Anda di halaman 1dari 2

LEDOK CODE: KAMPUNG PINGGIRAN, KAMPUNG TERCINTA Ledok Gondolayu Yogyakarta pada era sebelum tahun 1980-an merupakan

pemukiman ya ng dapat dibilang sangar/daerah hitam. Kawasan ini pada tahun-tahun 80-an dan se belumnya menjadi sarang orang-orang dengan pekerjaan yang dianggap menyimpang (p enjahat dan pelacur). Ledok Gondolayu sendiri adalah sebuah kawasan berupa lemba h/cekungan/ledokan yang terletak di sebelah selatan jembatan Gondolayu dan di ba ntaran timur Sungai Code. Awalnya ledok ini merupakan bagian dari daerah pinggir an utara kota Yogyakarta. Pada perkembangannya ledok ini berubah menjadi kawasan di tengah kota. Pemukiman Ledok Gondolayu ini dapat dilihat dengan jelas dari J embatan Gondolayu yang menghubungkan kawasan Terban, Kotabaru dengan kawasan Jet is-Tugu. Sedang jalan yang membentang di atas Jembatan Gondolayu adalah Jalan Je ndral Sudirman (Jalan Solo). Asal-usul pemukiman di Gondolayu itu sendiri secara kronologis sangat sulit dite rangkan. Akan tetapi pada tahun 60-an tepi-tepi Sungai Code bagian hulu telah mu lai dihuni lalu menjalar ke sisi selatan Jembatan Gondolayu. Pemukiman di bantar an kali ini terbuat dari seng bekas, karton, plastik, dan sebegainya. Akan tetap i sejak saat itu pula pemukiman ini sering terkena penggusuran. Pada tahun 1975 gubuk-gubuk para pendatang ini dihancurkan dan dibakar, pepohonan yang ada di te mpat itu juga ditebang habis. Kegiatan pembinaan masyarakat dan lingkungan Gondolayu oleh Rama Mangun dan kawa n-kawan dimulai pada tahun 1983. Pembinaan tersebut cukup berhasil mengubah stat us kampung liar Gondolayu menjadi kampung binaan (merupakan bagian dari Kotamady a Yogyakarta, masuk dalam wilayah Kalurahan Terban). Sejak tahun 1983-1986 kompl eks pemukiman di lereng Sungai Code ini berubah menjadi pemukiman yang tertata c ukup baik dibanding sebelumnya. Itu semua terjadi karena campur tangan beberapa orang dan kelompok yang di antaranya dimotori oleh Rama Yusuf Bilyarta Mangunwij aya (alm.), Lurah Terban Willie Prasetyo, dan lain-lain. Keterlibatan mereka itu mengurungkan niat pemerintah untuk melakukan penggusuran di kawasan tersebut. P ro kontra penggusuran wilayah ini sempat mengemuka di media masa lokal, nasinal, maupun internasional pada bulan April tahun 1986. Apa yang dilakukan Rama Mangun dengan berbagai orang dan kelompok itu akhirnya m endapat dukungan dari banyak pihak dengan latar belakang yang berbeda-beda. Seka lipun demikian, semuanya bekerja dengan ketulusan dan niat kuat tanpa harus menu angkannya ke dalam kertas kerja yang rumit dan berbelit-belit. Semuanya disesuai kan dengan sikon di lapangan. Berawal dari sana banyak persoalan yang dipecahkan secara spontan, sesuai sikon. Semua yang berkecimpung di sana berjuang dengan k eberpihakan pada kaum miskin. Masing-masing orangdan organisasi menanggalkan kep entingan-kepentingannya masing-masing (agama, ekonomi, politik, dan lain-lain). Uluran banyak pihak yang dimotori oleh Rama Mangun ini hasilnya sungguh diakui o leh warga setempat, seperti yang pernah dikatakan Ridwan (24 tahun), yang menjad i salah satu putra dari Ketua RT di Kampung Code. Hal senada juga diungkapkan ol eh Bapak Suparno yang telah bermukim di Kampung Code sejak tahun 1954. Kampung Code sekrang dihuni oleh 55 KK lan dan menjadi satu RT di bawah RW 01, K elurahan Kotabaru. Pembangunan yang dilakukan berbagai pihak yang dimotori oleh Rama Mangun ini meliputi tidak saja pada prasarana fisik (rumah, gang-gang, dan sebagainya), tetapi juga pembangunan pada manusianya. Pelayan-pelayan pendidikan datang secara periodik di kampung ini. Pendidikan ini ditujukan untuk semua lap isan masyarakat. Baik itu untuk anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dengan demikia n, Kampung Code ini pada perkembangannya mempunyai warna lain dengan pemukiman p adat lainnya. Gang-gang, arsitektur rumah, gedung serba guna, MCK, pos kamling, kebun, talud, dan sebagainya yang meliputi lingkungan fisik sebuah perkampungan sekalipun sederhana tampak tertata dengan baik. Kondisi sosial masyarakatnya pun semakin tertata dan tidak lagi mengesankan sebagai sebuah komunitas daerah hita m lagi.

Berikut ini TeMBI menyajikan gambaran sekilas suasana Kampung Code Yogyakarta ya ng fenomenal ini melalui teropong kamera. Silakan menikmati. Foto dan Teks : Sartono Kusumaningrat Sumber Utama : Darwis Khudori, 2002, Menuju Kampung Pemerdekaan: Membangun Masya rakat Sipil dari Akar-akarnya Belajar dari Romo Mangun di Pinggir Kali Code, Yog yakarta: Yayasan Pondok Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai