Anda di halaman 1dari 3

Warta Tumbuhan Obat Indonesia

1999

KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, selama penyimpanan bahan umbi segar lempuyang wangi terjadi penurunan kadar minyak atsiri 0,22% dan kadar pati 0,87%. Selain itu perubahan fisikrimpang dari segar menjadi mengkerut, bertunas dan wamanya menjadi lebih gelap. Disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan beberapa cara dan lama penyimpanan, sehingga diketahui sampai berapa jauh percepatan penurunan mutu bahan dan diharapkan diperoleh kondisi yang tepat untuk penyimpanan rimpang segar. DAFTAR PUSTAKA
( 1 ) DeparternenKesehatan RI. MateriaMedika Indonesia,jilid II. Jakarta, 1978.

(2) HasanahM, M Januwati.PengaruhfaMor iklirn terhadap produksi dan rnutu Jahe Badak. Prosiding Seminar Sehari Peningkatan Pemanfaatan Agrorneteorologi dalarn Pembangunan Hutan Tanarnan lndustri dan PengernbanganPerkebunan.Kerjasarna Perhimpi,Balitbanghut dan Balitbangtan, 1989. (3) Titi Nikodernus. Farrnakognosi 1.Jurusan Farrnasi Universitas Padjadjaran, Bandung, 1981. (4) Brmker DB. MI Bakker Arkema, CW Hall. Drylng cereal grains, The AVI Publishing Co., Inc., Wesport, Connecticut, 1974 (5) Syarief R. Helrni. Dasar-dasar teknik pengolahan hasil pertanian. Makalah pada Latihan Metodologi dan Manajemen Penelitian Pasca Panen Pertanian. Badan Litbang Deptan, Cihea, 17 Pebruari - 4 Mei, 1992 (6) KetarenS. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, Balai Pustaka,Jakarta, 1985. (7) Bidwell RGS. Plant Physiology,Sec. Ed. Coller MacMillan Intern, Ed., 1979.

SATU SENYAWA FLAVONOID DARI FRAKSI ETILASETAT EKSTRAK METANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (ZINGZBER ZERUMBET SM.)

ABSTRAK Satu senyawa flavonoid telah clapat diisolasi dari fraksi etil asetat ekstrak metanol rimpang lempuyang gajah (Zingiber zerumbet SM.). Serbuk rimpang kering, berturutturut diekstraksi dengan pelarut kloroform dan metanol menggunakan alat Soxhlet. Ekstrak metanol, setelah dipekatkan, ditambah air dan diekstraksi dengan etil asetat. Fraksi etil asetat dikromat~grafi lapis tipis praparatif, dengan fase diam selulosa dan fase gerak asam asetat 25%

menghasilkan dua senyawa flavonoid, senyawa 1 dan 2. Senyawa 1 setelah dimurnikan dan diidentifikasi secara spektrofotometri UV-Vis dengan teknik pergeseran panjang gelombang maksimum menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah suatu flavonol dengan C-3tersubstitusi, Penelitian dengan gugus OH bebas pada C-4,C-5 dan C-7. masih dilanjutkan.

PENDAHULUAN IMPANG lempuyang, dalam pengobatan tradisional di Indonesia sudah sangat populer, antara lain sebagai simplisia --.penyusun jamu "Cabe-lempuyang". Dalam kenyataan sehari-hari dikenal tigajenis lempuyang, yaitu: lempuyang wangillempuyang emprit (Zingiber aromaticum Val.), lempuyang pahit (Zingiber littorale Val.) dan lempuyang gajah (Zingiber zerumbet Sm.). Penggunaan dalam jamu dari ketiga jenis lempuyang ini saling dicampuradukkan karena mempunyai ciri morfologik yang hampir sama(agak sulit dibedakan) dan dianggap mempunyai kandungan yang hampir mirip. Padahal sangat mungkin bahwa kandungan ketiganya tidak mirip benar. Apabila dugaan tersebut benar, tentunya dapat memberikan efek farmakologik yang tidak seratus persen sama (mutu jamu tidak sama). Atas dasar ha1 tersebut perlu dicari "ciri pembeda" dari kandungan kimia rimpang ketiga lempuyang tersebut yang dapat membedakannya, sehingga berdasarkan ciri pembeda tersebut dapat dipilah-pilahkan lempuyang satu dengan yang lain. Untuk mencari ciri pembeda, tentunya perlu diteliti kandungan kimia dari masing-masing lempuyang. Rimpang lempuyang gajah (Zingiber zerumbet Sm.), suku: Zingiberaceae, dalam pengobatan tradisional digunakan sebagai obat: gatal, perut nyeri, borok, disenti, sakit empedu, kejang pada anak, wasir, obat cacing dan penambah nafsu makan (1,2,3). Kandungan kimiadari rimpangtumbuhan ini adalah: minyak atsiri dengan kandungan utama humulen dan humulen epoksida (4), zerumbon, a-pinen, a-karyofilen, kamfer dan sineol (5); alkaloid, saponin, flavonoid dan polifenol(3). Padamakalah ini akan

dilaporkan kandungan flavonoid dari rimpang lempuyang gajah.

