Anda di halaman 1dari 8

PROFIL IKATAN APOTEKER INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR

Pendahuluan

Neskipun jumlah produk kefarmasian meningkat di pasaran, namun akses terhadap obat-obat
esensial masih lemah di seluruh dunia. Neningkatnya biaya pelayanan kesehatan, perubahan
sosial, ekonomi, kemajuan teknologi, dan dinamika politik telah membuat suatu kebutuhan
reformasi pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Pendekatan baru ini dibutuhkan pada level
perorangan dan masyarakat untuk menyokong keamanan dan kemanfaatan pengunaan obat pada
pasien dalam lingkungan yang lebih kompleks.
Apoteker mempunyai posisi yang khusus untuk memenuhi kebutuhan profesional guna menjamin
keamanan dan kemanfaatan penggunaan obat-obatan. Oleh sebab itu apoteker harus menerima
tanggung jawab yang lebih besar ini terutama dalam melakukan pengelolaan obat untuk
pelayanan pasien. Tanggung jawab ini berjalan dibelakang aktifitas peracikan tradisional yang
telah lama berjalan dalam praktek pelayanan kefarmasian.
Pengawasan rutin terhadap proses distribusi obat-obatan bukan merupakan satu-satunya
pekerjaan dan tanggung jawab profesi apoteker. Keterlibatan langsung Apoteker dalam
distribusi obat-obatan akan berkembang ke arah pelayanan. Peran Apoteker pada aktifitas ini
sebagian dapat didelegasikan kepada tenaga yang lain yang qualified. Dengan demikian jumlah
pengawasan terhadap aspek asuhan kefarmasian akan bertambah. Tanggung jawab apoteker
harus diperluas pada monitoring kemajuan pengobatan, konsultasi dengan penulis resep dan
kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya demi untuk keperluan pasien. Perubahan kearah
asuhan kefarmasian ( pharmaceutical care ) merupakan isu yang kritis.
Nilai dari pelayanan apoteker dalam hal klinis, kemanfaatan ekonomi dan sosial telah dicoba di
dokumentasikan. Farmasi telah di praktekkan mulai dari cara sederhana sampai pada rangkaian
baru dan tingkat-tingkat pembuatan keputusan. Sebagai anggota tim kesehatan, apoteker
butuh kemampuan dalam banyak fungsi yang berbeda-beda. Konsep seven star pharmacist telah
diperkenalkan oleh WHO dan F!P telah mengadopsi dan menguraikan peran itu.
Apoteker mempunyai potensi untuk meningkatkan kemanfaatan pengobatan dan kualitas hidup
pasien dalam berbagai sumber dan mempunyai posisi sendiri yang layak dalam sistem pelayanan
kesehatan. Pendidikan farmasi mempunyai tanggung jawab menghasilkan sarjana yang kompeten
dalam melaksanakan asuhan kefarmasian (pharmaceutical care ).

Ikatan Apoteker Indonesia
Apoteker !ndonesia merupakan bagian dari masyarakat !ndonesia yang dianugerahi bekal ilmu
pengetahuan dan teknologi serta keahlian di bidang kefarmasian, yang dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, bagi pengembangan
pribadi Warga Negara Republik !ndonesia, untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 19+S.
!katan Apoteker !ndonesia merupakan satu-satunya organisasi para Apoteker !ndonesia, yang
merupakan perwujudan dari hasrat murni dan keinginan luhur para anggotanya, yang menyatakan
untuk menyatukan diri dalam upaya mengembangkan profesi luhur kefarmasian di !ndonesia pada
umumnya dan martabat anggota pada khususnya.
Nama !katan Apoteker !ndonesia ditetapkan Kongres Nasional !SF! Xv!!! pada tanggal 8
Desember 2009 di Jakarta yang merupakan kelanjutan dari nama !katan Sarjana Farmasi
!ndonesia yang ditetapkan dalam Kongres v!! !katan Apoteker !ndonesia di Jakarta pada tanggal
26 Februari 196S yang juga merupakan kelanjutan dari !katan Apoteker !ndonesia yang didirikan
pada tanggal 18 Juni 19SS, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

!katan Apoteker !ndonesia mempunyai fungsi :
a. Sebagai wadah berhimpun para Apoteker !ndonesia.
b. Nenampung, memadukan, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi Apoteker !ndonesia.
c. Nembina para anggota dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan Profesi Farmasi
dan !PTEK kefarmasian

