enderal %esar #oedir&an. ,akarta. 'renada .edia 4acharuddin ,usu Dabibie, 6007, Detik-Detik 4ang Menentukan+ )alan Pan/ang Indonesia Menu/u De&okrasi, ,akarta. TD& .andiri 105

&holid Narbuko dan #bu #chmadi, 600*, Metodologi Penelitian, ,akarta, 4umi #ksara &onnie Rahakundini 4akrie, 600=, Perta'anan Negara dan Postur (NI Ideal, ,akarta, ;ayasan 5bor Indonesia De!i 3ortuna #n!ar. 600*. ,ubungan #ipil Militer 0ra Megawati. ,akarta. HI'I Danang Aidoyoko dkk.%isnis Militer Mencari Begiti&asi, ,akarta, Indonesia &orruption Aatch F. Kristi 'oer!andari, 600+ Pendekatan Kualitatif Penelitian Perilaku Manusia, 'er ecta H'%'1 3akultas 'sikologi <I, ,akarta, 600+ /eger Riyanto.60"". Re<i& Kasak-kusuk Para )endral.,akarta. Kompas.com + ,uli 60"" /abriel #min %ilalahi, 6001, Metode Penelitian dan #tudy Kasus, %idoarjo, &E, &itra .edia Duntington '. %amuel.6001. Pra/urit dan Negara (eori dan (eori ,ubungan Militer-#ipil. ,akarta. 'T /ramedia Aidiasarana Indonesia. Damdani Na!a!i, "))7, Pengantar Metodologi Riset, ,akarta, Raja /ra indo 'ersada DT, 6+ %ep 60"6, %eberapa Kalangan Masyarakat di #u&bar Masi' Menunggu Mengenai Penuntasan Kasus %%M di #u&bar, ,akarta, Ei(ane!s Ibrahim Dt, %anggoeno Diradjo, (a&bo $la& Minang Kabau (atanan $dat Warisan Nenek Moyang *rang Minang, 4ukittingi, Kristal .ultimedia Idrus Dakimy, Dt, Rajo 'engulu, "))", Rangkain Mustika $dat %asandi #yarak di Minangkabau, 4andung, 'T Remaja Rosdakarya Ingo Aandelt, .ay 600),Ka&us Kea&anan Ko&pre'ensif Indonesia+ $kroni& dan #ingkatan, ,akarta, 3riedrich$Fbert$%ti tung (3F%) Indonesia ,ohnson, D.'. ")?7. (eori #osiologi Klasik dan Modern /ilid 9. ,akarta/ramedia. ,ales!ari 'ramodha!ardani dan .u ti .akaarim, 600), Refor&asi (entara Nasional Indonesia, ,akarta, ID%'% dan D&#3 Kusnanto #nggoro, 600?, Pengantar Profesonalis&e Militer, Profesinalisasi (NI .alang, <.. 'ress Heo %uryadinata . "))6. "olkar dan Militer #tudi (entang %udaya Politik. ,akarta H'1% HeBi ,. .oleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (cet. LLI, 4andung, 'T Remaja Rosdakarya, 600+) HeBi ,. .oleong, "))6, Metodologi Penelitian Kualitatif, 4andung, 'T. Remaja Rosdakarya HK'6., 600+, Researc 4ook 3or HK'6., .alang, <ni(ersitas Islam Negeri (<IN) .alang .ansyur #lkatiri dkk. "))), $%RI Masi' Mendapat Kursi %esar di

