Anda di halaman 1dari 3

1.

Surat Al Hijr 19 : Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Segala sesuau yang ada dibumi jumlah dan ukurannya sudah sesuai sehingga apabila ada salahsatu yang kurang maka akan berakibat pada goyahnya keseimbangan sosial. Sebagai contoh jika katak/kodok di dunia ini punah maka populasi nyamuk akan meledak. 2. Surat Al Araaf 56 : Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya.. Maksud ayat diatas mewajibkan manusia untuk melestarikan lingkungan hidup. 3. Surat Al Anaam 102 yaitu, ..Dialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu Ayat diatas mewajiban bagi manusia untuk selalu tunduk kepada Allah sebagai maha pemelihara alam semesta ini seperti dalam

4. Mengutip disertasi Abdillah (2001), Surat Luqman ayat 20 Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, Tidakkah kau cermati bahwa Allah telah menjadikan sumber daya alam dan lingkungan sebagai daya dukung lingkungan bagi kehidupanmu secara optimum. Entah demikian, masih saja ada sebagian manusia yang mempertanyakan kekuasaan Allah secara sembrono. Yakni mempertanyakan tanpa alasan ilmiah, landasan etik dan referensi memadai. Selain itu, Abdillah juga mengutip bahwa manusia harus mempunyai ketajaman nalar, sebagai prasyarat untuk mampu memelihara lingkungan hidup. Hal ini bisa dilihat Surat Al Jaatsiyah 13 sebagai berikut; Dan Allah telah menjadikan sumber daya alam dan lingkungan sebagai daya dukung lingkungan bagi kehidupan manusia. Yang demikian hanya ditangkap oleh orang-orang yang memiliki daya nalar memadai.

5. Surat Al-Ankabut ayat 36 :

Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan, saudara mereka Syuaib, maka ia berkata: Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan (Q.S. Al-Ankabut: 36) Dalam ayat tersebut, kata yang digunakan untuk menyebutkan kerusakan ialah fasad ataumufsidin untuk menyebut pelakunya. Kata fasad beserta turunannya dalam Al-Quran terulang sebanyak 50 kali. Kata ini menunjukkan suatu perilaku manusia yang merusak atau mengganggu sunnatullah seperti keseimbangan alam yang dampaknya global. Namun, jika dampaknya bersifat lokal, digunakan kata asyar atau syarun. Jadi,

kata fasad disini dapat dikaitkan dengan pemanasan global yang disebabkan oleh manusia.

6. Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalannya, kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah (yang mengalir pahalanya), ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shaleh yang mendoakan kebaikan baginya. [HR. Muslim] Jadi, menghijaukan lingkungan dengan tanaman yang kita tanam merupakan sedekah dan amal jariyah bagi kita walau telah meninggal- selama tanaman itu tumbuh atau berketurunan. 7. Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya. [HR. Al-Bukhori] Seorang muslim yang menanam tanaman tak akan pernah rugi di sisi Allah SWT sebab tanaman tersebut akan dirasakan manfaatnya oleh manusia dan hewan, bahkan bumi yang kita tempati. Tanaman yang pernah kita tanam lalu diambil oleh siapa saja, baik dengan jalan yang halal, maupun jalan haram, maka kita sebagai penanam tetap mendapatkan pahala, sebab tanaman yang diambil tersebut berubah menjadi sedekah bagi kita.

8. Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya . [HR. Muslim] Penghijauan/Konservasi merupakan amalan sholeh yang mengandung banyak manfaat bagi manusia di dunia dan untuk membantu kemaslahatan akhirat manusia. 9. Jika hari kiamat telah tegak, sedang di tangan seorang diantara kalian terdapat bibit pohon korma; jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia menanamnya, maka lakukanlah. [HR. Ahmad] Rasulullah SAW tidak mungkin memerintahkan suatu perkara kepada umatnya dalam kondisi yang genting dan sempit seperti itu, kecuali karena perkara itu amat penting, dan besar manfaatnya bagi seorang manusia.

Anda mungkin juga menyukai