Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2010)

B. Alur Penelitian

Sampel Darah

Wadah non disposable

Wadah disposable

Pemeriksaan Mikroskopis Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit


Hasil Hitung jumlah Eritrosit Analisis Data Kesimpulan

Bagan 3.1 : Alur Penelitian

22

23

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1) Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hematologi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur. 2) Waktu Penelitian Rencana penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2014.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa dan mahasiswi analis kesehatan tingkat II A Poltekkes Kemenkes Kaltim yang berjumlah 32 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Jumlah sampel yang diambil dari populasi terjangkau pada penelitian ini adalah sebanyak 32 orang.

24

E. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total

sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau kurang dari 30 (Sugiyono, 2010).

F. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya (Notoadmojo, 2010).

G. Definisi Operasional Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang diteliti, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang diteliti. Untuk menghindari kemungkinan salah tafsir terhadap maksud penelitian, maka hendaknya memberikan batasan terhadap pengertian-pengertian pokok serta variabel-variabel yang memerlukan definisi (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1 : Definisi Operasional

25

No Variabel

Definisi operasional

Kriteria objektif -Terdapat perbedaan hasil hitung jumlah -Tidak terdapat perbedaan hasil hitung jumlah

Skala ukur

Wadah Penampung

Tabung/ Botol yang terbuat dari kaca maupun plastik, dengan antikoagulan yang siap digunakan maupun yang dipipet terlebih dahulu. Berfungsi menampung sampel darah. Terdiri dari tabung disposable (vacutainer) dan non disposable (botol/tabung penampung). Hasil hitujumlah eritrosit per mm3 darah yang diperiksa dari tabung disposable dan non disposable dengan menggunakan metode manual.

ordinal

Jumlah Eritrosit

Nilai normal : Pria : 4,5 - 6,5 juta/mm3 Wanita : 3,9 5,6 juta/mm3

rasio

H. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh adalah data primer yang diambil dari pengumpulan hasil pemeriksaan, kesesuaian hasil pemeriksaan jumlah eritrosit menggunakan wadah penampung sampel (botol penampung dan tabung vacutainer).

I. Pengolahan dan Analisis data Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah dengan metode bevariate dan di uji dengan metode T-Test secara komputerisasi,

26

kemudian data yang digunakan adalah data primer yang diambil dengan cara langsung dari hasil pemeriksaan Eritrosit, dan dianalisis selisih perbandingan kadar EDTA pada botol penampung dan K3EDTA pada tabung vacutainer menggunakan computerisasi dan disajikan dalam bentuk tabel.

J. Bahan dan Alat 1. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Darah b. Antikoagulan (K3EDTA) c. Antikoagulan EDTA 10% d. Alkohol 70% e. Larutan Hayem : natriumsulfat natriumchlorida merkurichlorida 5 gr 1 gr 0,5 gr

27

aquades

200 ml

2. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Mikroskop b. Botol penampung kaca c. Tabung reaksi d. Tabung vacutainer e. Pipet f. Bilik Hitung (Improved Neubauer) g. Spuit h. Torniquet i. Kapas j. Plester k. Deck glass

K. Prosedur Pemeriksaan 1. Pengambilan Darah Vena a. Dibersihkan vena lengan yang ingin ditusuk dengan alkohol 70% dan dibiarkan sampai kering. b. Dipasang tourniquet pada lengan atas. Pembendungan vena tidak perlu erat - erat, bahkan sebaiknya hanya cukup erat untuk memperlihatkan dan agak menonjolkan vena. c. Kulit ditegangkan diatas vena itu dengan jari jari tangan kiri supaya vena tidak dapat bergerak.

28

d. Kulit ditusuk dengan jarum dan semprit dengan tangan kanan sampai ujung jarum masuk kedalam lumen vena. e. Tourniquet dilepas dan perlahan - lahan tarik penghisap semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat. f. Melepaskan pembendung / torniquet g. Ditaruh kapas diatas jarum lalu cabut semprit dan jarumnya. h. Jarum dilepas dari semprit dan darah dialirkan ke dalam wadah melalui dinding tabung. (Gandasoebrata, 2007).

2. Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit a. Prinsip Prinsip menghitung eritrosit dengan metode pengenceran yaitu darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian

dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam voluma tertentu dengan menggunakan faktor konversi jumlah eritrosit per l darah dapat diperhitungkan

(Gandasoebrata, 2007). b. Quality Control c. Cara kerja 1. Cara kerja hitung eritrosit dengan metode pipet thoma eritrosit (Gandasoebrata, 2007) : 1) Mengisi Pipet Eritrosit

29

a) Diisap darah (kapiler, EDTA atau oxalat) sampai kepada garis tanda 0,5 tepat. b) Dilap kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet. c) Dimasukkan ujung pipet dalam larutan Hayem sambil menahan darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan Hayem diisap perlahan-lahan sampai garis tanda 11. Hati-hatilah jangan sampai terjadi gelembung hawa. d) Diangkat pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap. e) Dikocok pipet itu selama 15-30 detik. Jika tidak segera akan dihitung, letakkanlah dalam sikap horisontal.

2) Mengisi Kamar Hitung a) Diletakkan kamar hitung yang bersih benar dengan kaca penutupnya terpasang mendatar diatas meja. b) Dikocok pipet yang diisi tadi selama 3 menit terusmenerus; jagalah jangan sampai ada cairan terbuang dari dalam pipet itu di waktu mengocok. c) Dibuang semua cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet (3 atau 4 tetes) dan segeralah sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 30 derajat pada

30

permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri. d) Dibiarkan kamar hitung itu selama 2 atau 3 menit supaya leukosit-leukosit dapat mengendap. Jika tidak dapat dihitung segera, simpanlah kamar hitung itu dalam sebuah cawan petri tertutup yang berisi

segumpal kapas basah. 3) Menghitung Jumlah Sel a) Diturunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. Meja mikroskop harus dalam sikap rata air. b) Diatur fokus terlebih dulu dengan memakai lensa objektif kecil (10x), kemudian lensa itu diganti dengan lensa objektif besar (40x) sampai garis-garis bagi dalam bidang besar tengah jelas nampak. c) Dihitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16 bidang kecil, umpamanya pada keempat sudut bidang besar ditambah yang di tengahtengah. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus kekanan kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri, lalu turun lagi ke bawah dan dimulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seperti ini dilakukan pada kelima bidang kecil. Kadang-kadang ada sel-sel yang letaknya

31

menyinggung garis batas sesuatu bidang. Sel-sel yang menyinggung garis batas batas sebelah kiri atau garis batas haruslah dihitung. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kanan atau bawah tidak boleh dihitung. 4) Perhitungan (Gandasoebrata, 2007) Pengenceran dalam pipet eritrosit ialah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400 mm2, tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit dihitung dalam 5 x 16 bidang kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm2. Faktor untuk mendapat jumlah eritrosit per l darah menjadi 5 x 10 x 200 = 10.000. 2. Cara kerja Hitung Eritrosit dengan metode pengenceran cara tabung: a) Dipipet larutan hayem 2 ml dan dimasukkan dalam tabung di buang 0,01 ml atau 10 l. b) Darah dipipet 0,01 ml atau 10 l dengan pipet mikro dan dimasukkan dalam tabung yang berisi larutan hayem, kemudian dicampur hingga homogen. c) Bilik hitung dipersiapkan dengan ditutup dengan deck glass. d) Larutan hayem yang telah dicampur darah dimasukkan kedalam bilik hitung dengan menggunakan pipet tetes.

32

e) Dihitung jumlah eritrosit dengan mikroskop perbesaran lensa objektif 40 x pada bagian tengah bilik hitung (pada tiap sudut dan bagian tengah).

Anda mungkin juga menyukai