Anda di halaman 1dari 3

Penggunaan CRO (Chatoda Ray Osiloscope) Oleh : Raisuz Zahro , 2014, 13302241051 Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan

Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta I. Tujuan 1. Dapat mengoperasikan CRO. 2. Mengukur tegangan listrik AC dan DC. 3. Mengukur frekuensi sumber getaran. Dasar Teori Cathoda Ray Oscilooscope (CRO) merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk memperlihatkan bentuk gelombang listrik, mengukur tegangan listrik dc maupun ac, mengukur frekuensi gelombang listrik, dan mengukur beda fase gelombang listrik. Berbeda dengan voltmeter ac yang mengukur langsung tegangan efektif, tegangan listrik ac yang dapat diukur langsung dengan CRO adalah tegangan puncak kepuncak dan tegangan maksimum. Secara umum CRO dapat diklasifikasikan menjadi CRO satu masukan (single channel) yang dapat digunakan untuk mengukur satu gelombang listrik saja, CRO dua masukan (dual channel) yang dapat digunakan untuk mengukur dua gelombang listrik sekaligus, dan CRO dua sumber bedil electron (dual beam) yang dapat digunakan untuk mengukur lebih dari dua gelombang listrik sekaligus Tombol-tombol yang penting pada CRO antara lain : 1. Power : Untuk menghidupkan dan mematikan CRO 2. Intensity : Untuk mengatur intensitas berkas cahaya (elektron) pada layar. Sebaiknya dijaga agar tidak pada kedudukan maksimum. 3. Focus : Untuk mengatur ketajaman gambar pada layar. 4. Position : Untuk mengatur kedudukan gambar secara vertikal. 5. Position : Untuk mengatur posisi horisontal gambar (gelombang). 6. Input : Terminal untuk menghubungkan sinyal input (yang akan diukur) dengan CRO. Untuk CRO dual channel ada 2 terminal input yakni CH1(X) INPUT dan CH2 (Y) INPUT. Pada umumnya hubungan terminal ini dengan sinyal yang akan diukur menggunakan peraba (probe). 7. AC-GND-DC : Selektor untuk mengatur sambungan input sinyal listrik yang akan diukur. Pada posisi AC komponen dc dari sinyal input diblokir oleh kapasitor dalam CRO sehingga sinyal yan terukur adalah ac murni. Pada posisi GND termnal nput diputus dan amplifier dibumikan. Akibatnya sinyal input tidak dapat masuk CRO. Pada posisi DC terminal input dihubungkan langsung dengan amplifier sehingga semua komponen sinal input diperkuat dan ditampilkan. Artinya sinyal yang terlihat pada CRO adalah komponen dc dan ac. Terminal untuk hubungan dengan bumi (ground) Mode : Selektor untuk mengatur tampilan sinyal input. Pada posisi CH1 sinyal input pada channel 1 ditampilkan. Pada posisi CH2 sinyal input pada channel 2 ditampilkan. Pada posisi DUAL sinyal input pada CH1 dan CH2 ditampilkan bersama. Pada posisi ADD sinyal input pada CH1 dan CH2 dijumlahkan secara aljabar (interferensi 2 gelombang searah). Pada poisi XY sinyal input pada CH1 dan CH2 dipadukan secara tegaklurus (interferensi 2 gelombang tegaklurus). Volt/div : Selektor untuk mengatur harga tegangan tiap pembagian skala (division) pada panel. Variable : Untuk mengatur harga tegangan/waktu tiap pembagian skala (division) secara halus. Pada saat pengukuran tegangan/periode, tombol harus pada posisi maksimum (kalibrasi). Time/div : Untuk mengatur waktu sapu tiap pembagian skala (division). Kegunaan langsung adalah untuk mengukur periode gelombang yang diselidiki. Synchron : Untuk mengatur supaya pada layar diperoleh gambar yang tidak bergerak. Slope : Untuk mengatur saat trigger dilakukan, yaitu pada waktu sinyal naik (+) atau turun (-).

II.

8. 9.

10.

11.

12.

13.

14.

Audio Frequency Generator (AFG) adalah alat listrik yang digunakan untuk member variasi frequensi dan variasi bentuk gelombang yang akan muncul pada CRO. Performans secara keseluruhan memberikan gambaran secara umum, bahwa AFG akan memberikan tiga bentuk gelombang

yaitu sinus, sweep dan blanking. Sebagai bagian pokok dari AFG ini adalah osilator Jembatan Wien. Frekuensi AFG akan dapat bervariasi dari 20 Hz sampai 200 KHz, yang terbagi dalam 4 range. Jenis jembatan Wien ini banyak dipakai pada osilator pembangkit frekuensi karena gelombang sinus yang dibangkitkan bersifat murni.
III. Hasil Percobaan dan Pembahasan A. Hasil Percobaan 1. Pengukuran Tegangan AC Peng. Dengan CRO Vmax (V) 0,49 0,5 0,55 Veff (V) 0,35 0,35 0,39 Peng. Multi. Veff (V) 0,2 0,2 0,2 2.

a.

b.

c.

