mekanisme mixing ini antara lain adalah perubahan kondisi pengoperasian pada
proses produksi (penurunan tekanan, perubahan temperatur, laju alir, dsb),
percampuran dua jenis fluida yang mempunyai susunan mineral tidak sesuai,
adanya supersaturasi, penguapan (akibat dari perubahan konsentrasi), pengadukan
(agitasi, pengaruh dari turbulensi), waktu kontak antara padatan scale dengan
permukaan media pengendapan serta perubahan pH.
Mekanisme pembentukan endapan scale berkaitan erat dengan komposisi
fluidanya. misalkan saja air, mengandung ion-ion terlarut, baik itu berupa kation
(misalnya Na+, Ca2+, Mg2+, Ba2+, Sr2+, Fe3+), maupun anion (seperti Cl-, HCO3-,
SO42- dan CO32-). kation dan anion yang terlarut dalam air akan membentuk
senyawa yang mengakibatkan terjadinya proses kelarutan (solubility). kelarutan ini
didefinisikan sebagai batas/limit suatu zat yang dapat dilarutkan dalam zat pelarut
pada kondisi fisik tertentu. proses terlarutnya ion-ion dalam air merupakan fungsi
dari tekanan, temperatur serta waktu kontak (contact time) antara air dengan media
pembentukan. air mempunyai batas kemampuan dalam menjaga senyawa ion-ion
tersebut tetap dalam larutan, sehingga pada kondisi tekanan dan temperatur
tertentu, dimana harga kelarutan terlampaui, maka senyawa tersebut tidak akan
terlarut lagi, melainkan terpisah dari pelarutnya dalam bentuk padatan. dalam
proses produksi, perubahan kelarutan terjadi seiring dengan penurunan tekanan dan
perubahan temperatur selama produksi. perubahan angka kelarutan pada tiap zat
terlarut dalam air/fluida akan menyebabkan terganggunya keseimbangan dalam
sistem fluida, sehingga akan terjadi reaksi kimia antara ion positif (kation) dan ion
negatif (anion) dengan membentuk senyawa endapan yang berupa kristal.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut,
seperti perak klorida dalam air. Istilah tak larut (insoluble) sering diterapkan pada
senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang
benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik
kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang
disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.
3. Densitas Fluida
Densitas fluida adalah massa persatuan volume, dinyatakan kg/m3. Densitas
fluida berbeda-beda tergantung dari jenis fluidanya. Pada beberapa jenis fluida,
densitas berbedabeda tergantung dari temperatur dan tekanannya. Jika densitas
fluida tidak tergantung pada tekanan, fluida itu dinamakan fluida incompresible.
Proses pencampuran dalam fasa cair dilandasi oleh mekanisme perpindahan momentum di
dalam aliran turbulen. Pada aliran turbulen, pencampuran terjadi pada 3 skala yang
berbeda, yaitu:
1. Pencampuran sebagai akibat aliran cairan secara keseluruhan ( bulk flow ) yang disebut
mekanisme konvektif.
2. Pencampuran karena adanya gumpalan-gumpalan fluida yang terbentuk dan tercampakkan
di dalam medan aliran yang dikenal sebagai eddies, sehingga mekanisme
pencampuran ini disebut eddy diffusion.
3. Pencampuran karena gerak molekular yang merupakan mekanisme pencampuran difusi.
Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan adalah eddy
diffusion.
Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen dengan
pencampuran dalam medan aliran laminer. Sifat fisik fluida yang berpengaruh pada proses
pengadukan adalah densitas dan viskositas. Secara khusus, proses pengadukan
dan pencampuran digunakan untuk mengatasi tiga jenis permasalahan utama, yaitu:
a. untuk menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem multifase
multi komponen
b. untuk memfasilitasi perpindahan massa atau energi di antara bagian bagian dari
sistem yang tidak seragam
c. untuk menunjukkan perubahan fase pada sistem multi komponen dengan atau tanpa
perubahan komposisi.
Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang luas,
diantara dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-cair,
kristalisasi, perpindahan panas, dan reaksi kimia.
Densitas diartikan sebagai masa per satuan volumenya dan umumnya
disimbolkan . Fluida gas mempunyai densitas yang berbeda pada setiap tingkat
b.
c.
d.
e.
penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk yaitu densitas dan
viskositas. Oleh karena itu, perlu tersedia seperangkat alat tangki berpengaduk yang bisa
digunakan untuk mempelajari operasi dari pengadukan dan pencampuran tersebut.
Dalam hal ini pengaduk sangat berperan dalam proses pencampuran.
5. Konduktivitas Termal
Konduktivitas atau keterhantaran termal adalah suatu besaran intensif bahan
yang menunjukkan kemampuannya untuk menghantarkan panas. Konduksi termal
adalah suatu fenomena transport di mana perbedaan temperatur menyebabakan
transfer energi termal dari satudaerah benda panas ke daerah yang sama pada
temperatur yang lebihrendah. Panas yang di transfer dari satu titik ke titik lain
melalui salahsatu dari tiga metoda yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Dalam proses pencampuran konduktivitas termal sangat berperan apabila di
dalam proses pencampuran itu terdapat perpindahan panas. Perpindahan panas
yang terjadi dalam proses pencampuran akan mempercepat proses pencampuran itu
sendiri.
6. Ukuran Partikel Solid
Semakin besar ukuran partikel solid yang akan di mixing maka akan
membutuhkan waktu yang semakin lama untuk proses pencampuran. Maka dari itu,
sebelum memulai proses pencampuran sebaiknya ukuran partikel solid yang ada
tidak terlalu besar karena akan menghambat proses pencampuran.
Pada proses pencampuran bahan padat ukuran partikel dan distribusi ukuran
partikel penting karena sangat menetukan besarnya gaya, gravitasi, dan inersial
yang dapat menyebabkan gerakan relatif antar partikel terhadap gaya permukaan
yang menahan gerakan tersebut. Sebagai akibat gaya antarpartikel yang tinggi, jika
dibandingkan dengan gaya gravitasi hanya sedikit serbuk-serbuk yang ukuran
partikelnya rata-rata kurang dari 10 mikrometer yang mengalir bebas. Kerapatan
partikel, elastisitas, kekasaran permukaan, dan bentuk juga memberikan pengaruh
pada sifat-sifat bulk serbuk. Dari semua ini, bentuk partikel merupakan variabel
yang paling sulit untuk digambarkan, dan biasanya dinyatakan dengan kuantitas
skalar yang dikenal dengan faktor bentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Rahmad. 2011. Pengadukan dan Pencampuran. (online).
http://tekimku.blogspot.com/2011/08/pengadukan-dan-pencampuran.html
(diakses pada tanggal 11 Maret 2014).
Saputra, Satriya. 2013. Pencampuran. (online).
http://satriyasaputra.blogspot.com/2013/09/pencampuran-mixing.html (diakses
pada tanggal 11 Maret 2014).
Septian, Rangga. 2013. Presentasi Fluid Mixing. (online).
http://www.scribd.com/doc/170793100/Presentasi-Fluid-Mixing (diakses pada
tanggal 11 Maret 2014).