Manusia vs Binatang
Kehidupan kolektif binatang juga berkomunikasi, memiliki bahasa, aktifitas bekerjasama, bahkan mengenal pembagian kerja, dll. Namun semuanya bersifat naluri, yaitu merupakan suatu kemampuan yang telah tertentukan yang terkandung di dalam gen setiap jenis binatang bersangkutan, Sedangkan manusia bukan bersifat naluri tetapi karena kemampuan akal, melalui belajar (learned action). Kelakuan binatang kolektif (animal behavior) berakar pada naluri, sedangkan manusia menjadi tingkah laku yang dijadikan milik diri dengan belajar (learned action).
(MAN) HOW
TO LEARN
1. Learning by TEACHING 2. Learning by READING 3. Learning by EXPERIENCING 4. Learning by WRITING 5. Learning by DESIGN It challenges students to think creatively and to solve problems through the process of design and through a variety of design education activities.
KOSMOS
cosmos (1)
cosmos [ kz mss, kzmss ] (plural cosmoses) noun Definition:
1. whole universe: the universe considered as an ordered and integrated whole 2. ordered system: an ordered system or harmonious whole [13th century. < Greek kosmos "order, universe"]
KOSMOLOGI
cosmology
cosmology [ koz mlljee ] noun Definition:
1. study of universe: the philosophical study of the nature of the universe 2. scientific study of universe: the scientific study of the origin and structure of the universe [Mid-17th century. < modern Latin cosmologia< Greek kosmos "universe"] cosmologic [ kzm ljjik ] adjective cosmological adjective cosmologically adverb cosmologist noun
http://encarta.msn.com/dictionary_1861600593/cosmology.html
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB
10
DEFINISI
Kosmologi mencakupi orientasi, sikap dan kepercayaan suatu masyarakat budaya tertentu terhadap dunia dan susunan alam semesta. Kosmologi sangat erat berkaitan dengan mitos asal usul bumi dan manusia, gerak matahari, pergantian musim, binatang, unsur materi, warna, emosi dan nilai-nilai religi.
MITOS
Masyarakat tradisional mengembangkan sistem simbol-simbol yang dianggap mencakupi seluruh pengalaman masa lampaunya, yang antara lain diungkapkan dalam bentuk mitos, cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi.
11
1.
12
Orientasi yang pertama umumnya dianut masyarakat petani/praindustri yang hidup dalam lingkungan beriklim ekstrim, atau dengan kondisi geologis dan geografis yang rawan. Alam dipandang sebagai kekuatan tak terkontrol dan tak bisa diramalkan. Manusia harus berusaha mengadaptasikan diri terhadap kondisi baik dan buruknya alam. Masyarakat cenderung bersikap pasrah terhadap alam dan menganut sistem nilai yang fatalistik. Gempa bumi, banjir, angin topan, longsor, kekeringan dan bencana lainnya dipandang sebagai kehendak Yang Maha Kuasa atau hukuman/teguran dari Yang Maha Kuasa. Hutan/gurun dipandang sebagai daerah berbahaya, personifikasi dari setan, roh jahat dan kekuatan supranatural lainnya. Karena itu hutan/gurun harus ditakuti, dihormati, bakan terkadang dihindari. Contoh: Sikap masyarakat Eropa di Abad Tengah terhadap hutan, dan sikap orang Kristen Judea Awal terhadap gurun.
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB
Dalam suatu masyarakat, ketiga orientasi tersebut selalu hadir, namun salah satu orientasi tampil lebih dominan dibanding lainnya.
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB
13
14
Budaya Mitik/Mitos
Gagasan Mysterium Fascinan (Mircea Eliade) Caos Cosmos (order) Melalui Myth (mitos) Turun-temurun (menjadi tradisi) - Mengikat dan menjadi aturan yang dipegang teguh.
15
16
Budaya Ontologis
Tidak lagi dalam kekuasaan mitos melainkan bebas meneliti sendiri Manusia menagambil jarak terhadap sesuatu yang dahulu dirasakan sebagai kurungan/pengekangan. Mulai menyusun ajaran atau teori mengenai dasar hakikat ada (ontologi) dari segala sesuatu, mengenai segala sesuatu menurut prinsip eksperimental, pembuktian, pengukuran dlsb yang disebut sains (science).