Untuk Vp-p = 0,98 Vmax = 0,98 / 2= 0,49volt Veff = 0,49 / = 0,35 volt Vmultimeter = 0,2 Untuk Vp-p = 1,0 Vmax = 1,0 / 2= 0,5volt Veff = 0,5 / = 0,35 volt Vmultimeter = 0,2 Untuk Vp-p = 1,1 Vmax = 1,1 / 2= 0,55volt Veff = 0,55 / = 0,39 volt Vmultimeter = 0,2

Pengukuran Tegangan DC Vdc= divkenaikan x volt/div x probe Vmultimeter = a. Div kenaikan= 2,2 div Vdc= 2,2 x 0,5 x 1 = 1,1 volt Vmultimeter = 1,4 volt Div kenaikan= 3,2 div Vdc= 3,2 x 0,5 x 1 = 1,6 volt Vmultimeter = 1,9 volt Div kenaikan= 4,2 div Vdc= 4,2 x 0,5 x 1 = 2,1 volt Vmultimeter = 2,5 volt

Bentuk Gelombang

b.

c. 2. Pengukuran Tegangan DC Peng. Dengan Peng. Dengan CRO multimeter (Volt) (Volt) 1,1 1,6 2,1 3. 1,4 1,9 2,5

3.

Pengukuran Frekuensi dengan CRO Peng. Frekuensi dg CRO (Hz) T (s) . 0,9. 10-3 1,3.10-3 2,2.10
-3

Pembacaan Frekuensi AFG (Hz) 900 600 300 B. Analisa Data 1.

f (Hz) 1.111 770 450

Pengukuran Frekuensi dengan CRO Time/ div = 0,5ms) T= div 1 periode x time/div f = 1/T a. Untuk fAFG 900 Hz, 1,8 div T= 1,8 x 0,5ms = 0.9x 10-3 s f = 1/(9x10-3) = 1.111Hz b. Untuk fAFG 600 Hz, 2,6 div T= 2,6 x 0,5ms = 1,3x 10-3 s f = 1/(1,3x10-3) = 770Hz c. Untuk fAFG 300 Hz, 4,4 div T= 4,4 x 0,5ms = 2,2x 10-3 s f = 1/(2,2x10-3) = 450Hz

Pengukuran Tegangan AC Vp-p= div x volt/div x probe Vmax = Vp-p / 2 Veff = Vmax / Vmultimeter =

C. Pembahasan Pada percobaan kali ini praktikan diharapkan dapat menggunakan CRo. Praktikan pertamakali mengukur tegangan Ac, kemudian mengukur tegangan DC dan mengukur frekuensi sumber tegangan. Pada pengukuran tegangan AC didapat besar Veff 0,35 volt ; 0,35volt

dan 0;39volt. Dan Vyang terukur pada multimeter terukur 0,2; 0,2 dan 0,2. Sedangkan saat mengukur tegangan Vdc yang terukur pada CRO adalah 1,1 volt, 1,6 volt , dan 2,1 volt. Dan yang terukur pada multimeter adalah 1,4 volt, 1,9 volt dan 4,2 volt. Pada pengukuran frekuensi menggunakan AFG dengan frekuensi masukan 900 HZ, 600 Hz dan 300 Hz. Untuk mengukur frekuensi pada CRo terlebih dulu menentukan besar periode. Karena rumus frekuansi adalah satu per periode. Besar feef yang terukur untuk frekuensi masukan sebesar 900 Hz, 600 Hz,dan 300 Hz secara berturut-turut IV. Kesimpulan a. Besar tegangan listrik ac yang terukur adalah sebesar 0,35 volt, 0,35 volt dan 0,39 volt. b. Besar tegangan listrik dc yang terukur adalah sebesar 1,1 volt, 1,6 volt dan 2,1 volt. c. Frekuensi yang terukur adalah sebesar 1.111 Hz, 770 Hz dan 450 Hz. Daftar Pustaka Purwanto, Budi. 2014. Petunjuk Praktikum Analisis Rangkaian Listrik. Yogyakarta: FMIPA UNY

V.

Anda mungkin juga menyukai