Pemilu sebentar lagi. Masa kampanye tinggal beberapa hari lagi sebelum
memasuki masa tenang. Gambar-gambar para caleg masih melekat pada setiap pohon
di sepanjang jalan. Para caleg tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tanpa
menempelkan baliho-baliho maupun bentuk yang dianggap sebagai sarana kampanye.
Di sepanjang jalan yang ada hanyalah foto para caleg. Terkadang satu pohon terdapat
beberapa foto caleg, yang terkadang menebarkan senyum, menaikkan jempol,
menggenggam tangan, tunduk dengan memperhatikan rakyat biasa dan banyak lagi
gaya lainnya, demi menarik simpati masyarakat.
Para calon pemilih sudah menentukan partai dan caleg yang akan di contreng
pada tanggal 9 April nanti. Meskipun setip caleg memberikan janji-janji yang
berbeda, rakyat hanya bias menganggukkan kepala setiap caleg yang mengharapkan
contrengannya. Ada yang menjanjikan pendidikan dan kesehatan gratis, mendorong
investor asing, membangun jaringan komunitas, politik, ekonomi dan sosial. Selain
itu caleg juga memberikan secara langsung seperti, baju, uang, dan ada juga yang
membagikan jilbab yang bertuliskan nama caleg beserta partainya.
Ada yang menarik dari pemilu kali ini adalah keterlibatan perempuan
daripada laki-laki. Jadi sesungguhnya, keberadaan perempuan yang lebih banyak
dalam daftar caleg maupun ditinjau dari poster-poster yang bertebaran. Ini merupakan
hal baru dalam pesta demokrasi di Indonesia.
Ketika saya berdiri di depan pintu kelas, saya langsung terpana oleh lantainya
yang kinclong. Seirama dengan hal-hal yang serba kaca di luarnya. lantai kelas yang
terbuat dari kayu di luarnya, sangat menyenangkan. Di samping nyaman, kesannya
juga sangat bersih. Apalagi di sekitar meja dosen yang di lapisi dengan karpet. Lcd
yang sudah siap, meja dan kursi belajar juga simpel dan enak, gambar-gambar
pahlawan yang menjadi hiasan di kelas juga sangat cocok.
Di sisi ada kiri ada lampu duduk yang besar yang tangkai besinya terlihat
amat panjang. Kursi dosen yang di lengkapi dengan bantalan empuk. Ruangan yang
full AC membuatku betah mengikuti mata kuliah.
Fasilitas belajar yang lengkap dan mutu yang tinggi bisa di peroleh. Apalagi
setiap mata kuliah terkadang berkomunikasi dalam bahasa inggris sehingga
mahasiswa akan terbiasa. Tenaga pengajar yang profesional sangat handal di depan
mahasiswa.
Proses belajar mengajar berlangsung, tanpa ada keributan semua mata tertuju
pada laptop yang sudah tersedia di setiap meja mahasiswa sehingga mahasiswa tidak
mencatat materi pada kertas.
Pewangi ruangan yang begitu lembut, dan ruangan yang bebas sampah sangat
mendukung konsentrasi murni dalam proses pembelajaran.
ISTANA IMPIANKU
Ketika aku mulai bercerita dengan naluri, terduduk dalam kesunyian malam.
Keramaian langit saat ini membuatku terasa damai, bulan bintang yang menghiasi
langit malam dengan cahaya pelipurnya. Bulan yang begitu bulat, seti menemani
malam hingga matahari terbit, bulan yang begitu jauh nampak begitu dekat di
pelupuk mata. bulan yang tidak bosan-bosannya menjadi cahaya kegelapan malam,
sinar yang di pancarkan tidaklah seterang matahari akan tetapi pancaran cahayanya
itu sangatlah romantis.
Menatap indahnya langit malam, bintang-bintang yang bermunculan dari
bintang menjadi beribu-ribu dengan cahaya kelap kelip yang seakan ikut tersenyum
menemani langit malam. Kelap kelip bintang yang silih berganti, seakan mata ini tak
ingin berkedip sedetik pun. Hamparan bintang yang memenuhi langit malam itu
membuatku terpaku dalam tatapanku. Langit yang di tutupi oleh awan, kini tak
nampak ketika cahaya kecil yang menutupi awan itu. Bahagia dan beruntungnya
seseorang yang bisa menggapai bulan yang begitu indah, bisa bermain dengan
bintang-bintang cahaya kehidupan yang tidak pernah tidur, setiap bintang yang
berpindah kan ku kejar untuk bisa menatap cahaya itu. Gemerlapnya begitu
mengagumkan. bulan bintang itu akan terbang entah ke mana ketika di gantikan oleh
matahari yang sinarnya begitu terang dengan tekanan suhu panas yang tinggi di
keluarkan oleh bumi.