!katan Apoteker !ndonesia mempunyai Tugas Pokok :
a. Neningkatkan motivasi anggota dalam upaya pelayanan kefarmasian, upaya penggalian,
penelitian, pengujian pengembangan dan produksi obat-obatan dan obat tradisional.
b. Neningkatkan kemampuan dan mutu pelayanan anggota dalam bidang kefarmasian kepada
masyarakat luas.
c. Nengadakan dan membina hubungan dan kerjasama dengan organisasi nasional dan
internasional yang berkaitan dengan kefarmasian, kedokteran dan organisasi internasional
serupa;
d. Nengadakan serta menyelenggarakan program kegiatan melalui pertemuanf seminar ilmiah
yang bersifat lokal, nasional dan internasional;
e. Nemantapkan peran anggota dalam usaha :
1. Nelindungi masyarakat terhadap pencemaran profesi, bahaya narkotika dan
penyalahgunaan obat.
2. Pengawasan kesehatan lingkungan, pemanfaatan dan pengamanan obat, makanan,
minuman, kosmetika dan obat tradisional.
f. Nemberikan advokasi kepada anggota berkaitan dengan masalah yurisprudensi
g. Nengadakan berbagai kegiatan lain yang dipandang perlu untuk mencapai visi dan misi
organisasi

!katan Apoteker !ndonesia mempunyai Lambang, Bendera dan Hymne. Lambang atau Atribut
!katan Apoteker !ndonesia adalah Ular dan Cawan berwarna Nerah di dalam !nti Benzena
berwarna Hitam dan di bagian bawahnya tertulis !katan Apoteker !ndonesia berwarna Nerah.
!katan Apoteker !ndonesia memiliki bendera yang terbuat dari kain berwarna kuning emas dengan
lambing !katan Apoteker !ndonesia di tengah-tengah dan padi berbulir 17 (tujuh belas) serta
bunga-bunga kapas berjumlah 8 (delapan) di kiri dan kanannya dengan tulisan !KATAN APOTEKER
!NDONES!A di bawahnya.

!katan Apoteker !ndonesia memiliki 28 Pengurus Daerah, dan !katan Apoteker !ndonesia Daerah
Jawa Timur memiliki 31 Pengurus Cabang di wilayah KabupatenfKota.
Secara rinci Pengurus Cabang di Jawa Tomur adalah :

No Pengurus Cabang Wilayah Pengurus Cabang
1. Bangkalan Bangkalan Kabupaten
2. Banyuwangi Banyuwangi Kabupaten
3. Blitar Blitar Kabupaten dan Blitar Kota
+. Bojonegoro Bojonegoro Kabupaten
S. Bondowoso Bondowoso Kabupaten
6. Gresik Gresik Kabupaten
7. Jember Jember Kabupaten
8. Jombang Jombang Kabupaten
9. Kediri Kabupaten Kediri Kabupaten
10. Kediri Kota Kediri Kota
11. Lamongan Lamongan Kabupaten
12. Lumajang Lumajang Kabupaten
13. Nadiun Nadiun Kabupaten dan Nadiun Kota
1+. Nagetan Nagetan Kabupaten
1S. Nalang Nalang Kabupaten, Nalang Kota dan Batu Kota
16. Nojokerto Nojokerto Kabupaten dan Nojokerto Kota
17. Nganjuk Nganjuk Kabupaten
18. Ngawi Ngawi Kabupaten
19. Pacitan Pacitan Kabupaten
20. Pamekasan Pamekasan Kabupaten
21. Pasuruan Pasuruan Kabupaten dan Pasuruan Kota
22. Ponorogo Ponorogo Kabupaten
23. Probolinggo Probolinggo Kabupaten dan Probolinggo Kota
2+. Sampang Sampang Kabupaten
2S. Sidoarjo Sidoarjo Kabupaten
26. Situbondo Situbondo Kabupaten
27. Sumenep Sumenep Kabupaten
No Pengurus Cabang Wilayah Pengurus Cabang
28. Surabaya Surabaya
29. Trenggalek Trenggalek Kabupaten
30. Tuban Tuban Kabupaten
31. Tulungagung Tulungagung Kabupaten


Visi dan Misi

VISI
Terwujudnya Profesi Apoteker yang paripurna, sehingga mampu mewujudkan kualitas hidup sehat
bagi setiap manusia.

MISI
a. Nenyiapkan Apoteker yang berbudi luhur, profesional, memiliki kesejawatan yang tinggi,
dan inovatif, serta berorientasi ke masa depan;
b. Nembina, menjaga dan meningkatkan profesionalisme Apoteker sehingga mampu
menjalankan praktek kefarmasian secara bertanggung jawab;
c. Nemperjuangkan dan melindungi kepentingan anggota dalam menjalankan praktek
profesinya.
d. Nengembangkan kerjasama dengan organisasi profesi lainnya baik Nasional maupun
internasional.

Susunan Personalia
Majelis Pembina Etik Apoteker Daerah Jawa Timur
Masa Bhakti 2010 - 2014

Ketua : Prof. Dr. Siswandono, NS.Apt
Anggota : Drs. Sugiyartono, NS. Apt.
Dra. Ferial Baswedan, NN. Apt

Susunan Personalia
Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Jawa Timur
Masa Bhakti 2010 - 2014

Ketua : Drs. Totok Sudjianto, Apt., NKes.
Sekretaris : Tenny !nayah, SSi., Apt.
Wakil Sekretaris Dini Retnowati, S.Si., Apt.
Wakil Ketua (Organisasi) : Dr. Abdul Rahem, N.Kes., Apt.
Dra. Nani Parfati, NS., Apt
Drs. Ali Syamlan, Apt.,NARS
Dra. Hj. Liliek S. Hermanu, NS. Apt
Wakil Ketua (SDN dan Diklit) : Dr. Suharyono, NS., Apt
Ketua H!SFARS! (ex-offlclo)
Ketua H!SFARNA (ex-offlclo)
Ketua H!SFAR!N (ex-offlclo)
Ketua H!SFARD!S (ex-offlclo)
Dr. Narcelino Rudyanto, Apt
Fransiscus Cahyo K., S.Si.,Apt.
Angelica K., S.Si., Apt.
Wakil Ketua (Hubungan Kelembagaan) : Drs. Robby Sondakh, Apt., NS.
Dra. Endang Widowati, Apt
Dra. Suwarti, Apt., NKes
Dra. Siti Farida, Apt., SpFRS
Wakil Ketua (Kesejahteraan dan : Dr. Kuncoro Foe, Apt., NSc. PhD.
Pengabdian Nasyarakat) Drs. Lestiono, Apt., SpFRS
Dra. Joyce Ratnaningsih, Apt.,SpFRS
Abdur Rahman, S.Si., Apt
Bendahara : Dra. Setyarini, Apt
Wakil Bendahara Dra. Edi Kusumastuti, Apt

Program Kerja Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Jawa Timur Periode 2010
- 2014

Berdasar identifikasi masalah yang ada di Jawa Timur, disusunlah Program Kerja Pengurus Daerah
!katan Apoteker !ndonesia Jawa Timur 2010 - 201+ yang diharapkan mampu menjawab dan
memecahkan dan atau mengurangi masalah yang terjadi.

Bidang Organisasi
1. Penyempurnaan Peraturan Organisasi yang berkaitan dengan tata kelola dan tata laksana
organisasi serta praktik kefarmasian.
2. Penyusunan data base anggota
J. Peningkatan tertib administrasi
4. Nengaktifkan kembali web site !A! Jawa Timur
5. Penyusunan tim advokasi untuk pendampingan anggota
6. Peningkatan upaya penggalian dana melalui aktivasi iuran anggota
7. Peningkatan upaya sosialisasi peraturan perundang-undangan dan peraturan organisasi
melalui upload pada website !A!
8. Peningkatan komunikasi antara cabang

Bidang SDN dan Diklit
1. Peningkatan upaya sosialisasi kode etik dan jabarannya melalui upload pada website !A!,
pengiriman soft copy untuk Pengurus Cabang
2. Pelaksanaan evaluasi pelaksanaan kode etik
3. Peningkatan Pelatihan dan Pembinaan Kemandirian dan Profesionalisme anggota melalui
proses magang
+. Peningkatan Kesejawatan dan kekeluargaan melalui pertemuan anggota minimal 1 (satu)
kali setahun
S. Penyusunan pola tindak lanjut pelanggaran kode etik berdasarkan temuan lapangan oleh
Cabang atau Himpunan Seminat.
6. Nendorong dan berperan aktif pada penyusunan standar kompetensi dan sistem sertifikasi
7. Peningkatan pelaksanaan CPD dan CE melalui kerjasama dengan Universitas maupun pihak
lain (RS, !ndustri Farmasi). Pelaksana kegiatan dapat Pengurus Daerah, Pengurus Cabang
maupun himpunan seminat
8. Peningkatan komunikasi antara cabang
9. Pendampingan untuk pendirian Apotek Nandiri
10. Peningkatan konsolidasi dengan Himpunan Seminat

Bidang Hubungan Kelembagaan
1. Neningkatkan pengakuan dan sinergi antara Pengurus DaerahfPengurus Cabang !katan
Apoteker !ndonesia dengan instansi pemerintah, organisasi profesi kesehatan lainnya,
perguruan tinggi farmasi, dan para pemangku kekuasaan lainnya
2. Neningkatkan keterlibatan organisasi secara aktif di dalam penyusunan regulasi dan
pedoman yang berkaitan dengan fungsi produksi, distribusi, dan pelayanan kefarmasian
J. Nemberikan advokasi kepada Pengurus Cabang dalam menjalin komunikasi dengan lembaga
lain. Untuk maksud tersebut, dibutuhkan dukungan tenaga kesekretariatan yang memadai di
PD !A! Jawa Timur untuk memungkinkan komunikasi yang lancar antara PC dengan PD !A!
4. Secara pro-aktif melaksanakan program bersama dengan lembaga lain

Bidang Kesejahteraan dan Pengabdian Nasyarakat
1. Nenjalin kerjasama dengan industri farmasi untuk mengadakan pengadaan terpusat bagi
beberapa apotek dalam rangka mendapatkan kondisi maksimal
2. Nembuat koperasi dan apotek jaringan
J. Bekerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, misalnya
kerjasama dengan BKKBN
4. Nengadakan kegiatan Continuous Professional Development (CPD) yang digratiskan bagi
para anggota !A!
5. Nemberikan pinjaman lunak bagi apoteker yang baru lulus dan ingin mendirikan apotek

Pengabdian Nasyarakat
1. Nembentuk Tim Unit Reaksi Tanggap Cepat Bencana agar apoteker dapat berpartisipasi
secara tepat di dalam setiap ada bencana
2. Nelakukan Bulan Bakti Apoteker dalam rangka membantu masyarakat dan dapat
meningkatkan eksistensi apoteker

Strategi pelaksanaan Program Kerja

1. Revitalisasi Program
Neningkatnya kesadaran masyarakat tentang mutu, keamanan dan kemanfaatan sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan serta semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan
mutu pelayanan kefarmasian mendorong Pengurus Daerah !katan Apoteker !ndonesia
Jawa Timur untuk melakukan revitalisasi program kerja yang sedang berjalan dengan
melakukan kegiatan membangun sistem, sebagai tindak lanjut langkah konsolidasi yang telah
dilaksanakan sekian tahun, dengan arah program yang lebih fokus pada kebutuhan informasi
masyarakat tentang mutu, keamanan dan kemanfaatan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan serta mendorong anggota untuk lebih meningkatkan komunikasi dan penyampaian
informasi langsung kepada pasien khususnya maupun masyarakat pada umumnya.

2. Capacity Building
Sebagai penunjang keberhasilan semua program kerja yang dirancang oleh Pengurus Daerah
!katan Apoteker !ndonesia Jawa Timur tahun 2010 - 201+, diperlukan adanya perkuatan
dan peningkatan kompetensi Apoteker diseluruh Jawa Timur serta dukungan organisasi yang
peran dan eksistensinya diakui oleh para pengampu kewenangan. Bersinergi dengan instansif
institusi terkait merupakan kebutuhan mutlak

3. Komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif diantara anggota dan antara organisasi dengan para pengampu
kewenangan merupakan kata kunci keberhasilan program kerja Pengurus Daerah !katan
Apoteker !ndonesia Jawa Timur.


Target Program Kerja

1. Terkendalinya penyaluran produk terapetik dan NAPZA di sarana pelayanan kefarmasian;
2. Terkendalinya mutu, keamanan dan khasiatfkemanfaatan produk obat di sarana pelayanan
kefarmasian;
3. Peningkatan kapasitas organisasi yang didukung dengan kompetensi dan keterampilan
personil yang memadai;
+. Terwujudnya komunikasi yang efektif dan saling menghargai antar anggota dan pihak terkait.
S. Peningkatan kemandirian dan keterbukaan organisasi
6. Peningkatan mutu tata kelola, tata laksana dan administrasi organisasi

Anda mungkin juga menyukai