Anda di halaman 1dari 47

Oleh Ika Tresni Susilawati, S ked

Pendahuluan Tanggal : 24 oktober 2012 Nama : Ny. Rohani Umur ; 28 Tahun BB : 47 Kg Jenis Kelamin :Perempuan Diagnosa : G1P0A0 gravida aterm JTH intrauteria preskep +HIV Tindakan : Sectio sesaria Ahli Bedah : dr. Ade Permana Sp OG Ahli Anestesi : dr. Sulistiowaty Sp An

Identitas
Nama Umur Jenis

Pasien
: : : : : : : Rohani 28 tahun Wanita IRT Kenali Islam 23 Oktober 2012

Kelamin Pekerjaan Alamat Agama MRS

Anamnesis
Keluhan

Utama : Perut terasa mules Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke RSUD Raden Mattaher dengan keluhan perut terasa mules sejak 1 jam yang lalu. Pasien hamil anak pertama dengan usia kehamilan 31-32 minggu dengan suami ODHA.

Riwayat

Hipertensi: disangkal Riwayat DM: disangkal Riwayat penyakit: alergi disangkal Riwayat penyakit: asma disangkal

Riwayat

penyakit keluarga : Suami pasien

ODHA

Keadaan

umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Composmentis GCS : E4M6V515 Tanda vital TD : 110/60 mmHg HR : 96x/menit RR : 22x/menit

Kepala Mata

: normocephali : CA -/-, SI -/-, Pupil Isokhor, RC

+/+ THT : discharge (-), dbn Mulut : Mukosa tidak anemis, lidah kotor (-), dbn Leher : JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba membesar

Thorax

Paru Inspeksi : Simetris kanan kiri, retraksi (-) Palpasi : Vocal Fremitus normal, kanan kiri sama Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru Auskultasi: Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), Wheezing (-/-) Jantung : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi

: Cembung Auskultasi : BU (+) Normal Palpasi : Palpasi TFU 29 cm Leopold I :Teraba bagian besar, bulat, lunak Leopold II: Teraba tahanan memanjang di kiri, teraba bagian kecil di kanan. Leopold III: Teraba bagian bulat, keras, besar Leopold IV: konvergen Ekstremitas :akral teraba hangat

Pemeriksaan

Penunjang EKG : Normal Laboratorium WBC : 10,8 103/mm3 (3,5-10,0 103/mm3) RBC : 4,68 106/mm3 (3,80-5,80 106/mm3) HGB : 13,2 g/dl (11,0-16,5 g/dl) HCT : 41,7 % (35,0-50%) PLT :161 103/mm3(150-390 103/mm3) PCT : .130% (0,100-0,500 %)

MCV MCH MCHC RDW MPV PDW

: : : : : :

89 m3 28.42pg 31,7g/dl 13,8% 8,1m3 16,1%

(80-97 m3) (26,5-33,5 pg) (31,5-35,0 g/dl) (10,0-15,0 %) (6,5-11,0 m3) (10,0-18,0 %)

Diff:
%

LYM % MON % GRA # LYM 103/mm3) # MON 103/mm3) # GRA 103/mm3)

: : : :

17,8 % 4,9% 77,3% 1,9 103/mm3

(17,0-48,0 %) (4,0-10,0 %) (43,0-76,0 %) (1,2-3,2 (0,3-0,8 (1,2-6,8

: 0,5 103/mm3 : 8,4103/mm3

Penyakit

Penyerta Status Fisik

: HIV : ASA II

Metode
Tekhnik

anestesi Lokasi penusukan Analgesia setinggi T4-T5 Obat anestesi lokal (hiperbarik)10 mg Adjuvans Tambahan

: Anestesi regional : Spinal : L3-L4 : Segmen (dermatom)


: Bupivakain 0,5% : catapres 0,6 mcg : Midazolam 1 mg

Inj

Ranitidin 50 mg. Inj Ondancentron 4 mg

Oksitosin

10 IU drip Metergin 0,2 mg Tramadol 100 mg Ketorolac 30 mg Ketoprofen suppositoria

Loading

cairan dengan RL 3 kolf, fima hes 1

kolf

Letak

penderita : supine Intubasi : Tidak dilakukan Penyulit waktu anestesi : Tidak ada Keadaan bayi : Baik BB 3200 gram

Keadaan

umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Composmentis GCS : E4M6V515 Tanda vital TD : 120/80 mmhg HR : 84 x/menit RR : 22 x/menit Penyulit : Tidak ada Pindah : 1415 ke zaal kebidanan

Observasi

KU, tanda vital tiap 15 menit dalam 1 jam pertama Tidur terlentang menggunakan bantal 24 jam Boleh minum gelas per jam Terapi sesuai operator.

Jam

1230HR : 90x/menit, TD;120/70 mmHg Jam 1245HR: 80x/menit, TD:110/65 mmHg Jam 1300HR: 75x/menit, TD:100/80 mmHg Jam 1315HR: 80x/menit, TD:110/50 mmHg Jam 1330HR: 80x/menit, TD:115/60 mmHg Jam 1345HR: 75x/menit, TD:103/41 mmHg Jam 1400HR: 80x/menit, TD:108/66 mmHg

Pembagian Anestesi Regional 1. Blok sentral (blok neuroaksial), yaitu meliputi blok spinal, epidural dan kaudal 2. Blok perifer misalnya blok pleksus brakhialis, aksiler, analgesia regional intravena dan lain-lain.

Anatomi Medula Spinalis

a.spinalis anterior dan a. spinalis posterior. Untuk mencapai cairan serebrospinal maka jarum suntik akan menembus kulit ke subkutisligamentum supraspinosum ligamentum interspinosum ligamentum flavumruang epidural duramater ruang subarachnoid.