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB
Masyarakat Pygmies yang hidup di hutan Ituri, Zaire, misalnya berpandangan: Hutan adalah ayah dan ibu yang memberikan segala kebutuhan (makanan, pakaian, tempat berlindung) dan menjaga keselamatan anaknya. Bila terjadi bencana, mereka percaya bahwa hutan sedang tertidur sehingga lengah merawat anak-anak mereka. Untuk membangunkan hutan (orang tua mereka) dari tidur, perlu dinyanyikan lagu. Masyarakat Indian Amerika misalnya memandang bumi sebagai ibu, langit sebagai bapak, dan binatang sebagai saudara pria dan wanita. Alam, manusia dan binatang pada hakikatnya hidup bersama seperti keluarga. Bumi dan matahari mengatur kehidupan dengan menciptakan siklus alam yang tanpa akhir. Alam harus dijaga dan dirawat. Manusia hanya boleh mengambil secukupnya dari alam untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, dengan meminta ijin terlebih dahulu kepada alam. Pada abad ke-19 terjadi konflik besar antara masy. Indian Amerika dengan para pemburu kerbau liar. Bagi masy. Indian Amerika, pembunuhan binatang secara besar-besaran hanya untuk diambil kulitnya saja merupakan tindakan transgresi, penyia-nyiaan sumber alam. AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
17
18
Berdasarkan kronologi historis dan berdasarkan konfigurasi hubungan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan, sikap tersebut secara rinci dapat diurai menjadi 6 (enam) model:
1. 2. 3. 4. 5. 6. The Edenic Ideal Urban Revolution and The Cosmic Ideal The Two Juxaposed Ideals The Ideal of The Middle Landscape Late 19th Century Values Middle and Late 20th Century Values
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB
19
20
Sikap masyarakat di berbagai kelompok budaya terhadap gunung bersifat ambivalen, berbaur antara perasaan takut, terancam, dengan perasaan hormat dan cinta. Semenjak abad ke-19, sikap terhadap gunung pada umumnya menjadi lebih positif. Gunung dipandang sebagai tempat ideal untuk relax, mengembalikan kesehatan tubuh, dan melepaskan diri dari himpitan hidup sehari-hari AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
21
22
23
24
KOSMOLOGI DI BALI
SHUAH LOKA UTAMA atmosphere Mountain (for gods) PURA (temple) PARAHYANGAN/ PAMERAJAN/ SANGGAH (household shrine) JERO (inside, the most sacred) BHUWAH LOKA MADYA lithosphere Land (for man) BANJAR (human settlement) PAWONGAN/ NATAH (working and sleeping quarters) TENGAH (middle) BHUR LOKA NISTA hydrosphere Sea (for evil spirits) KUBURAN (cemetery) PALEMAHAN/ LEBUH (entrance the most public area) JABA (outside, the least sacred)
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB
Dimensi horisontal tercermin pada konsep tentang pusat dan periferi, yang banyak dipengaruhi oleh pandangan egosentris dan etnosentris.
1
Pusat diasosiasikan dengan sumbu penghubung dunia atas, dunia tengah dan dunia bawah, dan selalu memiliki konotasi positif. Semakin jauh dari pusat, konotasi semakin kurang baik. Pusat biasanya dikaitkan dengan kesakralan, religiusitas, dan nilai mitik. Istana Kaisar di Cina misalnya berlokasi di pusat, dikelilingi lingkaran-lingkaran konsentrik yang semakin kurang penting.
2 3 4
5
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB
Temple
25
26
pegunungan
DARATAN
LAUT
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB
27
28
NAWA SANGHA
Nawa Sangha / Sangha Mandala merupakan suatu konsep yang didasari orientasi kosmis, secara jelas menggambarkan 8 arah mata angin dengan satu pusat pandangan (focal point) di tengahnya.
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB
29
30
31
32
Cross-road Pattern
Skala dan Proporsi bagi masyarakat Bali selalu dihubungkan dengan anatomi tubuhnya. Pengukuran besaran didasarkan pada bagian tubuh pemilik atau perancangnya, sehingga hampir tidak ada kesamaan ukuran antar bangunan tradisional di Bali.
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB
33
34
35
36
37
38
MYTHICAL-CONCEPTUAL SPACES
D. Spatial organization of lowland Classic Maya, from regional capital to outlying hamlet: hexagonal model of A.D. 1930
The world views of the American Indians (A,C) and of the Chinese (B) are alike in that their spatial structure is oriented to the cardinal directions. Spatial organization of the Classic Maya culture reflects its idealized world view (D). Source for C and D: Joyce Marcus, Territorial organization of the
Lowland Classic Maya, Science, vol. 180, 1973, figures 2 and 8. Reprinted with permission from Joyce Marcus and the American Association for the Advancement of Science. Copyright 1973 by the American Association for the Advancement of Science.
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB
39
40
PTOLEMYS COSMOS
In distinction to the world views of the American Indians and the Chinese, Ptolemys cosmos subordinated the concept of cardinal points to the heavenly bodiesthe zodiacal signs, the sun and the moon, and the planets.
Karl A. Nowotny, Beitrage zur Geschichte des Weltbildes (Vienna: Ferdinand Berger & Sons, 1970), p. 26. Reprinted with permission from Ferdinand Berger & Sons.
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB
41
42
LONGHOUSE ORIENTATION
43
44
Order in building expresses ideas symbolically, and the house depicts them vividly for every individual from birth to death. Furthermore, order concerns not just discrete ideas or symbols, but a system; and the system expresses both principles of classification and a value for classification per se, the definition of unity and difference (C. Cunningham). Clark E. Cunningham, Order in the Atoni House,
in Rodney Needham, ed., Right and Left: Essys in Dual Symbolic Classification (Chicago: The University of Chicago Press, 1973), p. 219, figure 7. Reprinted with permission from the University of Chicago Press. Copyright 1973 by the University of Chicago)
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia Program Studi Arsitektur - ITB