PA PA R A N L A P O R A N
-
: SF : CIAMIS, 12 MEI 1996 : BAREGBEG, KEDUNGSARI : ISLAM : PELAJAR ALIYAH (SMA) : ANAK KETUJUH DARI TUJUH BERSAUDARA : MEMBACA, MEMASAK DAN BERENANG : MENJADI PEMUKA AGAMA
Anamnesa didapatkan dengan hetero anamnesis melalui kakak dan saudara pasien. Keluhan Utama : pasien mengamuk, berteriak dan melempar barang Riwayat Gangguan Sekarang : Satu hari sebelum dirawat di RSUD Banjar, OS mengamuk, berteriak tidak jelas sambil melempar barang barang yang ada didekatnya. OS juga berbicara bahwa ia melihat firaun seraya memasuki raganya. Dua hari sebelum dirawat di RS, OS sudah dibawa ke poli Jiwa terlebih dahulu, dengan keluhan selalu menyendiri dikamar, tidak mau beraktivitas, tidak mau makan dan tidak mau bercerita kepada keluarganya alasan Os menangis. Menurut keluarganya OS juga tidak bisa tidur, dan hanya menghabiskan waktunya dengan menangis atau mengaji terus menerus.
Saat itu dokter hanya menginstruksikan OS untuk dirawat jalan saja. Namun dua hari setelah berobat jalan, keadaan pasien tidak kunjung membaik. Hal itulah yang menjadi alasan keluarga membawa pasien ke RS kembali untuk dirawat inap.
Berdasarkan keterangan keluarga pasien, masalah yang membuat pasien menjadi seperti ini ialah dikarenakan pasien gagal meraih peringkat pertama dalam perlombaan pembacaan puisi dimana pasien ditunjuk sebagai wakil dari MA Maruf Lakbok untuk mengikuti lomba pusisi di (STAINMA). Sementara selama ini pasien selalu berhasil meraih peringkat pertama, minimal kedua sebagai peserta lomba puisi dibeberapa kesempatan sebelumnya.
Beberapa hari setelah pasien dirawat dibangsal, keluarga pasien menemukan buku diary milik pasien lalu menyerahkan buku tersebut kepada petugas bangsal. Dalam diary ditemukan informasi bahwa stressor penyebab depresi pada pasien adalah asmara. Dimana pasien menyukai guru disekolahnya yang bernama Bapak Wawan (guru mata pelajaran Bahasa Indonesia). Namun, cinta pasien bertepuk sebelah tangan karena pak Wawan tidak memiliki perasaan yang sama seperti dirinya. dan ternyata perlombaan puisi kemarin dianggap pasien sebagai persembahan terakhir yang ingin ia dedikasikan untuk pria yang dicintainya tersebut. Kejadian kekalahan pasien dalam perlombaan tersebut menjadi suatu klimaks permasalahan pasien yang membuat dirinya sangat down dan terpuruk mengalami depresi berat.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit khusus apapun, seperti asma, hipertensi maupun kejang
Pasien tidak pernah mengonsumsi obat obatan terlarang, alkohol maupun rokok
Sikap pasien terhadap kedua orang tua, kakak, saudara lain cukup baik. Pbegitupun dengan teman sekolahnya, pasien dapat bergaul dengan baik
Pendidikan terakhir pasien ialah SMP Negeri lakbok, namun saat ini pasien tengah duduk dibangku SMA atau Madrasah Aliyah kelas 3 di Maarif Lakbok
Pasien tidak memiliki iki gangguan belajar, prestasi belajar dinilai cukup baik.
Perkembangan fisik pasien selama ini dirasa baik dan normal. Pasien mampu melakukan aktivitas dan kegiatan sehari-hari dengan baik seperti makan, minum, keperluan toilet, dan kebersihan diri.
Pasien dinilai memiliki emosi yang labil, kadang senang kadang juga kesal.
Pasien jarang bergaul dengan tetangga sekitar rumahnya, hal ini mungkin dikarenakan pasien adalah pribadi yang pemalu, dan sejak kecil pasien terbiasa lebih sering menghabiskan hari hari hanya di dalam kamarnya. Namun pasien juga bukanlah pribadi yang suka membuat masalah dikalangan masyarakat. Begitupun dilingkungan sekolah, pasien dikenal sebagai pribadi yang pendiam, kurang akrab dengan teman teman sekelasnya. Malah pasien lebih akrab dengan guru gurunya dibanding dengan teman temannya
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum
Pasien merupakan anak ke-7 dari 7 bersaudara. Dikeluarga, hanya Ayah dan Ibu pasien yang bekerja, Ayah pasien bekerja sebagai petani perkebunan sedangkan ibu pasien bekerja mengumpulkan rongsok di pinggir sungai. Kakak ke-2 (32 tahun) pasien menderita penyakit yang sama dengan yang diderita pasien saat ini, pernah dirawat di RS Magelang selama 20 hari, dan kakak ke-6 pasien (19 tahun) menderita Hydrocephalus sampai sekarang masih hidup dan masih bisa beraktifitas seperti biasa setiap harinya.
Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan ketiga kakaknya. Dua kakak pasien tidak bekerja dikarenakan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan. Sehingga tulang punggung dirumah ialah kedua orang tua pasien. Penghasilan keduan orang tua pasien tidak tetap, namun keluarga pasien mengakui masih mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari hari.
