Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL

SURVEI KAP PENGGUNAAN KELAMBU PKMF 2017 DI DESA HULAWA


KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2018

I. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
(Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3273;
2) Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3) Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular;
4) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
374/Menkes/III/2010 tentang Pengendalian Vektor;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 66 tentang Kesehatan Lingkungan;
6) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 64 tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
b. Gambaran Umum
Salah satu upaya dalam pengendalian nyamuk adalah melaksanakan kegiatan
pengendalian vektor untuk memutuskan rantai penularan malaria. Pengendalian
vektor dilakukan dengan cara membunuh nyamuk dewasa (penyemprotan rumah
dan kelambu berinsektisida dengan menggunakan insektisida), membunuh jentik
(kegiatan anti larva) dan menghilangkan atau mengurangi tempat perindukan.
Pencegahan malaria di daerah endemis dapat dilakukan atas peran serta dan

1
kesadaran masyarakat setempat. Pengetahuan mereka tidak benar dan
menimbulkan persepsi yang salah sehingga menyulitkan dalam pengobatan..
Menurut WHO penggunaan kelambu berinsektisida di beberapa negara di
Afrika telah berhasil menurunkan angka kesakitan malaria rata-rata 50%,
menurunkan angka kelahiran bayi dengan berat badan kurang rata-rata 23%,
menurunkan angka keguguran pada kehamilan pertama sampai keempat sebesar
33%, menurunkan angka parasitemia pada placenta dari seluruh kehamilan
sebesar 23%.
Penggunaan Kelambu di wilayah yang telah menjalankan program distribusi
kelambu berinsektisida salah satunya adalah di kabupaten Pohuwato Berdasarkan
laporan pendstribusian kelambu dari subdit Pengendalian Penyakit Malaria
Direktorat P2PVTZ Dirjen P2P Kementerian Kesehatan RI tahun 2017 total
kelambu yang terdistribusi di kab.Pohuwato sebesar 2100 Buah. Menurut laporan
pendistribusian Kelambu Berinsektisida PKMF 2017 oleh pemegang program
Malaria dinas kesehatan Kab.Pohuwato kelambu didistribusikan pada 3 (tiga)
Puskesmas dengan jumlah kasus malaria tertinggi yaitu puskesmas Dengilo (2
Dusun), puskesmas Buntulia dengan distribusii kelambu paling banyak adalah 700
pcs dan Puskesma Pancakarsa II dengan distribusi kelambu sebanyak 447 pcs.
Upaya untuk menekan angka kesakitan dan kematian dilakukan melalui program
pengendalian penyakit malaria. Kebijakan program pengendalian malaria, salah
satunya adalah memutuskan rantai penularan malaria, diantaranya melalui
program penggunaan kelambu berinsektisida. Terdapat dua jenis kelambu
berinsektisida : ITN (Insecticide Treated Net) dan LLINs (Long Lasting
Insecticidal Nets).
Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil koordinasi persiapan Survei
KAP di Kabupaten serta berdasarkan data pembagian kelambu berinsektisida di
beberapa wilayah di kab.Pohuwatobahwa pelaksanaan kegiatan survei KAP akan
dilaksanakan di desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Provinsi
Gorontal. Untuk dapat mengukur keberhasilan pelaksanaan program serta peran

2
serta masyarakat dalam mendukung pelaksanaan program kiranya perlu dilakukan
suatu kegiatan survei yang dapat menilai kondisi masyarakat terkait program
kelambunisasi, baik untuk cakupan penggunaan kelambu di masyarakat juga
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang mendukung program.
Pelaksanaan survey ini diharapkan menghasilkan informasi yang dapat
menjadi masukan bagi program dalam perluasan dan percepatan cakupan
penggunaan kelambu berinsektisida juga mekanisme sosialisasi terhadap
penggunaan kelambu dimasyarakat termasuk informasi bagaimana upaya dalam
menjamin kesinambungan penggunaan kelambu berinsektisida.

II. Tujuan
Melaksanakan Survei Kap Penggunaan Kelambu Pkmf 2017 Di Desa Hulawa
Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo dengan tujuan
Mendapatkan informasi dasar tentang cakupan penggunaan kelambu serta
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku masyarakat dalam mendukung program pengendalian
malaria.

