Anda di halaman 1dari 7

Bab 14, Ekonomi Internasional (Paul R.

Krugman dan Maurice Obstfeld)

UANG, SUKU BUNGA, DAN KURS


Pertemuan yang lalu telah dibahas bahwa kurs itu sangat ditentukan oleh dua faktor utama yakni (1) suku bunga mata uang yang bersangkutan, dan (2) perkiraaan kurs di masa yang akan datang (expected future exchange rate). Pembahasan kita berikutnya difokuskan pada topik-topik dalam membangun sebuah model ekonomi yang menghubungkan kurs, suku bunga, dan berbagai macam variabel makroekonomi yang penting lainnya seperti tingkat inflasi dan output. Pada pertemuan kali ini, akan dibahas mengenai hubungan suku bunga dan kurs dengan uang. Mengingat kurs adalah harga relatif atas berbagai mata uang nasional, maka faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran dan permintaan terhadap uang suatu negara merupakan sebagian determinan (faktor penentu) yang paling penting atas kurs uang tersebut terhadap mata uang lainnya. Selain interaksi permintaan-penawaran mata uang, kita juga akan membahas mengenai pengaruh perkembangan moneter terhadap pergerakan kurs. Perkembangan moneter yang dimaksud adalah perubahan suku bunga dan perbuahan tingkat ekspektasi masyarakat terhadap nilai kurs di masa mendatang.

1. Ulasan Singkat Mengenai Pengertian Uang Secara bentuk, uang dapat dibedakan menjadi (1) uang kartal dan (2) uang giral. Uang kartal atau uang tunai, sering disebut currency adalah uang yang ada berada di tangan masyarakat secara langsung, berbentuk uang kertas dan uang logam. Uang giral atau uang non-tunai, sering disebut deposits adalah uang yang terdapat di dalam bank dalam bentuk simpanan bank, biasanya berbentuk giro maupun rekening koran. Sebagai suatu instrumen yang memudahkan manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi, maka fungsi uang dirangkum ke dalam 3 fungsi utama. Pertama, uang berfungsi

sebagai alat tukar (medium of change) atau sebagai alat pembayaran yang diterima secara luas. Pentingnya uang sebagai alat tukar dapat kita pahami lebih jelas dengan membayangkan dunia tanpa adanya uang. Sebelum ada uang, pertukaran barang (barter) dilakukan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Sistem barter memiliki banyak kelemahan, seperti konversi nilai yang tidak mudah serta sulitnya mencari orang yang mau membarterkan sekaligus membutuhkan barang kita. Kedua, uang berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) atau sebagai pengukur nilai yang diterima secara luas. Peranan uang sebagai satuan hitung kita temui saat pembahasan mengenai aset, dimana kita menemukan bahwa aset itu dihargai dalam satuan mata uang. Kurs juga demikian, kurs memungkinkan kita untuk menerjemahkan harga-harga uang dari berbagai negara atas dasar ukuran yang sama. Kebiasaaan menyatakan harga dalam satuan uang jelas menyederhanakan berbagai kalkulasi ekonomi karena hal itu memudahkan perbandingan harga-harga dari berbagai macam komoditi yang diperdagangkan. Ketiga, uang berfungsi sebagai penyimpan nilai (store of value). Sebagai penyimpan nilai, uang dapat mengalihkan daya beli kita milik sekarang menjadi daya beli di masa mendatang. Unsur ini penting sekali bagi setiap benda yang menjadi alat pembayaran, karena tidak ada orang yang mau menerima alat pembayaran yang daya belinya (atau nilainya terhadap barang lain) menyusut terlalu cepat. Dari fungsi-fungsi uang tersebut di atas, jelaslah kemudian mengapa uang bisa menjadi aset yang paling likuid. Sebuah aset dikatakan likuid jika aset tersebut dapat dijadikan atau ditukarkan dengan barang dan jasa dengan cepat tanpa memerlukan biaya transaksi yang tinggi. Misalnya apabila kita mau membeli sebuah mobil, maka dengan memegang uang kita bisa langsung membayar saja harga dari mobil tersebut. Beda kondisnya kalau aset yang kita pegang adalah tanah (misalnya). Maka untuk membeli

mobil itu, kita harus jual tanah dulu, baru kemudian beli mobil dengan uang hasil jual tanah tersebut.

2. Penawaran dan Permintaan Uang 2.1 Penawaran Uang Penawaran uang yang dimaksud dalam pembahasan kita adalah segenap arus moneter yang dikelola oleh Bank Sentral (Bank Indonesia). Arus moneter yang dimaksud adalah M1, dalam ilmu ekonomi moneter, M1 ini disebut dengan uang dalam arti luas yaitu jumlah total uang kartal dan uang giral yang dimiliki oleh semua rumah tangga dan perusahaan. Penawaran uang dalam suatu perekonomian dikendalikan sepenuhnya oleh Bank Sentral. Bank Sentral secara langsung mengendalikan jumlah simpanan (uang giral) dan uang yang ada di masyarakat (uang kartal). 2.2 Permintaan Uang Permintaan uang adalah total jumlah uang yang dibutuhkan oleh masyarakat (individu dan perusahaan) di dalam sebuah perekonomian negara. Terdapat tiga fakto utama yang menentukan tingkat permintaan uang, yaitu 1. Suku Bunga. Kenaikan suku bunga akan menyebabkan setiap individu (termasuk perusahaan) dalam suatu perekonomian akan mengurangi permintaannya terhadap uang tunai, Cateris paribus. Jadi kalau suku bunga meningkat maka permintaan uang akan turun. 2. Tingkat Harga. Yang dimaksud dengan tingkat harga dari suatu perekonomian adalah keseluruhan harga aneka barang dan jasa yang dinyatakan dalam satuan uang tunai. Jika tingkat harga meningkat, maka setiap rumah tangga dan perusahaan harus membelanjakan lebih banyak uang daripada hari-hari sebelumnya untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang sama persis