Bulan muncul pada keheningan malam untuk menemani tidur, tapi mata kita
hampa melewati, walau sekedip mata ketika matahari terbit, kita enggan untuk
menatapnya karena silaunya. Namun, ketika ia terbenam barulah kita menyadari
betapa indahnya matahari itu.
Melihat keagungan di bumi ini membuat mulutku tak mampu untuk
berkomentar.
MONAS
Kota metropolitan yang sangat mengesankan, kota yang sangat luas, di penuhi
oleh bagunan-bangunan yang bertingkat tinggi yang di kelilingi oleh taman yang
indah yang tertata. Deretan bangunan yang indah dengan suasana keramaian yang
mendukung.
Di tengah-tengah kota itu dapat di jumpai suatu lingkaran yang sangat luas. Di
tengahnya terdapat air yang mengalir hingga menimbulkan efek kesejukan, rumput
yang tertata kelurusannya daan memiliki ketinggian yang sama, tebal rumput hingga
satu jengkal terasa nyaman karena keempukannya. Di tengah bundaran terdapat
patung singa yang mengeluarkan air dari mulutnya.
Lajur mobil yang satu arah, di beri batas pemisah antara kendaraan beroda dua
dan roda empat. Kendaraan roda tiga tidak di izinkan beroprasi di sekitar bundaran
tersebut.
Sekitar 150 m dari bundaran itu terdapat tugu yang sangat tinggi, di
puncaknya terdapat emas yang berbentuk api. Melihat tugu dari luar kelihatan biasa
saja dan nampak sempit. Namun di dalamnya sangatlah luas. Masuk dalam tugu itu,
kita menempuh perjalanan sekitar 100 m melewati ruang bawah tanah dengan karcis
seharga Rp3.000 bagi pelajar. Untuk mencapai puncak tugu itu di sediakan lift.
Pada puncak tugu itu, terdapat beberapa teropong panjang untuk melihat kota
yang jauh, atau melihat keseluruhan kota metropolitan itu. Di puncak tugu sangatlah
luas namun padat pula pengunjungnya.
Di ruang bawah tanah, tepatnya di bawah tugu tersebut, terdapat museum, di
mana di dalam museum itu bayak sekali terdapat hal-hal yang unik dan menarik.
Yang dilengkapi dengan lukisan, patung-patung beserta keterangannya. Mulai dari
G30 SP/KI sampai pembacaan proklamasi dan masih banyak lagi yang lainnya.
Museum yang bersih dan full AC membuat pengunjung betah di dalamnya. Tugu ini
dinamakan tugu Monas.
Sedih dan berbuncah kepedihan di hati ketika melihat warga bangsa kita,
saudara kita dihantam tsunami kecil di kawasan Situ Gintung. Situ Gintung jebol dan
mengeluarkan 2 juta meter kubik air di pemukiman sekitarnya.
Rumah-rumah hancur diterjang air bah termasuk penghuni di dalamnya ikut
terseret air. Sementara berbagai bangunan rusak berat, bahkan ada yang luluh lantah
dan tengah dibersihkan oleh tim SAR gabungan.
Luapan air yang terus menerus menyebabkan tanggul perlahan-lahan longsor
memorak-porandakan, akibatnya puluhan jiwa melayang, rumah rata dengan air, hal
ini disebabkan hujan deras terus menerus menyebabkan danau tak mampu
menampung air.
Setelah menyaksikan berita, tentang jebolnya Situ Gintung ada sedikit
keanehan yang terjadi, sebuah mesjid masih berdiri tegar pasca jebolnya tanggul itu
di kampung Situ Tangerang, Banten. Mesjid berlantai 2 tetap berdiri kokoh.
Subhanallah....
Jebolnya tanggul Situ Gintung, tidak hanya menimbulkan rasa haru tetapi juga
ras penasaran. Ribuan orang berbondong-bondong ke lokasi kejadian ada yang
membawa bantuan, sekedar menonton, atau bahakan menjadikannya tempat rekreasi.
Tangisan histeris yang seakan memenuhi lokasi tersebut. Raut wajah yang
penuh tanya. Mengapa ini bisa terjadi? Tempat yang dulunya indah kini telah sirna.
Tawa yang dulunya ada, kini diganti dengan tetasan air mata kepedihan.
Tugas Individu
Mata Kuliah : Apresiasi Prosa Fiksi Dan Drama Indonesia
Dosen : Usman, S.Pd., M. Pd
TUGAS DESKRIPSI
OLEH
OLEH