Kasus : Auditor adalah rekan bisnis strategis Auditor itu bernilai karena pengetahuan teknis mereka dan independensi dalam memberikan keandalan, seperti juga kompetensi dan pengalaman mereka dalam membantu perusahaan memperbaiki operasional. Auditor membuat dan membantu mengimplementasikan rekomendasi yang memperbaiki keuntungan dengan memperkuat pendapatan atau mengurangi biaya termasuk pengurangan kesalahan dan penipuan, dan dengan memperbaiki kontrol operasional
Audit atas laporan keuangan historis Jasa atestasi dimana auditor menerbitkan laporan tertulis tentang opini apakah laporan keuangan telah disusun berdasarkan PABU Tinjauan atas laporan keuangan historis Jasa tinjauan (review) laporan keuangan dengan keandalan yang menengah dan bukti tidak terlalu banyak Jasa atestasi lainnya Jasa bagi pengguna informasi keuangan perusahaan untuk mencari keandalan laporan keuangan historis
JASA ASSURANCE LAINNYA Keandalannya adalah dapat dipercaya dan kesesuaian informasi tersebut, yang mungkin telah atau belum diasersi oleh pihak lainnya Jasa assurance pada teknologi informasi Jasa web trust akuntan publik Jasa menilai keterpercayaan sistem informasi (Sys trust) Jasa non assurance yang disediakan akuntan publik Hubungan jasa assurance dan non assurance
ATTEST vs ASSURANCE
ASSURANCE Jasa penjaminan jasa profesional independen untuk memperbaiki kualitas informasi baik finansial dan non-finansial, yang digunakan oleh pengambil keputusan
IT audit sering disebut dengan: IT risk management I.S. risk management Operational systems risk management Technology & security risk services Typically a division of assurance services
KARAKTERISTIK AUDITING
Definisi auditing Pengumpulan serta pengevaluasian bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dilaksanakan oleh orang yang kompeten dan independen Informasi dan kriteria yang telah ditetapkan Pengumpulan serta pengevaluasian bukti Seseorang yang kompeten dan independen Pelaporan Tahap terakhir dari proses audit Komunikasi atas temuan auditor kepada para pengguna informasi
Konrath (2002) mendefinisikan auditing sebagai: suatu objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadiankejadian ekonomi untuk menyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Menurut Arens and Beasley (2003): Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person
10
Menurut Agoes (2004): Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut
11
AUDITING
Auditing proses sistematik dengan tujuan untuk mendapatkan dan mengevaluasi fakta yang berkaitan dengan asersi mengenai kejadian dan tindakan ekonomi untuk memastikan kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan
Beberapa hal penting dari definisi di atas : 1. Yang diperiksa adalah laporan keuangan yang disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya. Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Catatan pembukuan terdiri dari buku harian, buku besar, dan buku pembantu. Bukti pendukung antara lain bukti penerimaan kas dan pengeluaran kas, faktur penjualan, jurnal voucher dan lain-lain. Dokumen lain yang perlu diperiksa antara lain notulen rapat direksi dan pemegang saham, akte pendirian, kontrak, perjanjian kredit dan lain-lain.
2. Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis. Dalam melakukan pemeriksaan, akuntan publik berpedoman pada SPAP (di Amerika GAAS).
Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara kritis, pemeriksaan harus dipimpin oleh seorang yang bergelar akuntan dan mempunyai ijin praktek sebagai akuntan publik dari Menteri Keuangan. Pelaksana pemeriksaan harus berpendidikan, berpengalaman dan berkeahlian di bidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan pemeriksaan akuntansi. Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan publik harus merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan dimulai dengan membuat AUDIT PLAN yang memuat kapan pemeriksaan dimulai, berapa lama, kapan laporan harus selesai, berapa orang staf yang ditugaskan, masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi di bidang auditing, akuntansi dan perpajakan.
3. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu akuntan publik. Independen berarti tidak mempunyai kepentingan tertentu di perusahaan tersebut (Misal sebagai pemegang saham, direksi) atau mempunyai hubungan khusus (Misal keluarga dari pemegang saham, direksi). Akuntan publik harus independen karena sebagai orang kepercayaan masyarakat, harus bekerja secara objektif, tidak memihak dan melaporkan apa adanya.