III. Metodologi
a. Desain Survei
Desain Survei menggunakan Observasional Deskriptif. Dimana akan melihat
gambaran suatu perilaku, pengetahuan, sikap, dan Tindakan responden dalam
mengunakan kelambu berinsketisida serta upaya yang dilakukan responden dalam
pencegahan dan pengendalian penyakit Malaria.
b. Sasaran Survei
Populasi RT: semua keluarga atau Rumah Tangga yang berada di desa/kelurahan
endemis yang sudah didistribusi kelambu di kabupaten/kota endemis.
c. Penarikan Sampel dan Jumlah Sampel
1. Penarikan Sampel dilakukan secara Acak Sampel (Random)
2. Besar sampel yang targetkan minimal 200 KK/ Responden.

3
IV. Hasil Kegiatan
Dalam kegiatan survei KAP ini BTKLPP Kelas I Manado mengambil sampel
responden yang berhadil diapatkan sebanyak 212 Orang yang terbagi di 5 Dusun di
Desa Hulawa yang telah menerima kelambu berinsektisida berdasarkan data dari
puskesmas/dinas kesehatan kabupaten.
Hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa :
1. Proporsi ART pada Keluarga berumur > 15 Tahun tidur didalam kelambu
adalah sebanyak 50,41 % atau 61 responden. Hasil tersebut masih dianggap
kurang memuaskan karena masih dibawah nilai rata-rata yang bahwasanya
pesentase jumlah KK/ART berusia diatas 15 tahun tidur tiap hari
menggunakan kelambu berinsektisida untuk kategori Cukup
memuaskan/Bagus harus mencapai angka ≥ 75%.
2. Proporsi ART pada Keluarga berumur > 5 sampai 15 Tahun tidur didalam
kelambu adalah sebanyak 41,32 % atau 50 responden. Hasil tersebut masih
dianggap kurang memuaskan karena masih dibawah nilai rata-rata yang
bahwasanya pesentase jumlah ART usia > 5 sampai 15 Tahun yang tidur tiap
hari menggunakan kelambu berinsektisida untuk kategori Cukup
memuaskan/Bagus/Baik harus mencapai angka ≥ 75%.
3. Proporsi ART yang sedang Hamil yang tidur didalam kelambu adalah
sebanyak 3 orang berbanding 4 (empat) ibu hamil dengan persentasi atau
Proporsi 75%.
4. Proporsi ART usia BALITA yang tidur didalam kelambu setiap malam adalah
sebanyak 56 orang berbanding 85 Balita dengan persentasi Proporsi 65,9 %.
5. Proporsi KK menggunakan Kelambu berinsektisida sebanyak 141 KK
bebanding 212 KK dengan persentase 66,5%. Hasil tersebut masih dianggap
kurang memuaskan karena masih dibawah nilai rata-rata yang bahwasanya
pesentase jumlah KK/ART yang tidur tiap hari menggunakan kelambu
berinsektisida untuk kategori Cukup memuaskan harus mencapai angka ≥ 80%.