Analgesia Spinal
Analgesia spinal pemberian abat anestetik local ke dalam ruang subarachnoid.

Fisiologi Anestesi Spinal


1.
2. 3.

Stimulasi saraf motorik kelumpuhan. Saraf sensorik sentuhan dan nyeri dari sumsum tulang belakang ke otak. saraf otonom Vasodilatasi dan penurunan tekanan darah pun dapat terjadi ketika saraf otonom di blok.6

Penilaian dan Persiapan Pra Anestesia1


Anamnesis
Pemeriksaan

fisik Klasifikasi status fisikdari The American Society of Anesthesiologist (ASA) Premedikasi Induksi anestesi

Persiapan Analgisia Spinal


Informed

Consent (izin dari pasien) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratorium anjuran Hemoglobin, hematokrit, PT (protrombin time) dan PTT (partial tromboplastine time)

Peralatan Analgesia Spinal1


Peralatan

monitor Tekanan darah, nadi, oksimetri, denyut (pulse oksimeter) dan EKG Peralatan anetesia/resusitasi umum Jarum spinal

Tekhik analgesia spinal


Setelah

dimonitor tidurkan pasien dengan bantal/duduk beri bantal dan minta pasien untuk menundukkan kepalanya. Perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua Krista iliaka dengan tulang punggung ialah L4-5L2-3, L3-4 atau L4-5.

Sterilkan

tempat tusukan dengan betadine atau alcohol Beri anestesi local pada tempat tusukan misalnya dengan lidokain 1-2% 2-3 ml

Cara

tusukan median atau para median Unuk jarum spinal besar 22G, 23G, atau 25 G dapat langsung digunakan. Sedangkan untuk yang kecil 27G aytau 29G dianjurkan menggunakan penuntun jarum biasanya 10cc. Tusukan intoducer sedalam kira-kira 2cm agak sedikit kearah sefal kemudian masukkan jarum spinal berikut mandrinnya kelubang jarum tersebut.

Setelah

resistensi menghilang mandarin jarum spinal juga harus dicabut dan dikeluarkan likuor, pasang semprit berisi obat dan obat dapat dikeluarkan pelan-pelan (0,5 ml/detik) diselingi aspirasi sedikit hanya untuk menyakinkan posisi jarum tetap baik. Kalau anda yakin posisi jarum spinal pada posisi yang benar dan likuor tidak keluar putar arah jarum 90% biasanya likuor keluar.

HIV/AIDS
AIDS

(acquired immunodeficiency syndrome) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi kuman HIV (Human immunodeficiency virus)9

Diagnostik
Seseorang

dinyatakan terinveksi HIV apabila dengan pemeriksaan laboratorium terbukti terinfeksi HIV, baik dengan metode pemeriksaan antibodi atau pemeriksaan untuk mendeteksi adanya virus dalam tubuh.

Pada

pasien ini dilakukan teknik anestesi spinal yang sudah sesuai dengan teori, dengan menggunakan jarum spinal yang berukuran 27 G dan dilkukan tusukan pada VL3-VL4 dan pasien dalam posisi duduk.

Serta

sebelum dilakukan tindakan anestesi tempat tusukan telah disterilkan dengan betadin dan alcohol. Selama melakukan anestesi spinal ini tidak ditemui adanya kendala.

Sebagai

premedikasi diberikan ranitidine 50 mg dan ondansetron 4 mg, Tujuannya untuk meminimalkan pneumonitis asam yang disebabkan oleh cairan lambung 25 ml dengan Ph 2,5.

Kemudian

induksi dengan bupivakain 0,5% (hiperbarik) 10 mg dan catapres. Pada pasien ini juga diberikan midazolam 1 mg dengan tujuan memberikan efek hipnotik sedative.

Oxiytocin

10 IU (drip) yang bertujuan untuk mencegah perdarahan dengan merangsan kontraksi uters secara ritmik untuk mempertahankan tonus uterus post partum dan metergin 0,2 mg juga diberikan dengan tujuan membantu dalam proses kala III persalinan.

Untuk

analgetik diberikan Tramadol 100 mg yang merupakan analgetik sentral dengan afinitas rendah pada reseptor dan kelemahan analgesinya 10-20% dibanding morfin. Tramadol dapat diberikan dengan dosis 50100 mg dan dapat diulag 4-6 jam dengan dosis maksimal 400 mg. perhari, berdasarkan teori tersebut pemberian sudah tepat.

Ketorolak

30 mg diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut, sedang, berat setelah pembedahan. Dosis awal 10 mg diikuti denga 10-30 mg tiap 4-6 jam bila diperlukan , serta pemberian ketoprofen suppositoria yang juga berperanan sebagai analgetik dan antiinflamasi non steroid,

Loading

cairan dengan RL 3 kolf , fima hes 1 kolf. Dengan BB 47 kg. Dapat diketahui bahwa Puasa= P x BB x 2cc 6 x 47 x 2 564cc Maintenance = BB x 2cc 47 x 2 94cc

Operasi

= BB x 8 = 48 x 8 = 384cc Perdarahan = 3 X 300 cc = 900 cc Kebutuhan cairan 1 jam pertama= x P + M + O+P x 564 +94 + 384 + 900 1660 cc

Pada

pasien ini diberikan RL 3 kolf dan fima hes 1 kolf (2000cc) seharusnya pasien ini mendapatkan pengganti cairan sebanyak 1660 cc, dengan jumlah cairan yang diberikan sudah dapat menggantikan hilangnya cairan yang terjadi pada pasien.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai