Anda di halaman 1dari 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum HIV/AIDS 1. Defenisi HIV AIDS HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyebabkan suatu sindrom yang ditandai oleh penurunan fungsi sistem kekebalan. Sindrom disebut AIDS ( Acquired Immune

Deficiency Syndrome). Virus ini menyerang sel CD (sel ! yang pada permukaannya mengandung CD yang merupakan reseptor untuk

peptida dan makromolekul dan mikroba termasuk virus HIV (Stine "#$$% &ragina "##') 2. Struktur HIV HIV memiliki diameter $##($)# nm dan berbentuk sferis (spheri*al) hingga oval karena bentuk selubung yang menyelimuti partikel virus (virion). Selubung virus berasal dari membran sel inang yang sebagian besar tersusun dari lipida. Di dalam selubung terdapat bagian yang disebut protein matriks. (http%++,ikipedia.org+,iki+HIV , diakses

desember "#$-) Virion HIV berbentuk sferis dan memiliki inti berbentuk keru*ut. dikelilingi oleh selubung lipid yang berasal dari membran sel hospes. Inti virus mengandung protein kapsid terbesar yaitu p" . protein

13

nukleokapsid p'+p/. duakopi 01A genom. dan tiga en2im virus yaitu protease. reverse trans*riptase dan integrase . 3rotein p" adalah antigen virus yang *epat terdeteksi dan

merupakan target antibodi dalam tes s*reening HIV. Inti virus dikelilingi oleh matriks protein dinamakan p$'. yang merupakan lapisan di ba,ah selubung lipid. Sedangkan selubung lipid virus mengandung dua glikoprotein yang sangat penting dalam proses infeksi HIV dalam sel yaitu gp$"# dan gp $. &enom virus yang berisi gen gag. pol. dan env yang akan mengkode protein virus. Hasil translasi berupa protein prekursor yang besar dan harus dipotong oleh protease men4adi protein mature (5a,et. "##$). . Pat!fisi!"!#i Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam famili lentivirus. 0etrovirus mempunyai kemampuan menggunakan 01A(nya dan D1A pen4amu untuk membentuk virus D1A baru dan dikenali selama periode inkubasi yang pan4ang. 0etrovirus ditularkan melalui darah melalui kontak intim (seksual). dan mempunyai afinitas yang kuat terhadap limfosit !. 3ada retrovirus. informasi genetik ditransmisikan melalui rantai tunggal 01A. Agar 01A mereplikasi diri. informasi ini ditransfer ke dalam nukleus sel hospes. Aliran informasi terbalik 6retro7 dari 01A ke D1A dibuat oleh en2im pembalik trans*riptase yang terdapat dalam partikel retrovirus (1asronuddin. "##').

14

Seperti retrovirus yang lain. HIV menginfeksi tubuh dengan periode inkubasi yang pan4ang (klinik laten). dan menyebabkan mun*ulnya tanda dan ge4ala AIDS. HIV menyebabkan beberapa kerusakan sistem imun dan menghan*urkannya. Hal tersebut ter4adi dengan

menggunakan D1A dari CD 8 dan limfosit untuk mereplikasi diri. Dalam proses tersebut. HIV menghan*urkan CD 8 dan limfosit. 9imfosit ! mempunyai beberapa keistime,aan yang membedakannya dengan sel lain antara lain memiliki marker permukaan seperti CD 8. CD:8 dan CD-8. Sel CD 8 adalah sel yang membantu mengaktivasi sel ;. killer sel dan makrofag saat ada antigen target khusus. Sel CD:8 membunuh sel yang terinfeksi oleh virus atau bakteri seperti sel kanker. 9imfosit ! 4uga mempunyai kemampuan untuk mensekresi sitokin seperti Interferon. Sitokin dapat mengikat sel target dan mengaktivasi proses inflamasi. 9imfosit ! 4uga membantu

perkembangan sel. mengaktivasi fagositosis. dan menghan*urkan sel target. Interleukin adalah sitokin yang bertugas sebagai messenger antar sel darah putih (1ursalam."##'). Sel pen4amu yang terinfeksi oleh HIV memiliki ,aktu hidup yang sangat pendek. yang berarti HIV se*ara terus menerus menggunakan sel pen4amu baru untuk mereplikasi diri. Sebanyak $# milyar virus dihasilkan setiap harinya. Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel Dendrit pada membran mukosa dan kulit pada " 4am pertama

setelah paparan.Sel yang terinfeksi tersebut akan membuat 4alur ke

15

nodus limfa dan kadang(kadang ke pembuluh darah perifer selama ) hari setelah paparan. dimana replikasi virus men4adi semakin *epat. Ada " tipe HIV yang dapat menyebabkan AIDS yaitu % type HIV($ dan type HIV(". !ype HIV($ bermutasi lebih *epat karena replikasi lebih *epat (1ursalam."##'). $. %&i'emi!"!#i <aktor resiko epidemiologis meliputi % (Depkes 0I. "##$ dalam Adhyana S. "#$#) 3erilaku beresiko (sekarang atau dimasa lalu) % a) 3e*andu narkotik suntikan. b) Hubungan seksual yang tidak aman. $. =emiliki banyak mitra seksual ". =itra seksual yang diketahui sebagai pasien HIV(AIDS -. =itra seksual dari daerah dengan prevalensi HIV(AIDS yang tinggi . Homoseksual ). 3eker4a pada tempat hiburan seperti % panti pi4at. diskotik. karaoke atau tempat prostitusi terselubung. >. =empunyai ri,ayat penyakit menular seksual. *) 0i,ayat menerima transfusi darah berulang. d) ;ayi(bayi dari ibu yang terinfeksi HIV(AIDS se*ara in(utero. e) 0i,ayat perlukaan kulit %tato.tindik atau sirkumsisi dengan alat yang tidak steril.