seperti sediakala. Jadi, jika tingkat harga meningkat maka permintaan uang juga akan mengalami peningkatan. 3. Pendapatan Nasional. Ketika pendapatan nasional meningkat, maka jumlah barang dan jasa yang terserap atau terjual dalam perekonomian yang bersangkutan juga pasti meningkat. Jadi, jika pendapatan nasional meningkat maka permintaan uang juga akan mengalami peningkatan. Jika kemudian ketiga faktor yang menentukan permintuaan uang tersebut dinotasikan ke dalam sebuah persamaan pemintaan uang, di mana P adalah harga, R adalah suku bunga, Y adalah pendapatan nasional (atau bisa juga GDP), dan permintaan uang dinotasikan dengan Md, maka persamaannya dapat dirumuskan sebagai berikut Md = P x L (R,Y) Md/P = L (R,Y) ........................................................................................(1) ........................................................................................(2)

Fungsi L (R,Y) adalah fungsi permintaan uang untuk transaksi yang menyatakan suatu daya beli, biasa disebut permintaan uang riil. Nilai L (R,Y) akan turun jika suku bunga (R) meningkat, dan nilai L (R,Y) akan naik jika pendapatan nasional (Y) meningkat.
Suku Bunga, R

L (R,Y)

Permintaan Uang Agregat Riil

Kurva di atas menggambarkan bagaimana permintaan uang riil dipengaruhi oleh suku bunga dan pendapatan nasional. Kurva L(R,Y) menunjukkan permintaan uang riil, arahnya adalah

dari kiri atas ke kanan bawah. Arah pergerakannya yang ber slope negatif berarti bahwa jika ada penurunan suku bunga, maka akan menyebabkan permintaan terhadap uang tunai akan meningkat. Perubahan suku bunga R, hanya menyebabkan terjadinya perubahan di sekitar garis kurva L(R,Y). Adapun jika yang terjadi adalah perubahan besaran pendapatan nasional Y maka perbuhan tersebut akan menggeser kurva L(R,Y), jika pendapatan nasional meningkat maka kurva akan bergeser ke kanan atas, sebaliknya jika pendapatan nasional menurun maka kurva akan bergeser ke kiri bawah.
Suku Bunga, R

Peningkatan pendapatan riil

L (R,Y1)

Penurunan pendapatan riil

L (R,Y)

L (R,Y2)

Permintaan Uang Agregat Riil

2.3 Keseimbangan di Pasar Uang Keseimbangan di pasar uang terjadi ketika penawaran uang sama dengan permintaan uang atau dengan kata lain, keseimbangan terjadi ketika jumlah uang yang dikelola oleh Bank Sentral sama dengan jumlah uang yang diminta oleh masyarakat.
Suku Bunga, R

Penaw aran Uang Agregat Riil

Re

L (R,Y)

Qe

Permintaan Uang Agregat Riil

Jika P dan Y diabaikan, maka keseimbangan akan tercipta ketika garis Penawaran Uang berpotongan dengan kurva Permintaan Uang. Perpotongan antara garis penawaran dan kurva permintaan tersebut, menghasilkan suku bunga keseimbangan (R e) dan jumlah uang beredar keseimbangan (Qe). 3. Hubungan antara Uang, Suku Bunga, dan Kurs Agar dapat menganalisis hubungan antara uang dan kurs, maka kita perlu menggabungkan dua gambar yang telah kita pelajari secara terpisah. Gambar pertama adalah gambar yang menunjukkan pengaruh suku bunga terhadap imbal hasil di pasar valuta asing, dan gambar kedua adalah gambar yang menunjukkan keseimbangan permintaan dan penawaran uang.
Kurs Dollar/Euro (E)

Imbalan Simpanan Dollar

Pasar Valuta Asing

Ekspektasi imbalan simpanan Euro

R1

Tingkat Imbalan (dalam Dollar)

Pasar Uang

Penaw aran Uang AS

Kepemilikan Uang AS

Gambar di atas menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara keseimbangan pasar uang Amerika Serikta (ditunjukkan oleh kurva di sebelah bawah) dan keseimbangan pasar valuta

asing (ditunjukkan oleh kurva bagian atas). Keterkaitan ini selanjutnya menunjukkan bahwasanya pasar uang Amerika Serikat menentukan suku bunga Dollar, yang pada gilirannya juga akan mempengaruhi kurs penentu kehadiran kondisi interest parity.
Kurs Dollar/Euro (E)

Imbalan Simpanan Dollar

Pasar Valuta Asing

E2

E1

Ekspektasi imbalan simpanan Euro

R2

R1

Tingkat Imbalan (dalam Dollar)

Pasar Uang

Penaw aran Uang AS

Keseimbangan di pasar valuta asing akan berubah jika keseimbangan di pasar uang juga mengalami koreksi. Misalnya, karena aktivitas kegiatan ekonomi di masyarakat meningkat maka Bank Sentral kemudian menaikkan penawaran atas uang (JUB) dari
1

ke

ditunjukkan oleh

pergeseran garis penawaran uang. Akibat dari peningkatan penawaran uang di pasar uang, menyebabkan suku bunga dalam negeri mengalami penurunan dari R 1 ke R2. Selanjutnya penurunan suku bunga akan berdampak di pasar valuta asing. Penurunan suku bunga akan direspon oleh pasar valuta asing dengan penurunan imbal hasil dari memegang simpanan berupa mata uang domestik yang mengakibatkan kurs mata uang domestik mengalami depresiasi.

Anda mungkin juga menyukai