Anda di halaman 1dari 4

UKD 1 Komunikasi Politik

Naimatur Rofiqoh (D0212075)


Komunikasi politik tidak dibikin hanya untuk mendeskripsikan kegiatan politik yang dilakukan oleh para elite politik, melainkan juga untuk semua elemen masyarakat yang membicarakan (bertukar pesan) halhal bersifat yang politis, disadari maupun tidak disadari, bahkan dalam kapasitas yang sangat sedikit sekalipun.
Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

2014

Uji Kompetensi Dasar 1 Definisi Komunikasi Politik

Bicara Komunikasi Politik Kajian komunikasi politik berada dalam irisan bidang ilmu komunikasi dan ilmu politik. Komunikasi dan politik, keduanya memiliki hubungan yang cukup erat terkait dengan tujuan (hasil) yang ingin dicapai dalam proses komunikasi politik. Politik tanpa adanya komunikasi ibarat darah tanpa urat nadi (Romarheim dalam Subagyo, 2011). Bidang kajian komunikasi meliputi konstruksi, pengiriman, penerimaan, dan pemrosesan pesan yang berpotensi menimbulkan dampak penting secara langsung maupun tidak langsung dalam politik (Graber, 2005). Definisi mengenai komunikasi politik telah dikemukakan oleh beberapa ahli seperti Gabriel Almond, Meadow, Mueller dan Denton & Woodward. Gabriel Almond mendefinisikan komunikasi politik sebagai salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik all of the functions performed in the political system, political socialization and recruitment, interest articulation, interest aggregation, rule making, rule application, and rule adjudication,are performed by means of communications. Definisi ini sejalan dengan Mc.Quail (1992) yang menganggap bahwa komunikasi politik hanya terjadi dalam konteks kegiatan politik yang melembaga dan berlangsung dalam suatu sistem politik tertentu saja. Sementara itu, Meadow (1980) memperlihatkan pengaruh antara komunikasi politik dengan suatu sistem politik. Komunikasi politik dideskripsikan sebagai segala bentuk pertukaran simbol-simbol dan pesan-pesan yang setidaknya sampai tingkat tertentu, dipengaruhi oleh, atau juga berpengaruh terhadap berfungsinya sistem politik. Dalam definisi ini, Meadow menekankan bahwa komunikasi politik dapat mempengaruhi maupun dipengaruhi oleh sistem politik. Mueller (1973) membagi definisi komunikasi berdasarkan fungsi dan hasilnya. Jika menekankan pada fungsi, komunikasi politik adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu sistem politik dan antara sistem tersebut dengan lingkungannya. Jika menekankan pada hasil, komunikasi politik didefinisikan sebagai hasil yang bersifat politik (dari sebuah proses komunikasi). Denton dan Woodward (Mc.Nair dalam Subagyo, 2011) mendefinisikan bahwa komunikasi politik sama saja dengan diskusi publik tentang alokasi sumber-sumber publik. Definisi ini sejalan dengan Miriam Budiardjo yang mendeskripsikan bahwa komunikasi politik merupakan salah satu fungsi partai politik, yakni menyalurkan aneka ragam pendapat

dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa penggabungan kepentingan (interest aggregation) dan perumusan kepentingan (interest articulation) untuk

diperjuangkan menjadi kebijakan publik. Namun, Denton dan Woodward menggarisbawahi bahwa suatu komunikasi dapat disebut sebagai komunikasi politik bukan karena sumber pesannya, melainkan isi dan tujuan dari komunikasi yang dilakukan the crucial factor that makes communication political is not
the source of a message (or, we might add, referring back to their earlier emphasis on public discussion, its form), but its content and purpose. Dari gambaran di atas, diperoleh tiga hal yang tidak dapat dipisahkan dari gejala

komunikasi politik: 1) komunikasi yang dilakukan oleh aktor-aktor politik sebagai maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu; 2) komunikasi yang ditujukan pada aktor-aktor politik oleh non-politikus seperti pemilih dan kolumnis; dan 3) segala bentuk komunikasi tentang mereka (aktor-aktor politik) dan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, seperti yang dimuat dalam reportase berita, editorial, dan media diskusi politik dalam bentuk lain. Definisi yang disampaikan oleh Denton dan Woodward memungkinkan komunikasi politik tidak hanya terjadi dalam konteks kelembagaan yang resmi dan terbatas antara hubungan komunikasi politik itu sendiri dengan suatu sistem politik, melainkan dapat terjadi dalam semua level kehidupan manusia. Komunikasi politik melibatkan seluruh elemen yang mungkin untuk melakukan suatu komunikasi, yaitu aktor-aktor politik atau elite politik yang terkait atau bersentuhan langsung dengan politik, organisasi-organisasi politik, media massa, juga khalayak umum. Selain definisi-definisi di atas, masih banyak definisi-definisi lain mengenai komunikasi politik yang dikemukakan oleh para ahli. Namun, kesemuanya mengandung halhal dasar yang sama but all encompass the same essential elements (Denton & Woodward, 1998; Hahn, 2003; Perloff, 1998 dalam Graber, 2005).

Catatan Jika a) komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan (timbal balik) dari komunikator ke komunikan dengan (tentu saja) melibatkan unsur-unsur komunikasi berupa pelaku komunikasi, pesan, penerima pesan, media yang digunakan, dan pengaruh yang ditimbulkan; dan b) politik secara sederhana diartikan sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memperoleh dan atau mempertahankan kekuasaan; maka, komunikasi politik secara sederhana dapat diartikan sebagai segala bentuk pertukaran pesan yang mempunyai tujuantujuan politik.

Dengan demikian, saya rasa pengertian komunikasi politik ini akan lebih mudah dipahami jika dari awal kita sudah menaruh perhatian lebih pada alasan mengapa sebuah komunikasi dapat disebut sebagai komunikasi (yang bersifat) politik, yakni karena pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mempunyai unsur-unsur yang bersifat politik, bukan karena dari mana sumber (pelaku) komunikasi itu berasal. Pesan merupakan komoditas utama komunikasi. Jika sifat pesan yang disampaikan dalam komunikasi tersebut berubah, maka jenis komunikasi yang terjadi pun berubah menurut sifat pesan yang dipertukarkan antara komunikator dan komunikan. Perhatian lebih pada bentuk pesan yang disampaikan dalam komunikasi tersebut akan memudahkan kita untuk mengategorikan apakah komunikasi tersebut berada dalam kajian komunikasi politik atau bukan. Perbincangan antara tukang becak dan pedagang kaki lima mengenai kemungkinan Jokowi mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia 2014-2019 dapat disebut sebagai komunikasi politik. Pun dengan perdebatan dalam konvensi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengenai hal yang sama. Komunikasi politik tidak dibikin hanya untuk mendeskripsikan kegiatan politik yang dilakukan oleh para elite politik, melainkan juga untuk semua elemen masyarakat yang membicarakan (bertukar pesan) hal-hal bersifat yang politis, disadari maupun tidak disadari, bahkan dalam kapasitas yang sangat sedikit sekalipun.

Referensi Graber, D. A. (2005). Political Communication Faces Faces The 21st Century. Journal of Communication , 479. Halawa, M. (2013, Oktober 2013). Pengertian Komunikasi Politik. Dipetik Maret 5, 2014, dari Kompasiana: http://politik.kompasiana.com/2013/10/16/pengertiankomunikasi-politik-602035.html Santoso, I. F. (2013, Februari). Pengertian Komunikasi Politik. Dipetik Maret 5, 2014, dari Harian Tanpa Batas Melihat yang Tidak Dilihat: http://hariantanpabatas.blogspot.com/2013/02/pengertian-komunikasi-politik.html Subagyo. (2011). Komunikasi Politik Internasional Malaysia dalam Mengklaim Pulau Terumbu Layang-layang. Jurnal Komunikasi Massa Vol 4 No 2 , 2-3. Wijaya, S. H. (2011). Komunikasi Politik Partai Terbuka ala PKS. Jurnal Komunikasi Massa Vol 4 No 1 , 3.

Anda mungkin juga menyukai