BAHAN DAN CARA Bahan Rimpang lempuyang gajah diperoleh dari pedagang tumbuhan obat di pasar Blimbing - Malang, pada bulan Oktober 1995. Rimpang ditanam dan tumbuhan yang tumbuh mempunyai ciri yang sama dengan foto tanaman Zingiber zerumbet Sm. (3). Serbuk rimpang juga memenuhi persyaratan seperti tertera pada Materia Medika Indonesia (5). Rimpang dicuci bersih ditiriskan, disortasi, dipotong tipis-tipis dan dijemur di bawah sinar rnatahari hingga kering, selanjutnya ditumbuk dan diayak dengan ayakan serbuk Bahan kimia: berkualitas pro analisa, Riedel-deHaen (pelarut), E. Merck (adsorben). Alat Alat-alat gelas laboratorium, seperangkat alat KLT (kromatografi lapis tipis), CAMAG-Densitometer, spektrofotometer Hitachi U-2000. Cara 1. Metode ekstrabi danfi-abinasi: Serbuk rimpang lempuyang gajah (1 150 g) diekstraksi berturut-turut dengan pelarut kloroform dan metanol dengan cam Soxhletasi. Ekstrak kloroform dipekatkan dan dikeringkan (87,3 g). Ekstrak metanol dipekatkan, ditambah air tiga kali volume dan diekstraksi dengan etilasetat menggunakan corong pisah, dipekatkan dan dikeringkan menghasilkan fraksi etilasetat (5,18 g).

* Fakultas Farmasi Universitas, Surabaya

Volume 5 Nomor 1

Warta Tumbuhan Obat Indonesia

25

2. ldentifikasi golongan flavonoid: dilakukan dengan u.ji sianidin (6). 3. KLTdan KLTpreparatg KLT dilakukan dengan fase diam selulosa dengan fase gerak asam asetat 25% dan campuran butanol-asam asetat-air = 4: 1 :5, lapisan atas; KLT preparatif menggunakan fase d i m selulosa dan fase gerak asam asetat 25%. Penampak bercak uap amonia dan UV 365 nm. 4. Annlisa flavonoid dengan spektrofotorneter UL'-Visible: Analisa dilakukan menggunakan metode pergeseran panjang gelombang maksimum dengan pengamatan spektra senyawa dalam: metanol, metanol dengan penambahan pereaksi natrium hidroksida, natrium asetat, natrium asetat dan asam borat, aluminium klorida serta aluminium klorida dan asam klorida pekat (7.8). 5. Hidrolisis senyawaflavonoid: Hidrolisis dilakukan menurut metode Markham (8).

SKEMA

Ekstrak CHC13

I MeOH
- tambahkan air
7
prep. Senvawa Fraksi EtOAc

dapat disimpulkan bahwa senyawa I adalah glikosida flavonol dengan gula terikat pada C-3 (Flavonol dengan 3-OH tersubstitusi gula). Penambahan NaOH terjadi pergeseran bathokromik vita I sebesar 54 nm dengan intensitas meningkat yang tetap stabil setelah didiamkan 10 menit, menunjukkan adanya gugus OH bebas pada C-4' dan tidak adanya gugus yang peka alkali (OH pada C-3 dan 4' atau ortho dihidroksi). Hal ini menambah bukti tidak adanya C-3 OH bebas. Pada penambahan NaOH juga terbentuk pita baru (321,O nm) yangmenunjukkan adanyagugus OH bebas pada C-7. Kenyataan ini didukung oleh spektra senyawa dengan penambahan NaOAc, dimana pita I1 terjadi pergeseran bathokromik 7 nm. Penambahan NaOAC dan asam borat, pita I hanya bergeser bathokromik 4 nm, berarti tidak ada gugus ortho dihidroksi, dan ini berarti pada posisi C-3' tidak terdapat gugus OH bebas. Penambahan AlC13, spektra senyawa I ter-iadi pergeseran bathokromik baik pita I maupun I1 dan terbentuk empat pita. Setelah penambahan HCI temyata pita tetap stabil. Hal ini menunjukkan terbentuknya kompleks yang stabil, yaitu antara OH pada C-5 danlatau C-3 dengan karbonil. Karena tidak terdapat OH bebas pada C-3, maka berarti kompleks terbentuk antara OH pada C-5 dengan karbonil. Kenyataan ini didukung oleh spektra senyawa pada penambahan AlC13 yang terbentuk empat puncak. Berdasarkan ha1 tersebut dapat disimpulkan bahwa senyawa 1 kemungkinan adalah: suatu senyawa flavonol dengan C-3 tersubstitusi, yang mempunyai gugus OH bebas pada C-4', C-5 dan C-7. Kepastian dari struktur senyawa ini perlu penegasan lebih lanjut menggunakan data spektra IH dan 13C NMR serta spektra massa. Hasil analisis spektra UV-Vis senyawa 2 belum dapat dilaporkan pada kesempatan ini. Penelitian masih dilanjutkan. KESIMPULAN