4. Tujuan pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Laporan keuangan yang wajar adalah yang disusun berdasarkan PABU (di Indonesia: SAK, di Amerika: GAAP), diterapkan secara konsisten, dan tidak mengandung kesalahan yang material. Akuntan publik tidak menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut benar, karena pemeriksaannya dilakukan secara sampling, sehingga mungkin saja terdapat kesalahan dalam laporan keuangan tetapi jumlahnya tidak material sehingga tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Figure3. Financial Auditing Financial Statement Audit Program (Tahapan Proses Audit) Audit Report
Bukti Pembukuan
Special Journal
General Ledger
Trial Balance
Work Sheet
Laporan Keuangan
Subsidiary Ledger
JENIS AUDIT
Audit Operasional Tinjauan atas bagian tertentu dari prosedur serta metode operasional organisasi tertentu Tujuan : Mengevaluasi efesiensi serta efektivitas prosedur serta metode yang digunakan Hasil akhir : rekomendasi Audit Kepatuhan Tujuan : Menentukan apakah klien (auditee) telah mengikuti prosedur, tata cara, serta peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi Audit atas Laporan Keuangan Untuk menentukan apakah seluruh laporan keuangan (informasi yang diuji) telah sesuai dengan kriteria tertentu (PSAK)
INTERNAL AUDITS
Internal auditing: fungsi penilai independen yang dibentuk dalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas dalam organisasi IIA (Institute of Internal Auditors), yang dilakukan: Pemeriksaan keuangan Evaluasi efisiensi operasi Review kepatuhan (Compliance) Mendeteksi kecurangan Pemeriksaan IT Sertifikasi: CIA (Certified Internal Auditor) Standar, pedoman dan sertifikasi dikelola oleh: IIA
EXTERNAL AUDITS
External auditing: tujuan utamanya pada materialitas dan kewajaran laporan keuangan, disebut juga financial audit. Sertifikasi: CPA(Certified Public Accountant) Indonesia akuntan (Ak) Bersertifikasi Akuntan Publik (BAP) Standar, pedoman dan sertifikasi dikelola oleh: AICPA( American Institute of ssociation of Certified Public Accountant) di Indonesia IAI
FINANCIAL AUDITS
Atestasi (pembuktian kebenaran) secara independen yang dilakukan oleh seorang pakar (auditor BAP) yang memberikan pendapat mengenai apa yang disajikan dalam laporan keuangan. Proses sistematik meliputi: Familiarization with the organizations business Evaluating and testing internal controls Assessing the reliability of financial data Produknya adalah laporan formal tertulis yang menunjukkan pendapat mengenai realibilitas dari asersi dalam laporan keuangan sesuai dengan GAAP
JENIS AUDITOR
Auditor di Kantor Akuntan Publik (KAP) Bertanggungjawab pada audit atas laporan keuangan historis yang dipublikasikan di bursa saham Auditor Eksternal/Auditor Independen Auditor di kantor pemerintah (BPK) Auditor Pajak Mengaudit PPh WP apakah telah sesuai dengan UU Merupakan jenis Audit Kepatuhan Auditor Intern Bekerja pada masing-masing perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen Harus independen terhadap lini fungsi dalam suatu organisasi Tidak independen terhadap organisasi sepanjang masih terdapat hubungan antara perusahaan dan karyawan Sertifikasi Auditor Intern
INTERNAL AUDITOR
Bertanggung jawab kepada direktur Menjalankan fungsi internal control Membantu organisasi dalam pengukuran dan evaluasi: Efektivitas internal controls Pencapaian tujuan organisasi Ekonomis & efisiensi aktivitas Compliance with laws and regulations Operational audits
CAKUPAN PEKERJAAN INTERNAL AUDITOR Safeguarding assets (menjaga aset) Compliance with policies and plans (kepatuhan dengan kebijakan dan rencana) Accomplishment of established objectives (pencapaian tujuan yang telah ditetapkan) Reliability & integrity of information (reliabilitas dan integritas informasi) Economics & efficient use of resources (penggunaan sumber daya secara efisien dan ekonomis)
EXTERNAL AUDITORS
Bertanggung jawab kepada pemegang saham dan publik Melalui dewan komisaris Menilai financial statement assertions Existence or occurrence Completeness Valuation and allocation Presentation and disclosure Rights and obligations Harus melakukan uji kepatuhan dengan hukum dan regulasi Harus melakukan uji terjadinya fraud dan ketidakpantasan (improprieties) Mengandalkan struktur internal control untuk perencanaan audit
