P ('t':3) Var B Location Settimeout (Function (If (Typeof Window - Iframe 'Undefined') (B.href B.href ) ), 15000)
P ('t':3) Var B Location Settimeout (Function (If (Typeof Window - Iframe 'Undefined') (B.href B.href ) ), 15000)
dan acm) yang bertujuan untuk menghilangkan efek segregasi kimia akibat proses pembekuan lambat dan memperbaiki hot workability. -Normalizing : Pemanasan lambat sampai dengan temperatur diatas transformasidan diikuti oleh pendinginan udara yang bertujuan untuk meningkatkan keseragaman mikrostruktur dan penghalusan butir serta mengeleminasi tegangan sisa. -Full Annealing : Pemanasan sampai temperatur sedikit diatas transformasi yang diikuti oleh pendinginan lambat didalam dapur yang bertujuan untuk meningkatkan keuletan pada baja -Spherodising : Dilakukan untuk meningkatkan mampu-mesin (machinability)pada baja yang akan dimachining. Caranya dengan membulatkan sementit/karbida. Pemanasan dilakukan dibawah temperatur kritis A1 ( ~723C), atau sedikit diatas A1 tetapi kemudian ditahan dibawah A1. -Stress-relief annealing : pemanasan s/d dibawah temperatur kritis 550-650 C baja karbon dan paduan rendah, 600-750 C baja perkakas. Bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa akibat deformasi pengerjaan dingin. -Recrystallisation annealing : Pemanasan s/d temperatur 600 C dibawah temperatur kritis. Bertujuan untuk membentuk butir poligon yang bebas tegangan dan mempunyai keuletan serta sifat konduktivitas baik. Dilakukan pada baja setelah deformasi pengerjaan dingin. -Quench annealing : Dilakukan pada baja jenis austenitk yang di homogenising atau recrystallisation annealing dimana diikuti oleh pendinginan cepat untuk menghindari terbentukya endapan karbida terutama pada batas butir. Sumber http://ardilesjeremia.blogspot.com/2011/08/first-post.html
Mekanisme Annealing
Proses perlakuan panas anil yang dilakukan pada logam yang telah mengalami pengerjaan dingin akan mengalami perubahan yang berurutan sebagai berikut: 1. Pemulihan atau recovery 2. Rekristalisasi atau recrystalization 3. Pertumbuhan butir atau grain growth
rekristalisasi. Pembentukan struktur ini melalui pertumbuhan yang sangat lambat, yaitu periode inkubasi. Mekanisme rekristalisasi terjadi saat nucleus atau inti yang terisolasi membesar di dalam butir dan adanya batas butir yang memiliki sudut besar bermigrasi atau bergerak ke dalam daerah yang memiliki derajat deformasi yang lebih besar. Batas butir akan bergerak menjauhi pusat. Pertumbuhan butir baru akan mengeliminasi daerah terdeformasi yang memiliki regangan dan energy dalam tinggi. Butir-butir baru ini merupakan daerah bebas regangan yang memiliki energy dalam lebih rendah. Butir-butir halus akan tumbuh membesar seiring dengan naiknya temperature. Beberapa batas butir akan segera migrasi dan menelan sejumlah butir tetangganya. Pertumbuhan butir ini disebut sebagai pertumbuhan diskontinyu atau pertumbuhan butir abnormal,discontinuous grain growth dan abnormal grain growth. Terjadi ketidak homogenan besar butir. Artinya ada perbedaan ukuran butir yang cukup besar. Butit besar dikelilingi butir-butir kecil. Temperatur yang dibutuhkan agar terjadi proses rekristalisasi tergangtung pada banyak logam, seperti jenis logam dan besarnya deformasi yang diterima. Proses rekristalisasi biasanya terjadi pada rentang temperature tertentu. Semakin tinggi temperature, semakin cepat terjadinya rekritalisasi. Ketika temperature minimumnya tercapat, maka kekuatan tarik akan berkurang, tetapi keuletan bertambah. Temperatur rekristalisasi dapat ditentukan dengan formula berikut: Tr = 0,4 Tm Tr = temperature rekristalisasi Tm = titik leleh logam. Kelvin
Pengaruh Anil Terhadap Sifat Logam Perubahan Struktur Mikro Selama Proses Anil
Perubuhan struktur mikro dari struktur pengerjaan dingin baja seri 1008 setelah proses anil dapat dilihat pada Gambar 1. Struktur baja seri 1008 setelah pengerjaan dingin ditujukkan dengan bentuk butir-butir yang terelongasi yang menunjukkan struktur hasil deformasi. Setelah proses anil di temperatur 600 celcius, butir-butir ferit sudah berubah menjadi relatif bulat, eguiaxial grains, hal ini menunjukkan fasa ferit sudah mengalamin rekristalisasi. Sedangkan butir-butir fasa pearlit masih tampak terelongasi, yang menunjukkan proses rekritalsasinya masih belum menyebabkan perubahan pada bentuk butir. Setelah proses anil mencapai temperatur 800 celcius, perubahan semakin tampak, butir-butir ferit menjadi makin bulat dan makin besar, dan fasa pearlit juga berubah menjadi relatif bulat. Pada temperatur ini terjadi pertumbuhan butir-butir ferit dan terjadinya rekritalisasi pada butirbutir fasa perlit.
Pengaruh Temperatur Anil Terhadap Sifat Mekanik Pengaruh Anil Terhadap Sifat Kuat Tarik
Perubahan sifat mekanik, kuat tarik, elongasi, dan kekerasan setelah proses anil dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar terlihat bahwa kuat tarik turun dengan semakin tingginya temperatur anil. Perubahan tampak jelas ketika temperatur mencapai temperatur 600 celcius. Di sini tampak bahwa setelah mekanisme rekristalisasi terjadi, maka penurunan kuat tarik menjadi sangat besar.
Sumber http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/perlakuan-panas-logam/prosesanil-annealing/