IKU

Fraksi air

Berdasarkan hasil penelitian hingga saat ini dapat disimpulkan bahwa: dari fraksi etilasetat ekstrak metanol rimpang lempuyang gajah (Zingiber zerumbet Sm.) dapat diisolasi dua senyawa flavonoid yang disebut senyawa 1 dan 2. Senyawa I kemungkinan adalah glikosida flavonol dengan C-3 tersubstitusi gula, dengan gugus OH bebas pada C-4', C-5 dan C-7. SARAN Perlu dilakukan penegasan struktur lebih lanjut menggunakan data spektra 1 H dan 13 C NMR serta spektra massa. DAFTAR PUSTAKA
(1) Perry LM, Metzger J. Medicinal Plants of East and Southeast Asia. The MIT
Press, Cambridge. Massachusettsand London. England, 1980;444. (2) Kasahara S, Hemmi S, Mangun Kawatja S. Medicinal Herb Index in Indonesia, PT. Eisai Indonesia. 1986;349. (3) Sjarnsuhidajat SS, Hutapea JR lnventaris Tanarnan Obat lndonesia (I). Departernen Kesehatan, R.I. Badan Penelitian dan Pengembangan. 1991;600-601. (4) Matthes HWD. Luu 3,Ourisson G. (1980), Phytochernistry 1980;18:26432650, dalarn Planta Med., 1994;60:497. (5) Departemen Kesehatan RI. Materia Medika Indonesia, jilid 11. Jakarta, 1978;127. (6) Fong HHS, Maung TW, Farnsworth NR. Phytochernicalscreening, Department Pharrnacognosy and PharmacologyCollege of Pharmacy University of Illinois, Chicago, 1978;55-59. (7) Mabry TJ, Markham KR. Thomas MB. The Systematic Identificationof Flavonoids. Springer-Verlag. New York-Heidelberg-Berlin, 1970. (8) Markharn KR. Cara rnengidentifikasi Flavonoid (terjemahan: Kosasih Padrnawinata). Penerbit ITB, Bandung. 1988.

HASlL DAN PEMBAHASAN Fraksi etilasetat ekstrak metanol pada KLT memberikan 4 bercak dengan harga Rf (0.74; 0,64; 0,46 dan 0,16 dalam fase gerak AcOH 25%). Setelah dimumikan dengan cara dua kali KLT preparatif diperoleh dua senyawa, senyawa 1 dan 2. Senyawa I : Rf(0.64 dalam AcOH, 25% dan 0.87 dalam BuOH-AcOH-H20=4:I :5, lap. atas), uap amonia kuning, meredam fluorescensi; uji sianidin (+) merah. h maks (nm): MeOH (264.0; 352,5), NaOH (281,O; 321,O dan 396,5) tetap stabil setelah 10 menit, AlC13 (268.5; 300.0; 342,O dan 393.0), AIC13/HCI (273.0; 300.0; 341,5 dan 393,0),NaOAc (271,O; 362,0), NaOAc/ H3B03 (265.0; 346.5). Senyawa 1 setelah dihidrolisis: berfluorescensi kuning. Rf (0,26 dalam AcOH dan 0.83 dalam BuOHO-AcOH-H20 = 4:1:5, lap. atas) h maks (nm): MeOH (278.0; 372.0). karena zat terlalu sedikit dan perlu dimumikan lagi, data spektra yang lain belum dapat dilaporkan. Pita I (Gambar 1,2.3) spektra dalam MeOH menunjukkan bahwa senyawa 1 adalah flavon atau flavonol dengan 3-OH tersubstitusi. sedangkan pita I senyawa hasil hidrolisis menunjukkan bahwa senyawa adalah flavonol bebas. Berdasarkan ha1 tersebut

Warta Tumbuhan Obat Indonesia

Garnbar 1.

Spektra W-Vis. senyawa 1. A. dalarn pelarut rnetanol, A rnaks (264,Odan3423 nrn).B. dalarn rnetanol + NaOH,Amaks (281.0; 321,O dan 3963 nm).

arnbar 2

Spektra W-Ms. senyawa 1. A. dalarn pelarut rnetanol, A rnaks (264,Odan 342.5nrn). B. dalarn metanol + AIC13, Arnaks (268,5; 300,O; 342,O dan 393,O nm). C. dalarn metanol + AIC13 + HCI. A maks (273,O; 300,O; 3413 dan 393,O nm).

Garnbar 3.

Spektra UV-Vis. senywa 1. A. dalarn pelarut metanol, A maks (264,Odan342,5 nrn),B. dalarn rnetanol NaOAc,Arnaks (271,O dan 362,O nrn).C. dalarn rnetanol + NaOAc + H3B03, Arnaks (265,O dan 3465 nrn).

Anda mungkin juga menyukai