16

(. Sta'ium K"inis HIV/AIDS =enurut ?H@ stadium klinis infeksi HIV dibagi dalam empat stadium. yaitu (9evy D. "## A Ayalu "#$$) % !abel ".$. Stadium klinik HIV pada @rang De,asa =enurut ?H@ ("##:)
Stadium I % Asimptomatik !idak ada penurunan berat badan !idak ada ge4ala atau hanya 9imfadenopati &eneralisata 3ersisten Stadium II % Sakit 0ingan 3enurunan berat badan )($#B IS3A berulang. misalnya sinusitis atau otitis Herpes 2oster dalam ) tahun terakhir 9uka disekitar bibir (keilitis angularis) Clkus mulut berulang 0uam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo(33D (Pruritic popular eruption) Dermatitis seboroik Infeksi 4amur kuku Stadium III % Sakit Sedang 3enurunan berat badan E $#B Diare. demam yang tidak diketahui penyebabnya. lebih dari $ bulan Fandidosis oral atau vaginal @ral hairy leukoplakia !; 3aru dalam $ tahun terakhir Infeksi bakterial yang berat (pneumoni. piomiositis. dll) !; limfadenopati &ingivitis+ 3eriodontitis ulseratif nekrotikan akut Anemia (H; G : gB). netropenia (G)###+ml). trombositopeni kronis (G)#.###+ml) Staidum IV % Sakit ;erat (AIDS) 3neumonia pnemosistis. pnemoni ba*terial yang berat berulang Herpes simpleks ulseratif lebih dari satu bulan Fandidosis esophageal !; DHtraparu Sar*oma Faposi 0etinitis C=V (Cytomegalovirus) Abses otak !oksoplasmosis Dn*efalopati HIV =eningitis Friptokokus

17

Infeksi mikobakteria non(!; meluas 9ekoensefalopati multifo*al progresif (3=9) 3eni*iliosis. kriptosporidosis kronis. isosporiasis kronis. mikosis meluas. histoplasmosis ekstra paru. *o*idiodomikosis) 9imfoma serebral atau ;(*ell. non(Hodgkin (gangguan fungsi neurologis dan tidak sebab lain seringkali membaik dengan terapi A0V) Fanker serviks invasive 9eismaniasis atipik meluas &e4ala neuropati atau kardiomiopati terkait HIV

Sumber : Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretro iral pada oran! De"asa# Fementerian Fesehatan 0epublik Indonesia Direktorat 5enderal 3engendalian 3enyakit dan 3enyehatan 9ingkungan. "#$$.

). Dia#n!sis Diagnosis pada infeksi HIV dilakukan dengan dua metode yaitu metode pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium.

3emeriksaan laboratorium meliputi u4i imunologi dan u4i virologi. a* Dia#n!sis K"inik Se4ak tahun $/:# ?H@ telah berhasil mendefinisikan kasus klinik dan sistem stadium klinik untuk infeksi HIV. ?H@ telah mengeluarkan batasan kasus infeksi HIV untuk tu4uan penga,asan dan merubah klasifikasi stadium klinik yang berhubungan dengan infeksi HIV pada de,asa dan anak. 3edoman ini meliputi kriteria diagnosa klinik yang patut diduga pada penyakit berat HIV untuk mempertimbangkan memulai terapi antiretroviral lebih *epat (0ead. "##' dalam =ariam. "#$#).

18

!abel ".". &e4ala dan !anda Flinis yang 3atut Diduga Infeksi HIV
Feadaan Cmum Fehilangan berat badan E $#B dari berat badan dasar Demam (terus menerus atau intermiten. temperatur oral E -'.)# C) lebih dari satu bulan Diare (terus menerus atau intermiten) yang lebih dari satu bulan 9imfadenofati meluas Fulit 33DI (Pruritic Popular $ruption)I dan kulit kering yang luas merupakan dugaan kuat infeksi HIV. ;eberapa kelainan seperti kutil genital (genital ,arts). folikulitis dan psoriasis sering ter4adi pada @DHA tapi tidak selalu terkait dengan HIV Infeksi Fandidosis oralI Infeksi 4amur Dermatitis seboroik Infeksi 4amur Fandidosis oralI Herpes 2oster (berulang+melibatkan lebih dari satu dermatom)I Infeksi Viral Herpes genital (kambuhan) =oluskum kontagiosum Fondiloma ;atuk lebih dari satu bulan Sesak nafas &angguan !; pernafasan 3nemoni kambuhan Sinusitis kronis atau berulang 1yeri kepala yang semakin parah (terus menerus dan tidak 4elas &e4ala penyebabnya) neurologis Fe4ang demam =enurunnya fungsi kognitif

IFeadaan tersebut merupakan dugaan kuat terhadap infeksi HIV (Sumber % ?H@ SDA0@ "##' dalam Pedoman Nasional Tatalaksana
Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretro iral pada oran! De"asa# Fementerian Fesehatan 0epublik Indonesia Direktorat 5enderal 3engendalian 3enyakit dan 3enyehatan 9ingkungan. "#$$)

19

+* Dia#n!sis ,a+!rat!rium =etode pemeriksaan laboratorium dasar untuk diagnosis infeksi HIV dibagi dalam dua kelompok yaitu % 1* Uji Imun!"!#i C4i imunologi untuk menemukan respon antibody terhadap HIV($ dan digunakan sebagai test skrining. meliputi en%yme immunoassays atau en%yme & linked immunosorbent assay (D9ISAs) sebaik tes serologi *epat (rapid test'# C4i (estern blot atau indirect immunofluorescence assay (I<A) digunakan untuk memperkuat hasil reaktif dari test skrining. C4i yang menentukan perkiraan abnormalitas sistem imun meliputi 4umlah dan persentase CD 8 dan CD:8 !(limfosit absolute. C4i ini sekarang tidak digunakan untuk diagnose HIV tetapi digunakan untuk evaluasi. 2* Uji Vir!"!#i !es virologi untuk diagnosis infeksi HIV($ meliputi kultur virus. tes amplifikasi asam nukleat + nucleic acid amplification test (1AA!s) . test untuk menemukan asam nukleat HIV($ seperti D1A arau 01A HIV($ dan test untuk komponen virus (seperti u4i untuk protein kapsid virus (antigen p" )).

20

B. Tinjaun umum Pen#!+at Antiretroviral -A.V* 1. Defenisi /+at Antireroviral -A.V* Antiretroviral (A0V) adalah obat yang menghambat replikasi Humanm Immunodeficiency Virus (HIV) (DepFes. "##>). 3engobatan infeksi HIV dengan antiretroviral digunakan untuk memelihara fungsi kekebalan tubuh mendekati keadaan normal. harapan men*egah hidup dan

perkembangan

penyakit.