Berdasarkan home visit pada hari sabtu tanggal 20 November 2013, didapatkan : akses menuju daerah rumah pasien cukup jauh, yaitu sekitar 1,5 jam perjalanan. jarak jalan raya yang bisa dilalui mobil dengan rumah pasien sekitar 200m, dengan kondisi jalan yang masih berbentuk tanah yang becek dan masih dikelilingi oleh kebun. Kondisi rumah pasien sudah terlapisi oleh tembok beserta genteng dan ubin, , berukuran 70 m2. Terdiri dari 4 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur dan juga terdapat 1 kamar mandi. Rumah terbilang cukup jika hanya untuk tempat tinggal yang dihuni oleh 5 orang. Sirkulasi udara didalam rumah terasa cukup. Tepat seberang rumah pasien adalah kebun yang cukup luas dengan pepohonan yang besar. Sebelah kanan dan kiri rumah pasien ialah rumah penduduk. Penerangan listrik cukup memadai. Kamar pasien berukuran sekitar 2x2m, dengan tempat tidur dan lemari dan bagian atap yang belum dipelavon (hanya terlihat bambu sebagai fondasi)
Pasien seorang perempuan, berbadan kurus, tinggi sekitar 157 cm dan berat 40 kg, tidak ada kelainan bentuk tubuh. Pasien berkulit sawo matang, rambut berwarna hitam, agak sedikit ikal, rambut di ikat memakai ikat rambut. Pasien memakai kaos dan celana panjang agak sedikit kusut dan kurang rapih. Tampilan pasien sesuai dengan usia sebenarnya.
Pasien nampak gelisah, perhatian kurang, cukup berminat untuk diwawancara, pewawancara dapat menggali keluhan dari pasien. Konsentrasi pasien cukup baik, bisa menjawab pertanyaan dari pemeriksa.
Pada wawancara pertama, pewawancara tidak terlalu kesulitan untuk menggali informasi perihal keluhan pasien, pasien cukup kooperatif dalam menjawab, walaupun kadang pasien mudah teralih dengan pertanyaan-pertanyaan lain yang diajukan. Pasien cukup perhatian dalam mendengarkan pertanyaan yang dilontarkan.
: spontan , cenderung relevan : Agak keras dengan nada yang tinggi : Sedikit Cepat : agresif : tidak ada afasia, disartria, dan ekolalia.
Halusinasi Proses Pikir Auditorik : Ada Produktivitas : Ide Visual : Ada berlebih Taktil : Tidak ada Kontinuitas Gustatorik : Tidak ada Assosiasi longgar : Tidak Ada Ilusi : Ada (melihat layar Inkoherensia : Tidak ada. TV seperti jantung hati pria yang Word salad : Tidak ada. Neologisme : Tidak ada. dikasihinya)
Flight of Idea Sirkumstansial : Ada : Tidak Ada.
Waham Curiga : Ada Waham Kebesaran : Tidak ada Thought of insertion : Ada. Thought of broadcasting : Tidak ada. Thought of withdrawl : Tidak ada. Thought of echo : Ada Delution of control : Tidak ada
Daya ingat jangka panjang (pasien dapat mengingat alamat rumah, nama sekolah SD)
Daya ingat jangka pendek (pasien dapat mengingat menu sarapan pagi tadi) Daya ingat yang baru-baru ini terjadi (pasien dapat mengingat kapan ia datang ke rumah sakit) Daya ingat segera (pasien dapat mengingat nama dokter muda yang wawancara saat itu, dan dapat mengulang dengan baik urutan nama benda kursi, pulpen, televisi)
2.
3.
4.
5.
DAYA NILAI
Daya nilai sosial : Baik Menurut pasien korupsi adalah perbuatan tidak baik. Uji daya nilai : Baik Misalnya jika pasien melihat tayangan TV ia akan berkomentar bahwa wanita yang menggunakan pakaian mini itu adalah perbuatan yang tidak baik. Daya nilai realitas: Baik
AKSIS I : Skizoafektif tipe campuran AKSIS II : Ciri kepribadian histerical AKSIS III : Belum ada diagnosis AKSIS IV : Masalah hubungan sosial AKSIS V :Global Assesment of Functioning (GAF) SCALE 1 tahun 9081 &GAF pem 60-51
Organobiologik : Tidak ada. Psikologi : Halusinasi auditorik, visual, waham curiga, thought of incersion, flight of idea. Sosial : Kekecewaan terhadap dirinya dan gurunya sebagai pria yang dikasihinya. Serta rasa malu terhadap lingkungan di sekolahnya.
Faktor - faktor yang mendukung kearah prognosis baik: Keluarga pasien masih mendukung pasien untuk sembuh. Faktor - faktor yang mendukung kearah prognosis buruk: Pasien masih terus berinteraksi dengan guru yang dikasihinya selama pasien duduk dibangku sekolah
Kesimpulan prognosisnya adalah: Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : dubia ad malam Quo ad sanationam : dubia ad malam
Farmakoterapi Antipsikotik ; CPZ 50 mg ( 25mg 0 50mg ) R/ Clozapine 25 mg Ikalep 500 mg Kalxetin 20 mg Trihexyphenidyl 1 mg m.f.l.a. Pulv. da in caps d.t.d No.IV (1 0 0)
Terapi Suportif
Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah serta memberikan dorongan agar lebih terbuka bila mempunyai masalah dan mulai memikirkan masalah secara proporsional.
Terapi Kognitif
Menjelaskan pada pasien tentang penyakit dan gejalagejalanya, menerangkan tentang gejala penyakit yang timbul akibat cara berfikir, perasaan dan sikap terhadap masalah yang dihadapi.
Terapi Sosial
Melibatkan pasien secara aktif dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok di RS agar ia dapat beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Mulai mencoba membina hubungan baik dengan tetangga dan lingkungan sekitarnya
Terapi Keluarga
Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit pasien, penyebabnya, faktor pencetus, perjalanan penyakit dan rencana terapiserta memotivasi keluarga pasien untuk selalu mendorong pasien mengungkapkan perasaaan dan pemikirannya.
Terapi Pekerjaan
Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau pekerjaan yang bermanfaat.