Komposisi: Tiap tablet mengandung salbutamol 2 mg Tiap tablet mengandung salbutamol 4 mg Tiap sendok takar (5 ml) mengandung salbutamol 2 mg Farmakologi: Salbutamol merupakan suatu senyawa yang selektif merangsang reseptor B2 adrenergik terutama pada otot bronkus. Bolongan B2 agonis ini merangsang produksi AMP siklik dengan cara mengaktifkan kerja enzim adenil siklase. Efk utama setelah pemberian peroral adalah efek bronkodilatasi yang disebabkan terjadinya relaksasi otot bronkus. Dibandingkan dengan isoprenalin, salbutamol bekerja lebih lama dan lebih aman karene efek stimulasi terhadap jantung lebih kecil maka bias digunakan untuk pengobatan kejang bronkus pada pasien dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi. Indikasi: Kejang bronkus pada semua jenis asma bronkhial, bronkhitis kronis dan emphysema. Kontraindikasi Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini. Dosis: - Tablet Dewasa (> 12 tahun) : 2 4 mg, 3 4 kali sehari Dosis dapat dinaikkan secara berangsur. Untuk lansia diberikan dosis awal yang lebih rendah Anak-anak 2 6 tahun : 1 2 mg, 3 4 kali sehari 6 12 tahun : 2 mg, 3 4 kali sehari - Sirup Dewasa (> 12 tahun) : 1 2 sendok (5 10 ml), 3 4 kali sehari Anak-anak : 2 6 tahun : - 1 sendok (0,25 5 ml), 3 4 kali sehari 6 12 tahun : 1 sendok (5 ml), 3 4 kali sehari Efek Samping: Pada dosis yang dianjurkan tidak ditemukan adanya efek samping yang serius. Pada pemaikaian dosis besar dapat menyebabkan tremor halus pada otot skelet (biasanya pada tangan), palpitasi, kejang otot, takikardia, sakit kepala dan ketegangan. Efek ini terjadi pada semua perangsan adenoreseptor beta, vasodilator perifer, gugup, hiperaktif, epitaxis (mimisan), susah tidur. Peringatan dan Perhatian: Hati-hati bila diberikan pada penderita thyrotoxicosis, hipertensi, gangguan kardiovaskular, hipertiroid dan diabetes mellitus. Meskipun tidak terdapat bukti teratogenesis sebaiknya penggunaan salbutamol selama kehamilan trimester pertama, hanya jika benar-benar diperlukan.
Hati-hati penggunaan pada wanita menyusui karena kemungkinan diekresi melalui air susu. Hati-hati penggunaan anak kurang dari 2 tahun karena keamanannya belum diketahui secara pasti. Pemberian intravena pada pasien diabetic, perlu dimonitor kadar gula darah.
Interaksi Obat: Peningkatan efek / toksisitas :Peningkatan durasi efek bronkodilasi mungkin terjadi jika salbutamol digunakan bersama Ipratropium inhalasi. Peningkatan efek pada kardiovaskular dengan penggunaan MAO Inhibitor, Antidepresan Trisiklik, serta obat-obat sympathomimetic (misalnya: Amfetamin, Dopamin, Dobutamin) secara bersamaan. Peningkatkan risiko terjadinya malignant arrhythmia jika salbutamol digunakan bersamaan dengan inhaled anesthetic (contohnya: enflurane, halothane). Penurunan efek: Penggunaan bersama dengan Beta-Adrenergic Blocker (contohnya: Propranolol) dapat menurunkan efek Salbutamol. Level/efek Salbutamol dapat turun bersama dengan penggunaan: Aminoglutethimide, Carbamazepine, Nafcillin, Nevirapine, Phenobarbital, Phenytoin, Rifamycins dan obat lain yang dapat menginduksi CYP3A4.4