memperpan4ang

memelihara kualitas hidup dengan *ara menghambat replikasi virus HIV. Farena replikasi aktif HIV menyebabkan kerusakan progresif sistem imun. menyebabkan berkembangnya infeksi oportunistik. keganasan (malignasi). penyakit neurologi. penurunan berat badan yang akhirnya mendorong ke arah kematian (Ayalu "#$$) 2. Jenis 'an 0!"!n#an /+at Antiretr!1ira" -A.V* !erdapat lebih dari "# obat antiretroviral yang digolongkan dalam > golongan berdasarkan mekanisme ker4anya. terdiri dari % $) Nucleoside) nucleotide re erse transcriptase in*ibitors (10!I) 10!Is beker4a dengan *ara menghambat kompetitif reverse trans*riptaseHIV($ dan dapat bergabung dengan rantai D1A virus yang sedang aktif dan menyebabkan terminasi. @bat golongan ini memerlukan aktivasi intrasitoplasma. difosforilasi oleh en2im men4adi bentuk trifosfat. &olongan ini terdiri dari % Analog deoksitimidin (Jidovudin). analog timidin (Stavudin). analog

deoksiadenosin (Didanosin). analog adenosisn (!enovir disoproHil

21

fumarat+!D<). analog sitosin (9amivudin dan Jal*itabin) dan analog guanosin (Aba*avir) (Fat2ung. "## ). ") Non+nucleoside re erse transcriptase in*ibitors (110!Is) 110!Is beker4a dengan *ara membentuk ikatan langsung pada situs aktif en2im reverse trans*riptase yang menyebabkan aktivitas polimerase D1A terhambat. &olongan ini tidak bersaing dengan trifosfat nukleosida dan tidak memerlukan fosforilasi untuk men4adi aktif. &olongan ini terdiri dari% 1evirapin. Dfaviren2. Delavirdine (Fat2ung. "## ). -) Protease in*ibitors (3Is) Selama tahap akhir siklus pertumbuhan HIV. produk(produk gen &ag(3ol dan &ag ditranslasikan men4adi poliprotein dan kemudian men4adi partikel yang belum matang. 3rotease bertanggung 4a,ab pada pembelahan molekul sebelumnya untuk menghasilkan protein bentuk akhir dari inti virion matang dan protease penting untuk produksi virion infeksius matang selama replikasi. &olongan ini terdiri dari % SaKuinavir. 0itonavir. 1elfinavir. Amprenavir (Fat2ung. "## ). ) ,usion in*ibitors (<Is) <Is menghambat masuknya virus ke dalam sel. dengan *ara berikatan dengan subunit gp $ selubung glikoprotein virus

sehingga fusi virus ke sel target dihambat. @bat golongan ini terdiri dari % Dnfuvirtide (!("# atau pentafuside).

22

)) Anta!onists CC0) ;eker4a dengan *ara mengikat CC0) (reseptor kemokin )) di permukaan sel CD dan men*egah perlekatan virus HIV dengan

sel pe4amu. &olongan ini terdiri dari % =araviro*. Aplaviro*. Vi*riviroH (!sibris. "##'). >) Inte!rase Strand Transfer In*ibitors (I1S!I) ;eker4a dengan *ara menghambat penggabungan sirkular D1A (*D1A) virus dengan D1A sel inang (hospes). &olongan ini terdiri dari % 0altegravir dan elvitegravir (Dvering H. "##:). !erapi tunggal A0V menyebabkan kemun*ulan *epat mutan HIV yang resisten terhadap obat. Fombinasi obat antiretroviral merupakan strategi yang men4an4ikan se*ara klinik. ditun4uk sebagai terapi antiretroviral yang sangat aktif (HAA0!). (5a,et2. "##)). . Tujuan Pen#!+atan Antiretr!1ira" -A.V* ;erdasarkan pedoman nasional tahun "## . tu4uan pengobatan dengan Antiretroviral (=ariam. "#$#) adalah % $. =engurangi la4u penularan HIV di masyarakat ". =enurunkan angka kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan HIV -. =emperbaiki kualitas hidup @DHA . =emulihkan dan+atau memelihara fungsi kekebalan tubuh ). =enekan replikasi virus se*ara maksimal dan se*ara terus menerus

23

$. K!m+inasi Antiretr!1ira" 3rinsip 3emilihan obat A0V adalah % $) 3ilihan pertama 9amivudin (-!C). ditambah ") 3ilihan dari salah satu obat dari golongan nucleoside re erse transcriptase in*ibitor (10!I). -ido udin (AJ!) atau Sta udin (d !) !abel ".-. 3ilihan paduan A0V untuk lini pertama
An4uran 3ilihan Ctama 3aduan A0V AJ!8-!C81V3 Feterangan AJ! dapat menyebabkan anemia. dian4urkan untuk pemantauan hemoglobin. tapi AJ! lebih disukai dari pada d ! karena efek toksik d ! (lipodistrofi. asidosis laktat. neuropati perifer) 3ada a,al penggunaan 1V3 terutama pada pasien perempuan dengan CD E ")# beresiko untuk timbul gangguan hati simtomatik. yang biasanya berupa ruam kulit yang sering ter4adi pada > minggu pertama dari terapi. Dfaviren2 (D<V) sebagai substitusi dari 1V3 manakala ter4adi intoleransi dan bila pasien mendapat terapi ripamfisin. D<V tidak boleh diberikan bila ada peningkatan en2im alanin aminotransferasi (A9!) pada tingkat atau lebih. 3erempuan hamil tidak boleh diterapi dengan D<V. 3erempuan usia subur harus men4alani tes kehamilan terlebih dahulusebelum mulai terapi dengan D<V d ! dapat digunakan dan tidak memerlukan pemantauan laboratorium

3ilihan alternatif

AJ!8-!C8D<V

d !8-!C8 1V3 atau D<V

(Sumber : DepFes. "##') (. Kriteria Untuk 2em+erikan /+at Antiretr!1irus -A.V* Feputusan untuk mulai memakai obat ini tidak dapat ditentukan se*ara pasti. Ada beberapa kriteria untuk seorang @DHA dapat

24

diberikan

obat

antiretroviral.

Friteria

untuk

memberikan

terapi

antiretrovirus sebagai berikut (Depkes "##')% $. !es HIV se*ara sukarela disertai konseling yang mudah di4angkau untuk mendiagnosis HIV se*ara dini. ". !ersedia dana yang *ukup untuk membiayai Anti 0etrovirus !erapi (A0!) selama sedikitnya $ tahun. -. Fonseling bagi pasien dan pendamping untuk memberikan pengertian tentang A0!. pentingnya kepatuhan pada terapi. efek samping yang mungkin ter4adi. dll. . Fonseling lan4utan untuk memberi dukungan psikososial dan mendorong kepatuhan serta untuk menghadapi masalah nutrisi yang dapat timbul akibat A0!. ). 9aboratorium untuk memantau efek samping obat termasuk Hb. tes fungsi hati. dll. >. Femampuan untuk mengenal dan menangani penyakit umum dan infeksi oportunistik akibat HIV. '. !ersedianya obat yang bermutu dengan 4umlah yang *ukup. termasuk obat untuk infeksi oportunistik dan penyakit yang berhubungan dengan HIV. :. !ersedianya tim kesehatan termasuk dokter. pera,at. konselor. peker4a sosial. dukungan sebaya. !im ini seharusnya membantu pembentukan kelompok dukungan @rang Dengan HIV+AIDS (@DHA) dan pendampinya.

25

/. Adanya pelatihan. pendidikan berkelan4utan. pemantauan dan umpan balik tentang penatalaksanaan penyakit HIV yang efektif termasuk sistem untuk menyebar luaskan informasi dan pedoman baru.

3. Tinjauan Umum Ke&atu4an Ber!+at Antiretr!1ira" -A.V*

;erdasarkan Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretro iral pada oran! De"asa Fepatuhan atau adheren*e pada terapi adalah sesuatu keadaan dimana pasien mematuhi pengobatannya atas dasar kesadaran sendiri. bukan hanya karena mematuhi perintah dokter. Hal ini penting karena diharapkan akan lebih meningkatkan tingkat kepatuhan minum obat. Ad*erence atau kepatuhan harus selalu dipantau dan dievaluasi se*ara teratur pada setiap kun4ungan. Fegagalan terapi A0V sering diakibatkan (Fementerian oleh ketidak(patuhan 0epublik pasien Indonesia mengkonsumsi Direktorat A0V.

Fesehatan

5enderal

3engendalian 3enyakit dan 3enyehatan 9ingkungan. "#$$) Cntuk men*apai supresi virologis yang baik diperlukan tingkat kepatuhan terapi A0V yang sangat tinggi. 3enelitian menun4ukkan bah,a untuk men*apai tingkat supresi virus yang optimal. setidaknya /)B dari semua dosis tidak boleh terlupakan. 0esiko kegagalan terapi timbul 4ika

26

pasien sering lupa minum obat. Fer4asama yang baik antara tenaga kesehatan dengan pasien serta komunikasi dan suasana pengobatan yang konstruktif akan membantu pasien untuk patuh minum obat. (Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi

Antiretro iral. "#$$) Alasan utama ter4adinya kegagalan terapi A0V adalah ketidakpatuhan atau adheren*e (kepatuhan) yang buruk. Fepatuhan harus selalu dipantau dan dievaluasi se*ara teratur serta didorong pada setiap kun4ungan pasien. Fepatuhan pada pengobatan virus antiretroviral sangat kuat

hubungannya

dengan

supresi

HIV.

menurunkan

resistensi.

meningkatkan harapan hidup dan memperbaiki kualitas hidup. Farena pengobatan HIV merupakan pengobatan seumur hidup. dan karena banyak pasien yang memulai terapi dalam kondisi kesehatan yang baik dan tidak meun4ukkan tanda penyakit HIV. ;erdasarkan 3edoman 1asional terapi Antiretro iral (A0V) oleh Depkes 0I. dinyatakan bah,a kepatuhan minum A0V yang diaharapkan adalah $##B. atau men*apai Hi!*ly Acti e Antiretro iral T*erapy (HA0A0!). artinya semua kombinasi dosis harus diminum tanpa terle,ati. sesuai ,aktu dan dengan *ara yang benar. Ada - (tiga) klasifikasi tingkat kepatuhan pengobatan A0V yaitu Fepatuhan ;aik 4ika 4umlah kombinasi obat A0V G - dosis yang tidak diminum dalam periode -# hari (L /)B) A Fepatuhan sedang yaitu 4ika 4umlah -($" dosis kombinasi obat A0V tidak

27

diminum dalam periode -# hari (:#(/)B) A Fepatuhan 0endah (G :#B) 4ika lebih dari $" dosis 4umlah obat A0V tidak diminum dalam periode -# hari. (Depkes "##'. dalam 0eynold. "#$") Fepatuhan berhubungan dengan karakteristik pasien. aturan dan dukungan kuat dari keluarga pasien. Informasi harus diberikan dan pasien mengerti mengenai penyakit HIV dan aturan khusus untuk menggunakan obat adalah sangat penting. ;eberapa faktor yang berhubungan dengan kurangnya kepatuhan. meliputi %!ingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah. umur (seperti % kurang penglihatan. lupa). kondisi psikis (seperti % depresi. kurang dukungan sosial. dimensia. psikosis). pelayanan yang kurang baik. kesulitan menerima pengobatan (seperti % sulit menelan obat. 4ad,al minum obat harian). aturan pakai yang rumit (seperti % frekuensi pemberian obat. persyaratan makanan). efek obat yang tidak diinginkan. pengobatan melelahkan. tidak adanya dukungan sosial. (?H@. "##:).

D. 5akt!r 6an# Ber4u+un#an Den#an Ke&atu4an Pen#!+atan Antiretr!1ira" -A.V*

1. 5akt!r Usia =enurut ;rannon dan <eist. ($//') Hubungan antara kepatuhan dengan usia dipengaruhi oleh beberapa faktor. ;eberapa faktor yang

28

mempengaruhi hubungan antara kepatuhan dengan usia diantaranya adalah faktor penyakit. dan ,aktu ter4angkit penyakit. 3enelitian yang telah dilakukan menun4ukkan bah,a kepatuhan dapat meningkat atau menurun se4alan usia. 3asien berusia )#(an ,aktu terinfeksi HIV menanggapi pengobatan HIV (A0V) se*ara lebih baik dibandingkan dengan pasien yang berusia $:( /. Hal ini berdasarkan penelitian

yang dilakukan Souleymane et al ("##') di 3antai &ading menyatakan bah,a usia pasien HIV diba,ah -) tahun memiliki risiko " kali untuk tidak patuh berobat dibandingkan dengan meraka yang lebih tua (E -) tahun). Hal ini sesuai dengan penelitian 1e,man ("#$$) dimana hasil penelitiannya menemukan bah,a pasien @DHA yang lebih tua (E )# tahun) *enderung patuh terhadap pengobatan dibandingkan mereka yang berusia $:( / tahun. Ta+e" Sintesa 5akt!r Usia 'en#an Ke&atu4an Ber!+at A.V -Antiretroviral* Pasien HIV/AIDS atau /DHA
N! $ Ju'u" 'an Sum+er Jurna" Determinants of adheren*e to highly a*tive antiretroviral therapy among HIV($( infe*ted patients in CoMte dNIvoire Sum+er (http%++4ournals.,,,.*o m+aidsonlin) Pene"iti -ta4un* Souleym ane et al ("##:) Karakteristik Su+jek Instrumen Desain Pene"itian @bservational prospektif Temuan faktor yang se*ara independen terkait dengan ketidakpatuhan salah satunya yaitu usia kurang dari -) tahun .risiko relatif /00' 12342 546 confidence inter al /7I' 1218+1285O.