4
6. Berdasarkan Hasil Rekapitulasi survey terdpat 333 Jumlah Kelambu
Berinsektisida PKMF dari total 212 Warga /KK yang menjadi Responden.
Namun, hanya 255 (76,6%) Kelambu Berinsektisida yang digunakan warga
secara optimal (digunakan tidur setiap hari) serta terdapat 29 (12,3%) Kelambu
dalam sudah dalam keadaan berlubang dan sobek, namun kondisi kerusakan
masih tergolong kerusakan biasa dan kelambu dapat dijahit serta digunakan
kembali.
7. Berdasarkan Hasil Survei serta Observasi dari 212 KK yang diwawancara
ditemukan sebanyak 155 (73,1%) Kelambu PKMF pembagian dalam Keadaan
Tergantung/dipakai, dan 16 KK (7,5%) masih menyimpan kelambu PKMFnya
didalam Kemasan Plastik serta 41 KK (19,3%) menyimpan kelambu mereka
dan tidak digantung karena alasan ingin cuci, kotor, tidak ada nyamuk, panas,
dan tidak tidur dirumah untuk beberapa malam.
8. Alasan Kelambu tidak dapat digunakan karena kelambu diberikan ke keluarga
atau sanak saudara/kerabat yang lebih membutuhkan (5%) dan kelambu masih
baru takut rusak (41%) dan didalam kelambu terlalu panas (37,5%).
9. Sebanyak 67 (31,6%) responden pernah mencuci kelambu berinsektisida, 66
(97,1%) responden mencucina dengan sabun jenis sabun deterjen bubuk
(89,4%). Selanjutnya ditemukan juga proporsi responden yang merendam
kelambu dengan air sabun selama > 1 jam yaitu 31,5%. Serta setelah direndam
paling sekitar 81,2% responden menjemur kelambu diluar rumah mereka dan
langsung terpancar sinar matahari.
10. Knowladge atau Tingkat pengetahuan penduduk atau responden tentang
penggunaan serta pemanfaatan kelambu berinsektisida tergolong masing
kurang, dengan angka proporsi pengetahuan responden kategori baik hanya
sebesar 14,2% dan cukup baik sebesar 34,9%.
11. Sedangkan Attitude atau Sikap penduduk atau responden terhadap pembagian
serta pemanfaatan kelambu berinsektisida tergolong sangat baik/ kooperatif,

5
dengan angka proporsi sikap sebesar 57,1% dan yang cukup mendukung
sebesar 24,5%.
12. Untuk Practice atau Perilaku responden dinilai berdasarak dua kategori yaitu
perilaku terhadap penggunaan serta perawatan atau pemeliharaan kelambu
berinsektisida.
a. Perilaku Responden terhadap penggunaan Kelambu tergolong masih
baik, dengan angka proporsi kategori perilaku baik mencapai 66,5%.
b. Begitu halnya dengan Perilaku Responden terhadap Pemeliharaan
Kelambu, hasil survey menunjukkan bahwa 132 (60%) Responden
masih tergolong baik dan melakukan perawatan sesuai standar dalam
perawatan atau perlakuan cuci kelambu berinsektisida.

V. Saran/Rekomendasi
1. DIperlukan peran aktif kader kesehatan di desa hulawa terkhusus lagi petugas
kesehatn di Kaupaten Pohuwato baik dari dinas kesehatan dan Puskesmas
untuk mensosialisasikan serta memberikan arahan tentang tata cara
penggunaan kelambu berinsektisida yang baik dan benar.
2. Perlu melakukan Pemantauan penggunaan kelambu berinsektisida, dalam hal
ini kelambu yang digunakan dari hasil pembagian masih bagus dan tidak rusak
sehingga layak untuk digunakan.
3. Perlu dlakukan surveilans penggunaan kelambu yang tepat guna dan tepat
sasaran karena berdasarkan hasil survey masih banyak warga yang tidak
mendapatkan kelambu berinsektisida dan didaerahnya masih berkembang
kasus penyakit malaria.
4. Perlu dibentuk tim pengawas atau evaluasi terhadap pemakaian kelambu yang
dilakukan secara rutin untuk mengetahui jumlah kelambu berinsektisida yang
terpakai dan yang hanya disimpan didalam paket.
5. Berdasarkan hasil observasi lapangan masih banyak ditemukan kelambu
pembagian yang telah habis masa berlaku pemakaiannya dan diharapkan untuk

6
petugas kesehatan setempat melakukan sweeping terhadap kelambu yang telah
expaired date di masyarakat untuk digantikan dengan kelambu baru.

VI. Penutup
Demikian Laporan survei KAP penggunaan kelambu di Desa Hulawa Kecamatan
Buntulia Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo, untuk dapat dipergunakan
seperlunya.

Manado, April 2018


TIM Survei/Supervisor :
1. Petrus Gatot Mulyanto, ST
2. Helda Tangke Payung,
SKM
3. Nofrianus SIrapa, SKM
4. Fachri Latif, SKM
5. Alfani Maring Datu S.Si
6. Taufik Lantowa, SKM

Anda mungkin juga menyukai