106

DPR De&i Kepentingan Para 0lite $%RI #e&ata. ,akarta <..#T No.10.IE2? 3ebruari .arsekal TNI Djoko %uyanto. 600=, Menu/u (NI Profesional Dan Dedikatif, ,akarta, 'usat 'enerangan TNI .asri %ingarimbun dan %o ian F endy, 6000, Metode Penelitian #urvai, ,akarta, 'ustaka H'1% .athe! 4. .iles I #. .ichael Duberman. "))6, $nalisa Data Kualitatif. ,akarta, <ni(ersitas Indonesia .och. Insan 'ratama, 60"0, #kripsi+ Dina&ika Internal Kabinet #/arir Masa Revolusi Indonesia 5>C?-5>C=, Depok, <ni(ersitas Indonesia .unadjir F endi, 600?, Profesionalis&e Militer + Profesionalisasi (NI, .alang, <.. 'ress RRRRRRRRRRRRR, 600), #tudi eno&ologi+ )ati Diri dan Profesi (NI, .alang, <.. 'ress .estika Ked.600+. "iyugun .ikal-bakal (entara Nasional di Indonesia. ,akarta. 'ustaka H'1F% .uhadjir Nung, "))1, Metodologi Penelitian Kualitatif, 4andung, Remaja Rosdakarya .och. Insan 'ratama, 60"0, #kripsi+ Dina&ika Internal Kabinet #/arir Masa Revolusi Indonesia 5>C?-5>C=, Depok, <ni(ersitas Indonesia Nana %udjana dan #h!al Kusumah, 6000, Proposal Penelitian di Perguruan tinggi, 4andung, %inar 4aru #lgasindo Nasirul .akhasin, 6006, (esis, I&plikasi Reposisi (NI (er'adap Penge&bangan Karier Perwira Menenga' Pada Ko&ando (eritorial, %emarang, 'rogram 'asca %arjana <ni(ersitas Diponegoro Noeng .uhadjir, 6006, Metolodologi Penelitian Kualitatif, ;ogyakarta, Rake %arasin Reid ,.% #nthony. "))7. Revolusi Nasional Indonesi, ,akarta, 'enebar %!adaya Rit8er I /oodman. 60"0. (eori sosiologi dari (eori sosiologi Klasik #a&pai Perke&bangan Mutak'ir teori #osial Post&odern. &etakan kelima. ,akarta.- Kreasi Aacana 5 set %alim %aid, 6007, Militer Indonesia dan Politik+ Dulu, Kini dan Kelak, ,akarta, 'ustaka %inar Darapan %oebijono. "))=. DWI !N"#I $%RI Perke&bangan dan Peranannya dala& Ke'idupan Politik di Indonesia./ajah .ada <ni(ersity 'ress. %ana iah, 3aisal, "))0, Penelitian Kualitatif+Dasar-Dasar dan $plikasiD..alang ;#1 IKI' .alang %ai ullah, 6007, Metodologi Penelitian , .alang, 3akultas %yariJah %. Nasution, ")?6, Metode Resear' Penelitian Il&ia', 4andung, ,emmers %uharsimi #rikunto, 6006, Prosedur Penelitian #uatu Pendekatan, ,akarta, Rineke &ipta %oerjono %oekamto, ")?7, Pengantar Penelitian ,uku&, ,akarta, <ni(ersitas Indonesia 'ress %u!ardi Fndas!ara, 6007, Metode, (eori, (eknik Penelitian Kebudayaan+ Idiologi, 0pisti&ologi, dan $plikasi, %leman, 'ustaka Aidyatama %oejono dan #bdurrohnian, "))=, Metode Penelitian+ #uatu Pe&ikiran dan

107

Penerapan, ,akarta- 'T Rieneka &ipta Tim Kontra%. 6001. Politik Militer Dala& (ransisi De&okrasi Indonesia .atatan Kontras Paska Peruba'an Re<i& 5>>@. ,akarta, Kontra% RRRRRRRRR. 600?, Keber'asilan Refor&asi (NI (erbebani Paradig&a *rde %aru 15>>@- 988@2, ,akarta, Kontra% 'erlmuter, #rmos. ")?+. Militer dan Politik, ,akarta, Raja!ali 'ers 'oloma, .argaret .. "))*. #osiologi Ko&te&porer.. ,akarta- 'T. Raja/ra indo 'ersada 'eter 4ritton . "))7. Profesionalis&e Militer Indonesia persfektif tradisi-tradisi )awa dan %arat.,akarta. H'1% 'anglima TNI Djoko %antoso,60"0, Doktrin (entara Nasional Indonesia (ridar&a 0kakar&a 1(RID0K2, ,akarta, .arkas 4esar TNI Eeeger, K.,. ")?+. Realitas #osial+ Refleksi ilsafat #osial dan ,ubungan Individu-Masyarakat dala& .akrawala #e/ara' #osiologi. ,akarta/ramedia. ;uddy &hrisnandi, 600+, Refor&asi (NI Persfektif %aru ,ubungan #ipil-Militer di Indonesia, ,akarta, H'1s

108

Anda mungkin juga menyukai