)/$ Fuesioner. 3asien Intervie,. ra,at dan Self( 4alan di 0eported klinik 0S pantai &ading

"

@lder Adults A**essing 5amie $:.:-/ Fuesioner Cross(se*tional =ereka yang berusia )# 8 HIV Care and 1e,man orang Self( yang lebih *enderung !reatment and et al de,asa reported. patuh terhadap Adheren*e in the IeDDA ("#$$) yang pengobatan dibandingkan Central Afri*a Cohort terdaftar mereka yang berusia $:( / Sum+er dipera,a (3 G#.##$). (,,,.n*bi.nlm.nih.gov+p tan HIV ubmed+) di IeDDA

29

Afrika !engah

2. 5akt!r Pen'i'ikan 3endidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi di manapun di dunia ini. Cpaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan latar belakang sosial setiap masyarakat tertentu (!irtarahard4a et al.. "##)). <aktor yang sangat berhubungan dan mempunyai pengaruh penting terhadap kepatuhan berobat adalah tingkat pendidikan pasien. Dimana semakin tinggi pendidikan

seseorang maka semakin dia patuh untuk minum obat. 3endapat ini dikuatkan dengan beberapa penelitian diantaranya dilakukan oleh peneliti belanda 5ulia Arnsten ("##') yang meneiliti tentang faktor yang berhubungan dengan kepatuhan terapi A0V pada @DHA pengguna 5arum suntik dan 1arkoba dimana hasil penelitiannya menemukan bah,a kepatuhan berobat @DHA terkait dengan pendidikan @DHA yaitu lulusan S=A. Cntuk di Indonesia penelitian serupa dilakukan oleh 0eynold ("#$") pada @DHA di dua 0umah Sakit 9ayanan 3engobatan A0V di Fota =imika 3apua. Dalam penelitiannya faktor pendidikan dibagi atas

30

men4adi dua 4enis yaitu !inggi (S=A sampai 3erguruan !inggi) dan rendah (SD sampai S=3). Dari pembagian tersebut maka ditemukan hasil penelitian yang menun4ukkan bah,a @DHA yang memiiki tingkat pendidikan tinggi (S=A P 3erguruan tinggi) "# kali lebih patuh untuk berobat A0V dibandingkan dengan @DHA yang berpendidikan rendah. Ta+e" Sintesa 5akt!r Tin#kat Pen'i'ikan 'en#an Ke&atu4an Ber!+at A.V -Antiretroviral* Pasien HIV/AIDS atau /DHA
N! $ Ju'u" 'an Sum+er Jurna" Pene"iti -ta4un* Karakteristik Su+jek Instrumen Desain Pene"itian Temuan

,actors Associated 5ulia H. >-> @DHA Fuesioner. 0andomi2ed( Fepatuhan yang baik (it* Antiretro iral Arnsten et IDC data trial se*ara independen terkait T*erapy Ad*erence al ("##') (pengguna Intervie,. dengan responden and 9edication $rrors 4arum dan Self( dengan lulusan S=A Amon! HIV+Infected suntuk 0eported QA@0 R $.)' ($.#- ( ". $)O In:ection Dru! ;sers 1arkoba) Sum+er yg """#ncbi#nlm#ni*#!o )p mengambil ubmed A0V ,aktor+,aktor yan! ber*ubun!an den!an kepatu*an minum <bat A0V di Kota 9imika Papua Sum+er 7 lontar.ui.a*.id 0eyonold 3asien HIV Fuesioner 0 ("#$") +@DHA rekam yang medik S mengguna Self( kan reported. A0Vada di " 0S di Fota !imika Cross( se*tional <aktor tingkat pendidikan berhubungan dengan kepatuhan A0V @DHA (p R #.###) dan akan patuh "# kali dalam pengobata A0V (@0% "#.#:A /)BCI % ".>)($)/.-)

"

. 5akt!r Pen#eta4uan Pen#!+atan 3asien HIV atau @DHA yang kurang mengetahui pengobatan sering tidak mengetahui aturan pengobatan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan oleh karena itu tingkat kepatuhan pengobatan lebih rendah. 3enelitian yang terkait dengan faktor pengetahuan dapat mempengaruhi kepatuhan berobat A0V dteliti oleh Sharada et al ("#$") yang menyatakan bah,a pasien @DHA yang memiliki

31

pengetahuan kurang tentang A0V memiliki / kali berisiko untuk tidak patuh berobat A0V. Sebaliknya hasil penelitian @yore ("#$-) menemukan bah,a pasien dengan pengetahuan memadai tentang A0V memiliki hubungan yang kuat terhadap kepatuhan berobat. Ta+e" Sintesa 5akt!r Pen#eta4uan 'en#an Ke&atu4an Ber!+at A.V -Antiretroviral* Pasien HIV/AIDS atau /DHA
N! $ Ju'u" 'an Sum+er Jurna" Pene"iti -ta4un* Karakteristik Su+jek Instrumen Desain Pene"itian =iHed =ethods Temuan Furangnya pengetahuan dan persepsi negatif terhadap obat A0! se*ara signifikan mempengaruhi ketidakpatuhan Q@0R/.#' (-."# to ").'-) p G #.##$O

<a*tors Influen*ing Sharad --# pasien Fuesioner Adheren*e to a 3 et al yang Adult AIDS Antiretroviral ("#$") berobat Clini*al !reatment in 1epal% A A0! di !rial =iHed(=ethods Study 1epal &roups Sum+er 7 P"!s/N% (AAC!&). http%++,,,.plosone.org Indepth Intervie, Determinants of adheren*e to antiretroviral therapy (A0!) among patients attending publi* and private health fa*ilities in 1airobi. Fenya Sumber : A8a'emi8j!urna"s -a8a'emi8j!urna"s.!r #/j!urna"/JAH./* 5. 3. @yore et al ("#$-) )# pasien Fuesioner yang Intervie, mendatang dan <&D i fasilitas kesehatan baik pemerintah maupun s,asta di 1airobi

"

Crosssetional

Salah Satu <aktor utama yang ditemukan berhubungan dengan kepatuhan adalah &en#eta4uan yang memadai mengenai ARV (T" R $#>. -" df R '. p R #.##$)

$. 5akt!r %fek Sam&in# A.V =engingat terapi A0V adalah terapi seumur hidup. maka masalah kepatuhan terapi merupakan permasalahan umum. ;erbagai penelitian menun4ukkan beberapa hal yang menghambat kepatuhan antara lain takut akan efek samping. Feterkaitan efek samping obat terhadap kepatuhan terapi A0V @DHA ditemukan bah,a kekha,atiran tentang potensi efek sampin!