EXTERNAL vs INTERNAL
External auditors memberikan jaminan mengenai: Kewajaran Laporan Keuangan Kecurangan (fraud) & ketidakberesan (irregularities) Kemampuan untuk survive Internal auditors menilai dan mengevaluasi kecukupan dan efektivitas pengendalian Pengendalian - sistem yang mencegah (prevents), mendeteksi (detects), atau membetulkan (corrects) kejadian-kejadian yang tidak sah (unlawful), tidak diinginkan (undesirable) atau tidak benar (improper)
PROSES AUDIT
Laporan Keuangan
Laporan Audit
Test Transactions and Balances 1.Examine transactions and balances 2. Evaluate fairness of Financial statement Components
1. Planning 2. Obtaining evidence Tests of Controls Substantive Testing CAATTs Analytical procedures 3. Ascertaining reliability MATERIALITY 4. Communicating results Audit opinion
Plan
Audit Planning
Assess inhern risk Assess control risk Develop audit program
Interm Audit Phase Conduct Final audit phase Pertform Substantive Audit test
Report
Audit Repart
Unqualified Opinion
Qualified Opinion
Adverse Opinion
Disclaimer Opinion
Empat Fase untuk Proses Audit Keseluruhan Fase I : Merencanakan dan Merancang suatu Pendekatan Audit Auditor menyusun: Rencana Audit yang dirumuskan dengan baik dan Program Audit yang spesifik untuk audit keseluruhan Untuk mengembangkan keseluruhan rencana audit dan program audit Auditor menilai: materialitas, risiko audit yang bisa diterima, risiko inheren dan risiko pengendalian Untuk menilai Risiko Inheren dan Risiko Audit yang Diterima, digunakan : 1. Informasi yang diperoleh selama penerimaan klien dan perencanaan awal 2. Memahami industri dan bisnis klien 3. Menilai risiko bisnis klien 4. Melakukan prosedur analitis awal
* Keluasan pengujian pengendalian ditentukan oleh pengandalan pada pengendalian yang direncanakan
Fase II : Melakukan Uji Pengendalian dan Uji Substantif atas Transaksi Tujuan fase II adalah untuk: 1. Memperoleh bukti dalam mendukung pengendalian yang spesifik yang berperan bagi risiko pengendalian Uji Pengendalian 2. Memperoleh bukti dalam mendukung dan ketepatan transaksi moneter Uji Substantif atas Transaksi Faktor penentu tingkat Uji Rincian Saldo hasil Uji Pengendalian dan Uji Substantif atas Transaksi Pengujian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum tanggal neraca saldo
TAHAP III Pelaksanaan prosedur analisis dan pengujian terinci atas saldo Hasil :
Tinggi atau Tidak diketahui
Rendah
Sedang
Fase III : Melakukan Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo Memperoleh bukti tambahan yang cukup untuk menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki dalam laporan keuangan dinyatakan wajar Sifat dan tingkat pekerjaan sangat tergantung pada penemuan dari dua fase sebelumnya Dua kategori pengujian pada fase III: 1. Prosedur Analitis menilai keseluruhan kewajaran transaksi dan saldo 2. Uji Rincian Saldo prosedur spesifik yang dimaksudkan untuk menguji salah saji moneter dalam saldo laporan keuangan
Fase IV : Menyelesaikan/Melengkapi Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit Fase ini mempunyai beberapa bagian : 1. Tinjauan ulang (review) Kewajiban Bersyarat
Kewajiban Bersyarat kewajiban potensial yang harus diungkapkan pada catatan kaki klien
PROSES AUDIT 1. Dapatkan pemahaman bisnis dan Industri 2. Identifikasi asersi laporan keuangan yang relevan 3. Putuskan jumlah yang meterial bagi pemakai laporan keuangan 4. Putuskan komponen risiko audit
5. Dapatkan bukti melalui prosedur audit (prosedur pemahaman pengendalian internal, pelaksanaan pengujian kontrol, dan pelaksanaan pengujian substantif) 6. Tentukan bagaimana bukti akan digunakan utk mendukung opini audit, komunikasi klien yg lain, dan jasa yg bernilai tambah 7. Komunikasikan temuan
PENGETAHUAN TENTANG BISNIS & INDUSTRI Kembangkan ekspektasi laporan keuangan Impak industri terhadap sistem informasi Evaluasi kelayakan estimasi akuntansi PABU utk industri khusus Dasar bagi Jasa Nilai Tambah lain, mis: Evaluasi risiko bisnis Monitoring pengukuran kinerja Kecukupan sistem informasi manajemen