32

pengobatan A0V akan berisiko menurunkan tingkat kepatuhan berobat @DHA dan efek samping dengan rasa mual setelah mengkonsumsi obat A0V se*ara langsung mempegaruhi penurunkan angka

kepatuhan pasien HIV AIDS di Intansi Fesehatan Dakar. Senegal. (p R #.###). (0obert Horne et al "##'A !ure et al ."#$") Ta+e" Sintesa 5akt!r %fek Sam&in# Pen#!+atan 'en#an Ke&atu4an Ber!+at A.V -Antiretroviral* Pasien HIV/AIDS atau /DHA
N! $ Ju'u" 'an Sum+er Jurna" 3atientsN 3er*eptions of Highly A*tive Antiretroviral !herapy in 0elation to !reatment Cptake and Adheren*e Sumber % http%++4ournals.l ,,.*om+4aids Pene"iti -ta4un* 0oberts H. et al ("##') Karakteristik Su+jek $)- 3asien yang berusia De,asa yang terdaftar pada klinik ra,at 4alan HIV di ;righton. Inggris yg mengikuti terapi A0V Instrumen Fuesioner Desain Pene"itian 9ongitudinal prosektif Temuan Fepatuhan A0! berkaitan dengan persepsi kebutuhan pribadi untuk pengobatan (Q@0O R '. $. /)B QCIO% ".: ( $/.-') Fekha,atiran tentang potensi efek samping (@0 R #.$/. CI /)B% #.#'(#. :) merupakan faktor protektif terhadap kepatuhan A0! Cross se*tional efek samping obat merasakn mual. sakit kepala berlebihan (p(value(.###) se*ara langsung berhubungan dengan ketidakpatuhan. dan ketidakpuasan pada 4umlah obat yang dikonsumsi (p( value.#$)) telah memberikan kontribusi untuk ketidakpatuhan

".

3redi*tors of 3.&. So, ># 3asien Fuesioner A0! et al A0! yang dan Adheren*e ("#$") meliputi laki( ?a,an*ara among HIV laki. terstruktur infe*ted perempuan. Individuals in !rans gender Dakar. Senegal dan anak( anak di Institut Sum+er 7 Fesehatan 3roKuest dan (interes4ournals Febersihan. .org Dakar. http%++,,,.inter Sanegal es4ournals.org+ 5==S

(. 5akt!r Pen#un#ka&an Status HIV 3engungkapan Status HIV merupakan hal yang berat bagi @DHA karena adanya ketakutan mendaptkan stigma yang buruk dari

33

lingkungan dimana mereka tinggal. =enurut buku seri kesehatan =ental dan HIV AIDS yang dikeluarka ?H@ pada tahun "##). mmberikan pengertian tentang pengungkapan yaitu ;er*erita kepada orang lain bah,a seseorang positif HIV. kepada keluarganya. kelompok pergaulannya. serta kepada petugas layanan kesehatan. (Ferry Saloner et al. "##)) =engungkapkan status HIV bagi seorang @DHA memang

membutuhkan banyak dukungan dari luar. seperti dukungan teman sebaya. atau mendapatkan dukungan dari komunitas @DHA. Dengan mampunya seorang @DHA untuk mengungkapkan status HIV mereka. hal tersebut ankan membantu mereka untuk patuh dalam memenuhi kebutuhan menun4ukkan pengobatan bah,a A0V mereka. ;eberapa HIV penelitian @DHA

pengungkapan

status

pada

merupakan faktor yang berhubungan terhadap kepatuhan berobat A0V diantaranya yaitu baru(baru ini tahun "#$$ Firan ;am et al yang meneliti @DHA di 1epal dimana hasi penelitian mengungkapkan bah,a pengungkapkan status HIV @DHA se*ara signifikan

berhubungan dengan peningkatan kepatuhan berobat A0V dan - kali memiliki pengaruh terhadap kepatuhan ;erobat terapi A0V. ;egtiu pula yang dilakukan oleh &ra*e pada tahun "#$" pada @DHA di pusat layanan kesehatan HIV AIDS di Feffi 1igeria dimana hasil penelitiannya menun4ukkan adanya hubungan pengungkapan

34

status

HIV

@DHA

terhadap

kepatuhan

berobat

A0V

yakni

pengungkapan status terhadap keluarga 3enderita HIV.

Ta+e" Sintesa 5akt!r Pen#un#kaan Status HIV 'en#an Ke&atu4an Ber!+at A.V -Antiretroviral* Pasien HIV/AIDS atau /DHA
N! $ Ju'u" 'an Sum+er Jurna" Pene"iti -ta4un* Karakteristik Su+jek 3asien di usia atas $) tahun dan memakai A0! paling sedikit bulan Instrumen In(depth Intervie,. Fuesioner Desain Pene"itian Cross Se*tional Temuan 4asi" &ene"itian 3eningkatan kepatuhan se*ara signifikan berhubungan dengan pengungkapkan status HIV (@0% -.")A $.#"($#.$/)

Adheren*e to Firan ;am Anti(0etroviral et al "#$$ !herapy among 3eople 9iving ,ith HIV and AIDS in <ar ?est. 1epal Sum+er 7 http%++,,,.ne p4ol.info+indeH. php+A5=S Ad*erence To Hi!*ly Acti e Antiretro iral T*erapy And Its 7*allen!es In People =i in! (it* Human Immunodefici ency Virus /HIV' Infection In Keffi2 Ni!eria Sum+er 7 academic:our nals#or!):ourn al &ra*e 0 et al ("#$")

"

")# penderita positif (HIV) yang mengikuti terapi A0V

Fuesioner Self( reported.

Cross( se*tional

3engungkapan status HIV kepada anggota keluarga (p U #.#)) se*ara signifikan berhubungan dengan keptuhan A0!

). 5akt!r Pe"a6anan Kese4atan Fepatuhan berbat @DHA atau pasien HIV AIDS dapat

dipengaruhi dengan kemudahan @DHA untuk dapat mengakses layanan kesehatan yang menyediakan pengobatan (0eynold. "#$$).

35

1amun ;erbagai kendala yang dialami @DHA dalam mengakses A0V. di antaranya keterbatasan pelayanan kesehatan seperti lokasi rumah sakit ru4ukan yang berada di perkotaan. 4arak pelayanan A0! yang 4auh dari rumah @DHA serta pemeriksaan darah dan kepuasan konseling pelayanan serta ,aktu tunggu pasien dalam mengambil obat lama dan *epat. Hal sema*am ini yang membuat @DHA *enderung untuk mengalami ketidakpatuhan dalam men4alani dan mengikuti terapi pengobatan A0V. (Hadisetyono ; dalam Vuyun. "#$-) ;eberapa penelitian yang dilakukan seperti Firan ;am et al ("#$$) yang menelitii variabel akses pelayanan kaitannya dengan kepatuhan @DHA di 1epal menemukan bah,a peningkatan kepatuhan terapi A0V se*ara signifikan ditentukan oleh kepuasan sangat baik pasien HIV AIDS dengan penyedia layanan terapi dan menurunya kualitas kepatuhan @DHA dalam terapi A0V ditentukan oleh ,aktu dan 4arak @DHA untuk men*apai fasilitas pera,atan. Serupa dengan penelitian yang dilakukan Sam,el et al ("#$$) yang menemukan bah,a akses klinik A0! dalam 4arak yang 4auh @DHA terkait dengan ketidakpatuhan pengobatan A0!.

36

Ta+e" Sintesa 5akt!r Pe"a6anan Kese4atan 'en#an Ke&atu4an Ber!+at A.V -Antiretroviral* Pasien HIV/AIDS atau /DHA
N! $ Ju'u" 'an Sum+er Jurna" Pene"iti -ta4un* Karakteristik Su+jek 3asien di usia atas $) tahun dan memakai A0! paling sedikit bulan Instrumen In(depth Intervie,. Fuesioner Desain Pene"itian Cross Se*tional Temuan 4asi" &ene"itian 3eningkatan kepatuhan se*ara signifikan ditentukan oleh mudah untuk men*apai fasilitas kesehatan /<0: >2?@2 121A+8238' Fepuasan yang sangat baik dengan penyedia layanan terapi /<0: 1B211C 3284+B@215'

Adheren*e to Firan ;am Anti(0etroviral et al "#$$ !herapy among 3eople 9iving ,ith HIV and AIDS in <ar ?est. 1epal Sum+er 7 http%++,,,.ne p4ol.info+indeH. php+A5=S

"

<a*tors Sam,el 1 $> asso*iated et al pasien ,ith non( ("#$$) berusia di adheren*e to atas $: highly a*tive tahun antiretroviral therapy in 1airobi. Fenya sum+er 7 http%++,,,.n* bi.nlm.nih.gov+ pm*+

Fuesioner terstruktur

Cross ( Se*tional

=engakses klinik A0! dalam 4arak yang 4auh. (@0 R ".-:'. CI./) R $.$))( ./-$. p R #.#$/) terkait dengan ketidakpatuhan pengobatan A0V

9. 5akt!r Dukun#an S!sia" Dukungan sosial merupakan suatu fungsi pertalian so*ial yang menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan

interpersonal yang melindungi individu dari konsekuensi stress dan memberikan kenyamanan psikis yang dapat diperoleh dari keluarga. teman. rekan. dan yang lainnya (0ook dalam fibrianty. "##/).

37

Dukungan sosial dapat datang dari berbagai sumber. seperti keluarga. teman. tetangga. rekan ker4a. ahli profesional. dan kenalan lainnya dari individu. Sumber dukungan sosial itu dapat memberikan dukungan berupa dukungan fisik (berupa memin4amkan uang. bantuan) dan meyakinkan individu bah,a ia dipedulikan.disayangi. dan dihargai (Di=atteo dan =artin. "##"). 1amun menurut ka4ian literature Ayalu et al ("#$$) menyimpulkan bah,a ada dua faktor dukungan sosial yang dapat membantu @DHA dalam meningkatkan kepatuhan berobat mereka. yaitu % dukungan dari keluarga dan dukungan teman sebaya. Dukungan sosial dari keluarga. teman dan tenaga kesehatan memberikan pengaruh penting terhadap kepatuhan @DHA dalam minum A0V. (;adahdah A= dan Han. "#$-). 3enelitian yang berkaitan dengan dukungan keluarga terhadap kepatuhan berobat A0V @DHA telah banyak dibuktikan diantaranya ;erdasarkan penelitian Souleyman et al ("##') yang dilakukan pada pasien @DHA di pantai gading menemukan bah,a @DHA yang tidak mendaptkan dukunga sosial dari kelurganya berisiko $(" kali untuk tidak patuh berobat A0V dan menurunkan kepatuhan berobatnya. Sedang penelitian Homairah et al ("#$-) tentang pengaruh variabel dukungan sosial terhadap pengobatan A0V yang dilakukan pada pasien HIV AIDS di kota 0io De 5eneiro ;ra2il mengungkapkan

bah,a pasien @DHA yang mendapat dukungan sosial yang tinggi

38

(keluarga. teman sebaya (@DHA). dan petugas kesehatan) skuat hubungannya dengan peningkatan kepatuhan berobat A0V

Ta+e" Sintesa 5akt!r Dukun#an S!sia" 'en#an Ke&atu4an Ber!+at A.V -Antiretroviral* Pasien HIV/AIDS atau /DHA
N! $ Ju'u" 'an Sum+er Pene"iti Jurna" -ta4un* Karakteristik Su+jek Instrumen Desain Pene"itian Temuan Pene"itian

Determinants @f Souley )/$ 3asien Adheren*e !o Highly mane et ra,at 4alan A*tive Antiretroviral al di klinik 0S !herapy Among HIV( ("##') 3antai $(Infe*ted 3atients &ading In CoMte dNIvoire Sum+er (http%++4ournals.,,,. *om+aidsonlin) Individual And ConteHtual <a*tors @f Influen*e @n Adheren*e !o Antiretrovirals Among 3eople Attending 3ubli* Clini*s in 0io de 5aneiro. ;ra2il Sum+er 7 4tt&7//"ink.s&rin#er. 8!m Homair a Hanif et al ("#$-)

Fuesioner. @bservatio faktor yang se*ara independen Intervie,. nal terkait dengan ketidakpatuhan dan Self( prospektif salah satunya tidak adanya 0eported dukungan sosial dari keluarga (00 $.>>. /)B CI $." ("." ).

"

>-" total Fuesioner pasien dari > klinik kesehatan masyarakat di kota 0io De 5eniero. ;rasil

Cross se*tional

: B responden patuh terhadap dosis A0V. Variabel sosio( demografi. mereka yang memiliki anak terkait positif dgn kepatuhan (A@0 "."/ CI Q$.--( -./ O). @DHA dengan dukungan sosial yang tinggi (dari keluarga. teman. dekat. sesam @DHA dan petugas layanan) (A@0 ".:) CI Q$.)#( ). $O) berhubungan positif dengan kepatuhan terhadap A0V.

39

%. Keran#ka Te!ri ;erdasarkan teori pada tin4auan pustaka maka disusun kerangka teori penelitian sebagai berikut% 5akt!r Pre'is&!sisi Csia !ingkat 3endidikan Suku 3engetahuan 3engobatan 3ersepsi A0V Dfek Samping Fonsumsi Alkohol 3engungkapan Status HIV

$. ". -. . ). >. '. :.

5akt!r Pe"a6anan Kese4atan $. ;iaya 3engobatan ". Akses 9ayanan kesehatan. -. Stigma. . Fonseling Fepatuhan

Kepatuhan Pengobatan ARV

5akt!r Dukun#an S!sia" $. Dukungan Feluarga ". Dukungan Fomunitas Sebaya 0am+ar 2.1.Keran#ka Te!ri Pene"itian -2!'ifikasi Te!ri 0reen ,a:ren8e 1;<= A6a"u 2=11 -5akt!r Pre'is&!sisi*> Kar 1;< -5akt!r Pe"a6anan Kesa4atan ? Dukun#an S!sia"*

40

5. Keran#ka K!nse& ;erdasarkan kerangka teori. maka dapat disusun kerangka konseptual variabel penelitian sebagai berikut%
Varia+e" In'e&en'en Varia+e" De&en'en

$. ". -. .

5akt!r Pre'is&!sisi Csia !ingkat 3endidikan 3engetahuan 3engobatan 0i,ayat Dfek Samping A0V

5akt!r Pe"a6anan Kese4atan Akses 9ayanan kesehatan

Kepatuhan Pengobatan ARV

5akt!r Dukun#an S!sia" $. Dukungan Feluarga ". Dukungan !eman Sebaya 0am+ar 2.2. Keran#ka K!nse& Pene"itian

41

0. Hi&!tesis Pene"itian Hipotesis penelitian pada penelitian kali ini adalah % $. Ada pengaruh antara usia pasien dengan kepatuhan pengobatan A0V pasien HIV+AIDS. ". Ada pengaruh antara tingkat 3endidikan dengan kepatuhan pengobatan A0V pasien HIV+AIDS -. Ada pengaruh antara tingkat 3engetahuan pengobatan A0V dengan tingkat kepatuhan pengobatan A0V pasien HIV+AIDS. . Ada pengaruh antara efek samping pengobatan A0V dengan kepatuhan pengobatan A0V pasien HIV+AIDS. ). Ada pengaruh antara akses ke layanan pengobatan A0V dengan kepatuhan pengobatan A0V pasien HIV+AIDS. >. Ada pengaruh antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan A0V pasien HIV+AIDS. '. Ada pengaruh antara dukungan teman sebaya dengan kepatuhan pengobatan A0V pasien HIV+AIDS.

42

H. Defenisi /&rasi!na" 1* Definisi /&resi!na" Varia+e" De&en'en $. Fepatuhan berobat penderita HIV adalah penderita HIV yang memeriksakan diri dan menelan obat sesuai 4ad,al dan aturan yang berlaku se*ara rutin. Fepatuhan ;aik adalah 4umlah kombinasi obat A0V G - dosis yang tidak diminum dalam periode -# hari (L /)B) A Fepatuhan Sedang % 4umlah kombinasi obat A0V antara -($" dosis yang tidak diminum dalam periode -# hari (:#( /)B)A Fepatuhan 0endah adalah 4umlah kombinasi obat A0V E $" dosis yang tidak diminum dalam periode -# hari (G :#B). Friteria @b4ektif % 3atuh % 5ika tingkat kepatuhan minum A0V L :#B (tingkat keptuhan sedang P baik) !idak 3atuh % 5ika kepatuhan minum A0V G :#B. (!ingkat kepatuhan 0endah) 2* Definisi /&resi!na" Varia+e" In'e&en'en $. Csia 3asien adalah 4umlah tahun yang dihabiskan oleh responden se4ak kelahiran sampai ulang tahun terakhir saat peneitian dilakukan. Friteria @b4ektif %

43

5ika Csia L )# tahun (berisiko untuk patuh berobat A0V) 5ika Csia G )# tahun (berisiko tidak patuh berobat A0V)

". !ingkat 3endidikan adalah pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh responden. Friteria @b4ektif % !inggi % tingkat pendidikan terkahir S=A(3erguruan tinggi (berisiko untuk patuh berobat A0V) 0endah % tingkat pendidikan terkahir SD(S=3 (berisiko untuk tidak patuh berobat A0V) -. 3engetahuan adalah kemampuan penderita untuk memahami dan mengerti tentang penyakit HIV dan terapi pengobatan A0V. Friteria @b4ektif % ;aik % 5ika mampu memberikan 4a,aban skor benar L '# (berisiko untuk patuh berobat A0V) Furang % 5ika mampu memberikan 4a,aban skor benar G '# (berisiko untuk tidak patuh berobat A0V ) . Dfek samping obat adalah pengalaman reaksi hypersensitive tubuh terhadap pengobatan A0V yang ditun4ukkan dengan satu atau lebih ge4ala. sperti mual. mimpi buruk. sakit kepala hebat. Friteria ob4ektif !idak 3ernah merasakan efek samping % (berisiko untuk patuh berobat A0V)

44

5ika Selalu =erasakan efek samping patuh berobat A0V)

% (berisiko untuk tidak

). Akses 9ayanan Fesehatan adalah pengalaman pasien HIV AIDS dalam mengakses layanan pengobatan A0V dilihat dari 4arak (dalam kilometer) mengakses layanan pengobatan. Friteria @b4ektif % =udah % 5ika 4arak akses ke pelayanan A0V G "# kilometer. (berisiko untuk patuh berobat A0V) Sulit % 4ika 4arak akses ke 3elayanan A0V (berisiko untuk tidak patuh berobat A0V) >. Dukungan keluarga adalah peran serta keluarga membantu dan mendorong penderita HIV untuk patuh minum obat. Friteria @b4ektif % 5ika mendapat Dukungan Feluarga % berisiko untuk patuh berobat A0V 5ika !idak mendapat dukungan keluarga % berisiko untuk patuh berobat A0V '. Dukungan !eman Sebaya adalah pasien mendapat dukungan dari teman sesama @DHA dalam men4adi 3=@ atau mendampingi ke layanan kesehatan. Friteria ob4ektif % =endapat dukungan (berisiko untuk patuh berobat A0V). L "# kilometer.

45

!idak =endapat Dukungan (berisiko untuk patuh berobat A0V).

Anda mungkin juga menyukai